Kata "Pramuka" merupakan singkatan dari Praja Muda Karana, yang memiliki arti Jiwa Muda yang Suka Berkarya. Pramuka merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka, yang meliputi :
- Pramuka Siaga (7-10 tahun),
- Pramuka Penggalang (11-15 tahun),
- Pramuka Penegak (16-20 tahun) dan
- Pramuka Pandega (21-25 tahun).
Sejarah Pramuka dunia pertama kali dipelopori oleh Lord Baden Powell atau nama lengkapnya Robert Sthepenson Smyth Baden Powell of Giwell, seorang warga negara Inggris yang pernah menjadi tentara.
Sejak kecil Baden Powell dikenal sebagai anak yang mencintai kegiatan luar ruangan (outdoor). Ia sering bermain di hutan kecil, di samping sekolahnya.
Kemah pertama kepanduan yang dipimpin Baden Powell, terjadi pada tanggal 1 Agustus 1907 yang bertempat di Brownsea Island, Inggris. Karena itulah, Tanggal 1 Agustus pun ditetapkan sebagai Hari Kepanduan Dunia.
Di Indonesia, sejarah Pramuka Indonesia dianggap lahir pada tahun 1961. Hal ini mengacu pada Keputusan Presiden RI No. 112 Tahun 1961 tanggal 5 April 1961, tentang Panitia Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka dan dipertegas lagi dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238 tahun 1961.
Secara resmi Gerakan Pramuka diperkenalkan kepada khalayak pada tanggal 14 Agustus 1961 sesaat setelah Presiden Republik Indonesia memberikan anugrah Panji Gerakan Pramuka melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 448 Tahun 1961. Sejak itulah maka tanggal 14 Agustus dijadikan sebagai Hari Ulang Tahun Gerakan Pramuka dan hingga saat ini diperingati setiap tahunnya.
Lambang Gerakan Pramuka adalah gambar silhouette Tunas Kelapa yang diciptakan oleh bapak Sunardjo, seorang pensiunan Departemen Pertanian. Arti dari lambang pramuka adalah sebagai berikut :
- Buah Nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal dan istilah cikal bakal di Indonesia berarti: penduduk asli yang pertama, yang menurunkan generasi baru. Dengan kata lain lambang buah Nyiur yang tumbuh itu mengkiaskan, bahwa tiap Pramuka merupakan inti bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia.
Buah Nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan yang bagaimanapun juga, yang menggambarkan bahwa setiap Pramuka adalah seorang yang rokhaniah dan jasmaniah sehat, kuat dan ulet serta besar tekadnya dalam menghadapi segala tantangan dalam hidup dan dalam menempuh segala ujian dan kesukaran untuk mengabdi tanah air dan bangsa Indonesia.
Nyiur dapat tumbuh di mana saja, yang membuktikan besarnya daya-upayanya dalam menyesuaikan dirinya dengan keadaan sekelilingnya, artinya tiap Pramuka dapat menyesuaikan diri dalam masyarakat dimana ia berada dan dalam keadaan yang bagaimanapun juga.
Nyiur bertumbuh menjulan lurus ke atas dan merupakan salah satu pohon yang tertinggi di Indonesia. Ini mencerminkan bahwa tiap Pramuka mempunyai cita-cita yang tinggi dan lurus yakni yang mulia dan jujur dan ia tetap tegak tidak mudah diombang-ambingkan oleh sesuatu.
Akar Nyiur yang bertumbuh kuat dan erat di dalam tanah melambangkan bahwa tekad dan keyakinan tiap Pramuka mempunyai dan berpegang kepada dasar-dasar dan landasan-landasan yang baik, benar, kuat, dan nyata, ialah tekat dan keyakinan yang dipakai olehnya untuk memperkuat diri guna mencapai cita-citanya.
Nyiur adalah pohon serbaguna, dari ujung hingga akarnya. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa tiap Pramuka adalah manusia yang berguna dan membaktikan diri dan kegunaannya kepada kepentingan tanah air, bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta kepada umat manusia.
Hari minggu s.d senin (13/14-08-2017) di lapangan kecamatan Caringin diadakan hari pramuka se kecamatan Caringin, tanpa kecuali SDIT Nabawi Undrus pun mengirimkan 2 group pramukanya.
dibawah ini poto-poto pramuka SDIT Nabawi Undrus Caringin, yang diambil dari account fb
Sditnabawi Sukabumi
Untuk melihat poto lengkapnya klik
disini