Tampilkan postingan dengan label Kematian. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kematian. Tampilkan semua postingan

16 November 2025

Mengembalikan Pulang : Memaknai Kematian dalam Perspektif Islam

Assalamualaikum, Innalillahii Wainna Ilaihi Roojiun, telah berpulang kerahmatullah, Innalillahi wa inna ilaihi roojiun, kembali salah satu warga kampung cisitu meninggal dunia. Bapak Ratman (Pak Ebot). Semoga almarhum diterima segala kebaikannya oleh Allah dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan. amiin ya allah ya robbal alaminn.

Sobat Cisitu, di tengah hiruk-pikuk kehidupan duniawi, ada satu kepastian yang tak bisa kita hindari : kematian. Ia bagaikan tamu yang pasti datang, namun waktunya sama sekali tak terduga. Sebagai muslim,
memandang kematian bukan dengan rasa takut yang menghantui, tetapi dengan kesadaran yang  menenangkan dan memotivasi.

Islam mengajarkan bahwa kematian bukanlah akhir segalanya.
Ia hanyalah pintu peralihan dari kehidupan yang fana (dunia) menuju kehidupan yang kekal (akhirat).
Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Al-Ankabut ayat 57 :

كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ ٱلْمَوْتِ ۖ ثُمَّ إِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kemudian hanya kepada Kami kamu dikembalikan.

Ayat ini dengan gamblang mengingatkan kita tentang dua hal : kepastian kematian setiap jiwa, dan tujuan akhir kita, yaitu kembali kepada Sang Pencipta.

Kematian : Titik Awal, Bukan Akhir Cerita
Bayangkan kita sedang melakukan perjalanan panjang. Dunia ini hanyalah terminal sementara, tempat kita menunggu dan mempersiapkan bekal. Kematian adalah saat kita naik ke kendaraan yang akan membawa kita ke tujuan sebenarnya. Bekal apa yang sudah kita siapkan?

Pemahaman ini menjadikan kematian sebagai pengingat (dzikrul maut) yang sangat powerful. Ia bukan untuk ditakuti, tetapi untuk disikapi dengan :

1. Menyadari Hakikat Dunia : Dunia dan segala isinya hanyalah sementara. Harta, jabatan, dan kesenangan duniawi tidak akan kita bawa mati. Yang akan menyertai kita hanyalah amal shaleh, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak yang shaleh.

2. Memacu Amal Shaleh : Kesadaran bahwa ajal bisa datang kapan saja membuat kita lebih termotivasi untuk berbuat baik, beribadah dengan khusyuk, dan menyebarkan manfaat selagi masih ada  esempatan.

3. Menjadi Lebih Sabar : Ketika musibah kematian menghampiri orang yang kita cintai, keyakinan bahwa ini adalah takdir Allah dan suatu saat kita akan bertemu di akhirat (bagi yang beriman) menjadi obat penenang hati yang paling manjur.

Apa yang Terjadi Setelah Kematian?
Setelah nyawa berpisah dari jasad, manusia memasuki fase kehidupan alam barzakh (alam kubur). Di sana, ruh menunggu hingga hari Kiamat tiba. Dalam alam barzakh ini, manusia akan ditanya oleh dua malaikat (Munkar dan Nakir) tentang Tuhannya, agamanya, dan nabinya. Kehidupan di alam barzakh merupakan gambaran awal dari nasib seseorang di akhirat nanti apakah mendapat kenikmatan atau siksa.

Proses selanjutnya adalah menunggu datangnya Hari Kebangkitan (Yaumul Ba'ts), dimana semua manusia sejak zaman Nabi Adam hingga orang terakhir yang mati, akan dibangkitkan kembali dari kuburnya untuk mempertanggungjawabkan segala perbuatannya di dunia. Inilah hari perhitungan (Yaumul Hisab) dimana amal baik dan buruk akan ditimbang dengan seadil-adilnya.

Tugas Kita yang Masih Hidup : Mengiringi Kepergian dengan Doa

Saat seorang muslim meninggal, ada kewajiban bagi kita yang masih hidup untuk memuliakan jenazahnya. Mulai dari memandikan, mengkafani, menyalatkan, hingga menguburkannya. Namun, tugas tidak berhenti di liang lahat. Doa adalah hadiah terindah yang bisa kita terus kirimkan untuk mereka.

Rasulullah SAW bersabda :
“Sesungguhnya amal perbuatan seorang hamba yang telah putus (dengan kematiannya) adalah kecuali tiga hal :

1. Sedekah jariyah,
2. Ilmu yang bermanfaat, dan
3. Anak shaleh yang mendoakannya.” (HR. Muslim)

Oleh karena itu, mendoakan orang tua, keluarga, dan saudara muslim yang telah mendahului kita adalah bentuk bakti dan kasih sayang yang tidak terputus.

Renungan untuk Kita yang Masih Diberi Nafas

Kematian adalah pengingat yang setia. Ia mengajak kita untuk :
- Bertaubat : Segera benahi diri dan mohon ampun atas segala dosa.
- Memperbaiki Hubungan : Segera lunasi utang, maafkan kesalahan orang, dan minta maaf pada yang kita sakiti.
- Meninggalkan Warisan yang Baik : Bukan hanya harta, tapi juga nama baik, ajaran agama, dan keteladanan.

Sobat Cisitu, marilah kita jalani hidup ini dengan penuh kesadaran. Sadar bahwa setiap detik membawa kita lebih dekat kepada-Nya. Dengan demikian, kematian tidak lagi menyeramkan, melainkan menjadi "kembalinya seorang hamba" kepada Tuhannya dengan hati yang tenang dan bekal yang cukup.

Wallahu a'lam bish-shawab.
Semoga kita semua diberi husnul khatimah (akhir hidup yang baik). Aamiin.

14 Oktober 2025

Kampung cisitu kembali berduka

 

Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un". Kami mewakili blog kampung cisitu mengucapkan Turut berduka cita sedalam-dalamnya atas meninggalnya salah satu warga kampung ciaitu, BAPAK AOT BIN BAPAK SOBARI
PUKUL 14:30.
Semoga Allah SWT menerima amal ibadahnya dan mengampuni segala kesalahannya.
dan juga semoga keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran dan ketabahan. Dan Semoga almarhum husnul khatimah. 

Kematian berarti berhentinya seluruh fungsi vital secara permanen, seperti detak jantung, pernapasan, dan aktivitas otak. Secara biologis, ini adalah penghentian ireversibel dari semua fungsi kehidupan organisme. Namun, arti kematian juga memiliki dimensi sosial, psikologis, dan spiritual yang bervariasi, sering kali dipandang sebagai transisi menuju kehidupan lain, akhir dari satu tahap kehidupan, atau bagian dari siklus alam. 

Dari sudut pandang biologis dan medis
Berhentinya fungsi vital: Kematian adalah berhentinya detak jantung, pernapasan, dan tekanan darah. 
Definisi hukum: Secara hukum, kematian dapat didefinisikan sebagai berhentinya semua aktivitas otak secara permanen. 

Proses alami: Kematian dipandang sebagai bagian dari proses alami kehidupan yang ditandai dengan degradasi seluler (nekrosis). 
Dari sudut pandang agama dan spiritual
Islam: Kematian dipahami sebagai perpindahan ruh dari jasad ke alam barzah, yang merupakan alam antara sebelum kebangkitan di hari kiamat. 

Ingat selalu kematian.

21 September 2025

Cisitu berduka kembali

 

Berita duka cita salah satu warga Kp. cisitu Rt. 16/06 Desa Sukamulya Kec. Caringin Kab. Sukabumi, antara sekitar
Pkl. 11:30 s.d pkl. 12:00, karena tidak ada yang mengetahuinya dan tidak ada seorangpun dirumahnya (istrinya
sudah meninggal dan 2 anak nya sedang tidak dirumah).


Itulah kematian yang tidak bisa diketahui oleh siapapun. Menurut Islam, kematian adalah ketetapan pasti yang tidak
dapat dihindari, proses perpindahan ruh dari jasad ke alam yang lain setelah kematian, dan merupakan jalan kembali
kepada Allah SWT.

Kematian adalah bagian dari keimanan dan harus dihadapi dengan persiapan berupa amal saleh, karena setelah kematian
akan ada kehidupan akhirat yang akan mempertanggungjawabkan segala perbuatan di dunia.
Kematian adalah Ketetapan Allah, ajal yang Sudah Ditentukan, setiap makhluk yang bernyawa memiliki batas akhir hidup
yang telah ditentukan oleh Allah SWT.

Sifat Wajib : Kematian adalah suatu keniscayaan yang akan dialami oleh semua makhluk hidup, sebagai bagian dari
tanda kekuasaan dan keagungan Allah.
Kematian sebagai Perpindahan Ruh : Terpisahnya Ruh dan Jasad: Kematian dalam Islam adalah putusnya ikatan antara
ruh dan jasad, sebuah perpindahan dari satu alam ke alam yang lain.

Kembali kepada Allah : Proses ini merupakan kembalinya ruh manusia kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Mengetahui.
Persiapan dan Makna Kematian :
Motivasi untuk Beramal Saleh : Karena kematian pasti terjadi dan merupakan perjalanan pulang ke akhirat,
umat Muslim didorong untuk memperbanyak ibadah dan amal saleh sebagai bekal untuk menghadapinya.

Tidak Ada Yang Bisa Menghindar : Sekuat apapun usaha manusia, kematian tidak akan bisa dihindari atau ditunda,
karena itu semua telah dalam genggaman Allah.
Mengurangi Ketakutan : Pemahaman yang benar tentang kematian akan membantu menghilangkan rasa takut, karena mati
sesungguhnya adalah perjalanan pulang yang menyenangkan jika seseorang membawa bekal kebaikan.

Semoga kematian kita selalu ada dalam rahmat Allah. Semoga bermanfaat.

09 September 2022

Cisitu berduka

Assalamualaikum,salam sehat selalu semoga Allah memberikan kesehatan dan rizki kepada kita. 

انالله وانااليه راجعون 
Telah dipanggil Allah salah satu warga kampung cisitu Bpk. Acih bin sobari meninggal pada hari jumat tanggal 9 september 2022 (13 safar 1444 H) pada jam 04:00 wib (sebelum subuh).

Duka yang mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan, semoga almarhum meninggal dunia dalam keadaan khusnul khotimah.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ ۗ ثُمَّ اِلَيْنَا تُرْجَعُوْنَ
Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kemudian hanya kepada Kami kamu dikembalikan.
(QS. Al-'Ankabut 29: Ayat 57)

Semua yang hidup di dunia ini bukan saja manusia tidak akan lepas dari kematian, akan tetapi kematian itu merupakan hal yang misteri karena sebagai manusia tidak ada yang mengetahui kapan datangnya kematian itu.

Rasullullah dalam hadistnya mengatakan : Beribadahlah seolah-olah kamu akan mati besok dan bekerjalah kamu seolah-olah kamu akan hidup selamanya.

02 Februari 2019

Kampung Cisitu Berduka lagi


Assalamualaikum, selamat pagi semoga slalu dalam lindungan Allah SWT.

Tulisan kali ini tentang kematian. Kematian adalah sebuah takdir dari Allah yang tidak semua makhluk di bumi tidak tau kapan kematian itu datang,

Kematian adalah sebuah ketetapan. Jika telah datang waktunya, tak satu pun makhluk yang mampu menangguhkannya. Sudahkah kita mempersiapkan diri untuk menyambutnya?

Dilansir dari asysyariah.com Tanda-tanda keagungan dan kebesaran Allah tidak terhitung jumlah dan macamnya. Semuanya bisa dikelompokkan menjadi dua bagian, ayat-ayat syar’iyah yang terdapat dalam kitab-kitab-Nya dan Sunnah Rasul-Nya, serta ayat-ayat kauniyah yang ada pada makhluk-Nya.

Tidaklah Allah menunjukkan keagungan dan kebesaran-Nya dengan ayat-ayat kauniyah dan syar’iyah kecuali bertujuan agar Dia ditauhidkan dalam seluruh peribadatan yang dilakukan oleh hamba-hamba-Nya.

“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya.” (Al-Mulk: 2)

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (Adz-Dzariyat: 56)

Seperti yang terjadi kemarin sore (Jum'at 1/2/2019) Kampung Cisitu telah ditinggalkan seorang warganya yang baik, bersahabat sehingga banyak yang simpati kepadanya.

Seperti yang kami kumpulkan dari masing-masing akun facebooknya.






Atas nama keluarga besar kampung Cisitu mengucapkan turut berduka cita yang sebesar-besarnya, atas meninggalnya sahabat, teman, dan saudara kami. Semoga seluruh amal ibadahnya di dunia diterima oleh Allah SWT. Serta seluruh keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kesabaran oleh Allah atas cobaan yang menimpa ini.

21 Desember 2017

Sang Inspirasi

Jumpa lagi dengan blog kampung cisitu, artikel kali ini merupakan artikel duka, setelah 1 tahun 3 bulan 10 hari ditingglakan untuk selamanya (baca disini) kemarin tanggal 20 Desember 2017 kami ditinggalkan untuk selamanya oleh orang tua (ayahanda tercinta) yang selalu menginspirasi, menasehati dan selalu mengingatkan.

16 September 2016

Kampung Cisitu Berduka bagian II

Salam jumpa kembali semoga sahabat semua selalu dalam lindungan Allah SWT.
Pada artikel kali ini saya ingin menulis kembali tentang kematian, innaa lillaahi wainnaa ilaihi roojiuun dimana kampung cisitu kembali ditinggalkan oleh warganya. tidak lebih dari 114 hari artikel kematian (baca ini) dimana 114 hari tepat sampai tanggal 10 september 2016 umi Hj. Nurjanah binti Bapak Ude dipanggil Allah.
Semoga segala amalkebaikan almarhumah diterima oleh Allah .... Amiiiin.

31 Mei 2016

Cisitu Berduka

Minggu-minggu ini kampung cisitu kehilangan dua orang untuk selamanya.
Hari itu sabtu tanggal 28 mei 2016 pada pukul 18.55 terdengar bunyi ambulance, yang ternyata bunyi ambulance itu mengantarkan jenazah ke arah kampung cisitu.
Innalillahi wainna ilaihi roojiun, kita telah mengetahuinya sejak kita baligh bahwa "setiap yang hidup (setiap yang napas) akan mengalami kematian"





dikebumikannya pada hari minggu 29 mei 2016 pada jam 07.30.
Setelah mengantarkannya ke tempat terakhir (makam) pulanglah semua pengantar termasuk keluarganya, lalu saya berangkat untuk mencari nafkah.

Sekitar pukul 14.00 kurang lebih saya dapatkan telpon dari rumah bahwa kang asep telah meninggal baru saja, saya pun percaya tak percaya sebab tadi paginya masih kelihatan mengantarkan jenazah ke makam.

Waktupun berlalu hingga sore dan petang dimana sayapun pulang, ternyata benar adanya sayapun terpaku beberapa menit karena ketiak percayaan, dan ternyata "kematian datangnya tidak di duga-duga".

Kematian itu tidak melihat usia, bayi, balita, anak-anak, dewasa bila sudah dijemput tidak bisa mengelak.