kampung cisitu

  • View Indah

    Salah satu pemandangan yang menyejukan ketika melihat hijaunya sawah.

  • Central Cisitu

    Inilah pusat nya kampung cisitu, tetap asri dan nyaman.

  • Masjid An-nuur

    Masjid yang menjadi kebanggaan warga kampung cisitu.

  • Adi Albukhori

    Akademi Dakwah Indonesia membuka cabang untuk wilayah sukabumi di kampung cisitu.

  • Sungai

    Disinilah anak-anak jaman dulu kalau mandi bersama teman-temannya.

Terimakasih sudah singgah di blog kampung cisitu
Tampilkan postingan dengan label Keluarga. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Keluarga. Tampilkan semua postingan

Mendidik anak remaja

 

Remaja menjadi masa di mana anak mengalami peralihan usia. Di usia penuh tantanga ini, orangtua perlu pintar-pintar memberikan arahan agar anak tak salah langkah. Berikut berbagai tips atau cara bijak dalam menuntun serta mendidik anak remaja Anda di rumah yang bisa dilakukan orangtua.

Perkembangan setiap anak tentunya tidak bisa disamaratakan. Hal ini karena remaja mempunyai  erkembangan emosi serta kognitif yang berbeda. Dikutip dari Kids Health, masa perkembangan remaja menjadi hal yang cukup menantang bagi keluarga karena ada kemungkinan terjadinya pergolakan. Hubungan anak dengan orangtua pun bisa saja berubah karena ada perdebatan saat anak berada di fase ini. Namun, sudah menjadi hal yang wajib pula bagi orangtua memberikan pengertian mengenai nilai-nilai kehidupan untuk bekalnya kelak.
Walaupun akan ada fase anak sulit untuk dihadapi dan diajak berkomunikasi, Anda perlu mengerti karena memang ini adalah masa-masa anak bertumbuh.

Adapun beberapa cara mendidik remaja yang bisa dilakukan orangtua, seperti :


1. Jadilah pendengar yang baik : Di usia remaja biasanya anak mulai mengalami berbagai gejolak dalam dirinya, dari masalah pubertas hingga pergaulannya. Ada banyak hal yang mungkin ingin disampaikannya untuk sekadar bertanya atau mengutarakan berbagai kegelisahan dan pertanyaan yang muncul dalam pikirannya. Untuk itu, orangtua wajib menjadi pendengar yang baik. Jangan sampai anak justru mencari pelampiasan lain yang negatif seperti melakukan kenakalan remaja hanya karena merasa tidak didengar dan tidak punya teman bicara. Selain itu, hindari menyalahkan anak terhadap apa yang dia ceritakan. Pasalnya, hal ini dapat membuat anak enggan bercerita kembali. Alih-alih menyalahkan lebih baik diskusikan penyelesaian terbaik jika anak mengalami masalah. Selain itu, ketika orangtua menjadi pendengar yang baik, anak juga akan melakukan sebaliknya ketika Anda yang berbicara atau memberi saran.
2. Hormati privasi anak : Orangtua sering kali menganggap urusan anak adalah urusannya juga. Hal ini memang berlaku saat anak masih kecil. Akan tetapi, ketika anak beranjak remaja, orangtua perlu memahami bahwa anak mulai memiliki privasi yang harus dijaga dan dihormati. Seiring dengan pertambahan usianya, orangtua terkadang lupa bahwa anak juga memiliki privasi. Kamar dan telepon genggam termasuk bagian dari privasi anak yang sebaiknya tidak dicampuri. Sebagai salah satu cara mendidik anak remaja, jangan lagi asal membuka ponsel anak tanpa seizinnya hanya karena penasaran dengan siapa ia chatting tiap harinya.
3. Sepakati aturan-aturan penting : Menyepakati aturan penting merupakan hal yang perlu dilakukan antara anak dan orangtua. Saat remaja, Anda tak lagi bisa mengaturnya dengan mudah. Bahkan anak terkadang lebih suka menghabiskan waktu bersama teman-temannya di luar ketimbang di rumah. Untuk itu, Anda perlu membuat berbagai kesepakatan penting. Misalnya pulang tidak boleh lewat dari jam 9 malam atau tidak boleh merokok dan minum alkohol. Usahakan untuk membuat kesepakatan bersama sebagai cara mendidik anak remaja. Ketika anak menyepakatinya dan dilibatkan dalam diskusi, ia akan memiliki tanggung jawab dan tidak merasa terpaksa dalam menaatinya. Kuncinya adalah memberi pengertian kenapa aturan tersebut diterapkan. Jadi jangan cuma melarang dan memarahi, tapi perlakukan anak layaknya orang dewasa yang bisa diajak diskusi.
4. Jadi teladan yang baik : Merupakan hal yang wajar saat orangtua memiliki harapan untuk anak-anaknya. Oleh karena itu, beri tahu dan beri contoh nyata mengenai harapan Anda padanya. Misalnya berharap anak berperilaku baik dan selalu menolong orang, belajar dengan giat, dan sederet harapan lainnya. Nah mudahnya, Anda sendiri sebagai orangtua juga harus bisa mencontohkan sikap-sikap tersebut sebagai bukti bahwa Anda tak hanya mengajarkan tetapi juga mempraktikkan. Meski ia mungkin merasa banyak dituntut pada awalnya, lama-lama anak akan mengerti bahwa ingin semua yang terbaik bagi anaknya. Dengan begitu, anak jadi bisa lebih memilah mana sikap yang sebaiknya dilakukan dan mana yang tidak.
5. Berikan motivasi untuk cita-citanya : Doronglah anak untuk terus berkembang dan mengeksplorasi diri serta kemampuannya. Ini merupakan salah satu cara mendidik anak remaja baik untuk laki-laki maupun perempuan. Tak lupa, ajak anak untuk mencoba hal-hal lain di luar kebiasaannya agar pikirannya senantiasa terbuka. Biarkan ia mengambil risiko dan mengikuti dorongan hatinya. Misalnya anak perempuan Anda sangat suka mengotak-atik mesin dan ingin sekali belajar teknik di perguruan tinggi. Dukung cita-citanya ini agar ia tumbuh menjadi wanita yang percaya diri dan berbakat. Jangan terpaku pada stereotip bahwa jurusan teknik adalah jurusan laki-laki dan sebagainya.
6. Berikan informasi dalam bergaul : Remaja merupakan usia yang rentan karena di usia ini mereka akan melihat banyak hal di lingkungannya. Maka dari itu, Anda perlu memberanikan diri untuk membicarakan tentang pergaulan remaja saat ini. Anda perlu memberikan informasi yang tepat kepada mereka (termasuk tentang edukasi seks, rokok, narkoba, alkohol, dan lain-lainnya). Jika tidak, mereka akan mendapatkan informasi yang belum tentu benar dari orang lain. Sebagai cara mendidik anak remaja, hal ini dilakukan untuk membangun pondasi yang kuat dalam bergaul dan memberikan mereka informasi yang sesuai. Hal ini juga berhubungan dengan perkembangan emosi remaja sebagai identitas diri.
7. Sampaikan cara mengelola stres : Ada berbagai tantangan dan sumber stres yang harus dihadapi setiap orang termasuk remaja. Jika tidak dilatih sejak dini, anak akan kewalahan menghadapi stres di masa depan sehingga mentalnya tidak cukup kuat. Untuk menghindari terjadinya depresi pada remaja, hal yang perlu Anda lakukan adalah membekalinya dengan berbagai cara mengelola stres dengan sehat. Misalnya daripada memarahi anak ketika ia sedang banyak pikiran, dekati anak dan ajak bicara baik-baik soal masalah yang merundungnya. Dengarkan keluh kesahnya tanpa menghakimi atau mencari kesalahan anak. Hibur dirinya dengan kata-kata yang memotivasi dan memberi harapan. Kemudian ajak ia untuk mencari solusi atau menyalurkan emosinya dengan berolahraga, menekuni hobinya seperti bermusik, menulis, dan lain-lain. Sebagai cara mendidik anak remaja, tunjukkan bahwa stres adalah bagian yang normal dari kehidupan. Stres tak selalu jadi musuh yang harus ditakuti. Stres juga harus dilawan dan tak boleh dibiarkan terlalu lama karena bisa mengganggu keseharian.
Kemampuan dasar yang perlu diajarkan orangtua Menanamkan nilai-nilai tertentu memang perlu diberikan orangtua sebagai cara mendidik anak remaja. Namun, beberapa kemampuan dasar pun tidak kalah penting untuk melatih kemandirian anak di masa depan. Beberapa kemampuan dasar yang bisa diajarkan orangtua di antaranya adalah :
1. Menyiapkan makanan sendiri : Memasuki masa remaja, anak harus mulai mandiri dan melakukan berbagai hal sederhana untuk kebutuhannya sendiri. Salah satunya adalah menyiapkan makanan yang juga menjadi salah satu cara mendidik anak remaja. Berikan kesempatan pada anak untuk mulai mempelajari bagaimana dasar-dasar memasak. Misalnya seperti menanak nasi, menggoreng telur, menumis sayur, dan lain-lain. JIka suatu saat orangtua sedang berhalangan mengerjakannya entah karena sakit, atau bekerja, anak tidak akan panik dan bingung karena sudah pernah diajarkan sebelumnya,
2. Bertanggung jawab dengan barang pribadi : Cara mendidik anak remaja lainnya adalah ajarkan anak bertanggung jawab dengan barang pribadi mereka. Sebagai contoh, bertanggung jawab atas kebersihan sepatu, tas, kamar, dan barang lainnya. Ajakrkan ia untuk tidak selalu mengandalkan orang lain untuk membereskan atau mencuci barang-barang pribadinya. Ketika ia terbiasa bertanggung jawab atas barang pribadinya, anak tidak akan kaget jika ada masa ketika dia harus mengekost karena harus melakukan semuanya sendiri.
3. Mengatur uang sendiri : Masa remaja sering kali dikaitkan dengan emosi yang labil dan belum bisa menentukan prioritas, termasuk ketika mengelola uang. Cara mendidik anak yang satu ini Anda bisa dimulai dengan mengajak anak berbelanja. Jelaskan mengenai budget dan kebutuhan yang harus dibeli apa saja. Begitu juga terhadap uang mingguan atau bulanan yang Anda berikan kepadanya. Berikan pula pemahaman mengenai pentingnya menabung sejak dini. Ajarkan anak bahwa menabung adalah kewajiban. Dengan begitu, nanti ketika dewasa dan sudah bekerja, ia bisa menyisihkan sebagian gajinya untuk ditabung.
4. Membersihkan rumah : Kemampuan dasar seperti mencuci piring, menyapu, membersihkan debu, serta merapikan kamar sendiri juga menjadi cara mendidik anak remaja. Membuat rumah tetap rapi dan bersih ini juga kemampuan wajib yang harus dimiliki anak memasuki masa remaja. Hal ini nantinya akan menjadi manfaat di masa depan baik untuk laki-laki maupun perempuan terutama ketika sudah memiliki rumah sendiri.
5. Membawa kendaran dan menggunakan transportasi umum : Kedua hal ini sama pentingnya sehingga menjadi salah satu cara mendidik anak remaja yang perlu diperhatikan orangtua. Biasakan anak untuk berani naik transportasi umum dan paham akan transportasi umum di sekitarnya. Jelaskan bagaimana cara menjaga diri di transportasi umum, apa yang harus dilakukan jika tersesat di jalan serta kendaraan apa yang sebaiknya dipilih. Berikan pula kesempatan pada anak untuk belajar berkendara mobil atau motor. Supaya anak lebih terampil dalam berkendara, Anda harus memberi contoh bagaimana cara mengemudi kendaraan dengan baik. Anda perlu mempertimbangkan waktu yang tepat dalam menlepas anak untuk membawa kendaraan sendiri. Pertimbangakan menundanya jika anak tampak belum mahir, belum mendapatkan surat ijin mengemudi dan kondisi emosi yang tidak stabil.
Semoga bermnfaat.
Share:

Pasangan bahagia tidak suka pamer

 

Tak bisa dipungkiri kalau kita hidup di era modern dan digital di mana segala sesuatunya bisa dengan mudah terhubung via media sosial (medsos). Tiap individu bisa bebas membagi atau menyebar info tentang dirinya di akun medsos miliknya. Mulai dari soal kegiatan yang sedang dilakukan, curcol (curhat colongan), hingga hubungan asmara.

Tapi tahu nggak kalau pasangan yang bahagia itu justru yang nggak pernah pamer kemesraan di medsos? Mungkin memang situasi ini bisa berbeda pada tiap pasangan. Hanya saja ada sejumlah alasan kenapa pasangan yang berbahagia justru yang jarang atau nggak pernah pamer kemesraan di dunia maya.

Karena Bahagia Itu Dirasakan Bukan Dipamerkan Kebahagiaan itu dirasakan bukan untuk dipamerkan. Saat kita bahagia bersama pasangan, maka waktu pun lebih tercurah di "dunia nyata" bukan malah sibuk di dunia maya. Keseharian kita lebih banyak dihabiskan untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan bersama. Sekalipun update di media sosial, mungkin hanya sebatas info-info umum dan bukan pamer kemesraan.

Perasaan  Bahagia Itu  Bersifat  Pribadi
Pasangan yang benar-benar bahagia dalam hubungannya tak punya minat sama sekali untuk menunjukkan atau membuktikan diri mereka bahagia pada orang lain. Perasaan bahagia itu bersifat intim dan pribadi. Sehingga tak perlu lagi buang-buang waktu atau energi untuk pamer pada orang lain soal kehidupan pribadi tersebut.

Paham Betul Kalau Tiap Orang Bisa Bahagia dengan Caranya Sendiri
Kebahagiaan sejati itu akan membuat kita lebih humble. Kita pun makin paham kalau tiap orang punya kebahagiaan dan bisa bahagia dengan caranya sendiri. Jadi sungguh tak ada gunanya kalau memamerkan kemesraan pada orang lain. Toh, apa yang bikin kita bahagia belum tentu bisa bikin orang lain bahagia. Tak Ada yang  Perlu Disombongkan dari Hidup Bahagia yang Kita Punya.

Kita paham betul kalau setiap orang punya problema atau ujian hidupnya sendiri. Saat kita bahagia, siapa tahu ada orang lain yang sedang sedih. Ketika kita sudah menemukan belahan jiwa sementara yang lain masih sedih terpuruk dalam usaha mencari belahan jiwanya, tak perlulah menyombongkan situasi kita. Tak ada gunanya untuk membanding-bandingkan hidup kita dengan orang lain atau merasa lebih unggul dari lain.

Ada pendapat yang menyebutkan bahwa justru orang-orang yang nggak suka pamer di media sosial itu sebenarnya memiliki hidup yang lebih bahagia. Kenapa? Karena mereka tak terlalu menyibukkan diri membandingkan diri mereka dengan orang lain. Dan yang lebih penting karena mereka menyadari kalau hidup yang sesungguhnya adalah hidup di dunia nyata, bukanlah di dunia maya. Sebuah survey dari The Pew Research Center menunjukkan hasil yang bisa jadi bahan pertimbangan sebelum kamu pamer foto mesra di media sosial :

18 persen pasangan usia  18 - 29 tahun mengaku pernah bertengkar karena pasangan mereka terlalu sering mengakses media sosial.

71 persen pasangan menikah menggunakan media sosial.

20 persen pasangan menikah mengaku bahwa internet membawa dampak negatif.

8 persen pasangan menikah mengaku pernah bertengkar karena pasangan terlalu sering mengakses media sosial.

Kalau menurut kalian sendiri bagaimana ? Setuju nggak kalau kebahagiaan itu tak untuk dipamerkan? Atau mungkin punya pendapat dan sudut pandang sendiri soal hal ini?
Share:

5 Tips Mendidik Anak

Jumpa lagi bersama kampung cisitu blog, semoga sahabat semua ada dalam sehat walafiat..
Artikel yang akan saya tulis berkaitan dengan perkembangan anak. Dalam kehidupan berkeluarga, setiap orang tua tentu mengharapkan anak-anaknya dapat tumbuh menjadi anak-anak yang baik, dapat dibanggakan dan mempunyai karakter atau sifat-sifat yang positif dalam segala hal. Kebanyakan orang tua akan melakukan segalanya demi membahagiakan anak-anak mereka dengan memberikan segalanya yang mereka inginkan, namun ternyata hal ini tidak selalu baik dalam proses mendidik anak.
Share:

Memahami Karakter Anak

Anak adalah seorang lelaki atau perempuan yang belum dewasa atau belum mengalami masa pubertas. Anak juga merupakan keturunan kedua, di mana kata "anak" merujuk pada lawan dari orang tua, orang dewasa adalah anak dari orang tua mereka, meskipun mereka telah dewasa.
Sukses dalam Mendidik Anak adalah impian dan harapan bagi semua orang tua, Dibawah ini adalah 7 cara Mendidik Anak agar mereka menjadi anak shaleh dan berbakti pada orang tua.
Share:

Pernikahan

Pernikahan adalah upacara pengikatan janji nikah yang dirayakan atau dilaksanakan oleh dua orang dengan maksud meresmikan ikatan perkawinan secara norma agama, norma hukum, dan norma sosial.
Upacara pernikahan memiliki banyak ragam dan variasi menurut tradisi suku bangsa, agama, budaya, maupun kelas sosial. Penggunaan adat atau aturan tertentu kadang-kadang berkaitan dengan aturan atau hukum agama tertentu pula.
Pengesahan secara hukum suatu pernikahan biasanya terjadi pada saat dokumen tertulis yang mencatatkan pernikahan ditanda-tangani. Upacara pernikahan sendiri biasanya merupakan acara yang dilangsungkan untuk melakukan upacara berdasarkan adat-istiadat yang berlaku, dan kesempatan untuk merayakannya bersama teman dan keluarga. Wanita dan pria yang sedang melangsungkan pernikahan dinamakan pengantin, dan setelah upacaranya selesai kemudian mereka dinamakan suami dan istri dalam ikatan perkawinan.

Etimologi
Pernikahan adalah bentukan kata benda dari kata dasar nikah; kata itu berasal dari bahasa Arab yaitu kata nikkah yang berarti perjanjian perkawinan, berikutnya kata itu berasal dari kata lain dalam bahasa Arab yaitu kata nikah yang berarti persetubuhan.

Pernikahan di Indonesia
Syarat pernikahan berdasar undang-undang
Berdasarkan Pasal 6 UU No. 1/1974 tentang perkawinan, syarat melangsungkan perkawinan adalah hal-hal yang harus dipenuhi jika akan melangsungkan sebuah perkawinan. Syarat-syarat tersebut yaitu :
- Ada persetujuan dari kedua belah pihak.
- Untuk yang belum berumur 21 tahun, harus mendapat izin dari kedua orang tua. Atau jika salah seorang dari kedua orang tua telah meninggal atau tidak mampu menyatakan kehendaknya, maka izin dapat diperoleh dari orang tua yang masih hidup atau orang tua yang mampu menyatakan kehendaknya.
- Bila orang tua telah meninggal dunia atau tidak mampu menyatakan kehendaknya, maka izin diperoleh dari wali, orang yang memelihara atau keluarga yang mempunyai hubungan darah dalam garis keturunan lurus ke atas.
- Bagi yang beragama Islam, dalam perkawinan harus ada (Pasal 14 Kompilasi Hukum Islam (KHI) :
--> Calon istri
--> Calon suami
--> Wali nikah
--> Dua orang saksi
--> Ijab dan kabul
Menggugat UU Perkawinan ke Mahkamah Konstitusi
Pada pertengahan tahun 2014, seorang mahasiswa dan 4 alumni Fakultas Hukum Universitas Indonesia menggugat Undang-undang Perkawinan ke Mahkamah Konstitusi khususnya Pasal 2 ayat 1 UU No. 1/1974 yang berbunyi: "Perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaan itu" yang menghalangi/mempersulit terjadinya pernikahan beda agama.[3] Pada tanggal 18 Juni 2015, Mahkamah Konstitusi menolak seluruh gugatan tersebut dengan pertimbangan negara berperan memberikan pedoman untuk menjamin kepastian hukum kehidupan bersama dalam tali ikatan perkawinan, agama menetapkan tentang keabsahan perkawinan, sedangkan UU menetapkan keabsahan administratif yang dilakukan oleh negara.

Bagaimana konsekwensi pernikahan, klik dibawah


Artikel Berikut
Share:

Office affair

Office affair atau perselingkuhan di tempat kerja patut diwaspadai. Karena kantor atau tempat kerja sering menjadi asal mula terjadinya hubungan selingkuh. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan hal itu terjadi. Tetapi, dampak buruknya tidak main-main, bisa merusak hubungan keluarga, merusak karier, merusak kepercayaan dan nama baik.

Selingkuh di Kantor
Pernyataan bahwa kantor atau tempat kerja menjadi "tempat subur" terjadinya perselingkuhan bukannya tanpa alasan. Di tempat ini memang sangat memungkinkan terjadinya hubungan percintaan antar karyawan dan akan menyebabkan masalah bila hubungan percintaan menjerat seseorang yang telah menikah. Beberapa alasan dapat tumbuh benih-benih cinta di tempat kerja adalah :
  1. Seringnya pertemuan
  2. Tempat pelarian dari masalah keluarga
  3. dan lain-lain
Mau tau lanjutannya? klik gambar dibawah


Artikel Berikut
Share:

Komentar

Popular Posts

Label

Blog Archive

Recent Posts

Recent Posts Widget

Data Lengkap

Data Lengkap
Kampung Cisitu The Best