kampung cisitu

  • Pemandangan Situ Zen

    Pemandangan pada masanya, dimana kampung cisitu memiliki tempat wisata seindah ini.

  • Jalan di Kampung Cisitu

    Kampung cisitu terus berbenah, termasuk akses menuju kampung cisitu di perbaharui.

  • Masjid An-nuur

    Foto masjid an-nuur cisitu yang megah.

  • Langit Cisitu

    Pemandangan alam cisitu disaat cuaca cerah.

  • Logo

    Logo terbaru untuk blog dan media sosial.

Terimakasih sudah singgah di blog kampung cisitu

Kisah Nabi Ibrahim

Genealogi

Ibrahim merupakan putra Azar (Tarikh) bin Nahur bin Sarugh bin Ra'u bin Faligh bin Abir bin Shaleh bin Arfakhsad bin Sam bin Nuh. Ia dilahirkan di sebuah tempat bernama Faddam A'ram, yang terletak di wilayah kerajaan Babilonia. Ayah Ibrahim memiliki tiga putra: Ibrahim, Haran, dan Nahor. Haran memiliki seorang putra yakni nabi Luth sementara Ibrahim memiliki dua putra yang termasuk golongan nabi, yaitu Ismail dan Ishaq, sedangkan nabi Yaqub merupakan cucu Ibrahim.

Menurut al-Kalbiy, ibu nabi Ibrahim bernama Buna binti Karbina bin Kartsi, yang berasal dari Bani Arfakhsyad, sedangkan dalam kitab at-Tarikh dari Ishaq bin Basyar al-Kahiliy karya Al-Hafidz ibnu Asakir, ibu nabi Ibrahim bernama Amilah. Ibnu Asakir meriwayatkan pula, bahwasanya nabi Ibrahim dijuluki sebagai "Abu adh-Dhaifan.

Para istri Ibrahim

Ketika Sarah hendak ditawan raja Mesir untuk dijadikan selir, Allah memberikan perlindungan kepada Sarah sehingga raja Mesir tidak dapat menjadikan Sarah sebagai selir. Setelah menyadari bahwa Allah telah menghadirkan berbagai musibah menimpa diri raja Mesir akibat Sarah yang merupakan istri Ibrahim, ia mengembalikan Sarah kepada Ibrahim serta raja Mesir menghadiahkan Hajar sebagai budak untuk Sarah sebagai penebusan dosa. Hajar adalah seorang permaisuri kerajaan Mesir.

Para istri Ibrahim dan anak-anak yang dilahirkan oleh mereka adalah sebagai berikut :

  • Sarah : Ishaq
  • Hajar al-Qibthiyah al-Mishtiyah : Ismail
  • Qanthura binti Yaqthan : Zimran, Yaqsyan, Madan, Madyan, Syiyaq dan Syuh.

Mukjizat
Melihat burung dihidupkan kembali Ibrahim yang sudah bertekad ingin memerangi kesyirikan maupun penyembahan berhala, ingin mempertebal keimanan dan keyakinannya terlebih dahulu, untuk menenteramkan kalbu serta membersihkan keragu-raguan yang mungkin mengganggu pikiran, Ibrahim memohon kepada Allah agar diperlihatkan kepada dirinya tentang cara Allah menghidupkan kembali makhluk-makhluk yang sudah mati.

وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ
رَبِّ أَرِنِي كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتَى قَالَ أَوَلَمْ تُؤْمِنْ قَالَ بَلَى
وَلَكِنْ لِيَطْمَئِنَّ قَلْبِي قَالَ فَخُذْ أَرْبَعَةً مِنَ الطَّيْرِ
فَصُرْهُنَّ إِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلَى كُلِّ جَبَلٍ مِنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ
ادْعُهُنَّ يَأْتِينَكَ سَعْيًا وَاعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Dan
(ingatlah) ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, perlihatkanlah padaku bagaimana
Engkau menghidupkan orang mati". Allah berfirman: "Belum yakinkah kamu?".
Ibrahim menjawab: "Aku telah meyakininya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap
(dengan imanku)". Allah berfirman: "(Kalau demikian) ambillah empat ekor burung,
lalu cingcanglah semuanya olehmu. (Allah berfirman): "Lalu letakkan di atas
tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah
mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera". Dan ketahuilah bahwa
Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Al-Baqarah : 260)

Diselamatkan ketika berada di Perapian
Sebagian ulama salaf menyebutkan bahwa ketika Jibril menampakkan diri kepada Ibrahim di udara, ia bertanya kepada Ibrahim apakah Ibrahim memerlukan bantuan, kemudian Ibrahim menjawab tidak perlu bantuan. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas dan Sa'id bin Jubair mengisahkan bahwa, Malaikat Ar-Ra'd (malaikat pengatur awan dan hujan) mengatakan, "Kapan saja aku diperintah, maka aku akan menurunkan hujan" namun Firman Allah hadir lebih cepat,
قُلْنَا يَا نَارُ كُونِي
بَرْدًا وَسَلامًا عَلَى إِبْرَاهِيمَ
Kami
berfirman: "Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi
Ibrahim". (Al-Anbiyaa : 69)

Ka'ab al-Ahbar meriwayatkan, "Saat itu seluruh penduduk bumi tidak bisa menyalakan api, sedangkan Ibrahim tidak terbakar sedikitpun selain tali yang mengikat dirinya." Sedangkan menurut As-Suddiy, "Saat itu Ibrahim didampingi oleh Malaikat Azh-Zhil (malaikat pemberi naungan), sehingga saat itu Ibrahim yang berada di kobaran api, sebenarnya ia berada di taman hijau. Orang-orang melihatnya dan tidak mampu memahami keadaan itu dan ia pun tidak keluar untuk menemui mereka."

Terdapat riwayat pula bahwa ketika Ibrahim dilemparkan ke dalam kobaran api besar; semua hewan di muka bumi berusaha memadamkan api tersebut, kecuali tokek yang berusaha membuat api membesar.
Pasir berubah menjadi makanan.

Abdur Razzaq meriwayatkan dari Mu’ammar dari Zaid bin Aslam bahwasanya Namrudz memiliki berbagai makanan, orang-orang berduyun-duyun untuk memperoleh kebutuhan makanan, termasuk Ibrahim datang untuk memperoleh kebutuhan makanan pula. Menurut kitab "Qashash al-Anbiyaa", pada sebuah hari ketika persediaan makanan telah habis, nabi Ibrahim mengambil gundukan pasir, yang kemudian berubah menjadi bahan makanan tatkala ia sampai di rumah.

Kisah
Kelahiran dan masa kecil
Pada 2295 SM. Kerajaan Babilonia waktu itu diperintah oleh Namrudz, seorang raja bengis yang berkuasa secara absolut dan zalim. Kerajaan itu mendapat pertanda langka pada bintang-bintang bahwa akan ada seorang anak laki-laki perkasa lahir dan keturunannya akan memenuhi seisi bumi, dengan salah seorang keturunannya akan membunuh Namrudz. Ketakutan terhadap kabar ini, maka ada perintah bahwa semua bayi laki-laki yang baru lahir harus dibunuh. Pada waktu yang hampir bersamaan, ayah dari nabi Ibrahim merasakan kebahagiaan sekaligus kekhawatiran karena ia mendengar kabar bahwa istrinya sedang mengandung seorang anak sesaat setelah ia dinobatkan sebagai panglima kerajaan, lalu kedua putranya, Nahor dan Haran, memberi pendapat tentang persoalan ini.

Haran, sebagai seorang ahli nujum, berpendapat bahwa sang ayah dapat menyerahkan anak itu kepada raja, sebab Haran meyakini bahwa belum ada pertanda di langit yang gagal; sekalipun harus diserahkan ke pedang atau perapian, Haran percaya akan ada keajaiban yang membuat anak itu tetap hidup. Sedangkan Nahor memberi saran supaya sang ibu meninggalkan negeri Babilonia selama beberapa waktu, sementara itu sang ayah dapat menyerahkan bayi lain sebagai ganti Ibrahim. Sang ayah menerima saran Nahor supaya menyelamatkan diri dari negeri Babilonia.

Ibu Ibrahim ditempatkan di sebuah gua bersama seorang pengasuh sampai hari bersalin dan sang ayah mengambil seorang bayi dari seorang hambanya untuk diserahkan ke Namrudz. Ketika penyembelihan bayi dilakukan, Namrudz bergembira sebab ia menyangka ancaman bagi kerajaannya telah lenyap. Sementara itu, setelah Ibu Ibrahim mengalami persalinan, ia bersama pengasuh meninggalkan Ibrahim seorang diri di gua, sang ibu menangis seraya berdoa "Semoga Sang Pelindung selalu menyertaimu, wahai anakku....." setelah Ibrahim ditinggalkan seorang diri, Allah mengutus sesosok malaikat supaya hadir dan merawat Ibrahim.

Setelah berbulan-bulan, Haran masih mempercayai pertanda di langit tentang Ibrahim sehingga ia pergi mendatangi gua di mana Ibrahim ditinggalkan. Haran terkejut ketika mendapati adiknya telah menjadi seorang anak laki-laki yang dapat berbicara. Haran mengajak Ibrahim pulang ke negeri Babilonia namun Ibrahim sempat menolak seraya menyatakan bahwa ia tidak mempunyai rumah karena ia mengaku telah tersesat di sebuah tempat yang tidak ia kenal. Pada akhirnya Haran berhasil membawa Ibrahim ke rumah sang ayah di Babilonia. Ketika Haran mempertemukan Ibrahim, sang ayah tidak percaya bahwa anak yang diajak Haran itu merupakan bayi yang telah ditinggalkan selama berbulan-bulan di gua. Ketika Ibrahim ditanya siapa yang selama ini memberinya makan, ia menjawab bahwa Yang Maha Pemberi yang menyediakan makanan untuknya, lalu ia kembali ditanya tentang siapa yang merawatnya saat sakit, ia menjawab bahwa Yang Maha Menyembuhkan yang melakukannya, kemudian ketika ditanya tentang siapa yang memberitahunya tentang jawaban-jawaban ini, Ibrahim menjawab bahwa Yang Maha Mengetahui yang mengajarinya. Terkejut dengan jawaban-jawaban ini, sang ayah merasa heran dan takjub terhadap Ibrahim. Untuk menghindari kecurigaan Namrudz, Ibrahim diasuh di rumah Haran yang berada di luar wilayah Babilonia. Di sana Ibrahim dibesarkan bersama anak-anak kakaknya yaitu Luth, Sarah dan Milka.

Masa remaja
Mencari Tuhan yang sebenarnya
Ketika Ibrahim telah berusia dua belas tahun, ia merasa kehilangan sosok yang sebelumnya memberi makan dan perlindungan untuk dirinya, terlebih ia mendapati orang-orang di negeri itu merupakan para penyembah patung berhala. Ibrahim mengingkari anggapan bahwa patung adalah dewa sehingga ia merasa tak betah berada di tengah-tengah negeri itu. Ibrahim memutuskan untuk mencari Tuhan hingga ia harus berpindah di rumah nabi Nuh selama beberapa waktu.

Setelah berguru di rumah Nuh, Ibrahim memutuskan pergi sebab ia belum mendapat jawaban dalam pencariannya. Tatkala Ibrahim kembali ke rumah ayahnya, ia sering mendapati ayahnya sedang membuat patung-patung serta meletakkan makanan di depan patung-patung itu sehingga menyebabkan Ibrahim bertanya-tanya tentang perilaku sang ayah. Mendapati jawaban bahwa sang ayah menyembah patung karena tradisi leluhur, Ibrahim mempertanyakan tradisi ini namun sang ayah membiarkan Ibrahim. Pada zaman Ibrahim, sebagian besar orang di Mesopotamia beragama politeisme, yakni tradisi penyembahan lebih dari satu dewa, baik berupa dewa-dewa di muka bumi maupun dewa-dewa di langit dan orang-orang tersebut membuat patung sebagai simbol dewa-dewa itu. Ketika Ibrahim bertanya tentang Tuhan kepada Nahor, kakaknya menjelaskan bahwa di langit ada dewa-dewa, akan tetapi Ibrahim merasa perlu membuktikan ucapan ini. Pencarian Ibrahim mengenai Tuhannya, tercantum dalam Al-Qur'an, yang berbunyi :
فَلَمَّا جَنَّ عَلَيْهِ
اللَّيْلُ رَأَى كَوْكَبًا قَالَ هَذَا رَبِّي فَلَمَّا أَفَلَ قَالَ لا أُحِبُّ
الآفِلِينَ (76)
فَلَمَّا رَأَى الْقَمَرَ
بَازِغًا قَالَ هَذَا رَبِّي فَلَمَّا أَفَلَ قَالَ لَئِنْ لَمْ يَهْدِنِي رَبِّي
لأكُونَنَّ مِنَ الْقَوْمِ الضَّالِّينَ (77)
فَلَمَّا رَأَى الشَّمْسَ
بَازِغَةً قَالَ هَذَا رَبِّي هَذَا أَكْبَرُ فَلَمَّا أَفَلَتْ قَالَ يَا قَوْمِ
إِنِّي بَرِيءٌ مِمَّا تُشْرِكُونَ (78)
76. Ketika malam
telah menjadi gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: "Inilah
Tuhanku" Tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: "Saya tidak suka
kepada yang tenggelam".

77. Kemudian
tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: "Inilah Tuhanku". Tetapi setelah
bulan itu terbenam dia berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi
petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat".

78. Kemudian
tatkala dia melihat matahari terbit, dia berkata: "Inilah Tuhanku, ini yang
lebih besar", maka tatkala matahari itu telah terbenam, dia berkata: "Hai
kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan.

Inilah daya logika yang dianugerahkan kepada nabi Ibrahim dalam menolak agama penyembahan langit yang dipercayai kaumnya sehingga ia menyadari bahwa Yang Mengendalikan bulan, bintang, matahari, siang, malam serta Yang Menciptakan segala makhluk di bumi adalah Tuhan yang sebenarnya.

Peringatan terhadap para penyembah berhala
Semasa remaja, Ibrahim masih sering bertanya kepada sang ayah tentang Tuhan yang sesungguhnya. Walau demikian, ayahnya tetap tak menghiraukan Ibrahim. Sampai suatu ketika Ibrahim bertanya: "Terbuat dari apakah patung-patung ini?" maka ayahnya menunjukkan kayu sebagai bahan pembuatan. Ibrahim pun mempertanyakan "Apakah kayu itu tuhan?, benda yang hangus lenyap di perapian?" untuk menghindari pertanyaan-pertanyaan lain, Ibrahim diperintah menjual patung-patung buatan ini. Ibrahim berkeliling kota menjajakan patung-patung buatan ayahnya, namun karena iman dan tauhid yang telah Allah ilhamkan kepada dirinya, Ibrahim merasa tidak bersemangat untuk menjajakan barang-barang itu bahkan secara mengejek menawarkan patung-patung itu kepada calon pembeli dengan kata-kata: "Siapakah yang akan membeli patung-patung yang diam dan tidak berguna ini?". Melalui berbagai cara, Ibrahim berusaha menyadarkan tentang kesia-siaan patung dan Ibrahim berupaya berdakwah seraya mengenalkan tentang Tuhan kepada banyak orang.

Ibrahim yang mendapati sang ayah tetap tidak mau meninggalkan penyembahan berhala-berhala kayu, merasa sedih dan ingin menyadarkan tentang kekeliruan ini. Berulang-ulang kali ia berusaha memperingatkan, hingga Ibrahim menyatakan "Sekiranya kayu itu memang sembahan, bukankah api dapat menghanguskan kayu, sekalipun api disebut sembahan, maka air dapat memadamkan dan melenyapkan api, meskipun air disebut sebagai sembahan, maka air akan lenyap diserap oleh tanah; sekalipun tanah disebut sebagai sembahan, maka matahari mengeringkan tanah dan menjadikannya tandus. Sekalipun matahari bersinar terang, tidaklah itu layak dianggap sembahan sebab ia akan kehilangan cahaya karena awan yang bergumpal-gumpal dan lenyap dalam kegelapan malam lalu tergantikan sinar bulan dan bintang-bintang. Awan-awan dan malam pun tidak pantas dianggap sebagai sembahan sebab apakah sembahan hanya hadir dalam waktu tertentu dan menghilang dalam waktu tertentu, sementara umat manusia beserta segala makhluk di bumi selalu hidup dan hadir setiap waktu? bukankah Yang Menciptakan langit, bumi beserta segala yang antara keduanya adalah Tuhan yang sebenarnya? kiranya kamu mau merenungkan."

Ibrahim berseru kepada kaumnya: "Apapun yang kalian sembah itu adalah segala yang kubenci selain Tuhan atas segala sesuatu, Dialah yang menciptakan diriku dan membimbing diriku sebab Dia menciptakan sesuatu berdasar tujuanNya dan KehendakNya, Dialah yang menghadirkan kebenaran kepadaku melalui pendengaranku, sebab semula aku hanya ciptaan yang bahkan tidak mengenali diri sendiri, Dialah yang menampakkan cahaya yang menerangi supaya aku tahu jalan apa yang harus kutempuh karena aku hanyalah ciptaan yang tersesat di antara bumi dan langitNya, Dialah yang selalu hadir untukku sebab Dialah yang menyediakan segala hal untuk kumakan dan kuminum, Dialah yang menghidupkan yang mati untukNya dan mematikan yang hidup tanpaNya. Aku sendiri tidak tahu untuk apa aku dihidupkan maka tiada tugas bagiku di dunia selain melaksanakan apapun yang diperintahkan oleh Pencipta yang menghidupkanku, dan aku pun bersedia mati sekiranya Dia pula yang menghendaki itu. Lalu patutkah aku bersujud memuja kepada benda-benda yang kalian serukan itu daripada menyembah Tuhan yang menghidupkan seluruh makhluk di bumi?" Dengan cara demikian, Ibrahim berusaha untuk menyadarkan kaumnya akan tetapi mereka mengabaikan seruan-seruan Ibrahim dan mereka tetap berkeras meneruskan penyembahan berhala.

Berdakwah kepada ayahnya
Allah menjelaskan dalam Al-Qur'an kisah ketika Ibrahim berkata pada ayahnya, Azar :
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ
لأبِيهِ آزَرَ أَتَتَّخِذُ أَصْنَامًا آلِهَةً إِنِّي أَرَاكَ وَقَوْمَكَ فِي
ضَلالٍ مُبِينٍ
Dan
(ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya Aazar: "Pantaskah kamu
menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu
dan kaummu dalam kesesatan yang nyata". (Al-Anam : 74)

Beberapa mufassirin berpendapat bahwa Azar bukan ayah nabi Ibrahim namun pamannya. Al-Qur'an hanya menjelaskan bahwa Azar serupa kaum penyembah berhala, Azar adalah seorang pedagang patung-patung yang dibuat dan dipahatnya sendiri, kemudian orang-orang membeli patung darinya untuk dipergunakan sewaktu upacara persembahan. Nabi Ibrahim merasa bahwa kewajiban pertama yang harus ia lakukan sebelum berdakwah kepada orang lain ialah menyadarkan ayahkandungnya terlebih dahulu sebagai orang yang terdekat kepadanya, juga sebagai peringatan bagi sang ayah bahwa penyembahan terhadap berhala-berhala merupakan perbuatan sesat dan bodoh. Selain itu Ibrahim menganggap bahwa sikap berbakti kepada ayahnya mewajibkan dirinya untuk memberi penerangan untuk menyingkirkan kepercayaan sesat supaya sang ayah mengikutinya dalam beriman kepada Allah, Yang Maha Kuasa.

Dengan sikap yang sopan dan adab yang patut ditunjukkan oleh seorang anak terhadap orang tuanya serta melalui kata-kata yang halus, Ibrahim datang kepada ayahnya menyampaikan bahwa ia diutus oleh Allah sebagai nabi dan rasul serta telah diilhamkan dengan pengetahuan dan ilmu yang tidak dimiliki oleh sang ayah. Ibrahim mulai bertanya secara lemah lembut kepada ayahnya, kemudian bertanya apakah gerangan yang menjadi penyebab untuk menyembah berhala seperti kaumnya walaupun berhala-berhala itu tidak berguna sedikit pun serta tidak dapat mendatangkan keuntungan untuk penyembahnya ataupun tidak dapat mencegah nasib buruk. Diterangkan pula kepada ayahnya bahwa penyembahan kepada berhala-berhala itu merupakan semata-mata ajaran setan yang memang menjadi musuh terhadap umat manusia sejak Adam diturunkan ke bumi. Ia berseru kepada ayahnya agar merenungkan dan memikirkan nasihat dan ajakan untuk berpaling dari berhala-berhala, supaya sang ayah kembali menyembah Allah yang menciptakan umat manusia beserta semua makhluk yang hidup, maupun Yang Memberi mereka rezeki maupun kenikmatan hidup, serta Yang Mempercayakan bumi dan segala isinya kepada umat manusia.

Pemberontakan melawan kaum penyembah berhala
Di saat Ibrahim telah menyadarkan bahwa kayu bukanlah Tuhan dan dakwah-dakwahnya telah tersebar ke berbagai negeri, Namrudz yang mendakwakan diri sebagai raja di muka bumi memerintahkan seluruh rakyatnya datang membawa batu dan patung untuk mendirikan sebuah tugu menjulang tinggi di Babilonia sebagai tempat berhala khusus sehingga seluruh orang-orang dalam negeri itu diajak bersatu sebagai sebuah kaum penyembah berhala patung sehingga orang-orang tersebut menganggap segala jenis tindakan yang tidak menyembah berhala patung sebagai ajaran menyimpang. Ketika mendapati berbagai patung berhala sebagai sembahan, maka Ibrahim semakin berniat menyadarkan kaumnya tentang kebodohan ini dan ia ingin membuktikan bahwa patung batu hanyalah benda mati yang tidak dapat bertindak apapun terhadap para penyembahnya. Ibrahim datang seorang diri sewaktu meruntuhkan segala patung batu yang ada di Babilonia terkecuali sebuah patung terbesar yang dianggap sebagai dewa paling hebat oleh kaumnya.

Mendapati sebuah kekacauan dan puing reruntuhan di tempat ibadah mereka, para penyembah berhala merasa sangat murka kemudian mereka hendak menghukum orang yang melakukan tindakan ini. Ibrahim; yang dikenal berani menentang penyembahan berhala, dipanggil untuk dihakimi. Mereka bertanya: "Apakah kamu yang melakukan perbuatan ini terhadap sembahan-sembahan kami, wahai Ibrahim?" ia menjawab: "Sebenarnya patung terbesar itu yang melakukan hal ini, cobalah tanyakan kepada berhala itu jika memang dapat berbicara." mereka pun mulai tersadar lalu ia mengatakan: "Sesungguhnya kalian itu memang orang-orang yang berlaku sewenang-wenang" kemudian dengan kepala tertunduk mereka berkata: "Sesungguhnya kamu telah menyadari bahwa berhala-berhala itu memang tidak dapat berbicara." ia berkata: "Lalu mengapakah kalian menyembah selain daripada Allah, berbagai sembahan yang tidak sedikit pun dapat memberi manfaat dan tidak pula menimpakan nasib buruk terhadap kalian? jika kalian tidak menghentikan tindakan semacam ini tentulah Tuhanku kelak membakar kalian di Neraka."

Perapian Babilonia
Mendengar pernyataan ini; para penyembah berhala itu tidak serta merta menyerah dan mengakui dosa, justru mereka beranggapan bahwa Ibrahim hendak membakar seluruh orang yang menyembah berhala. Sebagai hukuman atas tindakan terhadap patung-patung berhala maupun pernyataan ini, mereka hendak membunuh dan membakarnya. Para penyembah berhala itu beramai-ramai mengumpulkan banyak kayu bakar untuk sebuah perapian yang besar. Kemudian Namrudz sebagai orang yang telah mengajak seluruh penduduk negeri agar menyembah berhala, menyatakan secara angkuh: "Hal ini akan menjadi bukti, siapa raja dan dewa di muka bumi ini dan siapa yang manusia biasa, kalian akan menyaksikan pada hari ini bahwa orang itu dilenyapkan di perapian akibat berani menyatakan bahwa kita akan dibakar oleh Tuhannya; maka biarlah Tuhannya sendiri yang menyelamatkan ia, sementara akulah dewa yang menyelamatkan kalian!"

Banyak orang dari berbagai negeri hadir untuk menyaksikan peristiwa ini dan sebagian besar mereka percaya kepada Namrudz. Di tengah-tengah kerumunan, terdapat kakak Ibrahim, Haran, yang turut dihadirkan karena selama ini telah menyembunyikan Ibrahim dan tidak menyerahkan kepada raja Namrudz. Ketika Haran ditanya mengapa ia tidak menuruti perintah Namrudz, ia menjawab: "Bukankah aku pernah mengatakan bahwa apapun yang kalian lakukan, kalian takkan bisa mengubah segala yang tertulis di langit, sebab kalian sendiri tidak sanggup mengubah langit dan bukanlah kalian yang berkuasa di langit maupun di bumi" kemudian mereka menjawab: "Memang ucapan itu terbukti sampai saat ini, namun lihatlah setelah Ibrahim jatuh ke perapian itu, apakah ucapanmu itu masih tetap berlaku" mereka pun bertanya: "Apakah kamu percaya pada Tuhannya Ibrahim?" Haran merasakan keraguan dalam benaknya, sebab di malam sebelumnya ia mendapati pertanda di langit bahwa akan ada orang yang terbakar hebat oleh perapian, sehingga Haran menganggap bahwa adiknya takkan selamat dari perapian. Haran menjawab "Seandainya Ibrahim tidak selamat dari perapian tentulah aku akan pergi dan meninggalkan kalian sejauh mungkin bersama aib ini, akan tetapi jika melalui keajaiban dahsyat Ibrahim berhasil selamat maka aku akan datang dan memeluknya."

Ketika Ibrahim hendak dilempar ke perapian, sesosok malaikat hadir untuk menawarkan pembebasan Ibrahim supaya dapat melarikan diri dari hukuman kaumnya namun Ibrahim berkata: "Cukuplah Yang Maha Melindungi yang memberi keselamatan padaku, sebab selama ini Dialah yang melindungi nyawaku terhadap Maut; bahwa segala penyelamatan hanya berasal dari Dia; sekalipun aku harus mati, maka aku bersedia jika itu yang Dia kehendaki" lalu malaikat tersebut pergi meninggalkan Ibrahim. Allah turut bersaksi dengan para malaikat ketika mendapati bahwa hampir seluruh manusia di muka bumi pada zaman itu memiliki satu pemikiran dari satu sudut pandang terhadap peristiwa perapian ini, maka Allah hendak melaksanakan ketetapan kepada pikiran umat manusia dengan menampakkan hal-hal berbeda dalam penglihatan mereka, yang kemudian satu umat dan satu bangsa di bumi menjadi berbagai bangsa yang memiliki pendirian dan pola pikir yang berbeda. Tatkala Ibrahim melompat ke perapian yang membara, seketika Allah berfirman kepada perapian supaya menjadi keselamatan terhadap Ibrahim, maka api dari Allah hadir untuk melindungi Ibrahim supaya dapat berjalan dalam keadaan selamat dari tengah-tengah perapian.

Mendapati Ibrahim selamat dari perapian, Haran bergegas mendekat untuk memeluknya; akan tetapi Haran seketika mati disambar oleh kobaran api itu, sebab Haran mendekat tanpa memiliki keimanan kepada Allah. Pada saat semacam ini, Terdapat pandangan yang bermacam-macam dalam pengamatan orang-orang yang menyaksikan, sebagian mengatakan: "Dewa itu adalah api sebab api yang telah menyelamatkan Ibrahim" sebagian lain mengatakan: "Dewa itu adalah kayu, oleh karena kayu itu, Ibrahim selamat" sebagian lain mengatakan: "Dewa itu adalah angin, sebab angin yang menghindarkan Ibrahim" hingga muncul berbagai pendapat berbeda-beda terhadap kejadian ini. Orang-orang yang saling bersepakat tentang pandangan yang sama membentuk sebuah kelompok tersendiri untuk membantah serta berselisih dengan pihak berseberangan pandangan; disebabkan mereka saling berkeras pada pendapat masing-masing dan mereka menolak untuk menerima kebenaran dari pihak lain, termasuk untuk menerima kebenaran pendapat Ibrahim bahwa Allah yang telah menyelamatkan dirinya menghadapi perapian. Sebagian besar umat manusia berpegang pada pendapat masing-masing dan tidak mengakui satu sama lain bahkan tidak mau mengakui Allah. Sejak saat itulah umat manusia saling menjauh berpencar dari tempat perapian ini, kemudian membentuk bangsa, bahasa, agama, maupun budaya; yang masing-masing anggap sebagai yang paling benar. Dari banyak manusia yang menghendaki kepercayaan masing-masing, Ibrahim maju seraya menyatakan bahwa ia hanya percaya kepada Allah serta hanya berserah diri kepada Kehendak Allah, sehingga Allah memilih Ibrahim sebagai manusia pilihan Allah dari segala bangsa di muka bumi,serta Allah memberkati Ibrahim beserta golongan yang mengikuti pribadi Ibrahim. Setelah itu, Ibrahim mengatakan kepada orang-orang yang saling berselisih: "Sesungguhnya berhala-berhala yang kalian sembah selain Allah, hanyalah didasari rasa tentram dan kasih sayang bagi kalian sendiri dalam kehidupan dunia ini; kelak pada hari kiamat sebagian kalian mengingkari sebagian lain dan sebagian kalian mengutuk sebagian lain, dan tempat kembali kalian memang neraka dan takkan ada satupun yang membela kalian."

Perdebatan dengan Namrudz dan hijrah dari tanah leluhur
Setelah menyaksikan Ibrahim yang diselamatkan oleh Allah dari perapian, Namrudz beserta para pengikutnya merasa dipermalukan dan merasa takut bahwa lebih banyak orang yang percaya kepada Ibrahim dibanding kepada kerajaannya. Oleh sebab telah mendakwakan diri sebagai raja dan dewa atas umat manusia, Namrudz berupaya mengalahkan Ibrahim dengan memberikan pertanyaan sebagai tantangan: “kami sadari bahwa kamu memang tetap hidup dari perapian tetapi kamu tidak menghadirkan sembahanmu di hadapan kami, maka kami takkan percaya kepadamu” Ibrahim mengatakan: "Tuhankulah Yang Menghidupkan dan Yang Mematikan manusia yang Dia kehendaki, sebab Dialah yang Berkuasa atas segala yang di langit maupun di bumi," seketika Namrudz memanggil dua orang budak lalu Namrudz membunuh salah seorang budak dan membiarkan seorang yang lain tetap hidup, Namrudz pun menyombongkan diri: "aku pun memiliki kuasa di bumi terhadap orang-orang itu sebab akulah raja, dan aku pun dewa yang sanggup menghidupkan dan mematikan; maka aku bertaruh dengan seluruh budak yang kumiliki bahwa kamu takkan bisa menunjukkan kepadaku tentang bukti-bukti tentang Tuhanmu itu" Ibrahim berkata: "Sekalipun kamu memberi seisi bumi kepadaku, ketahuilah bahwa segala yang ada di bumi beserta yang ada di langit merupakan Milik Allah. maka lihatlah ke arah matahari yang terbit itu, sesungguhnya Allah adalah Yang Menerbitkan Matahari dari arah timur, jika memang terdapat kuasa padamu terhadap matahari maka terbitkanlah matahari dari arah barat," seketika Namrudz tertegun dan menjadi bisu di hadapan Ibrahim lalu banyak orang yang meninggalkan dan memisahkan diri dari kepemimpinan Namrudz lalu orang-orang tersebut mendirikan kekuasaan mereka sendiri.

Dengan diiringi banyak pengikut, Ibrahim meninggalkan Babilonia sewaktu ayahnya memanggil anak-anaknya supaya hadir di rumah Haran untuk pembagian warisan. Kedua anak perempuan Haran masing-masing dijadikan istri bagi dua saudaranya, Ibrahim dan Nahor, sedangkan anak laki-laki Haran, Luth, memilih ikut bersama Ibrahim sebab Ibrahim telah tinggal bertahun-tahun di rumah Haran. Ibrahim pun sempat mengajak sang ayah untuk meninggalkan penyembahan berhala supaya berangkat bersamanya dalam mengikut kepada Allah. Akan tetapi ayahnya yang merasa lelah terhadap seruan-seruan ini, menghendaki Ibrahim pergi meninggalkannya untuk waktu yang lama. Meski dimusuhi oleh ayahnya, Ibrahim masih sempat berdoa memohonkan ampun untuk ayahnya sebagai janji dan wujud anak yang berbakti terhadap orang tua. Walaupun demikian, peringatan Allah menyadarkan nabi Ibrahim supaya tidak lagi mendoakan ayahnya, sebab ayahnya itu merupakan orang yang terang-terangan menolak penyembahan terhadap Allah.

Ibrahim bersama Sarah, Luth serta para pengikutnya meninggalkan rumah Haran untuk berangkat ke manapun Allah perintahkan, yang Ibrahim imani. Oleh karena Ibrahim telah berjihad dan berhijrah karena Allah, maka Allah memberkati Ibrahim serta Allah berjanji akan menghadiahi Ibrahim beserta keturunannya maupun kaum pengikutnya berupa pewarisan "negeri yang diberkahi atas semesta alam." Perjanjian Ilahi untuk Ibrahim tersebut kelak diwariskan kepada Ishaq, yang kemudian diterima Ya'qub lalu beralih kepada dua belas putra Ya'qub hingga sampai kepada umat Bani Israil. Selain itu, Perjanjian langka ini berisi karunia ganda berupa anugerah istimewa di dunia maupun karunia surga di akhirat.

Tatkala menjadi pendatang di negeri Mesir, Ibrahim disambut sebagai tamu kehormatan yang diberi berbagai pemberian sebab Sarah hendak dijadikan istri oleh raja Mesir lantaran sebelumnya Ibrahim memperkenalkan Sarah yang berparas sangat cantik, sebagai saudaranya agar nabi Ibrahim tidak mendapat celaka di negeri Mesir. Semenjak tinggal di rumah Haran, Ibrahim telah menganggap anak perempuan kakaknya ini sebagai saudaranya sendiri dan sebagai saudara dalam keimanan. Allah menimpakan kemalangan dan azab kepada raja Mesir tatkala hendak mengambil Sarah ke istana Mesir, sehingga raja Mesir dihalangi untuk menjadikan Sarah sebagai istri. Sewaktu raja Mesir tersadar bahwa azab telah ditimpakan akibat Sarah merupakan istri Ibrahim, maka raja Mesir merasa bersalah karena hendak menikahi wanita yang telah bersuami dan ia merasa takut terhadap nabi Ibrahim. Sebagai tanda permintaan maaf, raja Mesir memberi banyak hadiah kepada Ibrahim juga sebuah tanah milik di Mesir agar Ibrahim tetap tinggal di Mesir. Bahkan anak perempuan raja Mesir; yakni Hajar, telah diserahkan sebagai budak kepada Sarah untuk penebusan atas kesalahan hendak yang diperbuat raja Mesir.

Tamu Ibrahim
Walaupun mendapat ajakan untuk menetap di Mesir; atas keimanannya, Ibrahim tetap pergi menuju negeri yang Allah wariskan untuknya, yang membuktikan bahwa Ibrahim lebih menaruh kepercayaan terhadap janji Allah dibanding kepada janji manusia. Sewaktu meninggalkan negeri Mesir pula, Ibrahim melepas kepergian rombongan nabi Luth ke negeri Sadum. Selama menetap di negeri Palestina, Ibrahim menjadi sosok yang terhormat dan dikenal luas di berbagai negeri oleh karena Ibrahim berlaku dermawan terhadap penduduk Kana’an maupun orang-orang asing. Sekalipun Allah berjanji bahwa seluruh negeri Palestina diwariskan untuknya maupun kaum keturunannya sebagai tanah milik, Ibrahim tidak mengusir atau menyingkirkan penduduk yang tinggal di sekitar wilayahnya, karena Ibrahim mengaku bahwa dirinya hanya pendatang di bumi yang diterima secara baik oleh Allah, sehingga Ibrahim hendak berbuat baik kepada banyak orang sebagaimana Allah telah berbuat baik kepada dirinya. Ibrahim menjadi sosok yang amat ramah menyambut para pendatang serta para pengembara yang singgah di rumahnya. Ibrahim juga mengenalkan ajaran iman kepada Allah ketika menerima para tamu dari berbagai negeri.

Allah tidak memerintahkan Ibrahim untuk menguasai negeri Palestina karena sosoknya yang memiliki kesetiaan sejati pada Allah disertai keimanan kuat sehingga ia mampu mempengaruhi penduduk negerinya dengan tidak sedikitpun mengalami pelemahan iman akibat hidup di tengah-tengah mereka. Kaum keluarga Ibrahim dipilih Allah untuk menerima karunia istimewa diantara umat manusia di muka bumi; sebagaimana Allah telah berjanji kepada Ibrahim bahwa ia beserta golongan pengikutnya akan memperoleh berkat beserta karunia yang berkenan di dunia beserta anugerah yang kekal di negeri Akhirat sebagai upah terbaik untuk hamba-hamba Allah.

Setelah dianugerahi seorang putra dari Hajar, yakni Ismail, Ibrahim menerima perintah sunat sebagai jaminan bahwa ia akan memperoleh keturunan dari Sarah. Beberapa waktu setelah bersunat, Ibrahim menerima tamu istimewa yakni tiga sosok malaikat berwujud tiga laki-laki, akan tetapi wujud ketiga malaikat ini berbeda dengan rupa manusia yang selama ini ditemui Ibrahim, ia pun merasa asing dan bersegera mempersiapkan jamuan khusus untuk ketiganya. Ibrahim menghidangkan daging anak sapi yang dipanggang kepada mereka lalu para malaikat ini menyampaikan kabar gembira kepada Ibrahim bahwa Ishaq akan lahir untuknya dan Ya’qub disebut sebagai penerus Ishaq. Ibrahim terkejut dengan kabar ini namun ia menyatakan tetap yakin terhadap janji Allah. Sementara itu Sarah merasa heran dan tertawa mendengar kabar ini karena menganggap lucu bagi seorang wanita yang telah berumur tua untuk menimang seorang bayi.

Ketika salah satu malaikat menyampaikan kabar bahwa ada bencana dahsyat yang segera menimpa kaum Luth; Ibrahim yang menaruh belas kasihan terhadap kehidupan banyak orang walaupun orang-orang berdosa, menahan malaikat ini beranjak dari rumahnya seraya memohonkan supaya Allah memberi kesempatan bertobat untuk orang-orang berdosa tersebut sebelum ditumpas. Malaikat itu menjawab bahwa keputusan ini telah mutlak bagi Allah; oleh karena orang-orang berdosa itu telah diperingatkan oleh Luth, namun orang-orang itu tidak mengubah perilaku keji mereka bagi Allah. Kemudian Ibrahim memohonkan keselamatan untuk Luth beserta orang-orang yang beriman supaya diluputkan ketika azab terjadi. Hal ini dikabulkan untuk seluruh pengikut Luth, terkecuali istri Luth.

Setelah Ishaq lahir, Ibrahim menyayangi dan mengistimewakan Ishaq, anak yang telah lama Allah janjikan sebagai pewarisnya. Hajar dan Ismail merasa cemburu dengan perhatian Ibrahim terhadap Ishaq, kemudian Ibrahim memutuskan agar keduanya tinggal terpisah dengan Ishaq supaya tidak ada pertengkaran antara kedua putra Ibrahim; terlebih Allah telah menyatakan jauh sebelum Ismail dilahirkan bahwasanya Ishaq telah tertulis sebagai penerus dan pewaris Ibrahim.

Penyembelihan Ismail
Ketika seorang putra Ibrahim telah mencapai usia dewasa, Allah hendak menguji kesetiaan Ibrahim terhadap perintah-perintahNya melalui sebuah mimpi tentang penyembelihan anak. Keimanan Ibrahim yang berhasil melaksanakan ujian-ujian sebelumnya sama sekali tidak berubah ketika menerima perintah ini. Ibrahim mengajak putranya berangkat untuk melaksanakan perintah Allah, ia tidak sedikitpun mengeluh ataupun meminta keringanan dari Allah tentang perintah ini melainkan melaksanakan sebagaimana diperintahkan. Ketika Ibrahim membaringkan sang anak untuk melaksanakan perintah Allah, terlebih dahulu ia meminta tanggapan dan persetujuan dari sang anak. Ibrahim berkata: "Wahai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu, maka sampaikanlah apa pendapatmu!" putranya menjawab: "Wahai ayahku, laksanakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; dengan perkenan Allah, kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar." pada waktu putranya telah merelakan diri dan Ibrahim bersiap mengulurkan tangan untuk menyembelih putranya, seketika Allah memanggil Ibrahim supaya menahan tangannya, sebab tindakan ini membuktikan bahwa Ibrahim bersedia melaksanakan apapun untuk Allah sebagai wujud hamba yang berbakti dan benar-benar terpercaya bagi Allah. Ibrahim pun mendapati seekor domba besar sebagai kurban pengganti putranya.

Atas pengabdian sepenuhnya ini, maka Allah memberkahi Ibrahim dan Ishaq termasuk golongan nabi yang saleh, demikian pula Ya'qub sebagai penerus, sehingga Allah mengistimewakan ketiga sosok ini dengan buah tutur dan gelar terbaik di antara umat manusia yang pernah ada. Ibrahim pun masih hidup untuk mendidik cucunya, Ya’qub serta memberkati sang cucu. Sebelum meninggal dunia, Ibrahim bersyukur kepada Allah, kemudian Ibrahim mengumpulkan putra-putranya untuk mewariskan agama kepada putra-putranya serta kepada Ya’qub.

Doa
Terdapat doa-doa yang dipanjatkan Ibrahim dalam Al-Qur’an, salah satunya doa ketika Ibrahim mendirikan Baitullah bersama Ismail, yang ditujukan untuk nasib generasi-generasi penerus mereka :
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ
رَبِّ اجْعَلْ هَذَا بَلَدًا آمِنًا وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَاتِ مَنْ
آمَنَ مِنْهُمْ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ قَالَ وَمَنْ كَفَرَ فَأُمَتِّعُهُ
قَلِيلا ثُمَّ أَضْطَرُّهُ إِلَى عَذَابِ النَّارِ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ (126)
وَإِذْ يَرْفَعُ
إِبْرَاهِيمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَإِسْمَاعِيلُ رَبَّنَا تَقَبَّلْ
مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ (127)
رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا
مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ وَأَرِنَا
مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ (128)
رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيهِمْ
رَسُولا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ
وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (129)
126. Dan
(ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri yang
aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya yang
beriman di antara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: "Dan
kepada orang yang kafir pun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia
menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali".

127. Dan
(ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama
Ismail (seraya berdoa): "Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami),
sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui".

128. Ya Tuhan
kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan
(jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan
tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah haji kami, dan
terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima tobat lagi Maha
Penyayang.

129. Ya Tuhan
kami, utuslah untuk mereka seorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan
membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al
Kitab (Al Qur'an) dan Al-Hikmah (As-Sunah) serta menyucikan mereka. Sesungguhnya
Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ
رَبِّ اجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ
الأصْنَامَ (35)
رَبِّ إِنَّهُنَّ أَضْلَلْنَ
كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ فَمَنْ تَبِعَنِي فَإِنَّهُ مِنِّي وَمَنْ عَصَانِي
فَإِنَّكَ غَفُورٌ رَحِيمٌ (36)
رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنْتُ
مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا
لِيُقِيمُوا الصَّلاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ
وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ (37)
رَبَّنَا إِنَّكَ تَعْلَمُ
مَا نُخْفِي وَمَا نُعْلِنُ وَمَا يَخْفَى عَلَى اللَّهِ مِنْ شَيْءٍ فِي الأرْضِ
وَلا فِي السَّمَاءِ (38)
35. Dan
(ingatlah), ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah),
negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah
berhala-berhala.

36. Ya Tuhan-ku,
sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan daripada manusia,
maka barang siapa yang mengikutiku, maka sesungguhnya orang itu termasuk
golonganku, dan barang siapa yang mendurhakai aku, maka sesungguhnya Engkau,
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

37. Ya Tuhan-ku,
sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan daripada manusia,
maka barang siapa yang mengikutiku, maka sesungguhnya orang itu termasuk
golonganku, dan barang siapa yang mendurhakai aku, maka sesungguhnya Engkau,
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

38. Ya Tuhan
kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang
tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati,
ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah
hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari
buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.

رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ
الصَّلاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ (40)
رَبَّنَا اغْفِرْ لِي
وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ (41)
40. Ya Tuhanku,
jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan salat, ya Tuhan
kami, perkenankanlah doaku.

41. Ya Tuhan
kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang mukmin
pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)".

Teladan
Nabi Ibrahim merupakan sosok teladan dan panutan utama bagi umat Islam dalam hal keimanan, pengabdian dan ketauhidan kepada Allah. nabi Muhammad juga mendapat anjuran melalui Firman Allah (An-Nahl : 120) untuk mengikuti pribadi Ibrahim :
إِنَّ إِبْرَاهِيمَ كَانَ
أُمَّةً قَانِتًا لِلَّهِ حَنِيفًا وَلَمْ يَكُ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
Sesungguhnya
Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah
dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang
mempersekutukan (Tuhan),

(Almumtahanah : 4-6)
قَدْ كَانَتْ لَكُمْ
أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ إِذْ قَالُوا لِقَوْمِهِمْ
إِنَّا بُرَآءُ مِنْكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ كَفَرْنَا بِكُمْ
وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاءُ أَبَدًا حَتَّى
تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَحْدَهُ إِلا قَوْلَ إِبْرَاهِيمَ لأبِيهِ لأسْتَغْفِرَنَّ
لَكَ وَمَا أَمْلِكُ لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ شَيْءٍ رَبَّنَا عَلَيْكَ تَوَكَّلْنَا
وَإِلَيْكَ أَنَبْنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ
Sesungguhnya
telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang
bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: "Sesungguhnya kami
berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari
(kekafiran) mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian
buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja. Kecuali perkataan
Ibrahim kepada bapaknya: "Sesungguhnya aku akan memohonkan ampunan bagi kamu dan
aku tiada dapat menolak sesuatu pun dari kamu (siksaan) Allah". (Ibrahim
berkata): "Ya Tuhan kami, hanya kepada Engkaulah kami bertawakal dan hanya
kepada Engkaulah kami bertobat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali,

رَبَّنَا لا تَجْعَلْنَا
فِتْنَةً لِلَّذِينَ كَفَرُوا وَاغْفِرْ لَنَا رَبَّنَا إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ
الْحَكِيمُ
Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi orang-orang
kafir. Dan ampunilah kami ya Tuhan kami. Sesungguhnya Engkau, Engkaulah Yang
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيهِمْ
أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَمَنْ
يَتَوَلَّ فَإِنَّ اللَّهَ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ
Sesungguhnya
pada mereka itu (Ibrahim dan umatnya) ada teladan yang baik bagimu; (yaitu) bagi
orang yang mengharap (pahala) Allah dan (keselamatan pada) Hari kemudian. Dan
barang siapa yang berpaling, maka sesungguhnya Allah, Dia-lah Yang Maha Kaya
lagi terpuji.

Az-Zhukhruf : 26-28
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ
لأبِيهِ وَقَوْمِهِ إِنَّنِي بَرَاءٌ مِمَّا تَعْبُدُونَ
Dan ingatlah
ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya: "Sesungguhnya aku tidak
bertanggung jawab terhadap apa yang kamu sembah,

إِلا الَّذِي فَطَرَنِي
فَإِنَّهُ سَيَهْدِينِ
tetapi (aku
menyembah) Tuhan Yang menjadikanku; karena sesungguhnya Dia akan memberi hidayah
kepadaku".

وَجَعَلَهَا كَلِمَةً
بَاقِيَةً فِي عَقِبِهِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
Dan (Ibrahim)
menjadikan kalimat tauhid itu kalimat yang kekal pada keturunannya supaya mereka
kembali kepada kalimat tauhid itu.

Al-An'am : 161-163
قُلْ إِنَّنِي هَدَانِي
رَبِّي إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ دِينًا قِيَمًا مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا
وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
Katakanlah:
"Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus, (yaitu)
agama yang benar; agama Ibrahim yang lurus; dan Ibrahim itu bukanlah termasuk
orang-orang yang musyrik".

قُلْ إِنَّ صَلاتِي
وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Katakanlah:
"Sesungguhnya salat, ibadah, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan
semesta alam,

لا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ
أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ
tiada sekutu
bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang
yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)".

Al-Hajj : 26-30
وَإِذْ بَوَّأْنَا
لإبْرَاهِيمَ مَكَانَ الْبَيْتِ أَنْ لا تُشْرِكْ بِي شَيْئًا وَطَهِّرْ بَيْتِيَ
لِلطَّائِفِينَ وَالْقَائِمِينَ وَالرُّكَّعِ السُّجُودِ
Dan
(ingatlah), ketika Kami memberikan tempat kepada Ibrahim di tempat Baitullah
(dengan mengatakan): "Janganlah kamu memperserikatkan sesuatu pun dengan Aku dan
sucikanlah rumah-Ku ini bagi orang-orang yang tawaf, dan orang-orang yang
beribadah dan orang-orang yang rukuk dan sujud.

وَأَذِّنْ فِي النَّاسِ
بِالْحَجِّ يَأْتُوكَ رِجَالا وَعَلَى كُلِّ ضَامِرٍ يَأْتِينَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ
عَمِيقٍ
Dan
berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang
kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari
segenap penjuru yang jauh,

لِيَشْهَدُوا مَنَافِعَ
لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ عَلَى مَا رَزَقَهُمْ
مِنْ بَهِيمَةِ الأنْعَامِ فَكُلُوا مِنْهَا وَأَطْعِمُوا الْبَائِسَ
الْفَقِيرَ
supaya mereka
menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah
pada hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Allah telah berikan kepada
mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan
(sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara lagi
fakir.

ثُمَّ لْيَقْضُوا تَفَثَهُمْ
وَلْيُوفُوا نُذُورَهُمْ وَلْيَطَّوَّفُوا بِالْبَيْتِ الْعَتِيقِ
Kemudian
hendaklah mereka menghilangkan kotoran yang ada pada badan mereka dan hendaklah
mereka menyempurnakan nazar-nazar mereka dan hendaklah mereka melakukan tawaf
sekeliling rumah yang tua itu (Baitullah).

ذَلِكَ وَمَنْ يُعَظِّمْ
حُرُمَاتِ اللَّهِ فَهُوَ خَيْرٌ لَهُ عِنْدَ رَبِّهِ وَأُحِلَّتْ لَكُمُ
الأنْعَامُ إِلا مَا يُتْلَى عَلَيْكُمْ فَاجْتَنِبُوا الرِّجْسَ مِنَ الأوْثَانِ
وَاجْتَنِبُوا قَوْلَ الزُّورِ
Demikianlah
(perintah Allah). Dan barang siapa mengagungkan apa-apa yang terhormat di sisi
Allah maka itu adalah lebih baik baginya di sisi Tuhannya. Dan telah dihalalkan
bagi kamu semua binatang ternak, terkecuali yang diterangkan kepadamu
keharamannya, maka jauhilah olehmu berhala-berhala yang najis itu dan jauhilah
perkataan-perkataan dusta.

Julukan
Khalilullah adalah julukan istimewa yang Allah berikan untuk Ibrahim yang bermakna Kesayangan Allah :
An-Nisa : 125
وَمَنْ أَحْسَنُ دِينًا
مِمَّنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ وَاتَّبَعَ مِلَّةَ
إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَاتَّخَذَ اللَّهُ إِبْرَاهِيمَ خَلِيلا
Dan siapakah
yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada
Allah, sedang dia pun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang
lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya.

Dalam Al-Qur'an pula, nabi Ibrahim disebut sebagai "Bapak Umat Muslim" :
Al-Hajj : 78
وَجَاهِدُوا فِي اللَّهِ
حَقَّ جِهَادِهِ هُوَ اجْتَبَاكُمْ وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ
حَرَجٍ مِلَّةَ أَبِيكُمْ إِبْرَاهِيمَ هُوَ سَمَّاكُمُ الْمُسْلِمِينَ مِنْ قَبْلُ
وَفِي هَذَا لِيَكُونَ الرَّسُولُ شَهِيدًا عَلَيْكُمْ وَتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى
النَّاسِ فَأَقِيمُوا الصَّلاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَاعْتَصِمُوا بِاللَّهِ هُوَ
مَوْلاكُمْ فَنِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيرُ
Dan
berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah
memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu
kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu
sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Qur'an)
ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi
saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan
berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah
sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.

Shuhuf
Dalam Al-Qur’an disebutkan tentang lembaran-lembaran (shuhuf) Ibrahim yang setara dengan lembaran-lembaran Musa.
Al-A'la : 6-19
سَنُقْرِئُكَ فَلا
تَنْسَى
Kami akan
membacakan (Al Qur'an) kepadamu (Muhammad) maka kamu tidak akan lupa,

إِلا مَا شَاءَ اللَّهُ
إِنَّهُ يَعْلَمُ الْجَهْرَ وَمَا يَخْفَى
kecuali kalau
Allah menghendaki. Sesungguhnya Dia mengetahui yang terang dan yang
tersembunyi.

وَنُيَسِّرُكَ
لِلْيُسْرَى
Dan Kami akan
memberi kamu taufik kepada jalan yang mudah,

فَذَكِّرْ إِنْ نَفَعَتِ
الذِّكْرَى
oleh sebab
itu berikanlah peringatan karena peringatan itu bermanfaat,

سَيَذَّكَّرُ مَنْ
يَخْشَى
orang yang
takut (kepada Allah) akan mendapat pelajaran,

وَيَتَجَنَّبُهَا
الأشْقَى
orang-orang
yang celaka (kafir) akan menjauhinya.

الَّذِي يَصْلَى النَّارَ
الْكُبْرَى
(Yaitu) orang
yang akan memasuki api yang besar (neraka).

ثُمَّ لا يَمُوتُ فِيهَا
وَلا يَحْيَا
Kemudian dia
tidak mati di dalamnya dan tidak (pula) hidup.

قَدْ أَفْلَحَ مَنْ
تَزَكَّى
Sesungguhnya
beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman),

وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ
فَصَلَّى
dan dia ingat
nama Tuhannya, lalu dia sembahyang.

بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ
الدُّنْيَا
Tetapi kamu
(orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi.

وَالآخِرَةُ خَيْرٌ
وَأَبْقَى
Sedang
kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.

إِنَّ هَذَا لَفِي الصُّحُفِ
الأولَى
Sesungguhnya
ini benar-benar terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu,

صُحُفِ إِبْرَاهِيمَ
وَمُوسَى
(yaitu)
Kitab-kitab Ibrahim dan Musa.

Semoga bermanfaat.
Share:

12 Minuman Sehat yang Baik untuk Tubuh

 

Ingin hidup sehat? Cara mewujudkannya adalah tentu saja dengan menerapkan pola hidup sehat. Salah satu kunci dari pola hidup sehat adalah berasal dari makanan dan minuman yang kita konsumsi.

Jika makanan sehat adalah yang nutrisinya seimbang, bagaimana jenis minuman sehat yang sebaiknya kita konsumsi?

Minuman Sehat yang Baik untuk Dikonsumsi

Tubuh yang sehat tentunya berasal dari asupan makanan dan minuman yang sehat. Jadi, jangan anggap sepele apa yang kita minum karena akan sangat berpengaruh pada kondisi tubuh kita.

Mulai hari ini, biasakan hidup sehat dengan daftar minuman sehat di bawah ini, yuk!

1. Jus buah

Minuman sehat yang pertama adalah jus buah. Ya, buah-buahan yang kaya vitamin dan mineral memang tidak perlu diragukan lagi manfaatnya untuk kesehatan tubuh. Konsumsi jus buah merupakan cara yang praktis untuk menikmati buah-buahan.


2. Jus sayur

Selain jus buah, jus sayur juga termasuk ke dalam daftar minuman sehat. Jika ingin rasanya lebih lezat, perpaduan jus buah dan sayur juga sangat patut untuk dicoba. Jangan menambahkan gula sebagai pemanis ke dalam jus,

karena pada dasarnya rasa manis sudah berasal dari buah-buahan. Jika menginginkan rasa yang lebih manis, cobalah untuk menambahkan madu sebagai pemanis tambahan.


3. Smoothies

Smoothies tidak berbeda jauh dengan jus karena bahan dasarnya juga merupakan sayuran dan buah-buahan. Bedanya adalah smoothies menggunakan buah yang teksturnya kental ketika dihancurkan dan mendapatkan tambahan yogurt atau susu kental manis. Jus maupun smoothies sama-sama baik untuk kesehatan, bedanya adalah kandungan vitamin lebih banyak pada jus karena buah dan sayuran yang digunakan untuk mendapatkan segelas jus lebih banyak dari smoothies.

Sedangkan pada smoothies, jumlah serat lebih unggul karena buah dan sayur yang sudah diblender tidak perlu disaring sebelum diminum.


4. Susu rendah lemak

Susu adalah minuman sehat yang dibutuhkan oleh tubuh. Minuman satu ini merupakan sumber kalsium dan vitamin D yang dibutuhkan untuk menjaga kesehatan tulang. Ada banyak sekali jenis susu, jenis susu cair rendah lemak adalah yang paling direkomendasikan jika menginginkan susu yang sehat.


5. Teh jahe

Jahe memang tidak hanya berperan sebagai bumbu dapur, tapi juga dikenal dengan obat herbal. Jahe yang kaya antioksidan ini sering digunakan untuk meredakan sakit perut dan juga gejala flu. Rasa hangat biasanya akan timbul sesaat setelah minum teh jahe. Konsumsi teh jahe secara rutin dapat meningkatkan ketahanan tubuh seseorang.


6. Air lemon atau jeruk

Lemon dan jeruk memilki kandungan vitamin C yang sangat baik untuk sistem kekebalan tubuh. Selain sebagai sumber vitamin alami, minuman ini juga dapat menyegarkan. Jika ingin mengonsumsinya di pagi hari, sebaiknya pilihlah air lemon atau jeruk hangat. Namun karena sifatnya asam, air lemon atau jeruk tidak disarankan diminun dalam kondisi perut kosong oleh pemilik gangguan pencernaan seperti maag.


7. Infused water

Infused water adalah air mineral yang dicampurkan dengan berbagai potongan buah, sayur, dan rempah dan disimpan di dalam lemari pendingin selama 1-12 jam. Minuman sehat satu ini dipercaya baik untuk sistem pencernaan, detoksifikasi, dan juga membantu menurunkan berat badan. Buah yang paling umum dijadikan sebagai infused water adalah seperti lemon, timun, strawberry, dan masih banyak lagi.


8. Yogurt

Yogurt adalah salah satu hasil fermentasi dari susu. Sebagai produk fermentasi, yogurt memiliki kandungan probiotik yang sangat baik untuk pencernaan. Selain itu, kebaikan dari susu juga tentunya masih tersimpan dalam yogurt.

Minuman sehat satu ini dapat bekerja lebih baik ketika dikonsumsi dalam kondisi perut kosong, lho!


9. Air kelapa

Air kelapa mengandung beberapa vitamin dan mineral yang juga merupakan elektrolit. Selain mengandung beberapa nutrisi yang dibutuhkan tubuh, air kelapa juga dapat membantu melancarkan saluran pencernaan. Konsumsi air kelapa sebaiknya sesaat setelah dikeluarkan dari kelapa, karena air kelapa tidak dapat disimpan terlalu lama, di dalam lemari es sekalipun.


10. Teh hijau

Teh hijau dikenal sebagai jenis teh yang memiliki kandungan antioksidan paling tinggi. Tidak heran jika teh hijau masuk ke dalam daftar minuman sehat yang baik untuk dikonsumsi setiap hari. Teh hijau yang paling baik tentunya adalah teh yang diseduh tanpa tambahan gula dan bukan teh hijau yang sudah diolah menjadi berbagai minuman manis.


11. Cokelat Panas

Cokelat panas adalah minuman yang paling cocok untuk memulai hari atau untuk sekedar menemani bersantai di waktu senggang. Cokelat yang mangandung banyak antioksidan tidak hanya baik untuk kesehatan tubuh, tapi juga mampu untuk membangkitkan mood dan menciptakan rasa nyaman serta bahagia setelah mengonsumsinya.


12. Air putih

Jika berbicara tentang minuman sehat, tentunya air putih atau air mineral tidak boleh dilewatkan. Apapun yang kita minum, kebutuhan air putih yang cukup tetap harus dipenuhi. Kabutuhan rata-ratanya adalah 8 gelas per hari, tapi bisa lebih banyak bergantung pada aktivitas fisik yang kita jalani. 


Sumber doktersehat

Share:

Ucapan malam jum'at

 

Naah ketemu lagi kaan !!
Bagaimana dengan kata-kata malam jum'at yang ini, seru ga ?
Kalau artikel ini adalah lanjutannya, yu kita tengok.



Malem jumat hujan. Kasian pocong, mau loncat-loncat jalanan licin, pasti mereka banyak yang milih naik angkot.



Lagi Ngayalin gimana penganten baru kalo pas malem jumat yaa? *sunnah rosul* | o_O“..duhh..ngilu.. #sesatsebelumtidur



Malem minggu itu ibarat malem valentine bagi yang pacaran. Bagi mblo? Malem minggu itu ibarat malem jumat kliwon yang horror



Bagi jomblo, malem minggu adalah malem jumat.. *tutup muka pake bantal*



Jatuh cinta berjuta rasanya …kalau jatuh dari sepeda cuma satu rasanya: SAAAAAKIIIIT!



Selintas lalu senyummu masih terlintas basah membasuh gurun di hatiku inginku bertanya dalam keraguan………????? Semalem tidur ngiler ya..!!!



“ini siapa sih? jawab donk, sms kalo temen, telpon kalo sodara, kalo miscall lagi berarti KEBO, kalo diem aja berarti MONYET!”



Rese lu ..! kok gk dpt dpercaya...??Knp lu kasih tau rahasia gua ke org2 kalo gua tuh…CAKEEPPP!!



biarlah semua berlalu, tapi aku nggak akan pernah lupa sama kamu, kareana sampai saat ini… kamu… NGGAK PERNAH BAYAR UTANG! NUMPUK TUH!!



Sayang sering aku telp kamu… Aku sms kamu… ternyata kini aku sadar, ternyata… mmmmm aku lebih sayang sama PULSAKU.



Burung gelatik makan keripik, elo cantik tapi munafik, makan keripik dan buah cempedak, dasar munafik muke luh badak!



cinta berjuta rasanya itu bohong rasakan hanya ada 4: 1.manis 2.asam 3.asin 4.pahit



alhuma maling zana maling zina wahda hape wahda tivi wa alhamdulillah waliat kanan waliat kiri t'da safa safa



Kalau kamu arjuna aku mau jadi srikandi kalau kamu kupu2 aku mau jadi bunganya kalau kamu jelek dan miskin… AKU MAU NINGGALIN KAMU !



Kasih itu putih Kasih itu damai Kasih itu menjiwai hati kita Kasih itu mengandung bahagia Kasih itu….. KASIHAANNNN Deh loooo



1 hari kamu ga kirim sms Wajar aja 20 hari Mugkin uda bosan 30 hari Mugkin uda ga mau lagi berteman kalo 40 harinya aku harus ziarah nih



mau bobo makan es. eh ada kebo baca sms.



nenek kebo maen disawah. mimpiin aku yah.



anak kebo makan laler. met bobo jangan ngiler.



Ingin suami Anda tidak terlalu sering berbohong? Caranya gampang. Anda jangan terlalu sering bertanya...#hahaha



Proses mau jadian: PDKT (Pendekatan) Proses mau putus: PDPK (Pendepakan)



Merokok Mengurangi resiko kematian - Tidak pernah terdengar berita ditemui orang yang meninggal dalam posisi merokok



Redup awan memecah bumi Tiupan angin membawa mimpi Ucapan selamat pagi ingin ku beri Spesial buatmu yang belum mandi
Share:

Kisah Nabi Ismail

Genealogi

Isma'il bin Ibrahim menikah dengan Imarah binti Sa'd bin Usamah bin Aqil al-Amaliqiy, kemudian ayahnya memerintahkan Isma'il untuk menceraikan Imarah, lalu menikah lagi dengan Sayyidah binti Madhadh bin Amr al-Jurhumiy. Pernikahan dengan Meriba dan Malchut, diketahui memiliki sejumlah anak dan hanya ada seorang anak wanita yang bernama Bashemath. Menurut Umar bin Abdul Aziz bahwa bangsa Arab Hijaz seluruh nasabnya kembali pada kedua anaknya Nabit dan Qaidzar.


Kisah Isma`il

Nabi Ibrahim yang berhijrah meninggalkan Mesir bersama Sarah, istrinya dan Hajar, dayangnya di tempat tujuannya diPalestina. Ia telah membawa pindah juga semua hewan ternaknya dan harta miliknya yang telah diperolehnya sebagai hasil usaha dagangnya di Mesir. Al-Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Abbas, berkata :  "Pertama-tama yang menggunakan setagi {setagen} ialah Hajar ibu Nabi Isma'il tujuan untuk menyembunyikan kandungannya dari Sarah yang telah lama berkumpul dengan Nabi Ibrahim tetapi belum juga hamil. Tetapi walaubagaimana pun juga akhirnya terbukalah rahasia yang disembunyikan itu dengan lahirnya Nabi Isma'il dan sebagai lazimnya seorang istri sebagai Sarah merasa telah dikalahkan oleh Hajar sebagai seorang dayangnya yang diberikan kepada Nabi Ibrahim dan sejak itulah Sarah merasakan bahawa Nabi Ibrahim lebih banyak mendekati Hajar kerana merasa sangat gembira dengan puteranya yang tunggal dan pertama itu, hal ini yang menyebabkan permulaan ada keratakan dalam rumahtangga Nabi Ibrahim sehingga Sarah merasa tidak tahan hati jika melihat Hajar dan minta pada Nabi Ibrahim supaya menjauhkannya dari matanya dan menempatkannya di lain tempat."

Untuk sesuatu hikmah yang belum diketahui dan disadari oleh Nabi Ibrahim, Allah mewahyukan kepadanya agar keinginan dan permintaan Sarah istrinya dipenuhi dan dijauhkanlah Isma'il bersama Hajar ibunya dan Sarah ke suatu tempat di mana yang ia akan tuju dan di mana Isma'il puteranya bersama ibunya akan ditempatkan dan kepada siapa akan ditinggalkan.

Maka dengan tawakkal kepada Allah berangkatlah Nabi Ibrahim meninggalkan rumah membawa Hajar dan Isma'il yang diboncengkan di atas untanya tanpa tempat tujuan yang tertentu. Ia hanya berserah diri kepada Allah yang akan memberi arah kepada binatang tunggangannya. Dan berjalanlah unta Nabi Ibrahim dengan tiga hamba Allah yang berada di atas punggungnya keluar kota masuk ke lautan pasir dan padang terbuka di mana terik matahari dengan pedihnya menyengat tubuh dan angin yang kencang menghambur-hamburkan debu-debu pasir.


Perintah meninggalkan Isma'il dan Hajar di Makkah

Setelah berminggu-minggu berada dalam perjalanan jauh yang melelahkan, tibalah Nabi Ibrahim bersama Isma'il dan ibunya di Makkah kota suci di mana Kaabah didirikan dan menjadi pujaan manusia dari seluruh dunia. Di tempat di mana Masjidil Haram sekarang berada, berhentilah unta Nabi Ibrahim mengakhiri perjalanannya dan di situlah ia meninggalkanHajar bersama puteranya dengan hanya dibekali dengan serantang bekal makanan dan minuman sedangkan keadaan sekitarnya tiada tumbuh-tumbuhan, tiada air mengalir, yang terlihat hanyalah batu dan pasir kering.

Alangkah sedih dan cemasnya Hajar ketika akan ditinggalkan oleh Ibrahim seorang diri bersama dengan anaknya yang masih kecil di tempat yang sunyi senyap dari segala-galanya kecuali batu gunung dan pasir. Ia seraya merintih dan menangis, memegang kuat-kuat baju Nabi Ibrahim memohon belas kasihnya, janganlah ia ditinggalkan seorang diri di tempat yang kosong itu, tiada seorang manusia, tiada seekor binatang, tiada pohon dan tidak terlihat pula air mengalir, sedangkan ia masih menanggung beban mengasuh anak yang kecil yang masih menyusu.

Nabi Ibrahim mendengar keluh kesah Hajar merasa tidak tega meninggalkannya seorang diri di tempat itu bersama puteranya yang sangat disayangi akan tetapi ia sadar bahwa apa yang dilakukannya itu adalah kehendak Allah yang tentu mengandung hikmat yang masih terselubung baginya dan ia sadar pula bahwa Allah akan melindungi Isma'il dan ibunya dalam tempat pengasingan itu dari segala kesukaran dan penderitaan. Ia berkata kepada Hajar:

"Bertawakal-lah kepada Allah yang telah menentukan kehendak-Nya, percayalah kepada kekuasaan-Nya dan rahmat-Nya. Dialah yang memerintah aku membawa kamu ke sini dan Dialah yang akan melindungimu dan menyertaimu di tempat yang sunyi ini. Sesungguh kalau bukan perintah dan wahyu-Nya, tidak sesekali aku tega meninggalkan kamu di sini seorang diri bersama puteraku yang sangat kucintai ini. Percayalah wahai Hajar, bahwa Allah Yang Maha Kuasa tidak akan melantarkan kamu berdua tanpa perlindungan-Nya. Rahmat dan barakah-Nya akan tetap turun di atas kamu untuk selamanya, insya-Allah."

Mendengar kata-kata Ibrahim itu segeralah Hajar melepaskan genggamannya pada baju Ibrahim dan dilepaskannyalah dia menunggang untanya kembali ke Palestina dengan iringan air mata yang bercurahan membasahi tubuh Isma'il yang sedang menetak. Sedang Nabi Ibrahim pun tidak dapat menahan air matanya ketika ia turun dari dataran tinggi meninggalkan Makkah menuju kembali ke Palestina di mana istrinya Sarah sedang menanti. Ia tidak henti-henti selama dalam perjalanan kembali memohon kepada Allah perlindungan, rahmat dan barakah serta kurnia rezeki bagi putera dan ibunya yang ditinggalkan di tempat terasing itu.

Ia berkata dalam doanya :" Wahai Tuhanku! Aku telah tempatkan puteraku dan anak-anak keturunannya di dekat rumah-Mu (Baitullah) di lembah yang sunyi dari tanaman dan manusia agar mereka mendirikan shalat dan beribadat kepada-Mu. Jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan yang lezat, mudah-mudahan mereka bersyukur kepada-Mu.


Kemunculan mata air Zam-zam

Suatu hari, Hajar pergi berlari tergesa-gesa menuju bukit Shafa dengan mengharapkan mendapatkan sesuatu yang dapat menolongnya, tetapi hanya batu dan pasir yang didapatnya di situ, kemudian dari bukit Shafa ia melihat bayangan air yang mengalir di atas bukit Marwah dan larilah ia berharwahlah ke tempat itu namun ternyata bahwa yang disangkanya air adalah fatamorgana {bayangan} belaka dan kembalilah ke bukit Shafa karena mendengar seakan-akan ada suara yang memanggilnya tetapi gagal dan melesetlah dugaannya. Demikianlah maka karena dorongan keinginan hidupnya dan hidup anaknya yang sangat disayangi, Hajar mondar-mandir berlari sampai tujuh kali antara bukit Shafa dan Marwah yang pada akhirnya ia duduk termenung merasa capai dan hampir berputus asa.

Diriwayatkan bahwa selagi Hajar berada dalam keadaan tidak berdaya dan hampir berputus asa kecuali dari rahmat Allah dan pertolongan-Nya datanglah kepadanya malaikat Jibril, kemudian diajaklah Hajar mengikutinya pergi ke suatu tempat di mana Jibril menginjakkan telapak kakinya kuat-kuat di atas tanah dan segeralah memancur dari bekas telapak kaki itu airyang jernih dengan kuasa Allah. Itulah dia mata air zam-zam yang sehingga kini dianggap suci oleh jemaah haji, berdesakan sekelilingnya untuk mendapatkan setitik atau seteguk air daripadanya dan karena sejarahnya mata air itu disebut orang "Injakan Jibril". Ada juga yang mengatakan itu bekas air mata nabi Isma'il.

Alangkah gembiranya dan lega dada Hajar melihat air yang mancur itu. Segera ia membasahi bibir puteranya dengan air suci itu dan segera pula terlihat wajah puteranya segar kembali, demikian pula wajah si ibu yang merasa sangat bahagia dengan datangnya mukjizat dari sisi Tuhan yang mengembalikan kesegaran hidup kepadanya dan kepada puteranya sesudah dibayang-bayangi oleh bayangan mati kelaparan yang mencekam dada.


Perintah pengurbanan Isma'il

Tiada keragu-raguan antara siapa yang di korbankan Ibrahim sebab Allah telah berfirman dalam Al-Quran, bahwa Isma'il lah yang dikorbankan. Nabi Ibrahim dari masa ke semasa pergi ke Makkah untuk mengunjungi dan menjenguk Isma'il di tempat pengasingannya bagi menghilangkan rasa rindu hatinya kepada puteranya yang ia sayangi serta menenangkan hatinya yang selalu rungsing bila mengenangkan keadaan puteranya bersama ibunya yang ditinggalkan di tempat yang tandus, jauh dari masyarakat kota dan pengaulan umum.

Sewaktu Nabi Isma'il mencapai usia remajanya Nabi Ibrahim mendapat mimpi bahwa ia harus menyembelih Isma'il puteranya dan mimpi seorang nabi adalah salah satu dari cara-cara turunnya wahyu Allah, maka perintah yang diterimanya dalam mimpi itu harus dilaksanakan oleh Nabi Ibrahim. Ia duduk sejurus termenung memikirkan ujian yang maha berat yang ia hadapi. Sebagai seorang ayah yang dikurniai seorang putera yang sejak puluhan tahun diharap-harapkan dan didambakan, seorang putera yang telah mencapai usia di mana jasa-jasanya sudah dapat dimanfaatkan oleh si ayah, seorang putera yang diharapkan menjadi pewarisnya dan penyampung kelangsungan keturunannya, tiba-tiba harus dijadikan qurban dan harus direnggut nyawa oleh tangan si ayah sendiri.

Namun ia sebagai seorang Nabi, pesuruh Allah dan pembawa agama yang seharusnya menjadi contoh dan teladan bagi para pengikutnya dalam bertaat kepada Allah, menjalankan segala perintah-Nya dan menempatkan cintanya kepada Allah di atas cintanya kepada anak, istri, harta benda dan lain-lain. Ia harus melaksanakan perintah Allah yang diwahyukan melalui mimpinya, apa pun yang akan terjadi sebagai akibat pelaksanaan perintah itu.

Sungguh amat berat ujian yang dihadapi oleh Nabi Ibrahim, namun sesuai dengan firman Allah yang bermaksud: "Allah lebih mengetahui di mana dan kepada siapa Dia mengamanatkan risalahnya". Nabi Ibrahim tidak membuang masa lagi, berazam (niat) tetap akan menyembelih Nabi Isma'il puteranya sebagai qurban sesuai dengan perintah Allah yang telah diterimanya, dan berangkatlah serta merta Nabi Ibrahim menuju ke Makkah untuk menemui dan menyampaikan kepada puteranya apa yang Allah perintahkan.

Kisah ini dikisahkan oleh Allah pada salah satu ayat-Nya, Nabi Isma'il sebagai anak yang soleh yang sangat taat kepada Allah dan bakti kepada orang tuanya, ketika diberitahu oleh ayahnya maksud kedatangannya kali ini tanpa ragu-ragu dan berfikir panjang berkata kepada ayahnya:

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ
السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ
فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ
شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ

Maka tatkala
anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim
berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku
menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku,
kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku
termasuk orang-orang yang sabar". (Ash-Shaafaat : 102).

Meminta dalam melaksanakan perintah Allah itu, agar ayah mengikatku kuat-kuat supaya aku tidak banyak bergerak sehingga menyusahkan ayah, kedua agar menanggalkan pakaianku supaya tidak terkena darah yang akan menyebabkan berkurangnya pahalaku dan terharunya ibuku bila melihatnya, ketiga tajamkanlah parangmu dan percepatkanlah perlaksanaan penyembelihan agar meringankan penderitaan dan rasa pedihku, keempat dan yang terakhir sampaikanlah salamku kepada ibuku berikanlah kepadanya pakaian ku ini untuk menjadi penghiburnya dalam kesedihan dan tanda mata serta kenang-kenangan baginya dari putera tunggalnya."

Kemudian dipeluknyalah Isma'il dan dicium pipinya oleh Nabi Ibrahim seraya berkata: "Bahagialah aku mempunyai seorang putera yang taat kepada Allah, bakti kepada orang tua yang dengan ikhlas hati menyerahkan dirinya untuk melaksanakan perintah Allah".

Saat penyembelihan yang mengerikan telah tiba. Diikatlah kedua tangan dan kaki Isma'il, dibaringkanlah ia di atas lantai, lalu diambillah parang tajam yang sudah tersedia dan sambil memegang parang di tangannya, kedua mata nabi Ibrahim yang tergenang air berpindah memandang dari wajah puteranya ke parang yang mengilap di tangannya, seakan-akan pada masa itu hati dia menjadi tempat pertarungan antara perasaan seorang ayah di satu pihak dan kewajiban seorang rasul di satu pihak yang lain. Pada akhirnya dengan memejamkan matanya, parang diletakkan pada leher Nabi Isma'il dan penyembelihan di lakukan . Akan tetapi apa daya, parang yang sudah demikian tajamnya itu ternyata menjadi tumpul dileher Nabi Isma'il dan tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya dan sebagaimana diharapkan.

Kejadian tersebut merupakan suatu mukjizat dari Allah yang menegaskan bahwa perintah perkorbanan Isma'il itu hanya suatu ujian bagi Nabi Ibrahim dan Nabi Isma'il sampai sejauh mana cinta dan taat mereka kepada Allah. Ternyata keduanya telah lulus dalam ujian yang sangat berat itu. Nabi Ibrahim telah menunjukkan kesetiaan yang tulus dengan perkorbanan puteranya. untuk berbakti melaksanakan perintah Allah sedangkan Nabi Isma'il tidak sedikit pun ragu atau bimbang dalam memperagakan kebaktiannya kepada Allah dan kepada orang tuanya dengan menyerahkan jiwa raganya untuk dikorbankan, sampai-sampai terjadi seketika merasa bahwa parang itu tidak lut memotong lehernya, berkatalah ia kepada ayahnya:" Wahai ayahku! Rupa-rupanya engkau tidak sampai hati memotong leherku karena melihat wajahku, cubalah telangkupkan aku dan laksanakanlah tugasmu tanpa melihat wajahku. "Akan tetapi parang itu tetap tidak berdaya mengeluarkan setitik darah pun dari daging Isma'il walau ia telah ditelangkupkan dan dicuba memotong lehernya dari belakang.

Dalam keadaan bingung dan sedih hati, kerana gagal dalam usahanya menyembelih puteranya, datanglah kepada Nabi Ibrahim (Ash-Shaafaat : 104-106) wahyu Allah dengan firmannya :

وَنَادَيْنَاهُ أَنْ يَا
إِبْرَاهِيمُ (104)

قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا
إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ (105)

إِنَّ هَذَا لَهُوَ
الْبَلاءُ الْمُبِينُ (106)

104. Dan Kami
panggillah dia: "Hai Ibrahim,

105. sesungguhnya
kamu telah membenarkan mimpi itu", sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan
kepada orang-orang yang berbuat baik.

106. Sesungguhnya
ini benar-benar suatu ujian yang nyata.

Kemudian sebagai tebusan ganti nyawa, Isma'il telah diselamatkan itu, Allah memerintahkan Nabi Ibrahim menyembelih seekor domba yang telah tersedia di sampingnya dan segera dipotong leher kambing itu oleh dia dengan parang yang tumpul di leher puteranya Isma'il itu, dan inilah asal permulaan sunnah berqurban yang dilakukan oleh umat Islam pada tiap Hari Raya Idul Adha di seluruh pelosok dunia.

Isma'il membantu ayahnya membangun Kaabah


Nabi Isma'il dibesarkan di Makkah (pekarangan Kaabah). Apabila dewasa dia menikah dengan wanita dari Suku Jurhum. Walaupun tinggal di Makkah, Isma'il sering dikunjungi ayahnya.

Sekitar tahun 1892 SM, ayahnya menerima wahyu dari Allah agar membangun Kaabah. Hal itu disampaikan kepada anaknya. Isma'il berkata: “Kerjakanlah apa yang diperintahkan Tuhanmu kepadamu dan aku akan membantumu dalam pekerjaan mulia itu.” Ketika membangun Kaabah, Nabi Ibrahim berkata kepada Isma'il: “Bawakan batu yang baik kepadaku untuk aku letakkan di satu sudut supaya ia menjadi tanda kepada manusia.” Kemudian Jibril memberi ilham kepada Isma'il supaya mencari batu hitam untuk diserahkan kepada Nabi Ibrahim. Setiap kali bangun, mereka berdoa: “Wahai Tuhan kami, terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” Bangunan (Kaabah) itu menjadi tinggi dan Ibrahim makin lemah untuk mengangkat batu. Dia berdiri di satu sudut, kini dikenali Maqam Ibrahim.


Isma'il menceraikan istrinya

Nabi Ibrahim sering berulang kali mengunjungi anaknya. Pada satu hari, dia tiba di Makkah dan mengunjungi rumah anaknya. Suatu ketika, Isma'il tiada di rumah saat itu tidak ada siapapun melainkan istrinya. Istri Isma'il tidak mengenali bahwa orang tua itu adalah mertuanya (bapaknya Isma'il). Apabila Nabi Ibrahim bertanya istri Nabi Isma'il mengenai suaminya itu, dia diberitahu anaknya keluar berburu. Seterusnya Nabi Ibrahim bertanya keadaan mereka berdua. Istrinya berkata: “Kami berada dalam kesempitan.” Nabi Ibrahim berkata: “Apakah kamu mempunyai jamuan, makanan dan minuman?” Dijawab istri Isma'il: “Aku tidak mempunyainya, malah apa pun tiada.”?Kelakukan istri Nabi Isma'il itu tidak manis dipandang Nabi Ibrahim karena kelihatan tidak terima dengan pemberian Allah dan jemu untuk hidup bersama suaminya. Malah, dia kelihatan bersifat kikir karena tidak menginginkan kedatangan tamu. Akhirnya Nabi Ibrahim berkata kepada istri anaknya: “Jika suamimu kembali, sampaikanlah salamku kepadanya dan katakan kepadanya supaya dia menggantikan pintunya.”

Selepas itu Nabi Ibrahim pergi dari situ. Sejurus kemudian, Nabi Isma'il pulang ke rumah dengan hati gembira karena dia menganggap tidak ada hal yang tidak diingini terjadi sepanjang ketiadaannya di rumah. Nabi Isma'il bertanya kepada istrinya: “Apakah ada orang datang menemui kamu?”?Istrinya berkata: “Ya, ada orang tua yang kunjungi kita.” Isma'il berkata: “Apakah dia mewasiatkan sesuatu kepadamu?” Istrinya berkata: “Ya, dia menyuruhku menyampaikan salam kepadamu dan memintaku mengatakan kepadamu supaya menggantikan pintumu.”?Isma'il berkata: “Dia adalah bapakku. Sesungguhnya dia menyuruhku supaya menceraikanmu, maka kembalilah kepada keluargamu.”?Selepas menceraikan istrinya, Nabi Isma'il menikah lagi, kali ini dengan seorang lagi wanita dari Suku Jurhum. Istri baru itu mendapat keredaan bapaknya karena pandai menghormati tamu, tidak menceritakan perkara yang menjatuhkan martabat suami dan bersyukur atas nikmat Allah. Isma'il hidup bersama istri barunya itu hingga melahirkan beberapa anak.

Nabi Isma'il mempunyai 12 anak lelaki dan seorang anak perempuan Bashemath, yang dinikahkan dengan anak saudaranya (keponakan), yaitu Al-’Aish bin Ishaq. Dari keturunan Nabi Isma'il lahir Nabi Muhammad. Keturunan Nabi Isma'il juga menurunkan bangsa Arab Musta’ribah.


Semoga bermanfaat.

Share:

Popular Posts

Label

Blog Archive

Recent Posts

Recent Posts Widget

Data Lengkap

Data Lengkap
Kampung Cisitu The Best