Tugas Dakwah
Dakwah ilallah adalah mengajak Dai ilallah" secara harfiah berarti "penyeru kepada Allah". Dalam konteks agama Islam, ini merujuk pada orang yang mengajak orang lain untuk beriman kepada Allah dan mengikuti ajaran-Nya. Dakwah ilallah, yaitu kegiatan menyeru manusia kepada Allah, merupakan kewajiban bagi setiap muslim, dan para dai ilallah adalah mereka yang terpilih untuk menyampaikan risalah tersebut. untuk beriman kepada Allah, mengikuti ajaran-Nya, dan menjauhi segala larangan-Nya. Ini mencakup mengajak kepada tauhid (mengesakan Allah), ibadah yang benar, akhlak yang mulia, dan segala aspek kehidupan yang sesuai dengan ajaran Islam.
Kewajiban
Berdakwah ilallah adalah kewajiban bagi setiap muslim, sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran: "Katakanlah: Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik" Al-Quran, Yusuf ayat 108.
Keutamaan
Dakwah ilallah adalah amalan yang sangat mulia. Seorang dai ilallah yang mengajak orang lain kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran, akan mendapatkan pahala yang besar. Bahkan, Nabi Muhammad SAW bersabda, "Demi Allah, Allah subhanahu wa ta'ala memberi hidayah kepada seseorang melalui perantaraanmu, itu lebih baik bagimu daripada unta merah.
Da’i Ilallah, Pemilik Perkataan Terbaik
apakah pemilik perkataan terbaik? Jawabannya adalah mereka para da’i illallah.
Da’i atau orang yang berdakwah sungguh telah memegang amanat mulia. Bahkan seorang da’i yang berdakwah dengan ikhlas, sesuai jalan yang dituntunkan syari’at, bukan cari tenar, dialah yang memiliki ‘ahsanu qoulan’, yaitu pemilik perkataan terbaik sebagaimana yang akan kita bahas kali ini.
Allah Ta’ala berfirman,
ÙˆَÙ…َÙ†ْ Ø£َØْسَÙ†ُ Ù‚َÙˆْÙ„ًا Ù…ِÙ…َّÙ†ْ دَعَا Ø¥ِÙ„َÙ‰ اللَّÙ‡ِ ÙˆَعَÙ…ِÙ„َ صَالِØًا ÙˆَÙ‚َالَ Ø¥ِÙ†َّÙ†ِÙŠ Ù…ِÙ†َ الْÙ…ُسْÙ„ِÙ…ِينَ
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?” (QS. Fushshilat : 33)
Yang Memiliki Perkataan Terbaik, Siapa Mereka?
Ibnu Katsir berkata, “Orang yang paling baik perkataannya adalah yang mengajak hamba Allah ke jalan-Nya.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 12: 240)
Al Alusi berkata, “Yang dimaksud ayat tersebut adalah orang yang berdakwah untuk mentauhidkan Allah dan taat kepada-Nya. Ayat ini mencakup setiap orang yang mengajak ke jalan Allah (termasuk da’i dan muadzin). Demikian pendapat Al Hasan Al Bashri, Maqotil dan mayoritas ulama.” (Ruhul Ma’ani, 18 : 198 – Asy Syamilah)
Asy Syaukani menyebutkan, “Yang dimaksud dalam ayat di atas adalah orang yang berdakwah untuk mentauhidkan Allah dan taat kepada-Nya. Kata Al Hasan Al Bashri, “Dia adalah mukmin yang Allah menerima seruannya dan ia pun menyeru yang lain untuk taat kepada Allah.” (Fathul Qodir, 6 : 354 – Asy Syamilah)
Ibnul Jauzi menjelaskan bahwa para ulama menafsirkan berbeda mengenai maksud orang yang memiliki perkataan yang baik tersebut. Ada yang mengatakan mereka adalah muadzin. Ada yang mengatakan mereka adalah para da’i yang mendakwahi syahadat ‘laa ilaha illallah’ (tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah). Pendapat kedua ini menjadi pendapat Ibnu ‘Abbas, As Sudi, dan Ibnu Zaid. Sedangkan pendapat yang lain seperti dari Al Hasan Al Bashri, yang dimaksud adalah adalah mukmin yang Allah menerima dakwah-Nya karena ia telah menempuh jalan Allah, lalu ia pun mengajak yang lain pada jalan tersebut. (Lihat Zaadul Masiir, 7 : 256-257)
Kesimpulannya, ayat tersebut mencakup umum, siapa saja yang menyeru ke jalan Allah, termasuk seorang da’i dan muadzin.
Sumber : selengkapnya klik