kampung cisitu

  • Jalan di Cisitu

    Akses jalan menuju kampung cisitu sudah bagus, seperti yang terlihat ini.

  • Pemandangan

    Alam kampung cisitu yang masih bebas dari polusi tampak indah.

  • Masjid An-nuur

    Tampak poto masjid an-nuur cisitu yang megah.

  • Akses jalan

    Penampakan jalan yang menuju kampung cisitu.

  • Aula ADI

    Tampak poto aula ADI Albukhori kampung cisitu.

Terimakasih sudah singgah di blog kampung cisitu
Tampilkan postingan dengan label Kisah Nabi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kisah Nabi. Tampilkan semua postingan

Riwayat Nabi Isa A.S

Isa (bahasa Arab: عيسى‎) adalah tokoh dalam Al-Qur’an dan Alkitab. Tiga agama Abrahamik (Islam, Kristen, dan Yahudi) memiliki pandangan yang saling bertentangan terkait Isa.

Tradisi Islam percaya bahwa Nabi Isa A.S adalah nabi dan utusan Allah terakhir dari Bani Israil, yang juga dianggap sebagai salah satu rasul Ulul Azmi. Ia juga sering disebut sebagai Al-Masihi (Arab Al-Masih, Mesias) dan ibn Maryam (Arab, putra Maryam), Isa juga digambarkan sebagai orang biasa. Isa disebut sebagai sosok yang saleh, nabi dan utusan Allah.

Sebagaimana dinyatakan dalam  Alquran, Isa lahir dari rahim perawan suci Maryam. Ibunya, Maryam adalah putri laki-laki pilihan Allah Imran dari keturunan Bani Israil (anak-anak Nabi Yakub).

Nabi Isa A.S lahir pada masa raja Romawi Herodes di Palestina pada 1 SM. Maryam sendiri hamil nabi Isa ketika dia sedang melakukan uzlah atau untuk fokus beribadah kepada Allah SWT. Pada saat itu, Allah SWT mengutus malaikat Jibril dalam wujud manusia untuk meniupkan ruh Nabi Isa ke dalam rahim Maryam.

Pada waktu itu Jibril berkata: “Sesungguhnya, aku hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang putra yang suci.”

Mengenai hal ini, Allah SWT memberikan penjelasan melalui firman-Nya dalam Surat Ali-Imran ayat 47. Setelah kejadian ini dan dengan izin Allah SWT, Maryam akhirnya hamil tanpa ada hubungannya dengan seorang pria. Setelah mengandung Nabi Isa, Maryam kemudian melahirkan Nabi Isa, yang melihat dunia untuk pertama kalinya. Namun, karena Maryam tidak memiliki suami, ia menjadi perbincangan di antara banyak orang yang menuduhnya berzina.

Setelah Nabi Isa beranjak dewasa, Al-Qur’an menjelaskan bahwa Allah SWT menjadikan Nabi Isa sebagai hamba terbaik pilihannya. Nabi Isa juga menjadi utusan Tuhan yang tinggi dan mulia disisi-Nya. Selama kenabiannya, Nabi Isa mampu menyeru bangsa bani Israil kembali kepada Allah. Nabi Isa berharap agar mendapat hidayah sehingga bisa menyelamatkan umatnya dari kesesatan. Saat itu, Tuhan mengajarkan nabi Isa  Taurat dan Injil.

Perjalanan dakwah Nabi Isa AS sebenarnya tidak jauh berbeda dengan para nabi dan rasul lainnya. Tugas utamanya adalah menyeru manusia untuk percaya dan menyembah hanya Tuhan. Berbeda dengan Nabi Muhammad SAW yang diutus ke seluruh makhluk dari kalangan jin dan manusia, Nabi Isa diutus hanya untuk Bani Israil.

Meneladani Akhlak Nabi Isa AS

Nabi Isa memiliki kualitas tertentu yang harus ditiru oleh semua Muslim. Yang pertama berkaitan dengan keimanan kepada Allah SWT dan kesabarannya dalam menghadapi cobaan dari Allah SWT. Selain itu, Isa adalah seorang nabi yang memiliki iman yang kuat dan yang terpenting adalah rajin beribadah dan selalu mengikuti perintah Allah SWT agar selamat di hari akhir yang akan datang.

1. Berjuang dengan gigih membela agama Allah SWT.

Nabi Isa a.s. adalah sosok nabi yang sangat gigih  memperjuangkan keimanan kepada Allah SWT, meski diolok-olok sebagai anak yatim piatu. Ia juga difitnah oleh umatnya sendiri karena tugas dakwahnya dan ia hanya terpanggil untuk beribadah kepada Allah. Dia juga dianiaya oleh kaum bani israil dan diancam akan dibunuh serta dikhianati oleh muridnya Yahuza atau Yudas Iskariot. Namun, Allah swt. menyelamatkan Nabi Isa a.s.dari pembunuhan dengan menaikkannya ke langit sebagaimana firman Allah swt. Q.S. an-Nisa’ (4) : 159 :

وَإِنْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ إِلا لَيُؤْمِنَنَّ بِهِ قَبْلَ مَوْتِهِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكُونُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا

“dan (Kami hukum juga) karena ucapan mereka, “Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah,”’ meskipun mereka tidak membunuhnya dan tidak membunuh; (atau) menyalibkan dia, tetapi (yang mereka bunuh) seorang pria yang menyerupai dengan nabi Isa. Sesungguhnya mereka yang berselisih pendapat tentang (pembunuhan) Isa, selalu dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu.

Mereka benar-benar tidak tahu (siapa sebenarnya yang dibunuh itu), melainkan mengikuti persangkaan belaka, jadi mereka tidak yakin telah membunuhnya. Tetapi Allah telah mengangkat Isa ke hadirat-Nya. Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana.” Q.S. an-Nisa’ (4) : 157-158)

وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلا اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا

بَلْ رَفَعَهُ اللَّهُ إِلَيْهِ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا

2. Menyukai Silaturahim

Nabi Isa a.s. ketika diangkat menjadi rasul untuk berdakwah, ia sering mengunjungi tetangga dan  kerabatnya untuk menerima panggilannya berdakwah. Ia sangat suka silaturahmi, karena ia mengerti bahwa silaturahmi mempererat persaudaraan. Dengan tetap berhubungan silaturahmi, orang lain merasa senang karena saudara mereka datang mengunjungi mereka.

Jadi sering-seringlah datang untuk mengunjungi kerabat, tetangga dan  saudara untuk berteman dan mengenal persaudaraan. Karena silaturahmi juga dapat meningkatkan kehidupan, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW. Silaturahmi  menghilangkan permusuhan dan sebaliknya mempererat persaudaraan.

3. Tidak suka balas dendam

Meskipun nabi Isa a.s. dia diolok-olok sejak kecil karena dia lahir tanpa ayah, tetapi dia tidak memiliki dendam sedikitpun terhadap orang-orang yang mengolok-oloknya. Sebaliknya, dia berteman dengan orang-orang yang  dengan ramah mengejeknya. Sama halnya dengan kalian, tidak ingin marah dengan orang yang telah menyakiti, menghina atau menyakiti kalian. Karena balas dendam tidak  menyelesaikan masalah. Tetapi dengan sikap pemaaf lah orang lain respek dan menghormati kita.

Ingatlah bahwa sifat balas dendam adalah sifat iblis. Jika seseorang dirasuki sifat pendendam, hidupnya tidak tenteram, karena ia selalu memikirkan bagaimana cara membalas dendam atas kejahatan orang lain yang  menganiayanya. Oleh karena itu,  Islam memerintahkan untuk menyebarkan sikap pemaaf dan tidak mementingkan diri sendiri, agar hidup selalu bahagia.

Mukjizat Nabi Isa AS

Nabi Isa AS adalah nabi terakhir yang diutus Allah untuk berkhotbah kepada kaum bani Israil. Hal ini bertujuan untuk menciptakan manusia yang bertakwa dan taat beribadah hanya kepada Allah SWT. Nabi Isa diberi segala kelebihan untuk memimpin zaman jahiliyah ke jalan yang penuh pencerahan, yaitu iman dan Islam.

Allah SWT memberikan berbagai mukjizat pada Nabi Isa sebagai persiapan perjalanan dakwahnya. Tujuannya adalah untuk menunjukkan dan meyakinkan masyarakat bahwa mereka harus menyembah hanya kepada Allah SWT. Di bawah Inilah mukjizat Nabi Isa AS yang bisa kita ketahui :

1. Nabi Isa lahir tanpa ayah

Dilahirkan tanpa ayah adalah keajaiban besar. Namun, Anda harus tahu bahwa Isa bukanlah satu-satunya nabi yang lahir tanpa ayah. Ada nabi-nabi lain yang Allah SWT ciptakan tanpa ayah, bahkan tanpa ibu siapakah itu? Benar, Nabi Adam AS.

2. Nabi Isa Bisa Berbicara Ketika Bayi

Mampu berbicara ketika masih bayi adalah keajaiban yang sangat uar biasa. Meskipun nabi Isa masih bayi, Allah memberinya kesempatan untuk berbicara kepada umat-Nya dan berkhotbah tentang dirinya. Beginilah cara orang bisa percaya dan berhenti mengolok-olok ibundanya Maryam.

Ketika Maryam berjalan melalui kumpulan orang, banyak yang mengejeknya. Karena mereka tidak melihat bayi Maryam sampai setelah lahir. Mereka menatap Maryam dengan curiga. Banyak tuduhan negatif dilontarkan kepadanya. Namun, Maryam tak mau menjawab berbagai tudingan menyakitkan itu. Ia lantas menyiratkan bahwa orang-orang yang menuduhnya berzina langsung bertanya kepada Nabi Isa yang berada di pelukannya saat itu.

“Bagaimana kita bisa berbicara dengan bayi yang baru lahir?” tanya mereka tidak percaya.

Isa menanggapi tuduhan orang-orang dengan kuasa Allah. Hal ini tercantum dalam Firman Allah QS Maryam: 27-33.

“Sesungguhnya aku ini hamba Allah. Dia memberiku alKitab (Injil) dan Dia menjadikanku seorang nabi. Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup; dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.  Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal, dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali.”

3. Nabi Isa dapat membawa makanan dari surga

Setelah Nabi Isa menerima permintaan besar dari hawariyyun Ini dimulai dengan Nabi Isa memberi kepada semua hambanya firman Allah berpuasa selama 30 hari. Namun, para pengikut nabi Isa meminta “hadiah” di akhir bulan.

“Ya Isa, putra Maryam, dapatkah Tuhanmu mengirimi kami makanan dari surga?” ini adalah doa para pengikut Isa.

Nabi Isa terkejut mendengar ini. Selain menguji kenabiannya, permintaan para pengikutnya juga merupakan semacam ujian kebesaran Allah. “Takutlah kepada Allah SWT jika kamu benar-benar percaya,” kata Isa.

Sebenarnya, para pengikutnya sudah melihat banyak mujizat Isa, tetapi mereka tidak pernah puas. Para pengikut Isa menyimpulkan bahwa mereka meminta makanan untuk ketenangan pikiran. Dengan demikian iman mereka dikuatkan. Akhirnya, Isa menyetujui permintaan para pengikutnya. Dia meminta kepada Tuhan agar permintaan umatnya dikabulkan.

“Ya Rabb kami. Turunkanlah kepada kami sebuah hidangan dari langit, yang hari turunnya akan menjadi hari raya bagi kami, yaitu bagi orang-orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan-Mu. Berilah kami rezeki. Engkaulah Sang Maha Pemberi rezeki,” mohon Nabi Isa.”

Tuhan kemudian menerima doa nabi Isa. Ada meja suci yang penuh dengan banyak makanan (Al Maidah) yang turun dari surga. Di sebelahnya ada dua awan yang membawa makanan kepada nabi Isa. Pada saat yang sama, Nabi Isa terus berdoa agar hidangan itu menjadi berkah dan bukan hukuman. Makanannya terdiri dari roti, ikan, delima dan buah-buahan dan banyak makanan lainnya.

Hidangan tersebut pun tidak pernah berakhir, bahkan jika ribuan orang memakannya. Namun belakangan para pengikutnya salah memahami keajaiban yang tertuang dalam surat Al Maidah ini. Mereka menganggap Isa sebagai anak Allah dan menyembah Dia. Kisah ini tercatat dalam Surat Al Maidah: 110-120.

إِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ اذْكُرْ نِعْمَتِي عَلَيْكَ وَعَلى وَالِدَتِكَ إِذْ أَيَّدْتُكَ بِرُوحِ الْقُدُسِ تُكَلِّمُ النَّاسَ فِي الْمَهْدِ وَكَهْلا وَإِذْ عَلَّمْتُكَ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَالتَّوْرَاةَ وَالإنْجِيلَ وَإِذْ تَخْلُقُ مِنَ الطِّينِ كَهَيْئَةِ الطَّيْرِ بِإِذْنِي فَتَنْفُخُ فِيهَا فَتَكُونُ طَيْرًا بِإِذْنِي وَتُبْرِئُ الأكْمَهَ وَالأبْرَصَ بِإِذْنِي وَإِذْ تُخْرِجُ الْمَوْتَى بِإِذْنِي وَإِذْ كَفَفْتُ بَنِي إِسْرَائِيلَ عَنْكَ إِذْ جِئْتَهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ فَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْهُمْ إِنْ هَذَا إِلا سِحْرٌ مُبِينٌ

(Ingatlah), ketika Allah mengatakan: "Hai Isa putra Maryam, ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu di waktu Aku menguatkan kamu dengan ruhul qudus. Kamu dapat berbicara dengan manusia di waktu masih dalam buaian dan sesudah dewasa; dan (ingatlah) di waktu Aku mengajar kamu menulis, hikmah, Taurat dan Injil, dan (ingatlah pula) di waktu kamu membentuk dari tanah (suatu bentuk) yang berupa burung dengan izin-Ku, kemudian kamu meniup padanya, lalu bentuk itu menjadi burung (yang sebenarnya) dengan seizin-Ku. Dan (ingatlah), waktu kamu menyembuhkan orang yang buta sejak dalam kandungan ibu dan orang yang berpenyakit sopak dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu kamu mengeluarkan orang mati dari kubur (menjadi hidup) dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu Aku menghalangi Bani Israel (dari keinginan mereka membunuh kamu) di kala kamu mengemukakan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, lalu orang-orang kafir di antara mereka berkata: "Ini tidak lain melainkan sihir yang nyata."

وَإِذْ أَوْحَيْتُ إِلَى الْحَوَارِيِّينَ أَنْ آمِنُوا بِي وَبِرَسُولِي قَالُوا آمَنَّا وَاشْهَدْ بِأَنَّنَا مُسْلِمُونَ

Dan (ingatlah), ketika Aku ilhamkan kepada pengikut Isa yang setia: "Berimanlah kamu kepada-Ku dan kepada rasul-Ku". Mereka menjawab: "Kami telah beriman dan saksikanlah (wahai rasul) bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang patuh (kepada seruanmu)".

إِذْ قَالَ الْحَوَارِيُّونَ يَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ هَلْ يَسْتَطِيعُ رَبُّكَ أَنْ يُنَزِّلَ عَلَيْنَا مَائِدَةً مِنَ السَّمَاءِ قَالَ اتَّقُوا اللَّهَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

(Ingatlah), ketika pengikut-pengikut Isa berkata: "Hai Isa putra Maryam, bersediakah Tuhanmu menurunkan hidangan dari langit kepada kami?" Isa menjawab: "Bertakwalah kepada Allah jika betul-betul kamu orang yang beriman".

قَالُوا نُرِيدُ أَنْ نَأْكُلَ مِنْهَا وَتَطْمَئِنَّ قُلُوبُنَا وَنَعْلَمَ أَنْ قَدْ صَدَقْتَنَا وَنَكُونَ عَلَيْهَا مِنَ الشَّاهِدِينَ

Mereka berkata; "kami ingin memakan hidangan itu dan supaya tenteram hati kami dan supaya kami yakin bahwa kamu telah berkata benar kepada kami, dan kami menjadi orang-orang yang menyaksikan hidangan itu".

قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا أَنْزِلْ عَلَيْنَا مَائِدَةً مِنَ السَّمَاءِ تَكُونُ لَنَا عِيدًا لأوَّلِنَا وَآخِرِنَا وَآيَةً مِنْكَ وَارْزُقْنَا وَأَنْتَ خَيرُ الرَّازِقِينَ

Isa putra Maryam berdoa: "Ya Tuhan kami, turunkanlah kiranya kepada kami suatu hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami yaitu bagi orang-orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau; beri rezekilah kami, dan Engkaulah Pemberi rezeki Yang Paling Utama".

قَالَ اللَّهُ إِنِّي مُنَزِّلُهَا عَلَيْكُمْ فَمَنْ يَكْفُرْ بَعْدُ مِنْكُمْ فَإِنِّي أُعَذِّبُهُ عَذَابًا لا أُعَذِّبُهُ أَحَدًا مِنَ الْعَالَمِينَ

Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku akan menurunkan hidangan itu kepadamu, barang siapa yang kafir di antaramu sesudah (turun hidangan itu), maka sesungguhnya Aku akan menyiksanya dengan siksaan yang tidak pernah Aku timpakan kepada seorang pun di antara umat manusia".

وَإِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ أَأَنْتَ قُلْتَ لِلنَّاسِ اتَّخِذُونِي وَأُمِّيَ إِلَهَيْنِ مِنْ دُونِ اللَّهِ قَالَ سُبْحَانَكَ مَا يَكُونُ لِي أَنْ أَقُولَ مَا لَيْسَ لِي بِحَقٍّ إِنْ كُنْتُ قُلْتُهُ فَقَدْ عَلِمْتَهُ تَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِي وَلا أَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِكَ إِنَّكَ أَنْتَ عَلامُ الْغُيُوبِ

Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: "Hai Isa putra Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: "Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?" Isa menjawab: "Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakannya maka tentulah Engkau telah mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang gaib-gaib".

مَا قُلْتُ لَهُمْ إِلا مَا أَمَرْتَنِي بِهِ أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ وَكُنْتُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا مَا دُمْتُ فِيهِمْ فَلَمَّا تَوَفَّيْتَنِي كُنْتَ أَنْتَ الرَّقِيبَ عَلَيْهِمْ وَأَنْتَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ

Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan) nya yaitu: "Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu", dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan (angkat) aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu.

إِنْ تُعَذِّبْهُمْ فَإِنَّهُمْ عِبَادُكَ وَإِنْ تَغْفِرْ لَهُمْ فَإِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

قَالَ اللَّهُ هَذَا يَوْمُ يَنْفَعُ الصَّادِقِينَ صِدْقُهُمْ لَهُمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

Allah berfirman: "Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka. Bagi mereka surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; Allah rida terhadap mereka dan mereka pun rida terhadap-Nya. Itulah keberuntungan yang paling besar".

لِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَمَا فِيهِنَّ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di dalamnya; dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.

4. Nabi Isa Naik ke Surga Selama Peristiwa Penyaliban

Suatu ketika orang-orang Yahudi berencana untuk membunuh nabi Isa. Tafsir Ibnu Katsir menyebutkan bahwa orang-orang Yahudi mendorong Raja Dimasyq (Damaskus), seorang musyrik penyembah bintang. Mereka mengatakan bahwa ada seorang pria di Baitul Maqdis yang menghasut orang banyak untuk memberontak melawan raja. Marah, raja memerintahkan gubernurnya untuk menangkap nabi Isa, menyalibkannya dan mengikat kepalanya dengan duri.

Sementara itu, Allah melindungi Nabi Isa dengan meniru para sahabat Nabi Isa mirip dirinya sendiri. Ketika penangkapan itu terjadi, nabi Isa diangkat ke surga. Disebutkan dalam QS. An-Nisa: 157-159 Dan karena perkataan mereka:

“Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa Putra Maryam, Rasul Allah’. Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka.”

5. Nabi Isa dapat menghidupkan burung dari patung tanah liat

Saat itu, para pemuka agama masih memegang kitab  Taurat dan menentang ajaran Nabi Isa. Raja Herodes mengetahui khotbah nabi isa. Raja Herodes tidak percaya dengan khotbah nabi Isa, tetapi meminta mukjizat untuk ditunjukkan. Bahkan, Raja Herodes segera mengumpulkan rakyatnya untuk melihat mukjizat itu.

Nabi Isa kemudian membuat patung berbentuk burung dari tanah liat. Ketika nabi Isa meniupnya, patung itu tiba-tiba hidup kembali dan terbang.

6. Nabi Isa dapat menyembuhkan seorang penderita kusta sampai buta

Mukjizat lain dari nabi Isa adalah menyembuhkan penderita kusta. Selain itu, nabi Isa juga dapat memulihkan penglihatan bagi mereka yang buta sejak lahir.

Hal ini dinyatakan dalam QS Al Maidah:110 sebagaimana diatas.

Semoga bermanfaat.

Share:

Kisah Nabi Yahya as

Nabi Yahya as lahir ketika ayahnya yaitu Nabi Zakaria memasuki usia lanjut. Ketika Nabi Yahya as lahir, Allah membekali beliau dengan kemampuan luar biasa dalam mengetahui syariat. Sejak kecil Nabi Yahya as sudah bisa memutuskan perkara yang ada dalam kehidupan manusia.

Nabi Yahya as juga sosok yang begitu gemar membaca sejak ia kecil. Menariknya Nabi Yahya as tak hanya bisa menyelesaikan persoalan dalam kehidupan manusia. Namun Nabi Yahya as juga bisa memberikan penjelasan tentang rahasia yang ada di dalam agama. Selain itu Nabi Yahya as juga mengenalkan kepada para umatnya akan jalan kebenaran dan mengikankan jika ada kesalahan dan kekeliruan.

Di kalangan bani Israil, Nabi Yahya as dikenal sebagai ahli agama dan hafal kitab Taurat. Beliau juga sosok yang begitu berani mengambil keputusan, tidak takut akan hinaan dan tidak menghiraukan setiap ancaman dari penguasa dalam usaha yang sedang dijalankannya untuk menegakkan kebenaran.

Sebelum memhabas tentang mujizat yang dimiliki oleh Nabi Yahya as. Hal pertama yang akan kita bahas dalam artikel ini adalah tetang kisah-kisah Nabi Yahya as. Ada beberapa kisah Nabi Yahya as yang akan diulas secara lengkap dalam poin ini. Berikut adalah beberapa kisah Nabi Yahya as.

1. Kisah Nabi Yahya as Waktu menginjak Usia Kecil

Nabi Yahya as diberikan nama ‘Yahya’ langsung oleh Allah. Hal ini juga sudah dijelaskan pada kitab Al-Quran dalam surat Maryam ayat 7 yang berbunyi kelak akan di lahir kan seorang Nabi yang lahir dari keturunan seorang Nabi yaitu Nabi Zakaria As.

Berbeda dengan anak seusianya, ketika Nabi Yahya as berada di usia masih kecil beliau lebih memprioritaskan untuk belajar. Sehingga semua hal yang dilakukan oleh Nabi Yahya as pada masa pertumbuhannya adalah suatu hal yang memberikan manfaat dan tidak akan memberikan kerugian terhadap dirinya sendiri.

Nabi Yahya as juga memiliki ketekunan dan begitu rajin dalam urusan ilmu agama. Bahkan karena ketekunan yang dimiliki oleh Nabi Yahya as, beliau menolak diajak bermain ria oleh para temannya.

Nabi Yahya as dengan tegas memberikan pengetahuan kepada temannya jika kita diciptakan oleh Allah SWT bukan untuk bermain-main, melainkan untuk beribadah.

Suatu ketika terjadi peritiwa teman dari Nabi Yahya as sedang asik menyiksa seekor binatang. Namun Nabi Yahya as tidak melakukan hal yang sama, malah beliau lebih kerap berbuat baik serta memberikan kasih sayang oenuh kepada setiap binatang.

Karena hal inilah Nabi Yahya as selalu disegani dan dihormati oleh para binatang-binatang. Hal ini tak lepas dari kebiasaan mulia yang sudah beliau terapkan sejak berada di usia dini. Nabi Yahya as bisa tumbuh menjadi dewasa yang begitu baik dan memiliki akhlak yang luhur serta selalu menyayangi terhadap sesama makhluk hidup.

2. Kedekatan Nabi Yahya as dengan Para Binatang

Diceritakan pada suatu hari ketika Nabi Yahya as sedang dalam keadaan sendiri dan memanjatkan doa kepada Allah SWT di gurun pasir. Hal ini dilakukan Nabi Yahya as karena kecintaannya kepada Allah SWT. Bahkan ketika beliau memanjatkan doa kepada Allah SWT, air mata Nabi Yahya as tak tertahan keluar.

Ketika hal tersebut terjadi, semua binatang berdiam sejenak sebagai pehormatan kepada Nabi Yahya as yang sedang memanjatkan doa kepada Allah SWT.

Ketika Nabi Yahya as sedang berdoa kepada Allah SWT sampai mengeluarkan air mata mampu membuat semua binatang yang ada di sekitarnya mengetahui hal yang sedang dilakukan oleh beliau.

Dalam waktu yang sama pula, seluruh binatang yang ada disekitar Nabi Yahya as memilih untuk menjauhinya karena ingin lebih menghormatinya ketika sedang memanjatkan doa kepada Allah. Hal ini juga dilakukan para binatang agar tidak menggangu Nabi Yahya as yang sedang berdoa kala itu. Hal ini juga menjadi salah satu bentuk mukjizat yang diberikan oleh Allah SWT kepada Nabi Yahya as.

Lalu ketika Nabi Yahya as ingin makan, beliau memutuskan untuk makan binatang belalang. Sedangkan untuk air minumnya, Nabi Yahya as memutuskan untuk mengambil langsung dari sungai terdekat.

Oleh karena itu Nabi Yahya as mulai menyadari jika makhluk ciptaan Allah yang banyak menerima nikmat adalah manisa. Selanjutnya Nabi Yahya as bisa menyimpulkan dari setiap peristiwa yang beliau alami jika kekayayaan yang sejati adalah kekayaan hati yang begitu ikhlas dalam menerima semua pemberian dari Allah SWT.

3. Kisah Nabi Yahya as Berbincang dengan Iblis

Suatu hari datang sosok iblis menghampiri Nabi Yahya as. Maksud kedatangan iblis kepada Nabi Yahya as adalah untuk membujuk beliau dengan berbagai cara seperti membujuknya dengan nasihat.

Akan tetapi Nabi Yahya as tahu dengan maksud dan tujuan dari iblis ketika menghampirinya dan memberikan nasihat kepada beliau yaitu untuk menggoda keimanan. Karena hal tersebutlah usaha iblis menggoda Nabi Yahya as gagal seketika, sebab Nabi Yahya as yakin akan kedustaan iblis.

Karena merasa gagal membujuk Nabi Yahya as, seketika iblis pergi meninggalkan beliau. Namun iblis masih menginginkan harapan dikemudian hari dirinya mampu membujuk Nabi Yahya as.

Tibalah hari yang dinantikan oleh iblis selama ini. Iblis kembali menemui Nabi Yahya as dengan tujuan yang sama yaitu ingin menggoda keimanan beliau. Akan tetapi upaya iblis dalam menggoda Nabi Yahya as kembali tidak berhasil. Hal ini tak lain karena Nabi Yahya as adalah salah satu makhluk yang dijaga oleh Allah SWT.

4. Kisah Nabi Yahya as Ketika Menentang Raja Herodes

Kota Yerusalem pada masa itu sedang dipimpin oleh seorang raja bernama Herodes. Pada saat itu Raja Herodes ingin melakukan pernikahan dengan kerabatnya sendiri yaitu putri Herodia. Paras cantik dari putri Herodia memanglah cantik hingga membuat raja Herodes jatuh hati kepadanya.

Karena hal tersebutlah raja Herodes juga tak berdaya oleh putri Herodia. Sebenarnya saat itu Raja Herodes juga tahu bagaimana hukum yang berlaku tentang menikahi kerabatnya sendiri. Dimana sebenarnya dalam tuntunan kitab Taurat menjelaskan jika menikahi yang masih kerabat adalah suatu hal yang dilarang. Namun Raja Herodes masih tetap bersikukuh untuk menikahi putri Herodia.

Para penasehat kerajaan sudah memperingatkan Raja Herodes akan hukum yang berlaku dalam mempersunting seorang kerabat adalah sebuah larangan keras. Namun semua peringatan yang diberikan oleh para penasehat kerajaan diabaikan begitu saja oleh Raja Herodes dan ia memutuskan untuk tetap melanjutkan pernikahannya.

Ketika Nabi Yahya as memutuskan untuk datang menemui Raja Herodes dengan maksud untuk mengingatkannya. Namun karena hal tersebut menjadikan putri Herodia terpukul. Tentunya mengetahui kondisi putri Herodia yang terpukul membuat Raja Herodes membuatnya marah kepada Nabi Yahya as.

Selanjutnya Raja Herodes memutuskan untuk memberikan perintah kepada pasukannya untuk melakukan pergerakan penagkapan terhadap Nabi Yahya as serta ingin membunuhnya. Dengan rasa tenang Nabi Yahya as ditahan oleh para pasukan Raja Herodes.

Dalam penangkapan yang dilakukan oleh para pasukan Raja Herodes, Nabi Yahya as tidak melakukan perlawanan sekalipun. Hal ini karena Nabi Yahya as yakin jika dirinya dijaga oleh Allah SWT.

Ketika sudah tertangkap, Nabi Yahya as dibawa oleh pasukan Raja Herodes untuk menerima hukuman mati. Mengetahui apa yang akan terjadi pada Nabi Yahya as membuat putri Herodia merasa senang.

Bahkan putri Herodia meminta agar kepala Nabi Yahya as dibawa kepadanya. Akan tetapi azab Allah SWT datang kepada Raja Herodes dan keluarnya, semuanya berubah menjadi seekor hewan oleh Allah.

Singkat cerita Nabi Yahya as menghembuskan nafas terakhirnya di kota Yerusalem. Jasad Nabi Yahya as diistirahatkan di Masjid Umayyah Syria. Kepergian dari Nabi Yahya as membuat semua kamunya merasa begitu kehilangan dan bersedih.

Nabi Yahya as adalah salah satu sosok kekasih Allah SWT yang begitu arif, lembut serta bijaksana. Sampai saat ini, makam Nabi Yahya as masih ada dan berada di Masjid Agung Damaskus.

Mukjizat Nabi Yahya as

Dalam kehidupannya, Nabi Yahya as memiliki beberapa mukjizat dari Allah SWT. Salah satu mujizat yang diterima oleh Nabi Yahya as langsung dari Allah SWT adalah Al Hanan. Dimana maksud dari Al Hanan di sini adalah ilmu tentang rasa cinta terhadap sesama makhluk beserta alam semesta.

Karena hal tersebutlah, Nabi Yahya as selalu dicintai oleh semua makhluk lain. Beberapa makhluk yang mencintai Nabi Yahya as adalah seperti burung, binatang buas, gunung hingga gurun.

Selain itu Nabi Yahya as juga mampu mengahafal isi yang ada di dalam kitab Taurat yang menjadi kitab suci kaum Bani Israil. Hal ini juga tak bisa lepas dar campur tanggan orang tua Nabi Yahya as dalam memberikan pendidikan kepada belau agar menjadi anak yang cerdas dan taat kepada Allah SWT.

Ketika Nabi Yahya as mampu menghafal isi kandungan ajaran yang ada di dalam surat Taurat, kala itu beliau masih berada di usia yang begitu belia.

Dalam Al Quran Surat Maryam ayat 12 hingga 15 juga menjelaskan tentang keistimewaan yang dimiliki oleh Nabi Yahya as yang berbunyi seperti di bawah ini.

يَا يَحْيَى خُذِ الْكِتَابَ بِقُوَّةٍ وَآتَيْنَاهُ الْحُكْمَ صَبِيًّا

وَحَنَانًا مِنْ لَدُنَّا وَزَكَاةً وَكَانَ تَقِيًّا

وَبَرًّا بِوَالِدَيْهِ وَلَمْ يَكُنْ جَبَّارًا عَصِيًّا

وَسَلامٌ عَلَيْهِ يَوْمَ وُلِدَ وَيَوْمَ يَمُوتُ وَيَوْمَ يُبْعَثُ حَيًّا

Hai Yahya, ambillah Al Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. Dan Kami berikan kepadanya hikmah selagi ia masih kanak-kanak,

dan rasa belas kasihan yang mendalam dari sisi Kami dan kesucian (dari dosa). Dan ia adalah seorang yang bertakwa,

dan banyak berbakti kepada kedua orang tuanya, dan bukanlah ia orang yang sombong lagi durhaka.

Kesejahteraan atas dirinya pada hari ia dilahirkan, dan pada hari ia meninggal dan pada hari ia dibangkitkan hidup kembali.

Sifat Utama Nabi Yahya as

Nabi Yahya as juga memiliki beberapa sifat kebaikan Nabi Yahya as yang diberikan oleh Allah SWT. Beberapa diantaranya adalah diberikannya kitab Taurat dan memiliki ilmu hikmat sejak usianya masih belia.

Maksudnya adalah Nabi Yahya as dianugerahi ilmu agama dan selalu cepat dalam menerima kebaikan. Beliau juga selalu memberikan kasih sayang kepada manusia, suci terhadap noda dan dosa, bertaqwa, tidak sombong dan durhaka.

Hal ini juga dijelaskan dalam kitab suci Al Quran Surat Maryam seperti yang ada di bawah ini.

“Hai Yahya! Peganglah teguh-teguh ajaran kitab Taurat ini!”. Selanjutnya Kami anugerahkan kepadanya ilmu hikmat selagi ia masih kecil,

Dan rasa kasih sayang dari Kami terhadap sesama manusia, suci dari noda dan dosa, dan ia pun bertaqwa,

Serta berbakti kepada orang tuanya, lagi pula ia tidak sombong dan durhaka.

Ucapan selamat dari Tuhan kepadanya pada hari ia dilahirkan, dan pada hari ia meninggal-dunia, serta pada hari ia dibangkitkan hidup kembali.”

Semoga bermanfaat.

Share:

Kisah Nabi Zakaria

Kisah Nabi Zakaria – Mempelajari kisah para Nabi dan Rasul bagi kita sebagai generasi penerus banga adalah hal yang patut dilakukan. Karena dapat membuka mata dan pengetahuan terhadap kejadian dan perjuangan masa lampau para Nabi dan Rasul Allah SWT dalam berdakwah dan menyampaikan ajaran-Nya.

Dengan mempelajari kisah-kisah dan tauladan para Nabi dan Rasul dapat menumbuhkan rasa beriman kepada Allah melalui alam semesta, karena meyakini dan mempercayai berbagai kejadian luar biasa yang terjadi di zaman Nabi dan Rasul terdahulu. Beriman kepada Nabi dan Rasul juga merupakan rukun iman yang ke-empat. Sehingga tidak ada alasan lagi bagi kita untuk menunda dalam belajar sejarah Nabi apalagi tidak melakukannya sama sekali.

Jumlah Nabi sejatinya sangat banyak sekali hingga tak terhitung. Namun bagi umat muslim, jumlah Nabi yang wajib untuk diketahui dan diimani ada 25 Nabi dan Rasul. Perbedaan Nabi dan Rasul yaitu, Nabi menerima wahyu dari Allah SWT untuk dirinya sendiri, sedangkan Rasul menerima wahyu dari Allah SWT untuk dirinya sendiri dan wajib disampaikan kepada umat-umatNya. Dari 25 Nabi dan Rasul yang wajib diketahui dan diimani, kali ini akan dibahas mengenai salah Nabi yaitu Nabi Zakaria AS.

1.  Sejarah Singkat Nabi Zakaria AS

Nabi Zakaria Alaihi Salam (AS) adalah kaum Bani Israil yang hidup di Palestina dan lahir pada tahun 91 Sebelum Masehi. Beliau merupakan salah satu dari 25 Nabi utusan Allah SWT yang menerima wahyu untuk dirinya sendiri.

Selain Nabi Zakaria AS, nabi lain yang berasal dari kaum Bani Israil menurut Ibnu Katsir, diantaranya Nabi Yusuf AS, Nabi Musa AS, Nabi Harun, AS, Nabi Ilyas AS, Nabi Ilyasa AS, Nabi Daud AS, Nabi Sulaiman AS, Nabi Yahya AS, dan Nabi Isa AS. Nabi Zakaria diangkat menjadi Nabi oleh Allah SWT di usia yang sudah mulai senja, yaitu 90 tahun.

Penjelasan mengenai kisah Nabi Zakaria ketika beliau masih kanak-kanak hingga masa mudanya tidak dijelaskan di dalam Al-Qur’an. Sehingga sejarah mengenai beliau dimulai ketika akhir masa dewasa. Al-Qur’an merekam dan menceritakan kisah sejarah perjalanan Nabi Zakaria sebanyak 8 kali, yaitu diantaranya dalam Surat Al-Imran ayat 3 surat Surat Maryam ayat 19 dan ayat 2-11. Semasa hidupnya, Nabi Zakaria bekerja sebagai tukang kayu untuk menghidupi keluarganya. Mengenai pekerjaan dari Nabi Zakaria tersebut dibuktikan dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda :

Yang artinya, “Nabi Zakaria adalah seorang tukang kayu.” (HR Muslim 4384 dan Ibnu Majah 2141).

Nabi Zakaria adalah Nabi termasyhur yang merupakan keturunan dari Nabi Sulaiman AS. Nama istrinya yaitu al-Yahbi’ yang berasal dari keluarga Nabi Harun AS. Nama lengkap istri Nabi Zakaria AS adalah Ilyasya binti Faqud bin Qabil.

Nabi Zakaria dan istrinya yang sama-sama keturunan Nabi lalu memiliki anak yang juga diutus oleh Allah SWT sebagai Nabi, yaitu Nabi Yahya AS. Semasa hidupnya, Nabi Zakaria juga berperan sebagai pelindung dari Maryam (Ibunda Nabi Isa AS). Beliau adalah wali dari Hekal.

Kisah lainnya mengenai nabi yang tak terhitung jumlahnya dapat kamu temukan juga pada buku Kisah Para Nabi karya Imam Ibnu Katsir yang merupakan seorang ulama besar yang memiliki dedikasi tinggi dalam menjaga kemurnian riwayat dan sumber rujukan yang shahih dalam menuliskan karyanya.

Sosok Nabi Zakaria AS dalam Merawat Maryam

Nabi Zakaria AS adalah sosok yang menjaga, mengasuh, dan merawat Maryam (Ibunda Nabi Isa AS). Beliau merawat dan menjaga Maria Bersama istrinya. Ayah kandung Maryam bernama Imran (ulama Bani Israil) yang pada saat itu mendatangi Nabi Zakaria AS untuk menitipkan anak perempuannya, yaitu Maryam.

Sedangkan ibu kandung Maryam adalah Hannah binti Faqudz yang juga merupakan saudara ipar dari Nabi Zakaria AS. Maryam diasuh dan dirawat oleh Nabi Zakaria dan istrinya sejak Maryam masih kecil. Meskipun bukan anak kandung, Maryam diperlakukan dengan penuh kelembutan dan kasih sayang.

Bentuk kasih sayang kepada Maryam salah satunya adalah membuatkan tempat beribadah khusus untuk Maryam di Baitul Maqdis (sekarang yaitu Masjidil Aqsa). Ruang khusus untuk Maryam melakukan ibadah yang dibuatkan oleh Nabi Zakaria AS bernama Mihrab.

Hal tersebut menjadikan Nabi Zakaria AS sebagai orang pertama yang tercatat dalam membuat Mihrab. Pada saat kehadiran Maryam di keluarga kecil Nabi Zakaria, waktu itu Nabi Zakaria AS masih belum memiliki keturunan dari hasil pernikahannya dengan al-Yahbi’. Itulah salah satu alasan mengapa Nabi Zakaria AS dan istrinya sangat senang dengan kehadiran Maryam dan memperlakukannya layaknya anak kandung sendiri.

2. Kisah Nabi Zakaria : Perjalanan Dakwah

Dikisahkan Nabi Zakaria AS adalah salah satu dari 25 nabi yang diutus untuk mengembalikan akhlak Bani Israil di Palestina yang banyak melakukan dosa besar seperti kezaliman, kemungkaran dan mengubah agama yang diajarkan oleh Nabi Musa AS. Inti dari dakwah Nabi Zakaria AS adalah menyeru kepada kaum Bani Israil untuk bertobat dan menyembah Allah SWT yang dapat kamu baca pada buku Nabi Zakaria AS: Nabi Yang Sabar Menanti Keturunan.

Kegiatan dakwah Nabi Zakaria dipusatkan di Bait-al Maqdis. Bait-al Maqdis adalah tempat dimana kuil dari Nabi Sulaiman AS pernah didirikan. Ciri dari dakwah Nabi Zakaria adalah kelemahlembutan. Beliau pun terkenal memiliki adab untuk berdoa kepada Allah SWT dengan lemah lembut.

Meskipun dalam proses dakwah Nabi Zakaria AS kerap menjumpai kesulitan dan jalan buntu, namun beliau cukup disegani dan dihormati oleh kaum Bani Israil karena sifat dan tutur kata beliau yang alim dan bijaksana. Cobaan yang diberikan oleh Allah SWT terhadap dakwah Nabi Zakaria AS adalah beliau yang tak kunjung memiliki keturunan padahal usia Nabi Zakaria AS dan istrinya saat itu sudah senja.

Pada momen tersebut Nabi Zakaria AS sangat sedih dan bingung tentang keberlanjutan dakwah yang beliau lakukan apabila tidak memiliki keturunan laki-laki. Maryam sebagai anak angkat Nabi Zakaria AS pada saat itu juga tidak dapat meneruskan jejak dakwah beliau dikarenakan Maryam adalah perempuan.

Nabi Zakaria AS dan istrinya tak pernah berputus asa dalam berdoa dan memohon kepada Allah SWT untuk diberikan keturunan. Beliau berdoa dengan penuh kelembutan dan penghayatan. Salah satu isi doa yang dihaturkan Nabi Zakaria AS berbunyi:

قَالَ رَبِّ إِنِّي وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّي وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا وَلَمْ أَكُنْ بِدُعَائِكَ رَبِّ شَقِيًّا

وَإِنِّي خِفْتُ الْمَوَالِيَ مِنْ وَرَائِي وَكَانَتِ امْرَأَتِي عَاقِرًا فَهَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ وَلِيًّا

يَرِثُنِي وَيَرِثُ مِنْ آلِ يَعْقُوبَ وَاجْعَلْهُ رَبِّ رَضِيًّا

“Dan sungguh, aku khawatir terhadap kerabatku sepeninggalku, padahal istriku seorang yang mandul, maka anugerahilah aku seorang anak dari sisi-Mu, yang akan mewarisi aku dan mewarisi dari keluarga Yakub; dan jadikanlah dia, ya Tuhanku, seorang yang diridhai.” lantun Nabi Zakaria dalam doa beliau sesuai yang terdapat dalam Al-Qur’an surat Maryam ayat 4-6.

Doa lainnya yang dipanjatkan yaitu :

Robbi hablii miladunka dzuriyyatan thoyyibatan innaka samii’uddu’aa

هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهُ قَالَ رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ

“Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa.” (Q.S. Ali-Imran ayat 38).

Tak pernah henti doa yang dipanjatkan oleh Nabi Zakaria dan istrinya kepada Allah SWT agar dikarunia seorang anak. Begitu gigih perjuangannya dalam mendapatkan keturunan guna meneruskan syiar dakwah Nabi Zakaria AS.

Meskipun banyak sekali olokan yang datang kepada Nabi Zakaria AS bahkan dari kaumnya sendiri yaitu kaum Bani Israil, mengatakan bahwa mereka tak percaya doanya akan dikabulkan oleh Allah SWT. Kisah lengkap mengenai Nabi Zakaria juga bisa kamu pelajari melalui buku Mukjizat Para Nabi oleh Hafez Achda.

Kelahiran Nabi Yahya AS

Hingga suatu ketika, keajaiban dan mukjizat menghampiri keluarga kecil Nabi Zakaria AS. Pada saat itu turun malaikat Jibril untuk menemui Nabi Zakaria AS dan memanggil beliau yang saat itu sedang shalat di Mihrab.

يَا زَكَرِيَّا إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلامٍ اسْمُهُ يَحْيَى لَمْ نَجْعَلْ لَهُ مِنْ قَبْلُ سَمِيًّا

maryam 7“Wahai Zakaria! Kami memberi kabar gembira kepadamu dengan seorang anak laki-laki namanya Yahya, yang kami belum pernah memberikan nama seperti itu sebelumnya” (Q.S. Maryam ayat 7).

Mendengar kabar yang disampaikan malaikat oleh malaikat Jibril tersebut, Nabi Zakaria AS sontak sangat kaget dan tidak percaya. Ternyata meskipun istri Nabi Zakaria AS adalah seorang yang mandul dan mereka telah mencapai usia senja, ternyata Allah SWT memberikan mukjizat dengan mengabulkan doa mereka. Nabi Zakaria AS yang masih tidak percaya lalu meminta pertanda kepada Allah SWT seperti yang tertuang dalam Al-Qur’an Surat Maryam ayat 10 :

قَالَ رَبِّ اجْعَلْ لِي آيَةً قَالَ آيَتُكَ أَلا تُكَلِّمَ النَّاسَ ثَلاثَ لَيَالٍ سَوِيًّا

maryam 10“Dia (Zakaria) berkata, “Ya Tuhanku, berilah aku suatu tanda.” (Allah) berfirman, “Tandamu ialah engkau tidak dapat bercakap-cakap dengan manusia selama tiga malam, padahal engkau sehat.”” (Q.S. Maryam ayat 10).

Menurut tafsir Ibnu Katsir, ayat tersebut menjelaskan tentang pertanda yang mengawali akan datangnya apa yang telah dijanjikan oleh Allah SWT kepada Nabi Zakaria AS, yaitu dikarunia seorang anak di usia senja. Riwayat dari Ibnu Zaid ibnu Aslam menyebutkan, selama pertanda dari Allah SWT tersebut dating, Nabi Zakaria AS hanya menggunakan lisannya untuk bertasbih dan membaca kitab. Nabi Zakaria AS menahan lisannya untuk tidak berbicara dengan kaumnya sendiri melainkan menggunakan bahasa isyarat. Hal ini tercermin dalam Riwayat yang tertulis pada kitab suci Al-Qur’an Surat Maryam ayat 11 :

فَخَرَجَ عَلَى قَوْمِهِ مِنَ الْمِحْرَابِ فَأَوْحَى إِلَيْهِمْ أَنْ سَبِّحُوا بُكْرَةً وَعَشِيًّا

maryam 11“Maka dia keluar dari Mihrab menuju kaumnya, lalu dia memberi isyarat kepada mereka; bertasbihlah kamu pada waktu siang dan petang.” (Q.S. Maryam ayat 11).

Nabi Zakaria AS selanjutnya mengucap syukur kepada Allah SWT sebagai bentuk terimakasih karena doanya selama ini yang dipanjatkan dikabulkan oleh Allah SWT. Setelah itu lahirlah seorang bayi laki-laki yang shaleh pada 1 Sebelum Masehi yang bernama Yahya. Yahya yang merupakan anak kandung satu-satunya dari Nabi Zakaria AS dan istrinya lalu juga diangkat oleh Allah SWT menjadi seorang nabi. Nabi Yahya juga merupakan salah satu dari 25 nabi yang wajib diketahui dan diimani oleh umat muslim.

Nabi Yahya AS dilahirkan ke bumi dalam waktu yang berdekatan dengan momen kelahiran Nabi Isa AS (anak dari Maryam). Namun beberapa riwayat menjelaskan jika kelahiran Nabi Yahya AS adalah mendahului tiga bulan daripada kelahiran Nabi Isa AS.

Ketika Nabi Yahya mulai beranjak dewasa, Ia diajak oleh Nabi Zakaria untuk berdakwah Bersama kepada kaum Bani Israil. Nabi Zakaria AS dan Nabi Yahya AS juga bersama-sama melawan Raja Herodus yang merupakan penguasa Bani Israil dan bersifat zalim dan keji.

Kematian Nabi Zakaria AS

Riwayat menyebutkan jika Nabi Yahya AS pergi meninggalkan dunia terlebih dahulu sebelum disusul oleh Nabi Zakaria AS. Penyebab kematian Nabi Yahya AS adalah dibunuh oleh orang suruhan Herodia. Pada saat itu dikisahkan Bani Israil dikuasai oleh penguasa yang zalim yaitu Raja Herodus.

Raja Herodus memiliki keinginan dan niat untuk menikahi anak perempuan tirinya, yaitu Herodia. Pernikahan tersebut ditentang oleh Nabi Yahya AS dikarenakan tidak sesuai dengan hukum Taurat. Herodia pun tidak terima atas penentangan Nabi Yahya AS terhadap pernikahan yang akan dilakukannya. Ia pun menyuruh Herodus untuk membunuh Nabi Yahya AS. Nabi Yahya AS pun ditangkap, dipenjara, dan dibunuh sesuai permintaan Herodia.

Ketika kabar kematian Nabi Yahya AS sampai ke telinga ayahanda-nya, yaitu Nabi Zakaria AS dan mengetahui bahwa Allah telah menghukum pembunuhnya dengan mengubur mereka hidup-hidup, maka selanjutnya Nabi Zakaria AS pun melarikan diri menuju sebuah kebun di Baitul Maqdis.

Ketika dalam perjalanan melarikan diri dan melewati pepohonan, tidak disangkan pepohonan tersebut memanggil Nabi Zakaria dan membuka diri untuk dimasuki sebagai tempat persembunyian dari Nabi Zakaria AS. Namun sayangnya, ada iblis yang melihat dan mengetahui tempat persembuyian Nabi Zakaria AS tersebut.

Iblis pun memotong kain baju Nabi Zakaria AS dan menemui orang-orang yang sedang mencari Nabi Zakaria AS sembari menunjukkan potongan baju Nabi Zakaria AS. Sontak, ketika melihatnya, orang-orang tersebut meminta iblis untuk memberi tahu lokasi persembunyian dari Nabi Zakaria AS.

Setelah ditunjukkan oleh iblis, mereka langsung menghantam pohon tersebut menggunakan kapak hingga terbelah menjadi dua. Nabi Zakaria AS pun meninggal dunia dan Allah SWT mengganjar kaum Bani Israil atas kematian Nabi Zakaria AS dengan cara membunuh para pembesar mereka dan menawan ratusan orang.

3.  Mukjizat Nabi Zakaria AS

Secara bahasa, mukjizat berasal dari kata “Mukjiz” yang memiliki arti “melemahkan atau mengalahkan”. Mukjizat adalah kejadian atau peristiwa luar biasa hingga sulit dijangkau oleh akal manusia yang terjadi pada diri Nabi dan Rasul Allah SWT.

Setiap Nabi dan Rasul Allah dianugerahi dengan mukjizat untuk menunjukkan bahwa mereka adalah orang istimewa yang dipilih oleh Allah SWT untuk menerima wahyu dan menyebarkannya kepada kaum-kaum yang ingkar dan zalim terhadap Allah SWT.

Tiga mukjizat yang dimiliki oleh Nabi Zakaria AS, yaitu :

Nabi Zakaria AS dan istrinya membaktikan diri mereka semasa hidupnya untuk mengurus dan menjaga Baitul Maqdis. Baitul Maqdis merupakan tempat ibadah peninggalan dari Nabi Sulaiman AS yang juga digunakan oleh Nabi Zakaria AS untuk tempat berdakwah.

Nabi Zakaria mendapatkan keturunan dari Allah SWT seorang anak laki-laki yang shaleh bernama Yahya meskipun usia Nabi Zakaria AS saat itu sudah sangat tua (Sekitar 100 tahun) dan istrinya adalah seorang yang mandul.

Nabi Zakaria AS dapat masuk dan bersembunyi di dalam pepohonan ketika dikejar dan diburu oleh orang-orang yang akan membunuhnya.

Terdapat begitu banyak hikmah dan suri tauladan yang dapat diambil dari kisah Nabi Zakaria AS yang telah diceritakan. Salah satu pelajaran yang dapat dipetik adalah Allah SWT adalah Maha Mendengar doa umatnya.

Berbagai mukjizat dan karya fenomena lainnya dalam sejarah agama Islam juga bisa Grameds temukan pada buku Kisah Para Nabi: Sejarah Lengkap Kehidupan Para Nabi yang ada dibawah ini.

Nabi Zakaria AS pun menunjukkan cara berdoa yang penuh ketulusan dan kelembutan serta berbaik sangka kepada Allah SWT bahwa Allah SWT mendengar semua doa hambanya dan akan mengabulkannya. Nabi Zakaria AS pun mencontohkan sikap amanah yaitu menjaga dan merawat Maryam dengan tulus saat Maryam yang saat itu tidak memiliki ayah dititipkan kepadanya.

Semoga bermanfaat.

Share:

Kisah Nabi Yunus

Sebagai manusia, kita dilengkapi Allah dengan karsa atau kemampuan untuk berkehendak. Namun, seringkali nafsu lebih besar daripada logika, sehingga kita tidak berpikir matang sebelum bertindak. Akhirnya penyesalan datang. Salah satu Nabi yang mengajarkan kepada kita tentang konsekuensi penyesalan adalah Nabi Yunus. Seperti apakah kisahnya ?

Nabi Yunus hidup sekitar abad ke-8 Setelah Masehi, tepatnya setelah masa Nabi Ilyas dan Ilyasa. Beliau disebutkan berasal dari Palestina atau saat itu disebut sebagai negeri Syam. Allah memerintahkan Nabi Yunus untuk menyeru penduduk Ninawa agar menyembah-Nya. Kota Ninawa sendiri terletak di Mosul, Irak.

Kisah Nabi Yunus dalam Al-Qur’an

Yunus termasuk salah satu Nabi yang kisahnya diceritakan berkali-kali dalam Al-Qur’an. Bahkan, namanya diabadikan menjadi salah satu surah. Allah menceritakan kisah Nabi Yunus sebanyak empat kali dalam kitab-Nya tersebut.

Pertama, kisah Yunus alaihissalam disebutkan Allah dalam Surah Yunus (10) ayat 98 :

فَلَوْلا كَانَتْ قَرْيَةٌ آمَنَتْ فَنَفَعَهَا إِيمَانُهَا إِلا قَوْمَ يُونُسَ لَمَّا آمَنُوا كَشَفْنَا عَنْهُمْ عَذَابَ الْخِزْيِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَمَتَّعْنَاهُمْ إِلَى حِينٍ

Dan mengapa tidak ada (penduduk) suatu kota yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Tatkala mereka (kaum Yunus itu), beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai kepada waktu yang tertentu.

Kemudian Allah menyebutkannya pada Surah Al-Anbiya’ (21) ayat 87—88 :

وَذَا النُّونِ إِذْ ذَهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ أَنْ لَنْ نَقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادَى فِي الظُّلُمَاتِ أَنْ لا إِلَهَ إِلا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ

فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَنَجَّيْنَاهُ مِنَ الْغَمِّ وَكَذَلِكَ نُنْجِي الْمُؤْمِنِينَ

Dan (ingatlah kisah) Zun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: "Bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim."

Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya daripada kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman.

Kisah Nabi Yunus juga dapat kita temukan pada Surah As-Saffat (37) ayat 139—148 :

وَإِنَّ يُونُسَ لَمِنَ الْمُرْسَلِينَ

إِذْ أَبَقَ إِلَى الْفُلْكِ الْمَشْحُونِ

فَسَاهَمَ فَكَانَ مِنَ الْمُدْحَضِينَ

فَالْتَقَمَهُ الْحُوتُ وَهُوَ مُلِيمٌ

فَلَوْلا أَنَّهُ كَانَ مِنَ الْمُسَبِّحِينَ

لَلَبِثَ فِي بَطْنِهِ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ

فَنَبَذْنَاهُ بِالْعَرَاءِ وَهُوَ سَقِيمٌ

وَأَنْبَتْنَا عَلَيْهِ شَجَرَةً مِنْ يَقْطِينٍ

وَأَرْسَلْنَاهُ إِلَى مِائَةِ أَلْفٍ أَوْ يَزِيدُونَ

فَآمَنُوا فَمَتَّعْنَاهُمْ إِلَى حِينٍ

Sesungguhnya Yunus benar-benar salah seorang rasul,

(ingatlah) ketika ia lari, ke kapal yang penuh muatan,

kemudian ia ikut berundi lalu dia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian.

Maka ia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela.

Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah,

niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit.

Kemudian Kami lemparkan dia ke daerah yang tandus, sedang ia dalam keadaan sakit.

Dan Kami tumbuhkan untuk dia sebatang pohon dari jenis labu.

Dan Kami utus dia kepada seratus ribu orang atau lebih.

Lalu mereka beriman, karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu yang tertentu.

Terakhir, Allah mengisahkan tentang Nabi Yunus pada Surah Al-Qalam (68) ayat 48—50 :

فَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ وَلا تَكُنْ كَصَاحِبِ الْحُوتِ إِذْ نَادَى وَهُوَ مَكْظُومٌ

لَوْلا أَنْ تَدَارَكَهُ نِعْمَةٌ مِنْ رَبِّهِ لَنُبِذَ بِالْعَرَاءِ وَهُوَ مَذْمُومٌ

فَاجْتَبَاهُ رَبُّهُ فَجَعَلَهُ مِنَ الصَّالِحِينَ

Maka bersabarlah kamu (hai Muhammad) terhadap ketetapan Tuhanmu, dan janganlah kamu seperti orang (Yunus) yang berada dalam (perut) ikan ketika ia berdoa sedang ia dalam keadaan marah (kepada kaumnya).

Kalau sekiranya ia tidak segera mendapat nimat dari Tuhannya, benar-benar ia dicampakkan ke tanah tandus dalam keadaan tercela.

Lalu Tuhannya memilihnya dan menjadikannya termasuk orang-orang yang saleh.

Semoga bermanfaat.

Share:

Kisah Nabi Ilyasa AS

Dalam ajaran agam islam banyak kisah- kisah inspiratif yang datang dari orang- orang hebat dan mulia di mata Allah SWT, termasuk kisah- kisah para nabi dan rosul yang bisa kita teladi sebagai umat musli yang haus akan ilmu. Termasuk kisah Nabi Ilyasa AS yang masuk dalam daftar 25 nabi dan rosul yang mungkin sudah sering kita dengar namanya dalam pelajaran- pelajaran agama islam.

Mungkin sering mendengar bahwa Kisah Nabi Ilyasa AS sering  dikaitkan dengan Nabi Ilyasa AS ke-19 karena kesamaan namanya, yang dibedakan hanya  satu huruf. Namun tetap saja, keduanya adalah orang yang berbeda, bahkan tidak memiliki hubungan darah. Tetapi dari dua nabi ini ada cerita yang saling berhubungan, bahwa kisah Nabi Ilyasa AS dan Nabi Ilyas AS memiliki keterkaitan satu sama lain.

Perjalanan Dakwah Nabi Ilyasa Terhadap Kaum Nabi Ismail

Kisah Nabi Ilyasa AS berkaitan langsung dengan perjalanan dakwah  Nabi Ilyas As. Nabi Illyasa adalah anak angkat Nabi Illyasa. Ia pun akhirnya melanjutkan Tongkat Mahar yang digunakan Nabi Ilyas terhadap kaumnya. Ketika Nabi Ilyas AS masih muda, Nabi Ilyasa AS menderita  penyakit yang agak serius. Kemudian  Nabi Ilyas AS datang ke kediamannya bersama keluarganya.

Berkat upaya pertolongan Nabi Ilyas, Nabi Ilyasa pun berhasil sembuh dari penyakit yang dideritanya selama bertahun-tahun. Hubungan mereka tidak berhenti sampai di situ saja. Nabi Ilyasa AS akhirnya diangkat menjadi anak oleh Nabi Ilyas As sebagai anak angkat, di mana saat itu ia selalu menemani Nabi Ilyas dalam melaksanakan maharnya terhadap  Bani Israil.

Setelah Nabi Ilyas wafat, Nabi Ilyasa pun mulai  melanjutkan peran dari tongkat dakwah Nabi Ilyas AS yang dibuat oleh ayah angkatnya tersebut sejak lama. Mulailah perjalanan kisah Nabi Ilyasa AS dengan mencari kemaslahatan umat islam saat itu. Awalnya, banyak kaum penduduk bani Israil yang mulai berbuat maksiat lagi setelah wafatnya Nabi Ilyas As.

Mereka mulai melakukan lagi kejahatan- kejahatan dan ketidaktaatan yang sebelumnya telah dinasihati oleh Nabi Ilyas AS. Meski telah diperingatkan oleh Nabi Ilyasa AS sebelumnya, tampaknya mereka tetap teguh dan mendukung tindakan buruk yang telah menjadi keyakinan masa lalu. Sembari mengamalkan Dakwah, Nabi Ilyasah AS tak henti-hentinya mengajak umatnya untuk kembali beribadah hanya kepada Allah SWT.

Upayanya tersebut rupanya melibatkan berbagai petunjuk dan beberapa mukjizat yang telah Tuhan berikan. Berkat salah satu usahanya yang pantang menyerah, maka upaya Nabi Ilyasa As akhirnya berhasil. Dalam Al-Qur’an yang merupakan kitab suci umat Muslim, memiliki 25 nabi dan rasul yang harus dipercayai oleh umat Islam. Salah satunya adalah Nabi Ilyasa AS, yakni Nabi ke-20 yang disebutkan dua kali kisahnya dalam satu surah Al-Qur’an seperti berikut ini :

Al-Quran Surah Al-An’am ayat 86 – 87

وَإِسْمَاعِيلَ وَالْيَسَعَ وَيُونُسَ وَلُوطًا وَكُلا فَضَّلْنَا عَلَى الْعَالَمِينَ

وَمِنْ آبَائِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ وَإِخْوَانِهِمْ وَاجْتَبَيْنَاهُمْ وَهَدَيْنَاهُمْ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

dan Ismail, Alyasa, Yunus dan Lut. Masing-masingnya Kami lebihkan derajatnya di atas umat (di masanya),

(dan Kami lebihkan pula derajat) sebahagian dari bapak-bapak mereka, keturunan mereka dan saudara-saudara mereka. Dan Kami telah memilih mereka (untuk menjadi nabi-nabi dan rasul-rasul) dan Kami menunjuki mereka ke jalan yang lurus.

Terkait ayat di atas, Yunahar Ilya menyatakan bahwa dalam “Kisah Nabi Ilyas AS” tersebut yang dikutip  Suara atau media Muhammadiyah  bahwa keempat nabi (Ismail, Ilyassa, Yunus, Ruth) dipilih oleh Allah SWT menjadi orang yang lebih dihargai dan tinggi derajatnya daripada orang- orang pada masanya. Selain itu, Sang  Pencipta juga meninggikan derajat mereka dianatara bapaknya (dalam hal ini  Nabi Ibrahim yang meruapakn bapak dari Nabi Ismail dan sebagainya), keturunan mereka (Nabi Muhammad adalah keturunan Nabi Ismail), dan beberapa saudaranya (saudara Nabi Ismail) yang mengangkat derajat mereka di antara (Nabi  Ismail).

Selain Surah Al- An’am, nama Nabi Ilyasa AS  juga dapat ditemukan dalam ayat 48 Surah Shad seperti berikut ini :

وَاذْكُرْ إِسْمَاعِيلَ وَالْيَسَعَ وَذَا الْكِفْلِ وَكُلٌّ مِنَ الأخْيَارِ

Dan ingatlah akan Ismail, Ilyasa' dan Zulkifli. Semuanya termasuk orang-orang yang paling baik.

Keteladanan Nabi Ilyasa Dalam Menegakkan Ajaran Islam

Berdasarkan surah Al-Quran di atas, berikut ini rangkuman detail setiap kisah Nabi Ilyasa AS yang dapat menjadi teladan dan mengandung nilai- nilai ajaran agama.

Kisah Nabi Ilyasa As dan Nabi Ilyas As

Nabi Ilyas AS adalah putra dari  salah satu anak kaum Bani Israil, yakni keturunan Yusuf bin Yakub Bin Ishakbin Ibrahim Alkalyr. Allah mengutus Nabi Ilyasa AS untuk mengambil alih Nabi Ilyas AS dan memimpin Bani Israil yang masih bersama orang tuanya dan masih mempercayai berhala. Nabi Ilyassa AS hidup di tengah umatnya dan mulai menyebarkan perintah Allah SWT di antara mereka.

Kisah Nabi Ilyasa AS  selalu erat kaitannya dengan Sang Guru sekaligus ayah angkatnya, Nabi Ilyasa AS. Keduanya bertemu saat Nabi Illyas AS melarikan diri dari  penduduk Balabak yang marah. Pada saat ini, Nabi Ilyas AS memberitahu orang- orang kaum Bani Israil dari Balabak tentang hukuman yang pernah dialami oleh orang- orang terdahulu.

Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat Balabak untuk meninggalkan berhala- berhala yang mereka sembah dan percayai, bertobat, dan kembali beribadah kepada Allah SWT. Nabi Illyas AS memperingatkan mereka bahwa berhala yang mereka sembah tidak akan membantu mereka atas hukuman AllahSWT yang nyata.

Pada akhirnya, himbauan Nabi Ilyas AS itu justru dianggap sebagai penghinaan terhadap tuhan mereka, sehingga orang- orang kaum Bani Israil tersebut marah dan mengusir Nabi Ilyas AS. Setelah pembangkangan itu, segeralah orang- orang kaum Bani ISrail tersebut dihukum oleh Allah SWT  dengan kemarau panjang bagi mereka yang tidak mentaati nasihat Nabi Ilyas AS.

Mereka marah dan mencari Nabi Ilyas AS karena dicurigai sebagai penyebabnya. Akhirnya Nabi Ilyas AS berhasil lolos melarikan diri dari kemurkaan kaum Bani Israil. Pada saat itu, Nabi Ilyas AS bertemu dengan Nabi Ilyasa yang masih muda dan sedang dalam kondisi sangat sakit. Nabi Ilyas memohon kepada Allah SWT untuk mendoakan kesembuhan Nabi Ilyasa yang kritis, dan permintaan itu dikabulkan allah SWT.

Sejak saat itulah, Nabi Ilyasa muda mulai diangkat sebagai murid Nabi Ilyas AS untuk menyebarkan ajaran kebaikan dan ilmu agama islam bahkan banyak orang yang menganggapnya seperti anak Nabi Ilyas AS. Nabi Ilyasa AS menjadi sahabat dekat Nabi Ilyasa AS dalam khutbah dan sangat beriman kepada Allah SWT. Bahkan, menurut sebuah cerita, Nabi Ilyas AS memang benar- benar mengangkat Nabi Ilyassa sebagai anaknya.

Setelah wafatnya Nabi Ilyas AS, Nabi Ilyasa AS terus menyebarluaskan ajaran Allah SWT dan mengajak penduduknya untuk berbuat kebaikan. Kisah itu diabadikan dalam Surah As Saffat ayat 123-132 ketika ia berhasil membuat orang- orang kaum Bani Israil beriman kepada Allah SWT seperti berikut ini :

وَإِنَّ إِلْيَاسَ لَمِنَ الْمُرْسَلِينَ

إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِ أَلا تَتَّقُونَ

أَتَدْعُونَ بَعْلا وَتَذَرُونَ أَحْسَنَ الْخَالِقِينَ

اللَّهَ رَبَّكُمْ وَرَبَّ آبَائِكُمُ الأوَّلِينَ

فَكَذَّبُوهُ فَإِنَّهُمْ لَمُحْضَرُونَ

إِلا عِبَادَ اللَّهِ الْمُخْلَصِينَ

وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِي الآخِرِينَ

سَلامٌ عَلَى إِلْ يَاسِينَ

إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ

إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُؤْمِنِينَ

Dan sesungguhnya Ilyas benar-benar termasuk salah seorang rasul-rasul.

(Ingatlah) ketika ia berkata kepada kaumnya: "Mengapa kamu tidak bertakwa?

Patutkah kamu menyembah Ba'l dan kamu tinggalkan sebaik-baik Pencipta,

(yaitu) Allah Tuhanmu dan Tuhan bapak-bapakmu yang terdahulu?"

Maka mereka mendustakannya, karena itu mereka akan diseret (ke neraka),

kecuali hamba-hamba Allah yang dibersihkan (dari dosa).

Dan Kami abadikan untuk Ilyas (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian.

(yaitu): "Kesejahteraan dilimpahkan atas Ilyas?"

Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.

Sesungguhnya dia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.

Berdasarkan surah di atas, Qatadah dan Muhammad Ibnu Ishak menyatakan bahwa Nabi  Ilyas adalah Idris. Ibnu Abu Hatim berkata, telah bercerita pada sang ayah Abu Na’im pada kaum Bani Israil dari Abu Ishaq, ibnu Rabi’ah, Abdulah Ibnu Mas’ud r.a. yang mengatakan bahwa Ilyas adalah idris. Hal tersebut sama seperti yang diakatakan oleh Ad-Dahhak.

Wahab bin Munabbih mengatakan bahwa dia adalah Ilyas ibn Nissi ibn Fanhas ibn Aizar ibn Harun ibn Imran. Allah SWT mengutusnya kepada  Bani Israil setelah Hizqil AS, dimana pada waktu itu, orang-orangnya menyembah berhala yang diberi nama Ba’i. Nabi Ilyas AS kemudian memanggil mereka untuk menyembah Tuhan dan mencegah mereka dari menyembah selain Allah SWt.

Pada awalnya raja mereka percaya, tetapi kemudian dia jatuh dan terus melakukan kesalahan dengan rakyatnya sampai tidak ada yang percaya lagi. Jadi Nabi Ilyas AS berdoa kepada Tuhan untuk memberi umatnya pelajaran, hingga Allah SWT menahan hujan untuk mereka selama tiga tahun. Akhirnya mereka meminta Nabi Ilyas untuk melenyapkan bencana itu dari mereka. Dan mereka berjanji kepadanya  jika dia berhasil,  mereka akan mempercayainya, yakni jika mereka kembali untuk menerima hujan.

Kemudian Nabi Ilyas berdoa kepada Allh SWT agar hujan turun, dan akhirnya pun hujan turun seperti biasanya. Tapi mereka tetap melakukan kesalahan dan masih menikmati ketidakpercayaan mereka. Kemudian Nabi Ilyas meminta kepada Allah untuk mengembalikan nyawanya kepadanya, lalu ditarik dari Ilyasa “Ibnu Actub” karena Allah memerintahkan  Ilyas untuk pergi ke suatu tempat.

Jika sesuatu datang kepadanya, jangan takut dia harus naik. Seekor kuda dari api datang kepadanya tanpa ragu-ragu, dia menanggulanginya, dan Allah  memberi Nabi Ilyas gaun ringan dan memberinya sayap. Sejak itu, Ilyas terbang bersama para malaikat, terkadang di Bumi, untuk menjadi manusia penghuni surga. Jadi, menurut Wahab bin Munab berbicara tentang Ahli Kitab, hanya Allah yang mengetahui kebenaran kisahnya.

Kisah Nabi Ilyasa As dan Kaum Bani Israil

Tak lama setelah wafatnya Nabi Ilyas AS berdasarkan kisah sebelumnya di atas,  sebenarnya banyak dari orang- orang kaum Bani Israil yang sebelumnya meyakini ilmu agama kembali mengingkari keberadaan Allah SWT. Mereka berada di sumber daya alam yang  melimpah,  jauh dari  kekeringan. Akhirnya orang- orang kaum Bani Israil ini kembali ke penyembahan berhala di tanah Balabak.

Melanjutkan ajaran Nabi Ilyas AS, Nabi Ilyasa AS kemudian segera memperingatkan orang- orang kaum Bani Israil dan mendesak mereka untuk kembali ke ajaran Allah SWT. Namun, ajakan itu tidak digubris dan malah menghina Nabi Ilyasa AS yang selalu sabar dan sabar mengajak Bani Israil untuk beriman  kepada Allah SWT.

Nabi Illyasa AS akhirnya meminta petunjuk dari Allah SWT dalam menghadapi orang- orang kaum Bani Israil yang berpaling dari Allah SWT. Akhirnya Allah SWT membalasnya dengan memberikan ujian kepada penduduk  negeri Balabak agar kembali dilanda  kekeringan. Meski begitu, mereka tidak ingin menyesali perbuatannya. Bencana kekeringan yang berkepanjangan telah menyebabkan orang menjadi lapar, haus, dan bahkan  lapar.

Mereka tidak cukup kuat untuk menahan rasa sakit, jadi mereka mati satu per satu. Bagaimanapun, tanah Balabak telah dihancurkan oleh kekeringan. Daerah itu hancur dan tidak bisa dihancurkan lagi. Yang ada hanya  Nabi Ilyasa AS dan para pengikutnya yang setia. Bersama para pengikutnya, Nabi Illyasa As akhirnya memutuskan untuk pergi hijrah atau berpindah tempat.

Kisah Nabi Ilyasa As Sebagai Pemimpin yang Bijaksana

Nabi Ilyassa AS juga menjadi raja dan pemimpin tertinggi pada masa pemerintahannya. Nabi Ilyassa AS mampu membangun masyarakat yang sejahtera dan sejahtera. Menurut beberapa hadis, ada banyak klaim bahwa Nabi Ilyasa AS adalah raja yang memberikan kerajaannya kepada Nabi Zulkifli AS.

Nabi Ilyassa AS dikatakan tidak memiliki keturunan, maka ia mewariskan kerajaannya kepada seseorang yang dapat memenuhi syarat tersebut. Adapun syarat- syarat yang harus dipenuhi, hal itu disampaikan melalui pengumuman  bahwa puasa di siang hari, beribadah di malam hari, dan tahta akan diberikan kepada mereka yang  tidak pernah marah.

Kisah Nabi Ilyasa As dan Teladannya

Selama perjalanan bersama orang- orang yang beriman, Nabi Ilyasa AS mengingatkan para pengikutnya untuk  beriman kepada Allah SWT setiap kali mereka berjalan di reruntuhan tanah Balabak. Hal itu menunjukkan betapa besar kekuasaan Allah SWT atas kehendaknya.

Salah satu hikmah yang bisa kita ambil dan tiru dari kisah Nabi Illyasa AS adalah jangan sampai kita meniru sifat sombong dan angkuh orang Balabak yang mengingkari nikmat Allah SWT. Setelah mendapatkan kembali kemakmuran, hujan, dan sumber daya alam yang telah lama hilang, mereka melupakan dan mengingkari keberadaan dan kebesaran Allah SWT.

Akhirnya, Allah SWT menawarkan dan memberi mereka pelajaran. Dengan kuasa-Nya, Allah SWT menghapus semua nikmat dan kebahagiaan hidup mereka, hanya menyisakan kesengsaraan  hingga akhir hayat.

Nilai dan teladan lain dari Nabi Ilyasa AS yang patut dipercaya dan diteladani adalah sikap pantang menyerah dan pantang menyerah. Nabi Ilyas AS sering berdakwah dan memaafkan bani Israil yang menyakitinya. Ia juga memiliki misi untuk meneruskan dakwah bagi umat Nabi Ilyas AS dan beriman mengikuti Allah SWT selama sisa hidupnya.

Semoga bermanfaat.

Share:

Kisah Dakwah Nabi Ilyas

Di antara para nabi dan rasul ada sejumlah kisah populer mengenai mereka. Tetapi mungkin sebagian muslim banyak yang belum mendengar kisah Nabi Ilyas AS singkat berikut. Mengutip buku Kisah Para Nabi oleh Imam Ibnu Katsir, ada dua pendapat yang menerangkan keturunan Nabi Ilyas.

Pendapat pertama menyebutkan, Nabi Ilyas adalah anak dari Yasin bin Pinehas bin Eleazar bin Harun. Ada pula yang menyebut beliau keturunan Azer bin Eleazar bin Harun bin Imran. Nabi Ilyas diutus kepada Bani Israil di wilayah Ba'labak, bagian barat Damaskus. Ada riwayat menarik mengenai Nabi Ilyas. Berikut selengkapnya.

Ketika Nabi Ilyas Diutus

Kisah Nabi Ilyas dan kaumnya tercantum dalam Surah As-Saffat ayat 123-128, dan riwayat itu Allah SWT terangkan secara singkat. Melansir Tafsir Ibnu Katsir, dijelaskan bahwa Allah SWT mengutus Nabi Ilyas kepada Bani Israil. Beliau diperintah untuk menyerukan ajaran Allah SWT kepada mereka yang kala itu menyembah patung atau berhala yang bernama Ba'l.

Nabi Ilyas pun menjalankan tugas dari Allah dengan sungguh-sungguh, tetapi kaumnya terus menentang dan raja mereka mengancam akan membunuhnya. Karena itulah Nabi Ilyas pergi ke Gunung Qasiyun untuk bersembunyi.

Dikatakan bahwa ia bersembunyi di sebuah gua dan baru kembali setelah sepuluh tahun, hingga raja itu meninggal dan digantikan dengan raja lain. Kemudian ia keluar dari sana bersama seseorang yang diyakini adalah Nabi Ilyasa AS.

Nabi Ilyas kembali mengajak raja Bani Israil yang baru kepada ketauhidan Allah SWT, tetapi ditolak. Padahal banyak dari rakyatnya yang mau beriman kepada Allah, diperkirakan lebih dari sepuluh ribu orang.

Namun raja itu menegaskan untuk tidak menerima ajaran Nabi Ilyas dan memerintahkan tentaranya untuk membunuh hingga lenyap siapa saja dari Bani Israil yang beriman kepada Allah.

Pertemuan dengan Nabi Ilyasa AS

Ketika Nabi Ilyas melarikan diri dari ancaman pembunuhan raja dan kaumnya, ia menetap di sebuah gua di Gunung Qasiyun hingga empat puluh hari. Selama di sana ia memakan makanan yang dibawa oleh burung gagak.

Ia terus berpindah-pindah tempat persembunyian di kawasan gunung tersebut, yakni di lereng dan sungai. Hingga suatu hari ia menemukan rumah seorang wanita Bani Israil yang dermawan.

Mengutip buku Hikmah Kisah Nabi dan Rasul karangan Ridwan Abdullah Sani dan Muhammad Kadri, wanita itu memiliki anak laki-laki yang dipercaya oleh sejumlah ulama sebagai Nabi Ilyasa AS. Kala itu Nabi Ilyasa masih sangat muda dan menderita penyakit, dan sang ibu meminta Nabi Ilyas untuk mendoakan dan membantu penyembuhan anaknya.

Selama sepuluh tahun persembunyiannya, barulah Nabi Ilyas kembali kepada kaumnya untuk menyeru lagi kepada jalan Allah SWT. Dan ia ditemani Nabi Ilyasa yang merupakan sahabat sekaligus yang mendampinginya dalam menyiarkan jalan kebenaran.

Semoga bermanfaat.

Share:

Kisah Nabi Sulaeman

Masa Muda dan Kebijaksanaan Nabi Sulaiman

Nabi Sulaiman lahir di Yerusalem pada abad ke-10 SM. Ia merupakan putra dari Nabi Daud, yang juga seorang nabi dan raja. Sejak kecil, Nabi Sulaiman telah menunjukkan tanda-tanda kecerdasan dan kesalehan. Ia sering mendampingi ayahnya dalam sidang pengadilan dan memberikan nasihat yang bijaksana.

Dalam salah satu kisahnya, Nabi Sulaiman diminta untuk menyelesaikan perselisihan antara seorang pemilik kebun dan seorang pemilik kambing. Pemilik kebun menuduh pemilik kambing telah merusak kebunnya. Pemilik kambing membantah dan mengatakan bahwa kambingnya hanya makan rumput di luar kebun.

Nabi Sulaiman kemudian memanggil semut yang ada di kebun. Semut itu berkata, “Wahai Sulaiman, tolonglah kami. Pemilik kambing telah merusak kebun kami.” Nabi Sulaiman kemudian memutuskan bahwa pemilik kambing harus membayar ganti rugi kepada pemilik kebun.

Kisah ini menunjukkan bahwa Nabi Sulaiman memiliki kecerdasan dan kebijaksanaan yang luar biasa. Ia dapat menyelesaikan masalah yang sulit dengan cara yang adil dan bijaksana.

Kekuasaan dan Kemakmuran Kerajaan Nabi Sulaiman

Setelah wafatnya Nabi Daud, Nabi Sulaiman menggantikan ayahnya sebagai raja Bani Israil. Ia memerintah selama 40 tahun dan selama masa pemerintahannya, kerajaan Bani Israil mencapai puncak kemakmuran dan kejayaan.

Nabi Sulaiman memiliki kekuasaan yang besar. Ia menguasai wilayah yang luas, termasuk wilayah Syam, Yaman, dan Mesir. Ia juga memiliki kekuatan militer yang tangguh, sehingga dapat menjaga keamanan dan kedamaian kerajaannya.

Nabi Sulaiman juga dikenal sebagai raja yang bijaksana dan adil. Ia menerapkan hukum-hukum Allah dalam pemerintahannya dan selalu mengutamakan kepentingan rakyat. Ia juga memperhatikan kesejahteraan rakyatnya, sehingga rakyatnya hidup makmur dan bahagia.

Nabi Sulaiman juga seorang pemimpin yang visioner. Ia membangun Baitul Maqdis (Masjid Al-Aqsa) sebagai pusat peribadatan dan simbol kejayaan kerajaannya. Ia juga mengembangkan perdagangan dan ekonomi, sehingga kerajaan Bani Israil menjadi salah satu kerajaan terkaya dan terkuat di dunia pada masa itu.

Mukjizat dan Kekuasaan atas Mahluk Lain

Nabi Sulaiman juga dianugerahi mukjizat oleh Allah. Ia dapat berbicara dengan hewan dan jin. Ia juga dapat mengendalikan angin dan memerintahkan jin untuk membangun istananya.

Kisah Nabi Sulaiman dan Ratu Bilqis dari Saba merupakan salah satu kisah yang menunjukkan mukjizat Nabi Sulaiman. Ratu Bilqis adalah ratu dari kerajaan Saba yang terkenal dengan kekayaan dan kemegahannya. Nabi Sulaiman mengutus utusan kepada Ratu Bilqis untuk mengajaknya beriman kepada Allah.

Ratu Bilqis menolak ajakannya, tetapi ia tertarik dengan kehebatan Nabi Sulaiman. Ia kemudian mengunjungi Nabi Sulaiman dan melihat sendiri mukjizat-mukjizatnya. Ratu Bilqis akhirnya beriman kepada Allah dan menjadi pengikut Nabi Sulaiman.

Hikmah dan Warisan Nabi Sulaiman

Nabi Sulaiman adalah sosok yang bijaksana dan memiliki hikmah yang luar biasa. Ia mengajarkan banyak hal kepada umat manusia, termasuk pentingnya keadilan, kebijaksanaan, dan ketaatan kepada Allah.

Kisah semut yang meminta tolong kepada Nabi Sulaiman merupakan salah satu kisah yang mengajarkan pentingnya keadilan. Nabi Sulaiman dapat menyelesaikan masalah semut dan pemilik kebun dengan cara yang adil dan bijaksana.

Nabi Sulaiman juga mengajarkan pentingnya kebijaksanaan. Ia dapat menyelesaikan masalah-masalah yang sulit dengan cara yang bijaksana. Ia juga memberikan nasihat-nasihat yang bijaksana kepada rakyatnya.

Nabi Sulaiman juga mengajarkan pentingnya ketaatan kepada Allah. Ia selalu beribadah kepada Allah dan selalu mengikuti perintah-perintah-Nya. Ia juga mengajarkan umat manusia untuk selalu bertakwa kepada Allah.

Kesimpulan

Kisah Nabi Sulaiman merupakan kisah yang penuh dengan hikmah dan pelajaran berharga. Ia adalah sosok yang adil, bijaksana, dan memiliki kekuasaan serta mukjizat yang luar biasa. Kisah Nabi Sulaiman dapat menjadi teladan bagi umat manusia untuk menjadi pemimpin yang adil dan bijaksana.

Semoga bermanfaat.

Share:

KISAH SINGKAT NABI SYUAIB

Al-Qur'an menceritakan sejumlah riwayat musnahnya umat terdahulu akibat tak mau beriman kepada Allah SWT dan tidak mengikuti petunjuk dari utusan-Nya. Satu di antaranya ada kisah Nabi Syuaib AS yang ditugaskan kepada kaum Madyan.

Buku Tafsir Ayat-ayat Iqtishady oleh Dony Burhan Noor Hasan menyebutkan, nama asli Nabi Syuaib adalah Syuaib bin Mikeil bin Yasyjar dan ia masih keturunan Nabi Ibrahim AS dari putranya, Madyan. Anak cucu dari Madyan inilah yang kemudian menjadi nama suatu bani yang berdiam di pantai Laut Merah, bagian tenggara Gurun Sinai, antara wilayah Hijaz, tepatnya di Tabuk dan Teluk Aqabah.

Pendapat lain juga dikatakan dalam buku Situs-situs dalam Al-Qur'an oleh Syahruddin El-Fikri, kabilah Madyan berlokasi di wilayah Yordania dan dekat dengan Palestina. Didukung bukti bahwa makam Nabi Syuaib terletak di Yordania, tepatnya di Kota Salt, berjarak 30 kilometer dari Kota Amman.

Ada beberapa riwayat mengenai Nabi Syuaib dalam buku Kisah-kisah Terbaik Al-Qur'an oleh Kamal as-Sayyid, untuk mengajak kaum Madyan agar mengikutinya dan meyakini Allah SWT sebagai tuhan yang esa dan pantas disembah.

Keadaan Suku Madyan

Diceritakan bahwa bangsa Madyan menjalani kehidupan sejahtera berkat tanahnya yang subur dan aktivitas mereka di pasar untuk berdagang. Di sekitar Madyan, ada juga wilayah yang bernama Al-Aika yang kehidupan masyarakatnya pun seperti kaum Madyan.

Sayangnya penduduk Madyan bukanlah kaum yang beriman kepada Allah SWT, melainkan penyembah berhala yang terbuat dari batu. Mereka menganggap bahwa berhala-berhala itulah yang memberi kehidupan dan berkah terhadap masyarakat dan desa mereka.

Selain itu, mereka juga memiliki kebiasan curang dalam perniagaan. Di antara mereka saling mengurangi timbangan bila melaksanakan transaksi jual beli.

Di tengah-tengah suku Madyan, ada orang saleh bernama Nabi Syuaib dengan berkeyakinan bahwa Allah SWT adalah Sang Pencipta. Beliau sedih melihat kaumnya yang bahkan tak sadar akan bagaimana penciptaan alam semesta.

Allah SWT pun mengangkatnya sebagai seorang nabi yang diamanahkan untuk mengajak bangsa Madyan ke jalan-Nya yang lurus.

Dakwah Nabi Syuaib AS

Allah SWT mengutus Nabi Syuaib yang pandai berkhutbah dan memiliki pendirian kuat, sehingga beliau mampu berbicara atas nama kebenaran dan keadilan.

Beliau pun memulai misinya untuk menyeru kaum Madyan kepada ketauhidan, menyembah Allah serta meninggalkan sesembahan berhala. Beliau juga menyampaikan untuk selalu bersikap amanah dalam bermasyarakat dan tidak mengurangi takaran maupun timbangan saat berdagang

Namun, ketika Nabi Syuaib berdakwah, banyak dari kabilah Madyan yang mengecam juga mengganggunya. Mereka juga mengancam untuk membunuh Nabi Syuaib beserta sejumlah orang yang telah mengikutinya dan beriman kepada Allah SWT.

"Wahai Syuaib! Kami tak paham akan kata- katamu. Kau adalah orang yang lemah. Jika kamu dan orang-orang itu bukan merupakan bagian dari suku ini, maka kami akan membunuh atau mengusir kalian dari Madyan."

Nabi Syuaib mengingatkan mereka bahwa murka Allah SWT itu ada, "Wahai kaumku, berbuatlah sekehendak kalian. Aku juga akan berbuat sebagaimana keyakinanku. Kalian akan tahu nanti siapa di antara kita yang akan terhukum dan dipermalukan."

Seorang dari mereka berkata, "Engkau pembohong. Jika engkau memang benar, maka biarlah Tuhanmu menghukum kami."

Nabi Syuaib menjawab, "Kalian akan mengetahui siapa yang sebenarnya berbohong!"

Azab Allah SWT kepada Kaum Madyan

Setelah terus menerus menyeru juga mengingatkan kaum Madyan. Namun mereka tetap saja tak mau mendengarkan kata-kata Nabi Syuaib. Hingga suatu hari mereka mendatangi Nabi Syuaib dan mengatakan, "Kami akan mengusirmu dan para pengikutmu!"

Seorang pengikut Nabi Syuaib berkata, "Kami tidak melakukan apa pun yang buruk!"

Orang-orang zalim menjawab, "Kami akan memaksa kalian untuk mengikuti agama kami!"

Nabi Syuaib kemudian berkata, "Kami membenci agama kalian. Kaum tidak akan mengikuti agama kalian, karena Allah SWT menerangi hati kami dengan keimanan."

Kemudian ia mengangkat tangannya dan berdoa kepada Allah SWT karena sudah tak tahan dengan perilaku kaumnya. Allah pun berfirman kepada Nabi Syuaib bahwa Dia akan menurunkan azab kepada mereka. Dia juga memberitahu Nabi Syuaib akan menyelematkanmya beserta para pengikutnya yang beriman.

Ada beberapa riwayat mengenai Nabi Syuaib dalam buku Kisah-kisah Terbaik Al-Qur'an oleh Kamal as-Sayyid, untuk mengajak kaum Madyan agar mengikutinya dan meyakini Allah SWT sebagai tuhan yang esa dan pantas disembah.

Keadaan Suku Madyan

Diceritakan bahwa bangsa Madyan menjalani kehidupan sejahtera berkat tanahnya yang subur dan aktivitas mereka di pasar untuk berdagang. Di sekitar Madyan, ada juga wilayah yang bernama Al-Aika yang kehidupan masyarakatnya pun seperti kaum Madyan.

Sayangnya penduduk Madyan bukanlah kaum yang beriman kepada Allah SWT, melainkan penyembah berhala yang terbuat dari batu. Mereka menganggap bahwa berhala-berhala itulah yang memberi kehidupan dan berkah terhadap masyarakat dan desa mereka.

Selain itu, mereka juga memiliki kebiasan curang dalam perniagaan. Di antara mereka saling mengurangi timbangan bila melaksanakan transaksi jual beli.

Di tengah-tengah suku Madyan, ada orang saleh bernama Nabi Syuaib dengan berkeyakinan bahwa Allah SWT adalah Sang Pencipta. Beliau sedih melihat kaumnya yang bahkan tak sadar akan bagaimana penciptaan alam semesta.

Allah SWT pun mengangkatnya sebagai seorang nabi yang diamanahkan untuk mengajak bangsa Madyan ke jalan-Nya yang lurus.

Dakwah Nabi Syuaib AS

Allah SWT mengutus Nabi Syuaib yang pandai berkhutbah dan memiliki pendirian kuat, sehingga beliau mampu berbicara atas nama kebenaran dan keadilan.

Beliau pun memulai misinya untuk menyeru kaum Madyan kepada ketauhidan, menyembah Allah serta meninggalkan sesembahan berhala. Beliau juga menyampaikan untuk selalu bersikap amanah dalam bermasyarakat dan tidak mengurangi takaran maupun timbangan saat berdagang

Namun, ketika Nabi Syuaib berdakwah, banyak dari kabilah Madyan yang mengecam juga mengganggunya. Mereka juga mengancam untuk membunuh Nabi Syuaib beserta sejumlah orang yang telah mengikutinya dan beriman kepada Allah SWT.

"Wahai Syuaib! Kami tak paham akan kata- katamu. Kau adalah orang yang lemah. Jika kamu dan orang-orang itu bukan merupakan bagian dari suku ini, maka kami akan membunuh atau mengusir kalian dari Madyan."

Nabi Syuaib mengingatkan mereka bahwa murka Allah SWT itu ada, "Wahai kaumku, berbuatlah sekehendak kalian. Aku juga akan berbuat sebagaimana keyakinanku. Kalian akan tahu nanti siapa di antara kita yang akan terhukum dan dipermalukan."

Seorang dari mereka berkata, "Engkau pembohong. Jika engkau memang benar, maka biarlah Tuhanmu menghukum kami."

Nabi Syuaib menjawab, "Kalian akan mengetahui siapa yang sebenarnya berbohong!"

Azab Allah SWT kepada Kaum Madyan

Setelah terus menerus menyeru juga mengingatkan kaum Madyan. Namun mereka tetap saja tak mau mendengarkan kata-kata Nabi Syuaib. Hingga suatu hari mereka mendatangi Nabi Syuaib dan mengatakan, "Kami akan mengusirmu dan para pengikutmu!"

Seorang pengikut Nabi Syuaib berkata, "Kami tidak melakukan apa pun yang buruk!"

Orang-orang zalim menjawab, "Kami akan memaksa kalian untuk mengikuti agama kami!"

Nabi Syuaib kemudian berkata, "Kami membenci agama kalian. Kaum tidak akan mengikuti agama kalian, karena Allah SWT menerangi hati kami dengan keimanan."

Kemudian ia mengangkat tangannya dan berdoa kepada Allah SWT karena sudah tak tahan dengan perilaku kaumnya. Allah pun berfirman kepada Nabi Syuaib bahwa Dia akan menurunkan azab kepada mereka. Dia juga memberitahu Nabi Syuaib akan menyelematkanmya beserta para pengikutnya yang beriman.

Semoga bermanfaat

Share:

Komentar

Popular Posts

Label

Blog Archive

Recent Posts

Recent Posts Widget

Data Lengkap

Data Lengkap
Kampung Cisitu The Best