Raja-raja Brunei
Raja-raja Brunai Darusalam yang memerintah sejak didirikannya kerajaan pada tahun 1363 M yakni :
Sultan Muhammad Shah (1383 - 1402)
Sultan Ahmad (1408 - 1425)
sultan Syarif Ali (1425 - 1432)
Sultan Sulaiman (1432 - 1485)
Sultan Bolkiah (1485 - 1524)
Sultan Abdul Kahar (1524 - 1530)
Sultan Saiful Rizal (1533 - 1581)
Sultan Shah Brunei (1581 - 1582)
Sultan Muhammad Hasan (1582 - 1598)
Sultan Abdul Jalilul Akbar (1598 - 1659)
Sultan Abdul Jalilul Jabbar (1659 - 1660)
Sultan Haji Muhammad Ali (1660 - 1661)
Sultan Abdul Hakkul Mubin (1661 - 1673)
Sultan Muhyiddin (1673 - 1690)
Sultan Nasruddin (1690 - 1710)
Sultan Husin Kamaluddin (1710 - 1730) (1737 - 1740)
Sultan Muhammad Alauddin (1730 - 1737)
Sultan Omar Ali Saifuddien I (1740-1795)
Sultan Muhammad Tajuddin (1795-1804) (1804-1807)
Sultan Muhammad Jamalul Alam I (1804)
Sultan Muhammad Kanzul Alam (1807-1826)
Sultan Muhammad Alam (1826-1828)
Sultan Omar Ali Saifuddin II (1828-1852)
Sultan Abdul Momin (1852-1885)
Sultan Hashim Jalilul Alam Aqamaddin (1885-1906)
Sultan Muhammad Jamalul Alam II (1906-1924)
Sultan Ahmad Tajuddin (1924-1950)
Sultan Omar 'Ali Saifuddien III (1950-1967)
Sultan Haji Hassanal Bolkiah Mu'izzaddin Waddaulah (1967-kini)
Pembagian administratif
Brunei dibagi atas empat distrik :
- Belait
- Brunei dan Muara
- Temburong
- Tutong
Distrik-distrik Brunei dibagi lagi menjadi 38 mukim.
Geografi Brunei
Brunei terdiri dari dua bagian yang tidak berkaitan; 97% dari jumlah penduduknya tinggal di bagian barat yang lebih besar, dengan hanya kira-kira 10.000 orang tinggal di daerah Temburong, yaitu bagian timur yang bergunung-gunung. Jumlah penduduk Brunei 470.000 orang. Dari bilangan ini, lebih kurang 80.000 orang tinggal di ibukota Bandar Seri Begawan. Sejumlah kota utama termasuk kota pelabuhan Muara, serta kota Seria yang menghasilkan minyak, dan Kuala Belait, kota tetangganya. Di daerah Belait, kawasan Panaga ialah kampung halaman sejumlah besar ekspatriat, disebabkan oleh fasilitas perumahan dan rekreasi Royal Dutch Shell dan British Army. Klub Panaga yang terkenal terletak di sini.
Iklim Brunei ialah tropis khatulistiwa, dengan suhu serta kelembapan yang tinggi, dan sinar matahari serta hujan lebat sepanjang tahun.
Ekonomi
Ekonomi kecil yang kaya ini adalah suatu campuran kewirausahaan dalam negeri dan asing, pengawalan kerajaan, kebajikan, serta tradisi kampung. Pengeluran minyak mentah dan gas alam terdiri dari hampir setengah PDB. Pendapatan yang cukup besar pekerjaan luar negeri menambah pendapatan daripada pengeluaran dalam negeri. Kerajaan membekali semua layanan pengobatan dan memberikan subsidi beras dan perumahan. Pemimpin-pemimpin Brunei merasa bimbang bahwa keterpaduan dengan ekonomi dunia yang semakin bertambah akan mempengaruhi perpaduan sosial dalam, walaupun Brunei telah memainkan peranan yang lebih kentara dengan menjadi ketua forum APEC pada tahun 2000. Rancangan-rancangan yang dinyatakan untuk masa hadapan termasuk peningkatan keterampilan tenaga buruh, pengurangan pengangguran, pengukuhan sektor-sektor perbankan dan pariwisata, serta secara umum, peluasan lagi asas ekonominya. Sistem Penerbangan Brunei Diraja, sistem penerbangan negara, sedang mencoba menjadikan Brunei sebagai pusat perjalanan internasional
antara Eropa dan Australia/Selandia Baru. Ia juga mempunyai layanan ke tujuan-tujuan Asia yang utama.
Ekonomi Brunei Darussalam bertumpu pada sektor minyak bumi dan gas dengan pendapatan nasional yang termasuk tinggi di dunia satuan mata uangnya adalah Brunei Dolar yang memiliki nilai sama dengan Dolar Singapura.
Selain bertumpu pada sektor minyak bumi dan gas, pemerintah Brunei mencoba melakukan diversifikasi sumber-sumber ekonomi melalui upaya peningkatan di bidang perdagangan dan Industri.
Demografi Brunei
Kira-kira dua pertiga jumlah penduduk Brunei adalah orang Melayu. Kelompok etnik minoritas yang paling penting dan yang menguasai ekonomi negara ialah orang Tionghoa (Han) yang menyusun lebih kurang 15% jumlah penduduknya. Etnis-etnis ini juga menggambarkan bahasa-bahasa yang paling penting: bahasa Melayu yang merupakan bahasa resmi, serta bahasa Tionghoa. Bahasa Inggris juga dituturkan secara meluas dan hampir 95% fasih dengan Bahasa Inggris, dan terdapat sebuah komunitas ekspatriat yang agak besar dengan sejumlah besar warganegara Britania dan Australia.
Islam ialah agama resmi Brunei, dan Sultan Brunei merupakan kepala agama negara itu. Agama-agama lain yang dianut termasuk agama Buddha (terutamanya oleh orang Tiong Hoa), agama Kristen, serta agama-agama orang asli (dalam komunitas-komunitas yang teramat kecil).
Budaya Brunei
Budaya Brunei seakan sama dengan budaya Melayu, dengan pengaruh kuat dari Islam, tetapi kelihatan lebih konservatif dibandingkan Malaysia dan Indonesia. Penjualan dan penggunaan alkohol diharamkan, dengan orang luar dan non-Muslim dibolehkan membawa 12 bir dan dua botol miras setiap kali mereka masuk negara ini. Setelah pemberlakuan larangan pada awal 1990-an, semua pub dan klub malam dipaksa tutup. Mufti Brunei juga menfatwakan pengharaman rokok pada tahun 2011. Harga rokok dijadikan mahal supaya penduduk dapat mengurangi konsumsi rokok.
