Genealogi
Hud bin Abdullah bin Ribah bin Khulud bin Ad bin Aus bin Irim bin Syam bin Nuh. Ia menikahi seorang wanita yang bernama Melka binti Madai bin Japeth (Yafas).
Biografi
Nabi Hud merupakan keturunan dari suku 'Aad, suku yang hidup di jazirah Arab, disuatu tempat bernama Al-Ahqaf yang terletak di utara Hadramaut antaraYaman dan Oman. Mereka adalah kaum penyembah berhala bernama Shamud, Shada, dan al-Haba. Mereka termasuk suku yang tertua sesudah kaum Nuh. Mereka dikaruniai oleh Allah tanah yang subur, dengan sumber-sumber air yang memudahkan mereka bercocok tanam. Sebagaimana dengan kaum Nabi Nuh, kaum Hud, yaitu suku 'Aad tidak mengenal Allah sebagai Tuhannya. Mereka membuat patung-patung yang diberi nama Shamud dan Alhattar dan itu yang disembah sebagai tuhan mereka yang menurut kepercayaannya dapat memberi kebahagiaan, kebaikan dan keuntungan serta dapat menolak kejahatan, kerugian dan segala musibah. Ajaran dan agama Nabi Idris a.s. dan Nabi Nuh a.s. sudah tidak dijalankan lagi.
Dakwah
Nabi Hud memulai dakwahnya dengan menarik perhatian kaumnya suku 'Aad kepada tanda-tanda wujudnya Allah yang berupa alam sekitar mereka dan bahwa Allah-lah yang menciptakan mereka semua dan mengaruniakan mereka dengan segala kenikmatan hidup. Dia-lah yang seharusnya mereka sembah dan bukan patung-patung yang mereka buat sendiri.
Diterangkan oleh Nabi Hud bahwa dia adalah pesuruh Allah yang diberi tugas untuk membawa mereka ke jalan yang benar, beriman kepada Allah yang menciptakan mereka serta menghidupkan dan mematikan mereka, memberi rezeki atau mencabutnya dari mereka. Ia tidak mengharapkan upah dan menuntut balas jasa atas usahanya memimpin dan menuntun mereka ke jalan yang benar. Ia hanya menjalankan perintah Allah dan memperingatkan mereka bahwa jika mereka tetap menutup telinga dan mata mereka, mengingatkan perihal kaum Nabi Nuh yang ditimpa azab Allah serta meminta mereka untuk berhenti dari menyembah berhala.
Bagi kaum 'Aad, seruan dan dakwah Nabi Hud itu merupakan sesuatu yang tidak pernah mereka dengar ataupun duga. Mereka melihat bahwa ajaran yang dibawa oleh Nabi Hud itu akan mengubah cara hidup mereka dan membongkar peraturan dan adat istiadat yang telah mereka kenal dan warisi dari nenek moyang mereka. Mereka tercengang dan merasa heran bahwa seorang dari suku mereka sendiri telah berani berusaha merombak tatacara hidup mereka dan menggantikan agama dan kepercayaan mereka dengan sesuatu yang baru yang mereka tidak kenal dan tidak dapat dimengerti dan diterima oleh akal fikiran mereka.
Pembalasan Allah atas kaum 'Aad
Pembalasan Tuhan terhadap kaum 'Aad yang kafir dan tetap membangkang itu diturunkan dalam dua tahap. Tahap pertama berupa kekeringan yang melanda ladang dan kebun mereka. Dalam keadaan demikian Nabi Hud masih berusaha meyakinkan mereka bahwa kekeringan itu adalah suatu permulaan siksaan dari Allah yang dijanjikan dan bahwa Allah masih memberi kesempatan kepada mereka untuk sadar akan kesesatan dan kekafiran mereka dan kembali beriman kepada Allah dengan meninggalkan persembahan mereka yang batil untuk kemudian bertaubat dan memohon ampun kepada Allah agar segera hujan turun kembali dan menghin dari mereka dari bahaya kelaparan yang mengancam. Akan tetapi mereka tetap belum mau percaya dan menganggap janji Nabi Hud itu adalah janji kosong. Mereka bahkan pergi menghadap berhala-berhala mereka memohon perlindungan dari musibah yang mereka hadapi.
Tentangan mereka terhadap janji Allah yang diwahyukan kepada Nabi Hud segera mendapat jawaban dengan datangnya pembalasan tahap kedua yang dimulai dengan terlihatnya gumpalan awan dan mega hitam yang tebal diatas mereka yang disambutnya dengan sorak-sorai gembira, karena mengira bahwa hujan akan segera turun membasahi ladang dan menyirami kebun mereka yang sedang mengalami kekeringan. Melihat sikap kaum 'Aad yang sedang bersuka ria itu berkatalah Nabi Hud dengan nada mengejek : Mega hitam itu bukanlah mega hitam dan awan rahmat bagi kamu tetapi mega yang akan membawa kehancuran kamu sebagai pembalasan Allah yang telah kujanjikan dan kamu ternanti-nanti untuk membuktikan kebenaran kata-kataku yang selalu kamu sangkal dan kamu dusta.
Sejurus kemudian menjadi kenyataanlah apa yang diramalkan oleh Nabi Hud itu bahwa bukan hujan yang turun dari awan yang tebal itu tetapi angin topan yang dahsyat dan kencang disertai bunyi gemuruh yang mencemaskan yang telah merusakkan bangunan rumah dari dasarnya, membawa berterbangan semua perabotan dan harta benda serta melempar jauh binatang-binatang ternak. Keadaan kaum 'Aad menjadi panik, mereka berlari kesana-sini, hilir-mudik mencari perlindungan.
Adapun Nabi Hud dan para sahabatnya yang beriman telah mendapat perlindungan Allah dari bencana yang menimpa kaumnya. Setelah keadaan cuaca kembali tenang dan tanah Al-Ahqaf sudah menjadi sunyi senyap dari kaum 'Aad pergilah Nabi Hud meninggalkan tempatnya berhijrah ke Hadramaut, dimana ia tinggal menghabiskan sisa hidupnya sampai iawafat dan dimakamkan di sana. Hingga sekarang makamnya yang terletak di atas sebuah bukit, di suatu tempat lebih kurang 50 km dari kota Siwun selalu dikunjungi para peziarah yang datang dari sekitar daerah itu, terutama pada bulanSyaaban.
Kisah Hud dalam Al-Qur'an
Kisah Nabi Hud diceritakan dalam 68 ayat dari 10 surah yang di antaranya adalah
وَإِلَى عَادٍ أَخَاهُمْ
هُودًا قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ إِنْ
أَنْتُمْ إِلا مُفْتَرُونَ
Dan kepada
kaum Ad (Kami utus) saudara mereka, Hud. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah
Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Kamu hanyalah
mengada-adakan saja. (Hud : 50)
يَا قَوْمِ لا أَسْأَلُكُمْ
عَلَيْهِ أَجْرًا إِنْ أَجْرِيَ إِلا عَلَى الَّذِي فَطَرَنِي أَفَلا
تَعْقِلُونَ
Hai kaumku,
aku tidak meminta upah kepadamu bagi seruanku ini, Upahku tidak lain hanyalah
dari Allah yang telah menciptakanku. Maka tidakkah kamu memikirkan
(nya)?" (Hud : 51)
وَيَا قَوْمِ اسْتَغْفِرُوا
رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا
وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَى قُوَّتِكُمْ وَلا تَتَوَلَّوْا مُجْرِمِينَ
Dan (dia
berkata): "Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah
kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan
menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan
berbuat dosa." (Hud : 52)
قَالُوا يَا هُودُ مَا
جِئْتَنَا بِبَيِّنَةٍ وَمَا نَحْنُ بِتَارِكِي آلِهَتِنَا عَنْ قَوْلِكَ وَمَا
نَحْنُ لَكَ بِمُؤْمِنِينَ
Kaum Ad
berkata: "Hai Hud, kamu tidak mendatangkan kepada kami suatu bukti yang nyata,
dan kami sekali-kali tidak akan meninggalkan sembahan-sembahan kami karena
perkataanmu, dan kami sekali-kali tidak akan mempercayai kamu. (Hud : 53)
إِنْ نَقُولُ إِلا
اعْتَرَاكَ بَعْضُ آلِهَتِنَا بِسُوءٍ قَالَ إِنِّي أُشْهِدُ اللَّهَ وَاشْهَدُوا
أَنِّي بَرِيءٌ مِمَّا تُشْرِكُونَ
Kami tidak
mengatakan melainkan bahwa sebagian sembahan kami telah menimpakan penyakit gila
atas dirimu." Hud menjawab: "Sesungguhnya aku jadikan Allah sebagai saksiku dan
saksikanlah olehmu sekalian bahwa sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang
kamu persekutukan, (Hud : 54)
مِن دُونِهِ فَكِيدُونِي
جَمِيعًا ثُمَّ لاَ تُنظِرُونِ
dari
selain-Nya, sebab itu jalankanlah tipu dayamu semuanya terhadapku dan janganlah
kamu memberi tangguh kepadaku. (Hud : 55)
إِنِّي تَوَكَّلْتُ عَلَى
اللَّهِ رَبِّي وَرَبِّكُمْ مَا مِنْ دَابَّةٍ إِلا هُوَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهَا
إِنَّ رَبِّي عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
Sesungguhnya
aku bertawakal kepada Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Tidak ada suatu binatang melata
pun melainkan Dia-lah yang memegang ubun-ubunnya. Sesungguhnya Tuhanku di atas
jalan yang lurus." (Hud : 56)
فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقَدْ
أَبْلَغْتُكُمْ مَا أُرْسِلْتُ بِهِ إِلَيْكُمْ وَيَسْتَخْلِفُ رَبِّي قَوْمًا
غَيْرَكُمْ وَلا تَضُرُّونَهُ شَيْئًا إِنَّ رَبِّي عَلَى كُلِّ شَيْءٍ
حَفِيظٌ
Jika kamu
berpaling, maka sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu apa (amanat) yang
aku diutus (untuk menyampaikan) nya kepadamu. Dan Tuhanku akan mengganti (kamu)
dengan kaum yang lain (dari) kamu; dan kamu tidak dapat membuat mudarat
kepada-Nya sedikit pun. Sesungguhnya Tuhanku adalah Maha Pemelihara segala
sesuatu. (Hud " 57)
وَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا
نَجَّيْنَا هُودًا وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ بِرَحْمَةٍ مِنَّا وَنَجَّيْنَاهُمْ
مِنْ عَذَابٍ غَلِيظٍ
Dan tatkala
datang azab Kami, Kami selamatkan Hud dan orang-orang yang beriman bersama dia
dengan rahmat dari Kami; dan Kami selamatkan (pula) mereka (di akhirat) dari
'azab yang berat. (Hud : 58)
وَتِلْكَ عَادٌ جَحَدُوا
بِآيَاتِ رَبِّهِمْ وَعَصَوْا رُسُلَهُ وَاتَّبَعُوا أَمْرَ كُلِّ جَبَّارٍ
عَنِيدٍ
Dan itulah
(kisah) kaum Ad yang mengingkari tanda-tanda kekuasaan Tuhan mereka, dan
mendurhakai rasul-rasul Allah dan mereka menuruti perintah semua penguasa yang
sewenang-wenang lagi menentang (kebenaran). (Hud : 59)
وَأُتْبِعُوا فِي هَذِهِ
الدُّنْيَا لَعْنَةً وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ أَلا إِنَّ عَادًا كَفَرُوا رَبَّهُمْ
أَلا بُعْدًا لِعَادٍ قَوْمِ هُودٍ
Dan mereka
selalu diikuti dengan kutukan di dunia ini dan (begitu pula) di hari kiamat.
Ingatlah, sesungguhnya kaum Ad itu kafir kepada Tuhan mereka. Ingatlah,
kebinasaanlah bagi kaum Ad (yaitu) kaum Hud itu. (Hud : 60)
Surat Al Mu’minuun ayat 31 sehingga ayat 41,
ثُمَّ أَنْشَأْنَا مِنْ
بَعْدِهِمْ قَرْنًا آخَرِينَ
Kemudian,
Kami jadikan sesudah mereka umat yang lain. (Al-Mu'minun : 31)
فَأَرْسَلْنَا فِيهِمْ
رَسُولا مِنْهُمْ أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ أَفَلا
تَتَّقُونَ
Lalu Kami
utus kepada mereka, seorang rasul dari kalangan mereka sendiri (yang berkata):
"Sembahlah Allah oleh kamu sekalian, sekali-kali tidak ada Tuhan selain
daripada-Nya. Maka mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya). (Al-Mu'minun : 32)
وَقَالَ الْمَلأ مِنْ
قَوْمِهِ الَّذِينَ كَفَرُوا وَكَذَّبُوا بِلِقَاءِ الآخِرَةِ وَأَتْرَفْنَاهُمْ
فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا مَا هَذَا إِلا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يَأْكُلُ مِمَّا
تَأْكُلُونَ مِنْهُ وَيَشْرَبُ مِمَّا تَشْرَبُونَ
Dan
berkatalah pemuka-pemuka yang kafir di antara kaumnya dan yang mendustakan akan
menemui hari akhirat (kelak) dan yang telah Kami mewahkan mereka dalam kehidupan
di dunia: "(Orang) ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, dia makan dari
apa yang kamu makan, dan meminum dari apa yang kamu minum. (Al-Mu'minun : 33)
وَلَئِنْ أَطَعْتُمْ بَشَرًا
مِثْلَكُمْ إِنَّكُمْ إِذًا لَخَاسِرُونَ
Dan
sesungguhnya jika kamu sekalian menaati manusia yang seperti kamu, niscaya bila
demikian, kamu benar-benar (menjadi) orang-orang yang merugi. (Al-Mu'minun : 34)
أَيَعِدُكُمْ أَنَّكُمْ
إِذَا مِتُّمْ وَكُنْتُمْ تُرَابًا وَعِظَامًا أَنَّكُمْ مُخْرَجُونَ
Apakah ia
menjanjikan kepada kamu sekalian, bahwa bila kamu telah mati dan telah menjadi
tanah dan tulang belulang, kamu sesungguhnya akan dikeluarkan (dari
kuburmu)?, (Al-Mu'minun : 35)
هَيْهَاتَ هَيْهَاتَ لِمَا
تُوعَدُونَ
jauh, jauh
sekali (dari kebenaran) apa yang diancamkan kepada kamu itu, (Al-Mu'minun : 36)
إِنْ هِيَ إِلا حَيَاتُنَا
الدُّنْيَا نَمُوتُ وَنَحْيَا وَمَا نَحْنُ بِمَبْعُوثِينَ
kehidupan itu
tidak lain hanyalah kehidupan kita di dunia ini, kita mati dan kita hidup dan
sekali-kali tidak akan dibangkitkan lagi, (Al-Mu'minun : 37)
إِنْ هُوَ إِلا رَجُلٌ
افْتَرَى عَلَى اللَّهِ كَذِبًا وَمَا نَحْنُ لَهُ بِمُؤْمِنِينَ
Ia tidak lain
hanyalah seorang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah, dan kami
sekali-kali tidak akan beriman kepadanya". (Al-Mu'minun : 38)
قَالَ رَبِّ انْصُرْنِي
بِمَا كَذَّبُونِ
Rasul itu
berdoa: "Ya Tuhanku, tolonglah aku karena mereka mendustakanku." (Al-Mu'minun : 39)
قَالَ عَمَّا قَلِيلٍ
لَيُصْبِحُنَّ نَادِمِينَ
Allah
berfirman: "Dalam sedikit waktu lagi pasti mereka akan menjadi orang-orang yang
menyesal." (Al-Mu'minun : 40)
فَأَخَذَتْهُمُ الصَّيْحَةُ
بِالْحَقِّ فَجَعَلْنَاهُمْ غُثَاءً فَبُعْدًا لِلْقَوْمِ الظَّالِمِينَ
Maka
dimusnahkanlah mereka oleh suara yang mengguntur dengan hak dan Kami jadikan
mereka (sebagai) sampah banjir maka kebinasaanlah bagi orang-orang yang lalim
itu. (Al-Mu'minun : 41)
Surat Al Ahqaaf ayat 21 sehingga ayat 26
وَاذْكُرْ أَخَا عَادٍ إِذْ
أَنْذَرَ قَوْمَهُ بِالأحْقَافِ وَقَدْ خَلَتِ النُّذُرُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ
وَمِنْ خَلْفِهِ أَلا تَعْبُدُوا إِلا اللَّهَ إِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ
يَوْمٍ عَظِيمٍ
Dan ingatlah
(Hud) saudara kaum Ad yaitu ketika dia memberi peringatan kepada kaumnya di Al
Ahqaaf dan sesungguhnya telah terdahulu beberapa orang pemberi peringatan
sebelumnya dan sesudahnya (dengan mengatakan): "Janganlah kamu menyembah selain
Allah, sesungguhnya aku khawatir kamu akan ditimpa azab hari yang besar". (Al-Ahqaf : 21).
Kabilah ini bertempat tinggal di bukit-bukit pasir yang disebut Ahqâf. Namun letak bukit pasir itu sendiri masih diperselisihkan. Di antara ahli sejarah ada yang mengatakan bahwa bukit itu terletak di antara Yaman dan Amman sampai Hadramaut dan Syahr yang terletak di sebelah tenggara semenanjung Arab. Namun sebagian arkeolog berpendapat bahwa bukit itu berada di sebelah timur Aqabah. Pendapat ini didasarkan pada tulisan nabthiyyah yang mereka temukan dalam reruntuhan candi yang ada di gunung Iram. Di sana ditemukan peninggalan-peninggalan Jahiliah kuno yang menguatkan anggapan bahwa lokasi itu adalah apa yang oleh al-Qur'ân disebut dengan kota Iram. Namun semua itu telah musnah sebelum Islam. Dan ketika Islam datang, yang tersisa di sana hanya sember mata air sebagai tempat persinggahan kafilah yang pergi ke Syam (Suriah).
قَالُوا أَجِئْتَنَا
لِتَأْفِكَنَا عَنْ آلِهَتِنَا فَأْتِنَا بِمَا تَعِدُنَا إِنْ كُنْتَ مِنَ
الصَّادِقِينَ
Mereka
menjawab: "Apakah kamu datang kepada kami untuk memalingkan kami dari
(menyembah) tuhan-tuhan kami? Maka datangkanlah kepada kami azab yang telah kamu
ancamkan kepada kami jika kamu termasuk orang-orang yang benar". (Al-Ahqaf : 22)
قَالَ إِنَّمَا الْعِلْمُ
عِنْدَ اللَّهِ وَأُبَلِّغُكُمْ مَا أُرْسِلْتُ بِهِ وَلَكِنِّي أَرَاكُمْ قَوْمًا
تَجْهَلُونَ
Ia berkata:
"Sesungguhnya pengetahuan (tentang itu) hanya pada sisi Allah dan aku (hanya)
menyampaikan kepadamu apa yang aku diutus dengan membawanya tetapi aku lihat
kamu adalah kaum yang bodoh". (Al-Ahqaf : 23)
فَلَمَّا رَأَوْهُ عَارِضًا
مُسْتَقْبِلَ أَوْدِيَتِهِمْ قَالُوا هَذَا عَارِضٌ مُمْطِرُنَا بَلْ هُوَ مَا
اسْتَعْجَلْتُمْ بِهِ رِيحٌ فِيهَا عَذَابٌ أَلِيمٌ
Maka tatkala
mereka melihat azab itu berupa awan yang menuju ke lembah-lembah mereka,
berkatalah mereka: "Inilah awan yang akan menurunkan hujan kepada kami".
(Bukan)! bahkan itulah azab yang kamu minta supaya datang dengan segera (yaitu)
angin yang mengandung azab yang pedih, (Al-Ahqaf : 24)
تُدَمِّرُ كُلَّ شَيْءٍ
بِأَمْرِ رَبِّهَا فَأَصْبَحُوا لا يُرَى إِلا مَسَاكِنُهُمْ كَذَلِكَ نَجْزِي
الْقَوْمَ الْمُجْرِمِينَ
yang
menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Tuhannya, maka jadilah mereka tidak
ada yang kelihatan lagi kecuali (bekas-bekas) tempat tinggal mereka. Demikianlah
Kami memberi balasan kepada kaum yang berdosa. (Al-Ahqaf : 25)
وَلَقَدْ مَكَّنَّاهُمْ
فِيمَا إِنْ مَكَّنَّاكُمْ فِيهِ وَجَعَلْنَا لَهُمْ سَمْعًا وَأَبْصَارًا
وَأَفْئِدَةً فَمَا أَغْنَى عَنْهُمْ سَمْعُهُمْ وَلا أَبْصَارُهُمْ وَلا
أَفْئِدَتُهُمْ مِنْ شَيْءٍ إِذْ كَانُوا يَجْحَدُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَحَاقَ
بِهِمْ مَا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ
Dan
sesungguhnya Kami telah meneguhkan kedudukan mereka dalam hal-hal yang Kami
belum pernah meneguhkan kedudukanmu dalam hal itu dan Kami telah memberikan
kepada mereka pendengaran, penglihatan dan hati; tetapi pendengaran, penglihatan
dan hati mereka itu tidak berguna sedikit jua pun bagi mereka, karena mereka
selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan mereka telah diliputi oleh siksa yang
dahulu selalu mereka memperolok-olokkannya. (Al-Ahqaf : 26).
Surat Al Haaqqah ayat 6,7 dan 8.
وَأَمَّا عَادٌ فَأُهْلِكُوا
بِرِيحٍ صَرْصَرٍ عَاتِيَةٍ
Adapun kaum
Ad maka mereka telah dibinasakan dengan angin yang sangat dingin lagi amat
kencang, (Al-Haaqah : 6)
سَخَّرَهَا عَلَيْهِمْ
سَبْعَ لَيَالٍ وَثَمَانِيَةَ أَيَّامٍ حُسُومًا فَتَرَى الْقَوْمَ فِيهَا صَرْعَى
كَأَنَّهُمْ أَعْجَازُ نَخْلٍ خَاوِيَةٍ
yang Allah
menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus
menerus; maka kamu lihat kaum Ad pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan
mereka tunggul-tunggul pohon kurma yang telah kosong (lapuk). (Al-Haaqah : 7)
فَهَلْ تَرَى لَهُمْ مِنْ
بَاقِيَةٍ
Maka kamu
tidak melihat seorang pun yang tinggal di antara mereka. (Al-Haaqah : 8).
kisah Nabi Hud disurat-surat yang lain :
Kaum 'Aad membangun tanah mereka:
Surat Al-A'raf 7 : 69,
أَوَعَجِبْتُمْ أَنْ
جَاءَكُمْ ذِكْرٌ مِنْ رَبِّكُمْ عَلَى رَجُلٍ مِنْكُمْ لِيُنْذِرَكُمْ وَاذْكُرُوا
إِذْ جَعَلَكُمْ خُلَفَاءَ مِنْ بَعْدِ قَوْمِ نُوحٍ وَزَادَكُمْ فِي الْخَلْقِ
بَسْطَةً فَاذْكُرُوا آلاءَ اللَّهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Apakah kamu
(tidak percaya) dan heran bahwa datang kepadamu peringatan dari Tuhanmu yang
dibawa oleh seorang laki-laki di antaramu untuk memberi peringatan kepadamu? Dan
ingatlah oleh kamu sekalian di waktu Allah menjadikan kamu sebagai
pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah lenyapnya kaum Nuh, dan Tuhan telah
melebihkan kekuatan tubuh dan perawakanmu (daripada Kaum Nuh itu). Maka ingatlah
nikmat-nikmat Allah supaya kamu mendapat keberuntungan. (Al-A'raf : 69)
Next kisah Nabi Hud disini