Pages

02 Desember 2018

Apa itu Homophobia?

Assalamualaikum bagaimana kabarnya sahabat semua, tidak terasa udah masuk bulan desember lagi, o ya ... bagaimana persiapan liburan tahun barunya?
Pada minggu pertama bulan desember ini saya ingin berbagi tentang Hemophobia.
Pernahkah sahabat merasa mual atau pusing ketika melihat darah? Entah darah dalam jumlah yang banyak maupun sedikit, sahabat selalu merasa pusing, mual, bahkan tidak enak dan serasa ingin pingsan jika melihatnya. Bisa jadi jika mengalaminya, itu adalah Hemophobia atau fobia terhadap darah.
Untuk yang memiliki cita cita untuk menjadi dokter, tentunya kondisi takut akan darah ini sangat mengganggu mengingat profesi dokter selalu berkaitan dengan yang namanya darah sehingga pastinya membuat sahabat merasa harus mengurungkan niat untuk menjadi seorang dokter.
Para pengidap hemophobia ini biasanya paling anti jika melihat darah. Mereka akan merasa pusing, mual dan bahkan sampai bisa pingsan. Padahal, darah yang dilihat tidak terlalu banyak dan juga jika melihat darah sendiripun mereka bisa pusing dan mual.
Apa Itu Hemophobia?
hemo Fobia merupakan rasa takut berlebihan terhadap objek atau situasi tertentu yang dapat menyebabkan depresi, kecemasan, serta kepanikan. Hemophobia adalah suatu rasa takut yang dialami oleh seseorang ketika dirinya melihat darah ataupun sesuatu yang berkaitan dengan hal tersebut.
Hemophobia bisa disebabkan oleh faktor genetik dan traumatik. Beberapa penderita hemophobia mengalami reaksi khas yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah dan denyut jantung. pada penderita lainnya ditandai dengan pusing, berkeringat, penurunan tekanan darah dan denyut jantung yang menyebabkan pucat dan lemah bahkan hingga pingsan.
Hematophobia ini dapat terjadi secara langsung, seperti pengalaman pribadi yang menimbulkan pendarahan seperti kecelakaan medis atau prosedur pengambilan darah seperti suntikan, transfusi darah, dan sejenisnya. Namun, juga bisa terjadi secara tidak langsung, seperti melihat orang lain kecelakaan dan mengeluarkan darah.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Isaac Marks dari Institute of Psychiatry di London menyimpulkan Sekitar 30 persen anak-anak takut melihat darah. Ketakutan ini pada akhirnya berlanjut hingga usia dewasa. Rasa trauma yang mendalam ini mengakibatkan rata-rata 15 persen orang dewasa merasa takut melihat darah.

Apa Penyebab Hemophobia?
Seperti yang sudah dikatakan di atas, bahwa timbulnya rasa takut terhadap darah ini bisa jadi karena faktor genetik maupun traumatik. Traumatik disini maksudnya karena kenangan atau ingatan masa lalu yang tidak menyenangkan ketika melihat darah. Sehingga ketika melihat darah, kenangan tersebut tiba – tiba muncul dan membuat pengidapnya merasa ngeri ketika melihat darah.
Selain itu, faktor genetik juga bisa mempengaruhi hemophobia atau fobia darah ini. Misalnya dalam keluarga, entah itu ibu kamu atau nenek kamu dulunya juga mengidap hemophobia ini, bisa jadi hal tersebut menurun ke kamu sehingga kamu juga mengidap kondisi ini.

Berikut adalah penjelasannya :

1. Terapi Berbicara
Perawatan ini seringkali efektif untuk mengatasi berbagai fobia. Jenis terapi bicara yang bisa digunakan adalah :
- Konseling : Konselor biasanya akan mendengarkan permasalahan seseorang, seperti ketakutannya saat berhadapan dengan barang atau situasi yang membuatnya fobia. setelah iu konselor akan memberikan cara untuk mengatasinya.

- Psikoterapi : Seorang psikoterapis akan menggunakan pendekatan secara mendalam untuk menemukan penyebabnya dan memberikan saran bagaimana cara-cara yang bisa dilakukan untuk mengatasinya.

- Terapi perilaku kognitif : Yaitu suatu konseling yang akan menggali pikiran, perasaan dan perilaku seseorang dalam rangka mengembangkan cara-cara praktif yang efektif untuk melawan fobia.

2. Terapi pemaparan diri (desensitisation)
Terapi ini dilakukan secara bertahap selama periode waktu tertentu dengan melibatkan objek atau situasi yang membuatnya takut. Dengan begitu secara perlahan-lahan seseorang akan mulai merasa tidak cemas atau takut lagi terhadap hal tersebut. Terkadang terapi ini juga dikombinasikan dengan pengobatan dan terapi perilaku.

3. Dengan Menggunakan Obat – Obatan
Obat-obatan ini digunakan untuk mengatasi efek dari fobia seperti cemas yang berlebihan. Terdapat 3 jenis obat yang direkomendasikan untuk mengatasi kecemasan, yaitu :
- Antidepresan : Obat inisering digunakan untuk mengurangi rasa cemas, penggunaannya diijinkan untuk mengatasi fobia yang berhubungan dengan sosial (social phobia).

- Obat Penenang : Biasanya menggunakan obat yang mengandung turunan Benzodiazepines. Obat ini bisa digunakan untuk mengatasi kecemasan yang parah, tapi dosis yang digunakan harus serendah mungkin  yaitu maksimal 4 minggu. Hal ini dikarenakan obat tersebut memiliki efek ketergantungan.

- Beta-blocker : Obat ini biasanya digunakan untuk mengatasi masalah yang berhubungan dengan kardiovaskular, seperti masalah jantung dan tekanan darah tinggi (hipertensi), hal ini dikarenakan obat tersebut berguna untuk mengurangi kecemasan yang disertai detak jantung tak beraturan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ditunggu komentarnya sob