kampung cisitu

  • Pemandangan Situ Zen

    Pemandangan pada masanya, dimana kampung cisitu memiliki tempat wisata seindah ini.

  • Jalan di Kampung Cisitu

    Kampung cisitu terus berbenah, termasuk akses menuju kampung cisitu di perbaharui.

  • Masjid An-nuur

    Foto masjid an-nuur cisitu yang megah.

  • Langit Cisitu

    Pemandangan alam cisitu disaat cuaca cerah.

  • Logo

    Logo terbaru untuk blog dan media sosial.

Terimakasih sudah singgah di blog kampung cisitu

Kisah Nabi Yunus

Sebagai manusia, kita dilengkapi Allah dengan karsa atau kemampuan untuk berkehendak. Namun, seringkali nafsu lebih besar daripada logika, sehingga kita tidak berpikir matang sebelum bertindak. Akhirnya penyesalan datang. Salah satu Nabi yang mengajarkan kepada kita tentang konsekuensi penyesalan adalah Nabi Yunus. Seperti apakah kisahnya ?

Nabi Yunus hidup sekitar abad ke-8 Setelah Masehi, tepatnya setelah masa Nabi Ilyas dan Ilyasa. Beliau disebutkan berasal dari Palestina atau saat itu disebut sebagai negeri Syam. Allah memerintahkan Nabi Yunus untuk menyeru penduduk Ninawa agar menyembah-Nya. Kota Ninawa sendiri terletak di Mosul, Irak.

Kisah Nabi Yunus dalam Al-Qur’an

Yunus termasuk salah satu Nabi yang kisahnya diceritakan berkali-kali dalam Al-Qur’an. Bahkan, namanya diabadikan menjadi salah satu surah. Allah menceritakan kisah Nabi Yunus sebanyak empat kali dalam kitab-Nya tersebut.

Pertama, kisah Yunus alaihissalam disebutkan Allah dalam Surah Yunus (10) ayat 98 :

فَلَوْلا كَانَتْ قَرْيَةٌ آمَنَتْ فَنَفَعَهَا إِيمَانُهَا إِلا قَوْمَ يُونُسَ لَمَّا آمَنُوا كَشَفْنَا عَنْهُمْ عَذَابَ الْخِزْيِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَمَتَّعْنَاهُمْ إِلَى حِينٍ

Dan mengapa tidak ada (penduduk) suatu kota yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Tatkala mereka (kaum Yunus itu), beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai kepada waktu yang tertentu.

Kemudian Allah menyebutkannya pada Surah Al-Anbiya’ (21) ayat 87—88 :

وَذَا النُّونِ إِذْ ذَهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ أَنْ لَنْ نَقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادَى فِي الظُّلُمَاتِ أَنْ لا إِلَهَ إِلا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ

فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَنَجَّيْنَاهُ مِنَ الْغَمِّ وَكَذَلِكَ نُنْجِي الْمُؤْمِنِينَ

Dan (ingatlah kisah) Zun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: "Bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim."

Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya daripada kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman.

Kisah Nabi Yunus juga dapat kita temukan pada Surah As-Saffat (37) ayat 139—148 :

وَإِنَّ يُونُسَ لَمِنَ الْمُرْسَلِينَ

إِذْ أَبَقَ إِلَى الْفُلْكِ الْمَشْحُونِ

فَسَاهَمَ فَكَانَ مِنَ الْمُدْحَضِينَ

فَالْتَقَمَهُ الْحُوتُ وَهُوَ مُلِيمٌ

فَلَوْلا أَنَّهُ كَانَ مِنَ الْمُسَبِّحِينَ

لَلَبِثَ فِي بَطْنِهِ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ

فَنَبَذْنَاهُ بِالْعَرَاءِ وَهُوَ سَقِيمٌ

وَأَنْبَتْنَا عَلَيْهِ شَجَرَةً مِنْ يَقْطِينٍ

وَأَرْسَلْنَاهُ إِلَى مِائَةِ أَلْفٍ أَوْ يَزِيدُونَ

فَآمَنُوا فَمَتَّعْنَاهُمْ إِلَى حِينٍ

Sesungguhnya Yunus benar-benar salah seorang rasul,

(ingatlah) ketika ia lari, ke kapal yang penuh muatan,

kemudian ia ikut berundi lalu dia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian.

Maka ia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela.

Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah,

niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit.

Kemudian Kami lemparkan dia ke daerah yang tandus, sedang ia dalam keadaan sakit.

Dan Kami tumbuhkan untuk dia sebatang pohon dari jenis labu.

Dan Kami utus dia kepada seratus ribu orang atau lebih.

Lalu mereka beriman, karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu yang tertentu.

Terakhir, Allah mengisahkan tentang Nabi Yunus pada Surah Al-Qalam (68) ayat 48—50 :

فَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ وَلا تَكُنْ كَصَاحِبِ الْحُوتِ إِذْ نَادَى وَهُوَ مَكْظُومٌ

لَوْلا أَنْ تَدَارَكَهُ نِعْمَةٌ مِنْ رَبِّهِ لَنُبِذَ بِالْعَرَاءِ وَهُوَ مَذْمُومٌ

فَاجْتَبَاهُ رَبُّهُ فَجَعَلَهُ مِنَ الصَّالِحِينَ

Maka bersabarlah kamu (hai Muhammad) terhadap ketetapan Tuhanmu, dan janganlah kamu seperti orang (Yunus) yang berada dalam (perut) ikan ketika ia berdoa sedang ia dalam keadaan marah (kepada kaumnya).

Kalau sekiranya ia tidak segera mendapat nimat dari Tuhannya, benar-benar ia dicampakkan ke tanah tandus dalam keadaan tercela.

Lalu Tuhannya memilihnya dan menjadikannya termasuk orang-orang yang saleh.

Semoga bermanfaat.

Share:

Kisah Nabi Ilyasa AS

Dalam ajaran agam islam banyak kisah- kisah inspiratif yang datang dari orang- orang hebat dan mulia di mata Allah SWT, termasuk kisah- kisah para nabi dan rosul yang bisa kita teladi sebagai umat musli yang haus akan ilmu. Termasuk kisah Nabi Ilyasa AS yang masuk dalam daftar 25 nabi dan rosul yang mungkin sudah sering kita dengar namanya dalam pelajaran- pelajaran agama islam.

Mungkin sering mendengar bahwa Kisah Nabi Ilyasa AS sering  dikaitkan dengan Nabi Ilyasa AS ke-19 karena kesamaan namanya, yang dibedakan hanya  satu huruf. Namun tetap saja, keduanya adalah orang yang berbeda, bahkan tidak memiliki hubungan darah. Tetapi dari dua nabi ini ada cerita yang saling berhubungan, bahwa kisah Nabi Ilyasa AS dan Nabi Ilyas AS memiliki keterkaitan satu sama lain.

Perjalanan Dakwah Nabi Ilyasa Terhadap Kaum Nabi Ismail

Kisah Nabi Ilyasa AS berkaitan langsung dengan perjalanan dakwah  Nabi Ilyas As. Nabi Illyasa adalah anak angkat Nabi Illyasa. Ia pun akhirnya melanjutkan Tongkat Mahar yang digunakan Nabi Ilyas terhadap kaumnya. Ketika Nabi Ilyas AS masih muda, Nabi Ilyasa AS menderita  penyakit yang agak serius. Kemudian  Nabi Ilyas AS datang ke kediamannya bersama keluarganya.

Berkat upaya pertolongan Nabi Ilyas, Nabi Ilyasa pun berhasil sembuh dari penyakit yang dideritanya selama bertahun-tahun. Hubungan mereka tidak berhenti sampai di situ saja. Nabi Ilyasa AS akhirnya diangkat menjadi anak oleh Nabi Ilyas As sebagai anak angkat, di mana saat itu ia selalu menemani Nabi Ilyas dalam melaksanakan maharnya terhadap  Bani Israil.

Setelah Nabi Ilyas wafat, Nabi Ilyasa pun mulai  melanjutkan peran dari tongkat dakwah Nabi Ilyas AS yang dibuat oleh ayah angkatnya tersebut sejak lama. Mulailah perjalanan kisah Nabi Ilyasa AS dengan mencari kemaslahatan umat islam saat itu. Awalnya, banyak kaum penduduk bani Israil yang mulai berbuat maksiat lagi setelah wafatnya Nabi Ilyas As.

Mereka mulai melakukan lagi kejahatan- kejahatan dan ketidaktaatan yang sebelumnya telah dinasihati oleh Nabi Ilyas AS. Meski telah diperingatkan oleh Nabi Ilyasa AS sebelumnya, tampaknya mereka tetap teguh dan mendukung tindakan buruk yang telah menjadi keyakinan masa lalu. Sembari mengamalkan Dakwah, Nabi Ilyasah AS tak henti-hentinya mengajak umatnya untuk kembali beribadah hanya kepada Allah SWT.

Upayanya tersebut rupanya melibatkan berbagai petunjuk dan beberapa mukjizat yang telah Tuhan berikan. Berkat salah satu usahanya yang pantang menyerah, maka upaya Nabi Ilyasa As akhirnya berhasil. Dalam Al-Qur’an yang merupakan kitab suci umat Muslim, memiliki 25 nabi dan rasul yang harus dipercayai oleh umat Islam. Salah satunya adalah Nabi Ilyasa AS, yakni Nabi ke-20 yang disebutkan dua kali kisahnya dalam satu surah Al-Qur’an seperti berikut ini :

Al-Quran Surah Al-An’am ayat 86 – 87

وَإِسْمَاعِيلَ وَالْيَسَعَ وَيُونُسَ وَلُوطًا وَكُلا فَضَّلْنَا عَلَى الْعَالَمِينَ

وَمِنْ آبَائِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ وَإِخْوَانِهِمْ وَاجْتَبَيْنَاهُمْ وَهَدَيْنَاهُمْ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

dan Ismail, Alyasa, Yunus dan Lut. Masing-masingnya Kami lebihkan derajatnya di atas umat (di masanya),

(dan Kami lebihkan pula derajat) sebahagian dari bapak-bapak mereka, keturunan mereka dan saudara-saudara mereka. Dan Kami telah memilih mereka (untuk menjadi nabi-nabi dan rasul-rasul) dan Kami menunjuki mereka ke jalan yang lurus.

Terkait ayat di atas, Yunahar Ilya menyatakan bahwa dalam “Kisah Nabi Ilyas AS” tersebut yang dikutip  Suara atau media Muhammadiyah  bahwa keempat nabi (Ismail, Ilyassa, Yunus, Ruth) dipilih oleh Allah SWT menjadi orang yang lebih dihargai dan tinggi derajatnya daripada orang- orang pada masanya. Selain itu, Sang  Pencipta juga meninggikan derajat mereka dianatara bapaknya (dalam hal ini  Nabi Ibrahim yang meruapakn bapak dari Nabi Ismail dan sebagainya), keturunan mereka (Nabi Muhammad adalah keturunan Nabi Ismail), dan beberapa saudaranya (saudara Nabi Ismail) yang mengangkat derajat mereka di antara (Nabi  Ismail).

Selain Surah Al- An’am, nama Nabi Ilyasa AS  juga dapat ditemukan dalam ayat 48 Surah Shad seperti berikut ini :

وَاذْكُرْ إِسْمَاعِيلَ وَالْيَسَعَ وَذَا الْكِفْلِ وَكُلٌّ مِنَ الأخْيَارِ

Dan ingatlah akan Ismail, Ilyasa' dan Zulkifli. Semuanya termasuk orang-orang yang paling baik.

Keteladanan Nabi Ilyasa Dalam Menegakkan Ajaran Islam

Berdasarkan surah Al-Quran di atas, berikut ini rangkuman detail setiap kisah Nabi Ilyasa AS yang dapat menjadi teladan dan mengandung nilai- nilai ajaran agama.

Kisah Nabi Ilyasa As dan Nabi Ilyas As

Nabi Ilyas AS adalah putra dari  salah satu anak kaum Bani Israil, yakni keturunan Yusuf bin Yakub Bin Ishakbin Ibrahim Alkalyr. Allah mengutus Nabi Ilyasa AS untuk mengambil alih Nabi Ilyas AS dan memimpin Bani Israil yang masih bersama orang tuanya dan masih mempercayai berhala. Nabi Ilyassa AS hidup di tengah umatnya dan mulai menyebarkan perintah Allah SWT di antara mereka.

Kisah Nabi Ilyasa AS  selalu erat kaitannya dengan Sang Guru sekaligus ayah angkatnya, Nabi Ilyasa AS. Keduanya bertemu saat Nabi Illyas AS melarikan diri dari  penduduk Balabak yang marah. Pada saat ini, Nabi Ilyas AS memberitahu orang- orang kaum Bani Israil dari Balabak tentang hukuman yang pernah dialami oleh orang- orang terdahulu.

Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat Balabak untuk meninggalkan berhala- berhala yang mereka sembah dan percayai, bertobat, dan kembali beribadah kepada Allah SWT. Nabi Illyas AS memperingatkan mereka bahwa berhala yang mereka sembah tidak akan membantu mereka atas hukuman AllahSWT yang nyata.

Pada akhirnya, himbauan Nabi Ilyas AS itu justru dianggap sebagai penghinaan terhadap tuhan mereka, sehingga orang- orang kaum Bani Israil tersebut marah dan mengusir Nabi Ilyas AS. Setelah pembangkangan itu, segeralah orang- orang kaum Bani ISrail tersebut dihukum oleh Allah SWT  dengan kemarau panjang bagi mereka yang tidak mentaati nasihat Nabi Ilyas AS.

Mereka marah dan mencari Nabi Ilyas AS karena dicurigai sebagai penyebabnya. Akhirnya Nabi Ilyas AS berhasil lolos melarikan diri dari kemurkaan kaum Bani Israil. Pada saat itu, Nabi Ilyas AS bertemu dengan Nabi Ilyasa yang masih muda dan sedang dalam kondisi sangat sakit. Nabi Ilyas memohon kepada Allah SWT untuk mendoakan kesembuhan Nabi Ilyasa yang kritis, dan permintaan itu dikabulkan allah SWT.

Sejak saat itulah, Nabi Ilyasa muda mulai diangkat sebagai murid Nabi Ilyas AS untuk menyebarkan ajaran kebaikan dan ilmu agama islam bahkan banyak orang yang menganggapnya seperti anak Nabi Ilyas AS. Nabi Ilyasa AS menjadi sahabat dekat Nabi Ilyasa AS dalam khutbah dan sangat beriman kepada Allah SWT. Bahkan, menurut sebuah cerita, Nabi Ilyas AS memang benar- benar mengangkat Nabi Ilyassa sebagai anaknya.

Setelah wafatnya Nabi Ilyas AS, Nabi Ilyasa AS terus menyebarluaskan ajaran Allah SWT dan mengajak penduduknya untuk berbuat kebaikan. Kisah itu diabadikan dalam Surah As Saffat ayat 123-132 ketika ia berhasil membuat orang- orang kaum Bani Israil beriman kepada Allah SWT seperti berikut ini :

وَإِنَّ إِلْيَاسَ لَمِنَ الْمُرْسَلِينَ

إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِ أَلا تَتَّقُونَ

أَتَدْعُونَ بَعْلا وَتَذَرُونَ أَحْسَنَ الْخَالِقِينَ

اللَّهَ رَبَّكُمْ وَرَبَّ آبَائِكُمُ الأوَّلِينَ

فَكَذَّبُوهُ فَإِنَّهُمْ لَمُحْضَرُونَ

إِلا عِبَادَ اللَّهِ الْمُخْلَصِينَ

وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِي الآخِرِينَ

سَلامٌ عَلَى إِلْ يَاسِينَ

إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ

إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُؤْمِنِينَ

Dan sesungguhnya Ilyas benar-benar termasuk salah seorang rasul-rasul.

(Ingatlah) ketika ia berkata kepada kaumnya: "Mengapa kamu tidak bertakwa?

Patutkah kamu menyembah Ba'l dan kamu tinggalkan sebaik-baik Pencipta,

(yaitu) Allah Tuhanmu dan Tuhan bapak-bapakmu yang terdahulu?"

Maka mereka mendustakannya, karena itu mereka akan diseret (ke neraka),

kecuali hamba-hamba Allah yang dibersihkan (dari dosa).

Dan Kami abadikan untuk Ilyas (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian.

(yaitu): "Kesejahteraan dilimpahkan atas Ilyas?"

Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.

Sesungguhnya dia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.

Berdasarkan surah di atas, Qatadah dan Muhammad Ibnu Ishak menyatakan bahwa Nabi  Ilyas adalah Idris. Ibnu Abu Hatim berkata, telah bercerita pada sang ayah Abu Na’im pada kaum Bani Israil dari Abu Ishaq, ibnu Rabi’ah, Abdulah Ibnu Mas’ud r.a. yang mengatakan bahwa Ilyas adalah idris. Hal tersebut sama seperti yang diakatakan oleh Ad-Dahhak.

Wahab bin Munabbih mengatakan bahwa dia adalah Ilyas ibn Nissi ibn Fanhas ibn Aizar ibn Harun ibn Imran. Allah SWT mengutusnya kepada  Bani Israil setelah Hizqil AS, dimana pada waktu itu, orang-orangnya menyembah berhala yang diberi nama Ba’i. Nabi Ilyas AS kemudian memanggil mereka untuk menyembah Tuhan dan mencegah mereka dari menyembah selain Allah SWt.

Pada awalnya raja mereka percaya, tetapi kemudian dia jatuh dan terus melakukan kesalahan dengan rakyatnya sampai tidak ada yang percaya lagi. Jadi Nabi Ilyas AS berdoa kepada Tuhan untuk memberi umatnya pelajaran, hingga Allah SWT menahan hujan untuk mereka selama tiga tahun. Akhirnya mereka meminta Nabi Ilyas untuk melenyapkan bencana itu dari mereka. Dan mereka berjanji kepadanya  jika dia berhasil,  mereka akan mempercayainya, yakni jika mereka kembali untuk menerima hujan.

Kemudian Nabi Ilyas berdoa kepada Allh SWT agar hujan turun, dan akhirnya pun hujan turun seperti biasanya. Tapi mereka tetap melakukan kesalahan dan masih menikmati ketidakpercayaan mereka. Kemudian Nabi Ilyas meminta kepada Allah untuk mengembalikan nyawanya kepadanya, lalu ditarik dari Ilyasa “Ibnu Actub” karena Allah memerintahkan  Ilyas untuk pergi ke suatu tempat.

Jika sesuatu datang kepadanya, jangan takut dia harus naik. Seekor kuda dari api datang kepadanya tanpa ragu-ragu, dia menanggulanginya, dan Allah  memberi Nabi Ilyas gaun ringan dan memberinya sayap. Sejak itu, Ilyas terbang bersama para malaikat, terkadang di Bumi, untuk menjadi manusia penghuni surga. Jadi, menurut Wahab bin Munab berbicara tentang Ahli Kitab, hanya Allah yang mengetahui kebenaran kisahnya.

Kisah Nabi Ilyasa As dan Kaum Bani Israil

Tak lama setelah wafatnya Nabi Ilyas AS berdasarkan kisah sebelumnya di atas,  sebenarnya banyak dari orang- orang kaum Bani Israil yang sebelumnya meyakini ilmu agama kembali mengingkari keberadaan Allah SWT. Mereka berada di sumber daya alam yang  melimpah,  jauh dari  kekeringan. Akhirnya orang- orang kaum Bani Israil ini kembali ke penyembahan berhala di tanah Balabak.

Melanjutkan ajaran Nabi Ilyas AS, Nabi Ilyasa AS kemudian segera memperingatkan orang- orang kaum Bani Israil dan mendesak mereka untuk kembali ke ajaran Allah SWT. Namun, ajakan itu tidak digubris dan malah menghina Nabi Ilyasa AS yang selalu sabar dan sabar mengajak Bani Israil untuk beriman  kepada Allah SWT.

Nabi Illyasa AS akhirnya meminta petunjuk dari Allah SWT dalam menghadapi orang- orang kaum Bani Israil yang berpaling dari Allah SWT. Akhirnya Allah SWT membalasnya dengan memberikan ujian kepada penduduk  negeri Balabak agar kembali dilanda  kekeringan. Meski begitu, mereka tidak ingin menyesali perbuatannya. Bencana kekeringan yang berkepanjangan telah menyebabkan orang menjadi lapar, haus, dan bahkan  lapar.

Mereka tidak cukup kuat untuk menahan rasa sakit, jadi mereka mati satu per satu. Bagaimanapun, tanah Balabak telah dihancurkan oleh kekeringan. Daerah itu hancur dan tidak bisa dihancurkan lagi. Yang ada hanya  Nabi Ilyasa AS dan para pengikutnya yang setia. Bersama para pengikutnya, Nabi Illyasa As akhirnya memutuskan untuk pergi hijrah atau berpindah tempat.

Kisah Nabi Ilyasa As Sebagai Pemimpin yang Bijaksana

Nabi Ilyassa AS juga menjadi raja dan pemimpin tertinggi pada masa pemerintahannya. Nabi Ilyassa AS mampu membangun masyarakat yang sejahtera dan sejahtera. Menurut beberapa hadis, ada banyak klaim bahwa Nabi Ilyasa AS adalah raja yang memberikan kerajaannya kepada Nabi Zulkifli AS.

Nabi Ilyassa AS dikatakan tidak memiliki keturunan, maka ia mewariskan kerajaannya kepada seseorang yang dapat memenuhi syarat tersebut. Adapun syarat- syarat yang harus dipenuhi, hal itu disampaikan melalui pengumuman  bahwa puasa di siang hari, beribadah di malam hari, dan tahta akan diberikan kepada mereka yang  tidak pernah marah.

Kisah Nabi Ilyasa As dan Teladannya

Selama perjalanan bersama orang- orang yang beriman, Nabi Ilyasa AS mengingatkan para pengikutnya untuk  beriman kepada Allah SWT setiap kali mereka berjalan di reruntuhan tanah Balabak. Hal itu menunjukkan betapa besar kekuasaan Allah SWT atas kehendaknya.

Salah satu hikmah yang bisa kita ambil dan tiru dari kisah Nabi Illyasa AS adalah jangan sampai kita meniru sifat sombong dan angkuh orang Balabak yang mengingkari nikmat Allah SWT. Setelah mendapatkan kembali kemakmuran, hujan, dan sumber daya alam yang telah lama hilang, mereka melupakan dan mengingkari keberadaan dan kebesaran Allah SWT.

Akhirnya, Allah SWT menawarkan dan memberi mereka pelajaran. Dengan kuasa-Nya, Allah SWT menghapus semua nikmat dan kebahagiaan hidup mereka, hanya menyisakan kesengsaraan  hingga akhir hayat.

Nilai dan teladan lain dari Nabi Ilyasa AS yang patut dipercaya dan diteladani adalah sikap pantang menyerah dan pantang menyerah. Nabi Ilyas AS sering berdakwah dan memaafkan bani Israil yang menyakitinya. Ia juga memiliki misi untuk meneruskan dakwah bagi umat Nabi Ilyas AS dan beriman mengikuti Allah SWT selama sisa hidupnya.

Semoga bermanfaat.

Share:

Kisah Dakwah Nabi Ilyas

Di antara para nabi dan rasul ada sejumlah kisah populer mengenai mereka. Tetapi mungkin sebagian muslim banyak yang belum mendengar kisah Nabi Ilyas AS singkat berikut. Mengutip buku Kisah Para Nabi oleh Imam Ibnu Katsir, ada dua pendapat yang menerangkan keturunan Nabi Ilyas.

Pendapat pertama menyebutkan, Nabi Ilyas adalah anak dari Yasin bin Pinehas bin Eleazar bin Harun. Ada pula yang menyebut beliau keturunan Azer bin Eleazar bin Harun bin Imran. Nabi Ilyas diutus kepada Bani Israil di wilayah Ba'labak, bagian barat Damaskus. Ada riwayat menarik mengenai Nabi Ilyas. Berikut selengkapnya.

Ketika Nabi Ilyas Diutus

Kisah Nabi Ilyas dan kaumnya tercantum dalam Surah As-Saffat ayat 123-128, dan riwayat itu Allah SWT terangkan secara singkat. Melansir Tafsir Ibnu Katsir, dijelaskan bahwa Allah SWT mengutus Nabi Ilyas kepada Bani Israil. Beliau diperintah untuk menyerukan ajaran Allah SWT kepada mereka yang kala itu menyembah patung atau berhala yang bernama Ba'l.

Nabi Ilyas pun menjalankan tugas dari Allah dengan sungguh-sungguh, tetapi kaumnya terus menentang dan raja mereka mengancam akan membunuhnya. Karena itulah Nabi Ilyas pergi ke Gunung Qasiyun untuk bersembunyi.

Dikatakan bahwa ia bersembunyi di sebuah gua dan baru kembali setelah sepuluh tahun, hingga raja itu meninggal dan digantikan dengan raja lain. Kemudian ia keluar dari sana bersama seseorang yang diyakini adalah Nabi Ilyasa AS.

Nabi Ilyas kembali mengajak raja Bani Israil yang baru kepada ketauhidan Allah SWT, tetapi ditolak. Padahal banyak dari rakyatnya yang mau beriman kepada Allah, diperkirakan lebih dari sepuluh ribu orang.

Namun raja itu menegaskan untuk tidak menerima ajaran Nabi Ilyas dan memerintahkan tentaranya untuk membunuh hingga lenyap siapa saja dari Bani Israil yang beriman kepada Allah.

Pertemuan dengan Nabi Ilyasa AS

Ketika Nabi Ilyas melarikan diri dari ancaman pembunuhan raja dan kaumnya, ia menetap di sebuah gua di Gunung Qasiyun hingga empat puluh hari. Selama di sana ia memakan makanan yang dibawa oleh burung gagak.

Ia terus berpindah-pindah tempat persembunyian di kawasan gunung tersebut, yakni di lereng dan sungai. Hingga suatu hari ia menemukan rumah seorang wanita Bani Israil yang dermawan.

Mengutip buku Hikmah Kisah Nabi dan Rasul karangan Ridwan Abdullah Sani dan Muhammad Kadri, wanita itu memiliki anak laki-laki yang dipercaya oleh sejumlah ulama sebagai Nabi Ilyasa AS. Kala itu Nabi Ilyasa masih sangat muda dan menderita penyakit, dan sang ibu meminta Nabi Ilyas untuk mendoakan dan membantu penyembuhan anaknya.

Selama sepuluh tahun persembunyiannya, barulah Nabi Ilyas kembali kepada kaumnya untuk menyeru lagi kepada jalan Allah SWT. Dan ia ditemani Nabi Ilyasa yang merupakan sahabat sekaligus yang mendampinginya dalam menyiarkan jalan kebenaran.

Semoga bermanfaat.

Share:

Kisah Nabi Sulaeman

Masa Muda dan Kebijaksanaan Nabi Sulaiman

Nabi Sulaiman lahir di Yerusalem pada abad ke-10 SM. Ia merupakan putra dari Nabi Daud, yang juga seorang nabi dan raja. Sejak kecil, Nabi Sulaiman telah menunjukkan tanda-tanda kecerdasan dan kesalehan. Ia sering mendampingi ayahnya dalam sidang pengadilan dan memberikan nasihat yang bijaksana.

Dalam salah satu kisahnya, Nabi Sulaiman diminta untuk menyelesaikan perselisihan antara seorang pemilik kebun dan seorang pemilik kambing. Pemilik kebun menuduh pemilik kambing telah merusak kebunnya. Pemilik kambing membantah dan mengatakan bahwa kambingnya hanya makan rumput di luar kebun.

Nabi Sulaiman kemudian memanggil semut yang ada di kebun. Semut itu berkata, “Wahai Sulaiman, tolonglah kami. Pemilik kambing telah merusak kebun kami.” Nabi Sulaiman kemudian memutuskan bahwa pemilik kambing harus membayar ganti rugi kepada pemilik kebun.

Kisah ini menunjukkan bahwa Nabi Sulaiman memiliki kecerdasan dan kebijaksanaan yang luar biasa. Ia dapat menyelesaikan masalah yang sulit dengan cara yang adil dan bijaksana.

Kekuasaan dan Kemakmuran Kerajaan Nabi Sulaiman

Setelah wafatnya Nabi Daud, Nabi Sulaiman menggantikan ayahnya sebagai raja Bani Israil. Ia memerintah selama 40 tahun dan selama masa pemerintahannya, kerajaan Bani Israil mencapai puncak kemakmuran dan kejayaan.

Nabi Sulaiman memiliki kekuasaan yang besar. Ia menguasai wilayah yang luas, termasuk wilayah Syam, Yaman, dan Mesir. Ia juga memiliki kekuatan militer yang tangguh, sehingga dapat menjaga keamanan dan kedamaian kerajaannya.

Nabi Sulaiman juga dikenal sebagai raja yang bijaksana dan adil. Ia menerapkan hukum-hukum Allah dalam pemerintahannya dan selalu mengutamakan kepentingan rakyat. Ia juga memperhatikan kesejahteraan rakyatnya, sehingga rakyatnya hidup makmur dan bahagia.

Nabi Sulaiman juga seorang pemimpin yang visioner. Ia membangun Baitul Maqdis (Masjid Al-Aqsa) sebagai pusat peribadatan dan simbol kejayaan kerajaannya. Ia juga mengembangkan perdagangan dan ekonomi, sehingga kerajaan Bani Israil menjadi salah satu kerajaan terkaya dan terkuat di dunia pada masa itu.

Mukjizat dan Kekuasaan atas Mahluk Lain

Nabi Sulaiman juga dianugerahi mukjizat oleh Allah. Ia dapat berbicara dengan hewan dan jin. Ia juga dapat mengendalikan angin dan memerintahkan jin untuk membangun istananya.

Kisah Nabi Sulaiman dan Ratu Bilqis dari Saba merupakan salah satu kisah yang menunjukkan mukjizat Nabi Sulaiman. Ratu Bilqis adalah ratu dari kerajaan Saba yang terkenal dengan kekayaan dan kemegahannya. Nabi Sulaiman mengutus utusan kepada Ratu Bilqis untuk mengajaknya beriman kepada Allah.

Ratu Bilqis menolak ajakannya, tetapi ia tertarik dengan kehebatan Nabi Sulaiman. Ia kemudian mengunjungi Nabi Sulaiman dan melihat sendiri mukjizat-mukjizatnya. Ratu Bilqis akhirnya beriman kepada Allah dan menjadi pengikut Nabi Sulaiman.

Hikmah dan Warisan Nabi Sulaiman

Nabi Sulaiman adalah sosok yang bijaksana dan memiliki hikmah yang luar biasa. Ia mengajarkan banyak hal kepada umat manusia, termasuk pentingnya keadilan, kebijaksanaan, dan ketaatan kepada Allah.

Kisah semut yang meminta tolong kepada Nabi Sulaiman merupakan salah satu kisah yang mengajarkan pentingnya keadilan. Nabi Sulaiman dapat menyelesaikan masalah semut dan pemilik kebun dengan cara yang adil dan bijaksana.

Nabi Sulaiman juga mengajarkan pentingnya kebijaksanaan. Ia dapat menyelesaikan masalah-masalah yang sulit dengan cara yang bijaksana. Ia juga memberikan nasihat-nasihat yang bijaksana kepada rakyatnya.

Nabi Sulaiman juga mengajarkan pentingnya ketaatan kepada Allah. Ia selalu beribadah kepada Allah dan selalu mengikuti perintah-perintah-Nya. Ia juga mengajarkan umat manusia untuk selalu bertakwa kepada Allah.

Kesimpulan

Kisah Nabi Sulaiman merupakan kisah yang penuh dengan hikmah dan pelajaran berharga. Ia adalah sosok yang adil, bijaksana, dan memiliki kekuasaan serta mukjizat yang luar biasa. Kisah Nabi Sulaiman dapat menjadi teladan bagi umat manusia untuk menjadi pemimpin yang adil dan bijaksana.

Semoga bermanfaat.

Share:

KISAH SINGKAT NABI SYUAIB

Al-Qur'an menceritakan sejumlah riwayat musnahnya umat terdahulu akibat tak mau beriman kepada Allah SWT dan tidak mengikuti petunjuk dari utusan-Nya. Satu di antaranya ada kisah Nabi Syuaib AS yang ditugaskan kepada kaum Madyan.

Buku Tafsir Ayat-ayat Iqtishady oleh Dony Burhan Noor Hasan menyebutkan, nama asli Nabi Syuaib adalah Syuaib bin Mikeil bin Yasyjar dan ia masih keturunan Nabi Ibrahim AS dari putranya, Madyan. Anak cucu dari Madyan inilah yang kemudian menjadi nama suatu bani yang berdiam di pantai Laut Merah, bagian tenggara Gurun Sinai, antara wilayah Hijaz, tepatnya di Tabuk dan Teluk Aqabah.

Pendapat lain juga dikatakan dalam buku Situs-situs dalam Al-Qur'an oleh Syahruddin El-Fikri, kabilah Madyan berlokasi di wilayah Yordania dan dekat dengan Palestina. Didukung bukti bahwa makam Nabi Syuaib terletak di Yordania, tepatnya di Kota Salt, berjarak 30 kilometer dari Kota Amman.

Ada beberapa riwayat mengenai Nabi Syuaib dalam buku Kisah-kisah Terbaik Al-Qur'an oleh Kamal as-Sayyid, untuk mengajak kaum Madyan agar mengikutinya dan meyakini Allah SWT sebagai tuhan yang esa dan pantas disembah.

Keadaan Suku Madyan

Diceritakan bahwa bangsa Madyan menjalani kehidupan sejahtera berkat tanahnya yang subur dan aktivitas mereka di pasar untuk berdagang. Di sekitar Madyan, ada juga wilayah yang bernama Al-Aika yang kehidupan masyarakatnya pun seperti kaum Madyan.

Sayangnya penduduk Madyan bukanlah kaum yang beriman kepada Allah SWT, melainkan penyembah berhala yang terbuat dari batu. Mereka menganggap bahwa berhala-berhala itulah yang memberi kehidupan dan berkah terhadap masyarakat dan desa mereka.

Selain itu, mereka juga memiliki kebiasan curang dalam perniagaan. Di antara mereka saling mengurangi timbangan bila melaksanakan transaksi jual beli.

Di tengah-tengah suku Madyan, ada orang saleh bernama Nabi Syuaib dengan berkeyakinan bahwa Allah SWT adalah Sang Pencipta. Beliau sedih melihat kaumnya yang bahkan tak sadar akan bagaimana penciptaan alam semesta.

Allah SWT pun mengangkatnya sebagai seorang nabi yang diamanahkan untuk mengajak bangsa Madyan ke jalan-Nya yang lurus.

Dakwah Nabi Syuaib AS

Allah SWT mengutus Nabi Syuaib yang pandai berkhutbah dan memiliki pendirian kuat, sehingga beliau mampu berbicara atas nama kebenaran dan keadilan.

Beliau pun memulai misinya untuk menyeru kaum Madyan kepada ketauhidan, menyembah Allah serta meninggalkan sesembahan berhala. Beliau juga menyampaikan untuk selalu bersikap amanah dalam bermasyarakat dan tidak mengurangi takaran maupun timbangan saat berdagang

Namun, ketika Nabi Syuaib berdakwah, banyak dari kabilah Madyan yang mengecam juga mengganggunya. Mereka juga mengancam untuk membunuh Nabi Syuaib beserta sejumlah orang yang telah mengikutinya dan beriman kepada Allah SWT.

"Wahai Syuaib! Kami tak paham akan kata- katamu. Kau adalah orang yang lemah. Jika kamu dan orang-orang itu bukan merupakan bagian dari suku ini, maka kami akan membunuh atau mengusir kalian dari Madyan."

Nabi Syuaib mengingatkan mereka bahwa murka Allah SWT itu ada, "Wahai kaumku, berbuatlah sekehendak kalian. Aku juga akan berbuat sebagaimana keyakinanku. Kalian akan tahu nanti siapa di antara kita yang akan terhukum dan dipermalukan."

Seorang dari mereka berkata, "Engkau pembohong. Jika engkau memang benar, maka biarlah Tuhanmu menghukum kami."

Nabi Syuaib menjawab, "Kalian akan mengetahui siapa yang sebenarnya berbohong!"

Azab Allah SWT kepada Kaum Madyan

Setelah terus menerus menyeru juga mengingatkan kaum Madyan. Namun mereka tetap saja tak mau mendengarkan kata-kata Nabi Syuaib. Hingga suatu hari mereka mendatangi Nabi Syuaib dan mengatakan, "Kami akan mengusirmu dan para pengikutmu!"

Seorang pengikut Nabi Syuaib berkata, "Kami tidak melakukan apa pun yang buruk!"

Orang-orang zalim menjawab, "Kami akan memaksa kalian untuk mengikuti agama kami!"

Nabi Syuaib kemudian berkata, "Kami membenci agama kalian. Kaum tidak akan mengikuti agama kalian, karena Allah SWT menerangi hati kami dengan keimanan."

Kemudian ia mengangkat tangannya dan berdoa kepada Allah SWT karena sudah tak tahan dengan perilaku kaumnya. Allah pun berfirman kepada Nabi Syuaib bahwa Dia akan menurunkan azab kepada mereka. Dia juga memberitahu Nabi Syuaib akan menyelematkanmya beserta para pengikutnya yang beriman.

Ada beberapa riwayat mengenai Nabi Syuaib dalam buku Kisah-kisah Terbaik Al-Qur'an oleh Kamal as-Sayyid, untuk mengajak kaum Madyan agar mengikutinya dan meyakini Allah SWT sebagai tuhan yang esa dan pantas disembah.

Keadaan Suku Madyan

Diceritakan bahwa bangsa Madyan menjalani kehidupan sejahtera berkat tanahnya yang subur dan aktivitas mereka di pasar untuk berdagang. Di sekitar Madyan, ada juga wilayah yang bernama Al-Aika yang kehidupan masyarakatnya pun seperti kaum Madyan.

Sayangnya penduduk Madyan bukanlah kaum yang beriman kepada Allah SWT, melainkan penyembah berhala yang terbuat dari batu. Mereka menganggap bahwa berhala-berhala itulah yang memberi kehidupan dan berkah terhadap masyarakat dan desa mereka.

Selain itu, mereka juga memiliki kebiasan curang dalam perniagaan. Di antara mereka saling mengurangi timbangan bila melaksanakan transaksi jual beli.

Di tengah-tengah suku Madyan, ada orang saleh bernama Nabi Syuaib dengan berkeyakinan bahwa Allah SWT adalah Sang Pencipta. Beliau sedih melihat kaumnya yang bahkan tak sadar akan bagaimana penciptaan alam semesta.

Allah SWT pun mengangkatnya sebagai seorang nabi yang diamanahkan untuk mengajak bangsa Madyan ke jalan-Nya yang lurus.

Dakwah Nabi Syuaib AS

Allah SWT mengutus Nabi Syuaib yang pandai berkhutbah dan memiliki pendirian kuat, sehingga beliau mampu berbicara atas nama kebenaran dan keadilan.

Beliau pun memulai misinya untuk menyeru kaum Madyan kepada ketauhidan, menyembah Allah serta meninggalkan sesembahan berhala. Beliau juga menyampaikan untuk selalu bersikap amanah dalam bermasyarakat dan tidak mengurangi takaran maupun timbangan saat berdagang

Namun, ketika Nabi Syuaib berdakwah, banyak dari kabilah Madyan yang mengecam juga mengganggunya. Mereka juga mengancam untuk membunuh Nabi Syuaib beserta sejumlah orang yang telah mengikutinya dan beriman kepada Allah SWT.

"Wahai Syuaib! Kami tak paham akan kata- katamu. Kau adalah orang yang lemah. Jika kamu dan orang-orang itu bukan merupakan bagian dari suku ini, maka kami akan membunuh atau mengusir kalian dari Madyan."

Nabi Syuaib mengingatkan mereka bahwa murka Allah SWT itu ada, "Wahai kaumku, berbuatlah sekehendak kalian. Aku juga akan berbuat sebagaimana keyakinanku. Kalian akan tahu nanti siapa di antara kita yang akan terhukum dan dipermalukan."

Seorang dari mereka berkata, "Engkau pembohong. Jika engkau memang benar, maka biarlah Tuhanmu menghukum kami."

Nabi Syuaib menjawab, "Kalian akan mengetahui siapa yang sebenarnya berbohong!"

Azab Allah SWT kepada Kaum Madyan

Setelah terus menerus menyeru juga mengingatkan kaum Madyan. Namun mereka tetap saja tak mau mendengarkan kata-kata Nabi Syuaib. Hingga suatu hari mereka mendatangi Nabi Syuaib dan mengatakan, "Kami akan mengusirmu dan para pengikutmu!"

Seorang pengikut Nabi Syuaib berkata, "Kami tidak melakukan apa pun yang buruk!"

Orang-orang zalim menjawab, "Kami akan memaksa kalian untuk mengikuti agama kami!"

Nabi Syuaib kemudian berkata, "Kami membenci agama kalian. Kaum tidak akan mengikuti agama kalian, karena Allah SWT menerangi hati kami dengan keimanan."

Kemudian ia mengangkat tangannya dan berdoa kepada Allah SWT karena sudah tak tahan dengan perilaku kaumnya. Allah pun berfirman kepada Nabi Syuaib bahwa Dia akan menurunkan azab kepada mereka. Dia juga memberitahu Nabi Syuaib akan menyelematkanmya beserta para pengikutnya yang beriman.

Semoga bermanfaat

Share:

Bukan Arab, Ini Negara yang Warganya 100 Persen Beragama Islam

Arab Saudi adalah negara yang menjadi tempat lahirnya Islam, tepatnya di Tanah Suci Makkah. Namun, Saudi bukanlah negara yang 100 persen penduduknya muslim. Faktanya negara yang seluruh warganya beragama Islam adalah Maladewa atau juga dikenal sebagai Maldives. Negara ini terletak di sebelah selatan-barat daya India, luasnya tidak begitu besar.

Dalam sebuah riset berjudul Divehi as Heu Nubai (Good versus Bad) yang dilakukan Muhammad Jamil dijelaskan bahwa Maladewa dihuni oleh sekitar 330.000 jiwa. Muhammad Jamil yang merupakan penduduk asli Maladewa juga menyebutkan bahwa seluruh masyarakat ini beragama Islam.

Maladewa merupakan negara kepulauan. Secara geografis, terletak di antara ribuan pulau yang tersebar. Ada sekitar 1.200 pulau dengan 19 atol atau pulau karang yang mengelilingi Maladewa.

Dari ribuan pulau ini, hanya sekitar 200 pulau yang dihuni masyarakat. Secara total, luas daratan Maladewa adalah sekitar 115 persegi mil atau sekitar 298 kilometer persegi.

Penduduk Muslim Maladewa

Selain dikenal sebagai negara kepulauan yang memiliki keindahan laut dan pantai yang cantik, Maladewa juga populer dengan julukan negara dengan penduduk 100 persen muslim. Menurut catatan sejarah, Islam telah masuk ke Maladewa sebelum abad ke-12. Meskipun telah dihuni masyarakat, Maladewa dahulu merupakan daerah terpencil yang jarang dikunjungi.

Sejak ribuan tahun lalu, kawasan sekitar Maladewa telah dilintasi jalur pelayaran laut kuno. Jalur perdagangan antara Arab dan Tenggara Asia, hal inilah yang menjadi asal usul Islam masuk ke Maladewa.

Para pemimpin dan penduduk Maladewa selalu bangga menyebut negaranya sebagai negara 100 persen muslim. Kebebasan beragama sangat dibatasi di Maladewa. Tidak ada agama lain selain Islam yang dipeluk penduduk di Maladewa. Hukum Islam atau syariah menjadi landasan hukum di negara ini.

Benarkah 100 Persen Penduduk Maladewa Beragama Islam?

Menurut The Royal Islamic Strategic Studies Centre (RISSC), Maladewa memiliki populasi muslim di angka 99,41 persen. RISSC adalah lembaga penelitian independen yang berafiliasi dengan Royal Aal al-Bayt Institute for Islamic Thought, sebuah lembaga swadaya masyarakat Islam internasional yang berkantor pusat di ibu kota Kerajaan Hashemite, Yordania.

Angka 99,41 persen masyarakat muslim Maladewa merupakan gabungan penelitian yang dilakukan oleh Dr Houssain Kettani dan Pew Research Center. Dr Houssain Kettani tengah menyusun sebuah riset yang mengidentifikasi Maladewa sebagai negara yang 100 persen muslim. Sementara Pew Research Center merupakan sebuah badan penelitian yang berbasis di Washington yang mengklaim "mempromosikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai isu-isu yang bersinggungan dengan agama dan urusan publik."

Pew Research Center memperkirakan dari 395.921 penduduk Maladewa, 389.586 jiwa adalah muslim, setara dengan 98,4 persen. Dengan demikian, populasi non-muslim di Maladewa sejumlah 6.335 jiwa. Laporan RISSC menghitung rata-rata kedua angka tersebut dan menghasilkan 99,41 persen.

Menanggapi hasil riset ini, Menteri Negara Islam Mohamed Shaheem Ali Saeed, mengatakan menurut konstitusi Maladewa, negara tersebut adalah negara yang 100 persen Muslim. "Dunia harus mengetahui informasi yang tepat tentang Maladewa sebelum mempublikasikan dokumen tentang Maladewa. Segala sesuatu di Maladewa dilakukan sesuai dengan konstitusi," kata Shaheem yang juga merupakan salah satu dari 500 muslim paling berpengaruh di dunia dalam kategori administratif.

Agama Islam Diatur dalam Undang-Undang

Pemerintah Maladewa memiliki aturan ketat terkait kebebasan beragama. Konstitusi dan undang-undang serta kebijakan lainnya membatasi kebebasan beragama. Merujuk pada undang-undang dasar negara 2008, Pemerintah Maldives menetapkan Islam sebagai agama resmi negara. Undang-undang tersebut melarang warga negara menganut agama apa pun selain Islam.

Aturan ini hanya berlaku bagi penduduk Maladewa. Bagi pengunjung ataupun pekerja dari luar Maladewa tetap diperbolehkan meyakini dan menjalani ritual keagamaan selain agama Islam. Pengunjung Maladewa dilarang mengajak dan mendorong warga setempat untuk menganut agama apa pun selain Islam.

Orang asing non-muslim yang berada di Maladewa diperkirakan sebanyak 675.000 wisatawan yang berkunjung setiap tahunnya (terutama wisatawan Tiongkok, Eropa dan Jepang) dan 100.000 pekerja asing (terutama warga Bangladesh, Sri Lanka, India, dan Pakistan), secara umum diperbolehkan menjalankan keyakinan agamanya hanya secara pribadi.

Semoga bermanfaat.

Share:

Kisah Nabi Musa Singkat Mulai dari Kecil Hingga Dewasa

Kisah Nabi Musa singkat merupakan kisah nabi yang paling sering diceritakan dalam Al-Quran dengan total sebanyak 136 kali.

Salah satu mukjizat terkenal Nabi Musa yakni tongkat ajaibnya yang bisa berubah menjadi ular, serta dapat membelah lautan.

Tidak hanya itu, Allah SWT mengutus Nabi Musa untuk melawan Raja Firaun yang berkuasa saat itu karena telah berbuat sewenang-wenang terhadap rakyatnya.

Nabi Musa sendiri merupakan salah satu ulul azmi yang dikaruniai kitab suci Taurat. Dari kisah Nabi Musa singkat dapat diketahui bahwa ia memiliki sifat sabar dan keteguhan hati.

Kisah Kelahiran Nabi Musa

Kisah Nabi Musa singkat lahir di Mesir pada masa kepemimpinan Raja Firaun yang terkenal akan kezaliman dan kebengisannya.

Suatu ketika, Raja Firaun bermimpi melihat api membara dari Baitul Maqdis yang menghanguskan seluruh wilayah Mesir.

Dari situlah, banyak tukang sihir dan ahli nujum yang berpendapat bahwa akan lahir anak laki-laki dari Bani Israil yang akan menghancurkan Mesir.

Karena ketakutannya, Firaun pun memerintahkan agar membunuh para anak laki-laki yang lahir dari kalangan Bani Israil.

Mendengar kabar tersebut, tentu ibu Musa merasa ketakutan dan akhirnya memilih melahirkan Musa di gua agar tidak bisa ditemukan oleh prajurit.

Kemudian, Allah memerintahkan kepada Yukaibid, ibu Musa, untuk meletakkannya di dalam peti dan menghanyutkan ke sungai tatkala kedatangan pasukan Firaun.

Nabi Musa Bertemu Kembali Ibunya

Setelah dilarungkan di Sungai Nil, Yukaibid memerintahkan kakak Musa untuk mengikuti kemana perginya peti tersebut.

Pada saat itulah keajaiban muncul karena peti Nabi Musa ditemukan oleh istri Firaun bernama Asiyah.

Firaun memang raja yang kejam, tapi ia sangat sayang terhadap istrinya sehingga ia pun menuruti keinginan Asiyah merawat bayi Musa.

Siti Asiyah pun mencari wanita yang dapat menyusui Musa bayi karena sejatinya ia hanya mau minum susu dari ibu kandungnya.

Mendengar kabar tersebut, Yukaibid pun merasa senang karena selain mendapat upah besar, ia pun tidak perlu khawatir Musa akan dibunuh.

Nabi Musa Ketika Dewasa

Setelah beranjak dewasa, Nabi Musa meninggalkan istana Firaun untuk berkelana karena keselamatannya sedang terancam.

Sebab, terdapat salah satu pasukan Firaun yang terbunuh oleh Nabi Musa karena ia mendamaikan kalangan Bani Israil.

Musa yang pergi tanpa arah tujuan bertemu dua orang gadis yang sedang memperebutkan air untuk binatang ternak mereka.

Nabi Musa pun berusaha membantunya dan ketika hendak pulang mereka mengundah Musa datang ke rumahnya.

Kisah Nabi Musa singkat pun bertemu dengan Nabi Syuaib as dan ia menceritakan segala permasalahannya ketika di Mesir.

Pada akhirnya, Nabi Musa mendapat tawaran dari Nabi Syuaib untuk menikah dengan salah satu putrinya dan ia tinggal di Madyan selama 10 tahun.

Nabi Musa Kembali ke Mesir

Nabi Musa teringat akan kaumnya, Bani Israil, yang tertindas oleh Firaun dan ia pun memutuskan kembali ke Mesir untuk membebaskan kaumnya dari penindasan.

Nabi Musa didampingi Shafura, istrinya, menerima wahyu di Bukit Thursina.

Kisah Nabi Musa singkat pada saat menerima wahyu, ia melihat ada cahaya putih dan suara yang dikhususkan untuk Musa.

Nabi Musa juga meminta kepada Allah SWT untuk mengangkat Harun, saudara sepupunya, sebagai rasul karena ia lebih lancar berbicara ketimbang Musa.

Setibanya di Mesir, Nabi Musa mengajak Firaun untuk kembali ke jalan benar sambil menunjukkan mukjizat yang diterima dari Allah.

Tentu saja, Firaun merasa murka dan ia pun memanggil seluruh tukang sihir yang ada di Mesir untuk melawan Nabi Musa as.

Namun, tidak ada satupun yang berhasil mengalahkan mukjizat Nabi Musa dan bahkan banyak tukang sihir yang mengikuti ajaran Musa.

Firaun yang tidak terima itu menyiksa tukang sihir dan istrinya sampai meninggal.

Firaun Tenggelam di Laut Merah

Kisah Nabi Musa singkat yang ditentang keras oleh Firaun membuat Musa memutuskan untuk berpindah tempat bersama pengikutnya. Namun, ternyata ia telah dikejar pasukan Firaun yang jumlahnya sekitar satu juta orang, sementara pengikut Musa hanya 600 ribuan orang.

Sesampainya rombongan Nabi Musa di hadapan Laut Merah, Allah memerintahkannya untuk memukul tongkat ke permukaan laut. Atas kuasa Allah SWT, air laut dengan ombak tergulung berubah menjadi laut terbelah yang mencengangkan mata.

Nabi Musa dan rombongannya segera melanjutkan perjalanan hingga tibalah di daratan. Sedangkan pasukan Firaun yang masih di tengah lautan akhirnya tenggelam tanpa ada yang selamat setelah Nabi Musa memukulnya kembali tongkatnya ke laut.

Pertemuan Nabi Musa dan Nabi Khidir

Dikisahkan bahwa awal pertemuan Nabi Musa dan Nabi Khidir karena saat Musa ditanya tentang siapa orang paling pintar, ia menjawab dirinya bukan Allah SWT. Kemudian, Allah berfirman bahwa mempunyai hamba jauh lebih pintar yang ada di antara pertemuan dua laut.

Selama perjalanannya bersama Nabi Khidir, ternyata kisah Nabi Musa singkat tidak bisa sabar dengan sikap Nabi Khidir. Akhirnya, Nabi Khidir pun memberikan alasan terkait tindakannya yang melobangi perahu karena mencegah terjadinya perampokan oleh penguasa kejam.

Adapun Nabi Khidir yang membunuh anak kecil karena takut ketika dewasa akan menjerumuskan orang tuanya ke jalan menyimpang. Nabi Khidir yang ditolak kedatangannya oleh penduduk desa berusaha mendirikan tembok hendak roboj untuk melindungi anak yatim di dalamnya.

Nabi Musa Wafat

Kisah Nabi Musa singkat yang selamat dari pasukan Firaun memilih tinggal bersama kaumnya, Bani Israil. Konon, wafatnya Nabi Musa karena pada saat itu pernah terjadi pemukulan hebat hingga bola matanya pecah ketika didatangi malaikat Izrail.

Hingga pada akhirnya, Nabi Musa memilih agar diwafatkan dan ingin segera bertemu Allah SWT. Beliau hidup selama 120 tahun dan wafat di Gunung Nebu, Jordania dekat Baitul Maqdis sejauh lemparan batu.

Mukjizat Nabi Musa

Mukjizat Allah kepada Nabi Musa bertujuan membuktikan bahwa kekuasaan Allah itu nyata dan ia memang mendapat wahyu untuk menyebarkan dakwah kepada umatnya.

Berikut beberapa mukjizat Nabi Musa as :


1. Tongkat Berubah Menjadi Ular Ketika berhadapan dengan tukang sihir Raja Firaun, tongkat Nabi Musa bisa berubah bentuk menjadi ular. Ular besar milik Nabi Musa berhasil melahap seluruh ular kecil yang dibuat oleh para penyihir.


2. Tangan yang Memancarkan Sinar. Tangan Nabi Musa dapat memancarkan sinar berkilau ketika tangannya dimasukkan ke dalam ketiak. Kejadian ini lantas menyilaukan mata Firaun dan menganggapnya bahwa Musa adalah penyihir licik.


3. Mendatangkan Angin Topan, Serbuan Belalang, dan Banjir. Allah SWT juga memberikan Nabi Musa mukjizat berupa cara mendatangkan angin topam, serbuan belalang, hingga banjir kepada Firaun dan pengikutnya. Alhasil kisah Nabi Musa singkat ini menimbulkan kerusakan tanaman pertanian dan kelaparan dimana-mana.

Hikmah Kisah Nabi Musa
Berdasarkan kisah Nabi Musa tersebut dapat dipetik hikmahnya bahwa kesombongan adalah penyebab utama kehancuran yang harus dihindari oleh umat muslim. Selain itu, kita juga harus sadar bahwa setiap orang memiliki keunggulan masing-masing, sehingga jangan pernah bersikap iri dengki.

Pelajaran ini ternyata juga sudah diajarkan dalam Kisah Nabi Yusuf sampai wafat. Dimana, Nabi Yusuf memiliki sikap yang rendah hati dan tidak sombong meskipun ia dikaruniai sosok ketampanan dan kecerdasan tinggi.

Nah, demikianlah kisah Nabi Musa singkat dan hikmah yang dapat Anda jadikan suri tauladan baik dalam kehidupan sehari-hari. Dari kisah tadi, semoga bermanfaat pula agar lebih sabar dalam menuntut ilmu, menolong orang lain, maupun mengerjakan kegiatan lainnya.
Share:

Popular Posts

Label

Blog Archive

Recent Posts

Recent Posts Widget

Data Lengkap

Data Lengkap
Kampung Cisitu The Best