ASAL USUL INDRAMAYU
Indramayu adalah sebuah kabupaten di Jawa Barat. Ada beberapa versi mengenai sejarah nama Indramayu ini. Salah satunya diambil dari kisah Raden Wiralodra. Raden Wilarodra adalah anak Tumenggung Gagak Singalodra yang bermukim di daerah Banyuurip, Bagelen, Jawa Tengah. Suatu saat, Raden Wiralodra ingin mengembangkan wilayah di sekitar sungai Cimanuk.
Kemudian, wilayah ini berkembang pesat di bawah kepemimpinan Roden Wiralodra. Tak puas di sana, ia ingin mengembangkan daerah kekuasaannya kedaerah Sumedang.
Saat itu, Sumedang dipimpin oleh seorang adipati. Dengan kesaktiannya, Raden Wiralodra mengubahdirinya menjadi seorang perempuan yang cantik jelit abernama Nyi Endang Dharma Ayu. Kecantikan perempuan ini membuat Adipati Sumedang terpikat dan berniat melamarnya.
"Aku akan menerima lamaranmu jika kau memberikan aku tanah seluas kulit kerbau.” Ujar Nyi Endang Dharma Ayu.
Adipati Sumedang pun memenuhinya. Ketika gulungan kulit kerbau tersebut digelar, secara ajaib ternyata kulit itu membentang luas dari Begelen ke Sumedang.
Setelah menikah, Nyi Endang Dharma Ayu kembali kewujudnya semula menjadi seorang laki-laki, yaitu Raden Wiralodra. Nama Endang Dharma Ayu kemudian berubah menjadi Dermayu dan lama-kelamaan menjadi Indramayu yang dijadikan sebagai nama daerah tersebut.
Dongeng Sunda : ASAL USUL PANTAI KARANG NINI
Aki Ambu dan Nini Arga Piara adalah sepasang suami istri yang sudah tua renta. Mereka tidak dikaruniai anak, tetapi hidup saling menyayangi dan setia satu sama lain.
Setiap hari menjelang malam, Aki Ambu pergi kelaut untuk memancing ikan dan baru pulang pada pagi harinya. Suatu ketika, Aki Ambu terlihat kurang sehat, sehingga Nini Arga Piara melarang Aki Ambu untuk melaut.
"Aki tidak apa-apa, Nini. Biarkan Aki pergi mencari ikan. Persediaan makan kita sudah mau habis. Kalau Aki tidak melaut, kita tidak punya makanan besok" ujar Aki Ambu.
ASAL USUL TANGKUBAN PERAHU
Meskipun telah dilarang oleh istrinya, Aki Ambu tetap ingin pergi. Akhirnya, Nini Arga Piara melepaskan Aki pergi.
“Hati-hati ya Ki, kalau rasanya tidak kuat lebih baik pulang saja." Pesannya kepada Aki Ambu.
Aki Ambu pun berangkat kelaut dan mulai memancing ikan. Namun, sampai tengah malam tak satu pun ikan dia dapat.
Sementara itu, Nini Arga gelisah menunggu suaminya di rumah. Sampai pagi ketika ayam berkokok, Aki Ambu belum juga pulang. Akhirnya, Nini pergi kepantai mencoba mencari suaminya. Usahanya sia-sia. La tak menemukan Aki Ambu. Hari berikutnya, Nini Arga dibantu warga mencari Aki Ambu. Namun, tetap saja Aki Ambu tidak ditemukan.
Lalu, Nini Arga duduk di pantai sambil menangis.
“YaTuhan, hamba mohon pertemukanlah hamba dengan suami hamba," tangisnya. Tuhan mengabulkan permintaannya.
Tiba-tiba, di hadapannya dari dalam laut muncullah sebentuk batukarang mengambang di hadapannya. Bersamaan dengan itu terdengarlah suara gaib.
"Nini Arga, batu yang mengambang itu adalah penjelmaan suamimu. Jadi, jangan mencari suamimu lagi."
Nini Arga menangis sejadi-jadinya. La tidak menyangka akan berpisah dengan suaminya seperti ini. Sambil terus menangis, ia berdoa kepada Tuhan.
"YaTuhan, hamba sangat mencintai suami hamba. Biarkanlah kami bersama selamanya. Ubahlah hambamenjadi seperti suami hamba."
Tiba-tiba langit mendung dan petir menyambar. Tubuh Nini Arga pun berubah menjadi batu karang yang berhadapan dengan batu terapung perwujudan Aki Ambu.
Oleh masyarakat sekitar batu karang tersebut dinamakan Karang Nini dan batu yang letaknya terapung perwujudan Aki Ambu dinamakan Bale Kambang, karena letaknya di atas perairan.
CERITA DANAU TOBA
Alkisah pada jaman dahulu kala hiduplah seorang pemuda bernama Toba. Ia adalah seorang yatim piatu. Sehari-hari ia bekerja di ladang. Sesekali dia mencari ikan di sungai yang berada tak jauh dari gubugnya. Ikan hasil tangkapannya biasanya dijadikan sebagai lauk dan sisanya dijual kepasar.
Pada suatu hari Toba memancing sepulang dari Ladang. Ia sangatberharap mendapatkan ikan yang besar yang bias segera dimasaknya untuk dijadikan lauk. Terpenuhilah harapannya itu.
Tak berapa lama ia melemparkan pancingnya kesungai, mata kailnya telah disambar ikan. Betapa gembiranya ia ketika menarik tali pancingnya dan mendapati seekor ikan besar tersangkut di mata pancingnya.
Sejenak toba memperhatikan ikan besar yang berhasil dipancingnya itu.”Ikan yang aneh.” Gumannya. Seumur hidupnya belum pernah dilihatnya ikan seperti itu. Warna ikan itu kekuningan dan sisik-sisiknya kuning keemasan. Terlihat berkilauan sisik-sisik itu ketika terkena sinar matahari. Ketika Toba melepas kan matakailnya dari mulut ikan tangkapannya, mendadak terjadi sebuah keajaiban. Ikan aneh bersisik kuning keemasan itu menjelma menjadi seorang perempuan yang cantik jelita wajahnya.
Toba terheran-heran mendapati keajaiban yang berlangsung di depan matanya itu. Ia hanya berdiri dengan bola mata membulat dan mulut melongo.
“Tuan.” Kata perempuan jelmaan ikan indah itu.” Aku adalah kutukan Dewa karena telah melanggar larangan besarnya. Telah ditakdirkan kepadaku, bahwa aku akan berubah bentuk menyerupai makhluk apa saja yang memegang ata umenyentuhku. Karena tuan telah memegangku, maka akupun berubah menjadi manusia seperti Tuan ini.”
Toba memperkenalkan namanya. Begitu pula dengan perempuan berwajah jelita itu.”Namaku, putri, tuan.”
Toba lantas menjelaskan pula keinginannya untuk memperistri Putri karena dia terpesona kecantikan siperempuan jelmaan ikan itu.” Bersediakah engkau menikah denganku?” tanyanya setelah pembicaraan beberapa saat.
“Baiklak, aku bersedia, tuan, Selama tuan bersedia pula memenuhi satus yarat yang kuajukan.” JawabPutri
“Syarat apa yang engkau kehendaki? Sebutkan. Niscaya aku akan memenuhinya.”
“Permintaanku hanya satu, hendaklah tuan menutup rapat-rapat rahasiaku. Jangan sekali-kali tuan menyebutkan jika aku berasaldari ikan. Jika tuan menyatakan kesedian tuan untuk menjagarahasia ini, aku bersedia menjadi istri Tuan.”
“Baiklah.” Kata Toba.” Aku akan menutup rapat-rapat rahasimu ini. Rahasia ini hanya kita ketahui berdua saja.”
Toba dan Putri pun menikah. Keduanya hidup rukun dan berbahagia meski dalam kesederhanaan. Kebahagian mereka serasa kian lengkap dengan kelahiran anak mereka. Seorang anak laki-laki. Samosir namanya.
Samosir tumbuh mejadi anak yang sehat. Tubuhnya kuat. Sayang dia agak nakal serta pemalas. Keinginannya hanya tidur-tiduran saja. Ia seperti tidak peduli atau ingin membantu kerepotan ayahnya yang sibuk bekerja di ladang. Bahkan, untuk sekedar mengantar makanan dan minuman untuk ayahnyapun, Samosir kerap menolak jika diminta. Seandainya mau, dia akan melakukannya dengan malas-malasan, dengan wajah bersungut-sungut. Bertambah-tambah malas kelakuannya akibat ibunya terus memanjakannya. Apapun yang dimintanya akan diusahakan ibunya untuk dipenuhi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ditunggu komentarnya sob