kampung cisitu

  • Jalan di Cisitu

    Akses jalan menuju kampung cisitu sudah bagus, seperti yang terlihat ini.

  • Pemandangan

    Alam kampung cisitu yang masih bebas dari polusi tampak indah.

  • Masjid An-nuur

    Tampak poto masjid an-nuur cisitu yang megah.

  • Akses jalan

    Penampakan jalan yang menuju kampung cisitu.

  • Aula ADI

    Tampak poto aula ADI Albukhori kampung cisitu.

Terimakasih sudah singgah di blog kampung cisitu
Tampilkan postingan dengan label Sejarah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sejarah. Tampilkan semua postingan

Nabi Nuh

Genealogi

Dalam periwayatan agama Islam, nabi Nuh merupakan nabi ketiga sesudahAdam, dan Idris. Ia termasuk dalam generasi kesepuluh umat manusia atau keturunan kesembilan dari Adam melalui nabi Syits. Bapak nabi Nuh bernama Lamik bin Mutawasylah bin Idris bin Yarid bin Mahlail bin Qainan bin Ainusyi bin Syits bin Adam.


Dakwah

Sebelum mendapat tugas kerasulan, nabi Nuh merupakan seorang yang tekun, gemar bersyukur, dan beriman kepada Allah. Sementara itu, sebagian besar umat manusia di zamannya merupakan orang-orang kafir yang menganggap kedudukan sang nabi tidak lebih terhormat dibanding diri mereka. Kaum kafir tersebut tidak mau memandang nabi Nuh sebagai sosok nabi oleh sebab mereka mempunyai lebih banyak harta maupun anak-anak, Menghadapi tantangan semacam ini, nabi Nuh tetap bertekun menyampaikan risalah Allah supaya kaumnya beriman kepada Allah serta supaya kaumnya meninggalkan penyembahan dewa-dewa, selain itu nabi Nuh memperingatkan adanya ancaman dari Allah bahwa akan ada malapetaka dahsyat apabila kaum tersebut tidak mau meninggalkan kebiasaan keji yang diwarisi dari para leluhur.

Kaum yang dihadapi nabi Nuh merupakan salah satu generasi manusia yang diberi umur panjang serta dilimpahi kemakmuran juga dianugerahi perawakan tubuh yang jauh lebih perkasa daripada generasi manusia pada zaman sekarang. Kemakmuran duniawi di generasi nabi Nuh menimbulkan sikap angkuh serta sikap sewenang-wenang memandang diri sebagai golongan terkuat dan berkuasa, yang kemudian berujung pada keengganan serta kecongkakan untuk mengakui Tuhan sebagai Yang Maha Kuasa maupun Yang lebih berwenang atas hidup mereka. Allah menyebut kaum Nuh sebagai kaum paling rusak di muka bumi.

Nabi Nuh sangat bertekun untuk mendakwahkan risalah Allah ke berbagai tempat di muka bumi. Baik siang dan malam, nabi Nuh berkeliling sambil berdakwah kepada agar kaumnya bersedia menuruti ajaran Allah yang disampaikan melalui dirinya. Tetapi kaum itu tidak menerima risalah-risalah tersebut, bahkan kaum itu menuduh nabi Nuh sebagai seorang pendusta. Hal ini membuat sang nabi berupaya dengan cara sembunyi-sembunyi untuk mengajak banyak orang menuruti risalah Allah. Walaupun demikian, kaum Nuh justru menuduh ia merasa iri terhadap kemewahan dan kekayaan mereka sehingga nabi Nuh dianggap membutuhkan harta benda mereka; akan tetapi nabi Nuh menegaskan bahwa ia sama sekali tidak menghendaki uang mereka sebagai upah sebab upahnya berasal dari Allah. Kaum kafir itu tetap berkeras melakukan tindakan keji, meski ada nabi yang berdakwah di tengah-tengah mereka.


Penolakan kaum Nuh

Perjuangan Nuh dalam menyampaikan risalah-risalah tidak disambut oleh kaumnya, akibat kaum itu hanya memperhitungkan derajat nabi namun tidak sedikitpun mau memperhatikan risalah-risalahnya. Kaum itu menilai nabi Nuh sebagai seorang yang menyimpang terhadap tradisi leluhur sehingga mereka menyebut ia sebagai orang sesat. Nabi Nuh membantah hal ini dengan pernyataan bahwa Allah yang telah mengutus ia sebagai seorang rasul supaya menyampaikan amanat-amanatNya sebagai nasihat-nasihat untuk mereka, bahwa nabi Nuh mengetahui ajaran Allah yang tidak diketahui oleh kaumnya. Akan tetapi, kaum Nuh merasa ragu dan heran bahwa ada seorang pemberi peringatan tentang ajaran Allah dari kalangan mereka sendiri, oleh sebab mereka telah menganggap sosok nabi Nuh setara dengan manusia biasa. Kaum itu mempertanyakan pula mengapakah bukan sesosok malaikat, melainkan seorang manusia yang Allah utus kepada umat manusia; orang-orang kafir menganggap nabi Nuh hanya sebagai orang biasa yang hendak menduduki kedudukan paling dihormati dalam masyarakat, lalu mereka enggan mengakui kenabiannya bahkan menuduh Nuh membuat-buat risalahnya. Sewaktu mendengar tuduhan bahwa ajarannya adalah hasil karangan, Nuh menyatakan apabila ia yang mengarang sendiri risalah-risalah tersebut; tentulah ia akan membiarkan kaumnya berbuat sesuka hati dan ia takkan berupaya keras sampai siang dan malam untuk mengajak mereka ke Jalan yang dikehendaki Allah.

Sekalipun telah menegaskan bahwa ia adalah orang yang diperintah oleh Allah, kaum Nuh mencari dalih untuk menentang risalah-risalah tersebut. Kaum itu menilai para pengikut nabi Nuh merupakan orang-orang bodoh yang didoktrin oleh ajakan Nuh, serta menuduh para pengikut sang nabi merupakan orang-orang lemah, miskin dan bukan dari kalangan terpandang di kaumnya. Golongan kaya raya di kaum Nuh menuduh bahwa tiada seorangpun yang mengikuti ajaran Nuh selain orang-orang tak berwibawa yang lekas terbujuk. Nabi Nuh membela para pengikutnya dengan menyatakan bahwa Allah tidak memandang kedudukan manusia, sebab Allah sendiri yang menentukan kadar karunia untuk seluruh manusia. Nabi Nuh tidak mengetahui mengapa para pengikutnya bukan berasal dari kalangan kaya ataupun kalangan terhormat, sebab hal ini merupakan perkara ghaib yang berada pada sisi Allah. Oleh karena merasa tidak sederajat dalam hal kedudukan duniawi, kaum Nuh menuntut sang nabi supaya mengusir orang-orang rendahan dari kalangan pengikutnya.Hal ini ditolak oleh Nuh sebab orang-orang tersebut bersedia ikut kepada dirinya karena memiliki keimanan kepada ajaran yang berasal dari Allah, sedangkan tindakan mengusir orang-orang yang beriman merupakan tindakan berdosa yang bertentangan dengan kewajiban seorang nabi, yakni mengabarkan risalah serta mengajak siapapun supaya menerima seruan Allah.

Risalah yang disampaikan nabi Nuh tidak lain merupakan Kehendak Allah sebagai bukti rahmat Allah, Yang Maha Pengasih untuk umat manusia; supaya umat manusia tidak ditimpa Malapetaka melainkan diselamatkan apabila bersedia untuk berserah diri kepada Kehendak Allah, sehingga Allah melindungi segala yang berserah dalam kuasa KehendakNya. Sebaliknya, jika manusia tersebut mengabaikan, meremehkan, bahkan sewenang-wenang melawan Kehendak Allah; maka Yang Maha Kuasa berhak menyingkirkan ataupun melenyapkan makhluk yang tidak pantas hidup di langit maupunbumiNya. Sikap penolakan kaum Nuh serupa keadaan Iblis yang diusir dari surga akibat Iblis secara terang-terangan berani melawan Kehendak Allah sewaktu Iblis diperintah bersujud terhadap Adam.

Nabi Nuh berjuang keras mengajak kaumnya bertobat serta beriman kepada Allah supaya Allah mengampuni dosa-dosa mereka, melimpahkan rahmat dan menghindarkan mereka menghadapi Malapetaka dahsyat. Namun orang-orang kafir tersebut mempertanyakan bahwa ajaran-ajaran yang disampaikan nabi Nuh tidak pernah ada dari leluhur mereka, sehingga mereka menuduh ajaran Nuh adalah sesat. Kaum Nuh menantangnya untuk seketika mendatangkan azab yang telah ia sebut-sebut; nabi Nuh menjawab bahwa Allah yang berhak menimpakan azab, bukan dirinya; sebab seorang nabi diperintah menyampaikan risalah beserta peringatan. Kegigihan nabi Nuh dalam berdakwah tidak berhenti meski telah didustakan berulang-ulang. Bahkan Nuh dituduh sebagai orang gila yang pergi kesana-kemari untuk mengajak orang lain turut menjadi gila. Kemudian kaumnya menyerukan ancaman rajam apabila ia tidak mau menghentikan dakwah tersebut. Nabi Nuh tidak lekas takut terhadap ancaman ini, dengan berbalik menantang mereka melaksanakan ancaman itu terhadap dirinya. Pada akhirnya kaumnya memutuskan berpaling terhadap nabi Nuh.

Selama bertahun-tahun berdakwah di berbagai tempat untuk mengabarkan berbagai risalah, nabi Nuh mendapati sebagian besar umat manusia pada zaman itu merupakan orang-orang yang berkeras diri dalam kekafiran. Mereka berusaha lari menghindar walaupun Nuh tetap mengejar sambil menyampaikan berbagai risalah, tatkala orang-orang itu telah mengingkar dan muak, mereka menutup kedua telinga dengan ujung jari agar tidak mendengar ajakan Nuh. Orang-orang kafir tersebut lebih memilih mempercayai ajaran dari kalangan terpandang menurut mereka daripada mempercayai risalah Allah melalui seorang nabi. Berbagai penentangan ini membuktikan keangkuhan serta keengganan kaum Nuh untuk merendah diri serta menerima pengajaran Allah; akibat kaum itu berlaku angkuh dan bersikap meninggikan diri supaya tidak disebut sederajat dengan orang-orang rendahan di mata mereka ataupun supaya tidak menjadi bawahan Nuh, seorang yang tidak lebih terhormat menurut kaum itu. Namun kaum Nuh secara tak sadar telah melawan Kehendak Allah, kaum itu juga tidak menghargai kedudukan Allah yang mengirimkan risalah melalui Nuh, bahkan kaum itu secara berani merendahkan kedudukan hamba Allah yakni nabi Nuh, yang pada akhirnya membuktikan bahwa kaum Nuh menolak diselamatkan oleh Allah. Penentangan ini serupa dengan Iblis sewaktu menolak kehendak Allah supaya bersujud terhadap Adam, dengan alasan bahwa Adam lebih rendah kedudukannya menurut Iblis.

Berbagai penolakan kaum kafir yang sewenang-wenang menentang risalahnya membuat nabi Nuh memikirkan cara lain, yakni berdakwah kepada generasi penerus dari kaum kafir tersebut. Walaupun demikian, terdapat tindakan keji diperbuat oleh generasi pada zamannya yakni mengadakan sumpah larangan menyembah kepada selain dewa-dewa mereka; larangan ini yang diwariskan secara turun-temurun sehingga kaum Nuh melarang seluruh keturunan mereka untuk menyembah Allah sampai selama-lamanya. Tindakan keji ini mengakibatkan dari generasi ke generasi pada zaman Nuh menolak mengakui Allah, yang berakibat banyak generasi hidup sesuka hati di muka bumi tanpa aturan dari Allah.

Keadaan ini mengecewakan Allah, sebab kehidupan di muka bumi telah rusak dan perilaku umat manusia menjadi tanpa kendali. Kesedihan juga dirasakan pula oleh nabi Nuh, sebab hal ini menjadikan perjuangan dakwahnya selama ini seakan berakhir sia-sia.


Pengaduan Nuh

Nabi Nuh mengalami duka cita mendalam terhadap kekafiran maupun sikap keras kepala kaumnya yang berlangsung turun-temurun meskipun ia telah berusaha sekuat tenaga selama bertahun-tahun untuk membimbing kaum itu supaya bertobat dan berserah diri kepada Allah. Nabi Nuh meratapi nasib kaumnya kemudian ia mengadu kepada Allah:

قَالَ نُوحٌ رَبِّ إِنَّهُمْ
عَصَوْنِي وَاتَّبَعُوا مَنْ لَمْ يَزِدْهُ مَالُهُ وَوَلَدُهُ إِلا
خَسَارًا

Nuh berkata:
"Ya Tuhanku, sesungguhnya mereka telah mendurhakai-ku, dan telah mengikuti
orang-orang yang harta dan anak-anaknya tidak menambah kepadanya melainkan
kerugian belaka, (Nuh : 21)

وَمَكَرُوا مَكْرًا
كُبَّارًا

dan melakukan
tipu-daya yang amat besar". (Nuh : 22)

وَقَالُوا لا تَذَرُنَّ
آلِهَتَكُمْ وَلا تَذَرُنَّ وَدًّا وَلا سُوَاعًا وَلا يَغُوثَ وَيَعُوقَ
وَنَسْرًا

Dan mereka
berkata: "Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu
dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) wadd, dan jangan
pula suwaa', yaghuts, ya'uq dan nasr". (Nuh : 23)

وَقَدْ أَضَلُّوا كَثِيرًا
وَلا تَزِدِ الظَّالِمِينَ إِلا ضَلالا

Dan
sesudahnya mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia); dan janganlah Engkau
tambahkan bagi orang-orang yang lalim itu selain kesesatan. (Nuh : 24)

مِمَّا خَطِيئَاتِهِمْ
أُغْرِقُوا فَأُدْخِلُوا نَارًا فَلَمْ يَجِدُوا لَهُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ
أَنْصَارًا

Disebabkan
kesalahan-kesalahan mereka, mereka ditenggelamkan lalu dimasukkan ke neraka,
maka mereka tidak mendapat penolong-penolong bagi mereka selain dari
Allah. (Nuh : 25)

Dalam kepedihan kalbu, nabi Nuh memohon Allah supaya tidak meluputkan seorang pun dari generasi-generasi kafir itu bertahan hidup di muka bumi, melainkan melenyapkan seluruh orang kafir itu; sebab orang-orang kafir itu telah berani menantang azab Ilahi yang diancamkan kepada mereka. bahkan generasi-generasi tersebut akan seterusnya menjadi makhluk-makhluk yang rusak di muka bumi; sehingga Allah Yang Maha Kuasa dapat mengganti umat tak berkenan bagiNya dengan umat yang lebih baik. Pengaduan ini dikabulkan oleh Allah.


Bahtera Nuh

Allah memerintahkan nabi Nuh mendirikan sebuah bahtera sebagai tempat perlindungan menghadapi air bah yang akan menenggelamkan seisi bumi serta melenyapkan segala makhluk di muka bumi. Nabi Nuh juga diperintahkan supaya berhenti meratapi perilaku keji kaumnya. Ketika Nabi Nuh bersama para pengikutnya sedang mendirikan bahtera, banyak orang dari pemimpin kaumnya yang menertawakan dan mencela: "Dahulu ia mengaku sebagai seorang nabi, sekarang ia hanya seorang tukang kayu yang sinting" maka nabi Nuh menjawab, "Jika sekarang kalian mencela kami, kelak kami akan membalas celaan kalian itu sebagaimana sekarang kalian mencela."

Setelah bahtera selesai dibangun, Allah memerintahkan nabi Nuh menempatkan berbagai jenis hewan secara berpasang-pasang ke dalam bahtera tersebut supaya menyelamatkan keberlangsungan hewan-hewan tersebut di muka bumi. Selain itu, Allah memerintahkan seluruh penghuni bahtera memuja-muji seraya berdoa kepada Allah selama berada dalam bahtera tersebut. Orang-orang yang turut dalam bahtera, hanyalah Nuh dan para pengikutnya yang berjumlah sedikit, namun mereka inilah para leluhur ras manusia sebagai golongan pewaris kuasa, yang kemudian menjadi berbangsa-bangsa di muka bumi.


Bencana banjir bah

Badai yang sangat lebat disertai luapan air dari dalam tanah selama berhari-hari menyebabkan permukaan bumi hilang tersapu air dan melenyapkan segala makhluk hidup terkecuali para penghuni dalam bahtera Nuh. Air bah bahkan menutupi seluruh permukaan bumi; baik bukit maupun pegunungan tidak luput tenggelam terhadap terjangan ombak yang menjulang tinggi.

Ketika air hampir menenggelamkan seluruh permukaan bumi, Nuh mendapati salah satu putranya, Kan'an, sedang mencari perlindungan terhadap air bah dengan berlindung ke sebuah puncak gunung. Kan'an sejak semula tidak percaya terhadap ajaran sang ayah, dan Kan'an justru memilih ikut dengan generasi-generasi pembangkang yang dibinasakan. Didasari rasa sayang terhadap sang anak, Nuh memanggil-manggil anak itu supaya masuk kedalam bahtera, namun anak itu justru berlari menghindar lalu anak itu turut ditumpas bersama kaum kafir tersebut. Nabi Nuh hendak meminta pengampunan untuk anaknya, namun Allah menegur supaya nabi tidak melakukan hal ini.

Setelah air bah surut, Allah menempatkan bahtera Nuh berlabuh di bukit Judi, kemudian nabi Nuh beserta seisi makhluk hidup penghuni bahtera diselamatkan supaya meneruskan keberlangsungan makhluk hidup di muka bumi. Allah juga memberkahi nabi Nuh beserta keturunan dari orang-orang yang menghuni bahtera tersebut. Allah menjadikan kejadian ini sebagai pelajaran untuk seluruh umat manusia, sebab umat manusia mengalami hal serupa, sebagian besar manusia memandang diri mereka dan agama mereka sendiri sebagai kebenaran sejati, sehingga sulit menerima cara pandang dan kebenaran menurut Allah; maka sebagian besar manusia akan berada dalam kesesatan kemudian tenggelam dalam neraka, sementara itu hanya orang-orang tertentu yang sanggup memandang sebagaimana cara pandang Allah sehingga mengorbankan pandangan diri sendiri supaya berkenan untuk Allah dan layak sebagai penghunisurga.

Setelah kejadian banjir bah, Nuh masih hidup selama 300 tahun bahkan masih sempat mendidik nabi Ibrahim serta mewariskan risalah Allah kepadanya.


Semoga bermanfaat.

Share:

Kisah Nabi Idris

Nabi Idris A.S

Idris adalah keturunan keenam dari Adam, silsilah lengkapnya adalah sebagai berikut, Idris bin Yarid bin Mahlail bin Qainanbin Anusy bin Syits bin Adam. Menurut kitab tafsir, ia hidup 1.000 tahun setelah Adam wafat. Sedangkan dalam buku yang berjudul Qashash al-Anbiyya karya Ibnu Katsir dituliskan bahwa Idris hidup bersama Adam selama 308 tahun.


Biografi

Nabi Idris dianugerahi kepandaian dalam berbagai disiplin ilmu dan kemahiran, serta kemampuan untuk menciptakan alat-alat untuk mempermudah pekerjaan manusia. Dalam beberapa kisah dikatakan bahwa Idris sebagai nabi pertama yang mengenal tulisan, menguasai berbagai bahasa, ilmu perhitungan, ilmu alam, astronomi, dan lain sebagainya. Menurut Ibnu Ishaq, Nabi Idris adalah orang yang pertama kali menulis dengan pena, menjahit baju dan memakainya, dan manusia yang mengerti masalah medis.

Dalam suatu kisah, terdapat suatu masa di mana kebanyakan manusia akan melupakan Allah sehingga Allah menghukum manusia dengan bentuk kemarau yang berkepanjangan. Nabi Idris pun turun tangan dan memohon kepada Allah untuk mengakhiri hukuman tersebut. Allah mengabulkan permohonan itu dan berakhirlah musim kemarau tersebut dengan ditandai turunnya hujan.

Nabi Idris diperkirakan bermukim di Mesir di mana ia berdakwah untuk menegakkan agama Allah, mengajarkan tauhid, dan beribadah menyembah Allah serta memberi beberapa pendoman hidup bagi pengikutnya supaya selamat dari siksa dunia dan akhirat.

Ia dinyatakan di dalam Al-Quran sebagai manusia pilihan Allah sehingga Dia mengangkatnya ke langit. Ibnu Abi Hatim dalam tafsirnya meriwayatkan bahwa Nabi Idris wafat saat dia sedang berada di langit keempat ditemani oleh seorangmalaikat dan ia hidup sampai usia 82 tahun.


Penjelasan Qur'an dan hadits

Qur'an

Terdapat empat ayat yang berhubungan dengan Idris dalam Al-Qur'an, dimana ayat-ayat tersebut saling terhubung di dalam Surah Maryam (Maryam) dan Surah Al-Anbiya' (Nabi-nabi).

وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ
إِدْرِيسَ إِنَّهُ كَانَ صِدِّيقًا نَبِيًّا

Dan
ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris (yang tersebut) di dalam
Al Qur'an. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang
nabi. (Maryam : 56)

وَرَفَعْنَاهُ مَكَانًا
عَلِيًّا

Dan Kami
telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi. ((Maryam : 57)


Hadits

Dalam sebuah hadits, Idris disebutkan sebagai salah seorang dari nabi-nabi pertama yang berbicara dengan Muhammad dalam salah satu surga selama Mi'raj. Diriwayatkan dari Abbas bin Malik :

"... Gerbang telah terbuka, dan ketika aku pergi ke surga keempat, di sana aku melihat Idris. Jibril berkata (kepadaku), "Ini adalah Idris; berilah dia salammu. " Maka aku mengucapkan salam kepadanya, dan ia mengucapkan, "Selamat datang, wahai saudaraku yang alim dan nabi yang saleh." sebagai balasan salamnya kepadaku." Sahih Bukhari 5:58:227


Idris dipercayai sebagai seorang penjahit berdasarkan hadits ini :

Ibnu Abbas berkata : "Dawud adalah seorang pembuat perisai, Adam seorang petani, Nuh seorang tukang kayu, Idris seorang penjahit dan Musa adalah penggembala." ?Al-Hakim


Nasihat dan ajaran

Berikut ini adalah beberapa nasihat dan untaian kata mutiara Nabi Idris.

Kesabaran yang disertai iman kepada Allah (akan) membawa kemenangan. Orang yang bahagia adalah orang yang waspada dan mengharapkan syafaat dari Tuhannya dengan amal-amal salehnya. Bila kamu memohon sesuatu kepada Allah dan berdoa, maka ikhlaskanlah niatmu. Demikian pula (untuk) puasa dan salatmu. Janganlah bersumpah palsu dan janganlah menutup-nutupi sumpah palsu supaya kamu tidak ikut berdosa. Taatlah kepada rajamu dan tunduklah kepada pembesarmu serta penuhilah selalu mulutmu dengan ucapan syukur dan puji kepada Allah.

Janganlah iri hati kepada orang-orang yang baik nasibnya karena mereka tidak akan banyak dan lama menikmati kebaikan nasibnya. Barang siapa melampaui kesederhanaan tidak sesuatu pun akan memuaskannya. Tanpa membagi-bagikan nikmat yang diperolehnya, seseorang tidak dapat bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat yang diperolehnya itu.


Semoga bermanfaat.

Share:

Kisah Nabi Adam bagian #1

Biografi

Adam hidup selama 930 tahun setelah penciptaan (sekitar 3760-2830 SM), sedangkan Hawa lahir ketika Adam berusia 130 tahun. Al-Quran memuat kisah Adam dalam beberapa surat, di antaranya Al-Baqarah :30-38

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ
لِلْمَلائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الأرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا
مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ
وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لا تَعْلَمُونَ

Ingatlah
ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau
hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan
padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji
Engkau dan menyucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa
yang tidak kamu ketahui". (30)


وَعَلَّمَ آدَمَ الأسْمَاءَ
كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلائِكَةِ فَقَالَ أَنْبِئُونِي بِأَسْمَاءِ
هَؤُلاءِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ

Dan Dia
mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian
mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama
benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!" (31)


قَالُوا سُبْحَانَكَ لا
عِلْمَ لَنَا إِلا مَا عَلَّمْتَنَا إِنَّكَ أَنْتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ

Mereka
menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang
telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui
lagi Maha Bijaksana. (32)


قَالَ يَا آدَمُ
أَنْبِئْهُمْ بِأَسْمَائِهِمْ فَلَمَّا أَنْبَأَهُمْ بِأَسْمَائِهِمْ قَالَ أَلَمْ
أَقُلْ لَكُمْ إِنِّي أَعْلَمُ غَيْبَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَأَعْلَمُ مَا
تُبْدُونَ وَمَا كُنْتُمْ تَكْتُمُونَ

Allah
berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini". Maka
setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman:
"Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia
langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu
sembunyikan?" (33)


وَإِذْ قُلْنَا
لِلْمَلائِكَةِ اسْجُدُوا لآدَمَ فَسَجَدُوا إِلا إِبْلِيسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ
وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ

Dan
(ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada
Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia
termasuk golongan orang-orang yang kafir. (34)


وَقُلْنَا يَا آدَمُ اسْكُنْ
أَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ وَكُلا مِنْهَا رَغَدًا حَيْثُ شِئْتُمَا وَلا
تَقْرَبَا هَذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ

Dan Kami
berfirman: "Hai Adam diamilah oleh kamu dan istrimu surga ini, dan makanlah
makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan
janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang
lalim. (35)


فَأَزَلَّهُمَا الشَّيْطَانُ
عَنْهَا فَأَخْرَجَهُمَا مِمَّا كَانَا فِيهِ وَقُلْنَا اهْبِطُوا بَعْضُكُمْ
لِبَعْضٍ عَدُوٌّ وَلَكُمْ فِي الأرْضِ مُسْتَقَرٌّ وَمَتَاعٌ إِلَى حِينٍ

Lalu keduanya
digelincirkan oleh setan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan
Kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan
bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang
ditentukan". (36)


فَتَلَقَّى آدَمُ مِنْ
رَبِّهِ كَلِمَاتٍ فَتَابَ عَلَيْهِ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

Kemudian Adam
menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima tobatnya.
Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang. (37)


قُلْنَا اهْبِطُوا مِنْهَا
جَمِيعًا فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنْ تَبِعَ هُدَايَ فَلا خَوْفٌ
عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ

Kami
berfirman: "Turunlah kamu semua dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku
kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada
kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati". (38)

dan Al-A’raaf :11-25.

وَلَقَدْ خَلَقْنَاكُمْ
ثُمَّ صَوَّرْنَاكُمْ ثُمَّ قُلْنَا لِلْمَلائِكَةِ اسْجُدُوا لآدَمَ فَسَجَدُوا
إِلا إِبْلِيسَ لَمْ يَكُنْ مِنَ السَّاجِدِينَ

Sesungguhnya
Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami
katakan kepada para malaikat: "Bersujudlah kamu kepada Adam"; maka mereka pun
bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud. (11)


قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلا
تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ
وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ

Allah
berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku
menyuruhmu?" Menjawab iblis: "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya
dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah". (12)


قَالَ فَاهْبِطْ مِنْهَا
فَمَا يَكُونُ لَكَ أَنْ تَتَكَبَّرَ فِيهَا فَاخْرُجْ إِنَّكَ مِنَ
الصَّاغِرِينَ

Allah
berfirman: "Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu tidak sepatutnya
menyombongkan diri di dalamnya, maka ke luarlah, sesungguhnya kamu termasuk
orang-orang yang hina". (13)


قَالَ أَنْظِرْنِي إِلَى
يَوْمِ يُبْعَثُونَ

Iblis
menjawab: "Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan". (14)


قَالَ إِنَّكَ مِنَ
الْمُنْظَرِينَ

Allah
berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh." (15)


قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي
لأقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ

Iblis
menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan
(menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, (16)


ثُمَّ لآتِيَنَّهُمْ مِنْ
بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ
وَلا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ

kemudian saya
akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari
kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur
(taat). (17)


قَالَ اخْرُجْ مِنْهَا
مَذْءُومًا مَدْحُورًا لَمَنْ تَبِعَكَ مِنْهُمْ لأمْلأنَّ جَهَنَّمَ مِنْكُمْ
أَجْمَعِينَ

Allah
berfirman: "Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi terusir.
Sesungguhnya barang siapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar Aku akan
mengisi neraka Jahanam dengan kamu semuanya". (18)


وَيَا آدَمُ اسْكُنْ أَنْتَ
وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ فَكُلا مِنْ حَيْثُ شِئْتُمَا وَلا تَقْرَبَا هَذِهِ
الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ

(Dan Allah
berfirman): "Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan istrimu di surga serta
makanlah olehmu berdua (buah-buahan) di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah
kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua termasuk
orang-orang yang lalim". (19)


فَوَسْوَسَ لَهُمَا
الشَّيْطَانُ لِيُبْدِيَ لَهُمَا مَا وُورِيَ عَنْهُمَا مِنْ سَوْآتِهِمَا وَقَالَ
مَا نَهَاكُمَا رَبُّكُمَا عَنْ هَذِهِ الشَّجَرَةِ إِلا أَنْ تَكُونَا مَلَكَيْنِ
أَوْ تَكُونَا مِنَ الْخَالِدِينَ

Maka setan
membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa
yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan setan berkata: "Tuhan kamu tidak
melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi
malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga)". (20)


وَقَاسَمَهُمَا إِنِّي
لَكُمَا لَمِنَ النَّاصِحِينَ

Dan dia
(setan) bersumpah kepada keduanya. "Sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang
memberi nasihat kepada kamu berdua", (21)


فَدَلاهُمَا بِغُرُورٍ
فَلَمَّا ذَاقَا الشَّجَرَةَ بَدَتْ لَهُمَا سَوْآتُهُمَا وَطَفِقَا يَخْصِفَانِ
عَلَيْهِمَا مِنْ وَرَقِ الْجَنَّةِ وَنَادَاهُمَا رَبُّهُمَا أَلَمْ أَنْهَكُمَا
عَنْ تِلْكُمَا الشَّجَرَةِ وَأَقُلْ لَكُمَا إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمَا عَدُوٌّ
مُبِينٌ

maka setan
membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya
telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan
mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka
menyeru mereka: "Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan
Aku katakan kepadamu: "Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu
berdua?" (22)


قَالا رَبَّنَا ظَلَمْنَا
أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ
الْخَاسِرِينَ

Keduanya
berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika
Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah
kami termasuk orang-orang yang merugi". (23)


قَالَ اهْبِطُوا بَعْضُكُمْ
لِبَعْضٍ عَدُوٌّ وَلَكُمْ فِي الأرْضِ مُسْتَقَرٌّ وَمَتَاعٌ إِلَى حِينٍ

Allah
berfirman: "Turunlah kamu sekalian, sebahagian kamu menjadi musuh bagi
sebahagian yang lain. Dan kamu mempunyai tempat kediaman dan kesenangan (tempat
mencari kehidupan) di muka bumi sampai waktu yang telah ditentukan". (24)


قَالَ فِيهَا تَحْيَوْنَ
وَفِيهَا تَمُوتُونَ وَمِنْهَا تُخْرَجُونَ

Allah
berfirman: "Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati, dan dari bumi itu
(pula) kamu akan dibangkitkan. (25)


Menurut ajaran agama Abrahamik, anak-anak Adam. Menurut Ibnu Humayd, Ibnu Ishaq, dan Salamah, anak-anak Adam adalah :

  • Qabil dan Iqlima,
  • Habil dan Labuda,
  • Sith dan Azura,
  • Ashut dan saudara perempuannya,
  • Ayad dan saudara perempuannya,
  • Balagh dan saudara perempuannya,
  • Athati dan saudara perempuannya,
  • Tawbah dan saudara perempuannya,
  • Darabi dan saudara perempuannya,
  • Hadaz dan saudara perempuannya,
  • Yahus dan saudara perempuannya,
  • Sandal dan saudara perempuannya, dan
  • Baraq dan saudara perempuannya.

Total keseluruhan anak Adam sejumlah 40.

Adam dan Hawa dilahirkan secara kembar, yaitu, setiap bayi lelaki dilahirkan bersamaan dengan seorang bayi perempuan. Adam menikahkan anak lelakinya dengan anak gadisnya yang tidak sekembar dengannya.


Wujud Adam

Menurut hadits Muhammad yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Adam memiliki postur badan dengan ketinggian 60 hasta (kurang lebih 27,432 meter). Hadits mengenai ini pula ditemukan dalam riwayat Imam Muslim dan Imam Ahmad, namun dalam sanad yang berbeda.

Sosok Adam digambarkan sangat beradab sekali, memiliki ilmu yang tinggi dan ia bukan makhluk purba. Ia berasal dari surga yang berperadaban maju. Turun ke muka bumi bisa sebagai makhluk asing dari sebuah peradaban yang jauh lebih maju dan cerdas, dari peradaban di bumi sampai kapanpun, oleh karena itulah Allah menunjuknya sebagai khalifah(pemimpin) di muka bumi.

Dalam gambarannya ia adalah makhluk yang teramat cerdas, sangat dimuliakan oleh Allah, memiliki kelebihan yang sempurna dibandingkan makhluk yang lain sebelumnya dan diciptakan dalam bentuk yang terbaik. Sesuai dengan Surah Al Israa' 70,  :

وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي
آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ
الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَى كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلا

(Ingatlah)
suatu hari (yang di hari itu) Kami panggil tiap umat dengan pemimpinnya; dan
barang siapa yang diberikan kitab amalannya di tangan kanannya maka mereka ini
akan membaca kitabnya itu, dan mereka tidak dianiaya sedikit pun. (70)


Dalam surah At-Tiin ayat 4 :

لَقَدْ خَلَقْنَا الإنْسَانَ
فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ

sesungguhnya
Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. (4)


Menurut riwayat di dalam Al-Qur'an, ketika Nabi Adam as baru selesai diciptakan oleh Allah, seluruh malaikat bersujud kepadanya atas perintah Allah, lantaran kemuliaan dan kecerdasannya itu, menjadikannya makhluk yang punya derajat amat tinggi di tengah makhluk yang pernah ada. Sama sekali berbeda jauh dari gambaran manusia purba menurut Charles Darwin, yang digambarkan berjalan dengan empat kaki dan menjadi makhluk purba berpakaian seadanya.


Makhluk sebelum Adam

Mengenai penciptaan Adam sebagai khalifah di muka bumi diungkapkan dalam Al-Qur'an surat Albaqarah 30 :

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ
لِلْمَلائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الأرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا
مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ
وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لا تَعْلَمُونَ

Ingatlah
ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau
hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan
padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji
Engkau dan menyucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa
yang tidak kamu ketahui". (30)


Menurut syariat Islam, Adam tidak diciptakan di bumi, tetapi diturunkan dimuka bumi sebagai manusia dan diangkat (ditunjuk) Allah sebagai khalifah (pemimpin/pengganti/penerus) di muka bumi atau sebagai makhluk pengganti yang sebelumnya sudah ada makhluk lain. Maka dengan kata lain adalah, Adam 'bukanlah makhluk berakal pertama' yang memimpin di bumi.


Dari ayat Al-Baqarah 30, banyak mengundang pertanyaan, siapakah makhluk yang berbuat kerusakan yang dimaksud oleh malaikat pada ayat di atas.

Surah Al Hijr ayat 27  :

وَالْجَانَّ خَلَقْنَاهُ
مِنْ قَبْلُ مِنْ نَارِ السَّمُومِ

Dan Kami
telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas. (27)


Dari ayat ini, Ulama berpendapat bahwa makhluk berakal yang dimaksud tidak lain adalah jin seperti dalam kitab tafsir Ibnu Katsir mengatakan : "Yang dimaksud dengan makhluk sebelum Adam diciptakan adalah jin yang suka berbuat kerusuhan.


Menurut salah seorang perawi hadits yang bernama Thawus al-Yamani, salah satu penghuni sekaligus penguasa/pemimpin di muka bumi adalah dari golongan jin.


Bagaimana penciptaan Nabi Adam ? ikuti kisah selanjutnya disini

Share:

Kitab Permulaan Turunnya Wahyu

 

Bagaimana Permulaan Turunnya Wahyu kepada Rasulullah saw. dan Firman Allah
Ta'ala, "Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang
kemudiannya.

Dari Alqamah bin Waqash al-Laitsi, ia berkata, "Saya mendengar Umar ibnul
Khaththab r.a. (berpidato 8/59) di atas mimbar, 'Saya mendengar Rasulullah saw.
bersabda, '(Wahai manusia), sesungguhnya amal-amal itu hanyalah dengan niatnya
(dalam satu riwayat: amal itu dengan niat 6/118) dan bagi setiap orang hanyalah
sesuatu yang diniatkannya. Barangsiapa yang hijrahnya (kepada Allah dan Rasul
Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul Nya. Dan, barangsiapa yang hijrahnya
1/20) kepada dunia, maka ia akan mendapatkannya. Atau, kepada wanita yang akan
dinikahinya (dalam riwayat lain: mengawininya 3/119), maka hijrahnya itu kepada
sesuatu yang karenanya ia hijrah.

Aisyah r.a. mengatakan bahwa Harits bin Hisyam r.a. bertanya kepada Rasulullah
saw., "Wahai Rasulullah, bagaimana datangnya wahyu kepada engkau?" Rasulullah
saw. menjawab, "Kadang-kadang wahyu itu datang kepadaku bagaikan gemerincingnya
lonceng, dan itulah yang paling berat atasku. Lalu, terputus padaku dan saya
telah hafal darinya tentang apa yang dikatakannya. Kadang-kadang malaikat
berubah rupa sebagai seorang laki-laki datang kepadaku, lalu ia berbicara
kepadaku, maka saya hafal apa yang dikatakannya." Aisyah r.a. berkata, "Sungguh
saya melihat beliau ketika turun wahyu kepada beliau pada hari yang sangat
dingin dan wahyu itu terputus dari beliau sedang dahi beliau mengalirkan
keringat.

Aisyah r.a. berkata, "[Adalah] yang pertama (dari wahyu) kepada Rasulullah
saw. adalah mimpi yang baik di dalam tidur. Beliau tidak pernah bermimpi
melainkan akan menjadi kenyataan seperti merekahnya cahaya subuh. Kemudian
beliau gemar bersunyi. Beliau sering bersunyi di Gua Hira. Beliau beribadah di
sana, yakni beribadah beberapa malam sebelum rindu kepada keluarga beliau, dan
mengambil bekal untuk itu.
Kemudian beliau pulang kepada Khadijah. Beliau
mengambil bekal seperti biasanya sehingga datanglah kepadanya (dalam riwayat
lain disebutkan: maka datanglah kepadanya) kebenaran. Ketika beliau ada di Gua
Hira, datanglah malaikat seraya berkata, 'Bacalah!' Beliau
berkata, 'Sungguh saya tidak dapat membaca. Ia mengambil dan mendekap saya
sehingga saya lelah.
Kemudian ia melepaskan saya, lalu ia berkata, 'Bacalah!'
Maka, saya berkata, 'Sungguh saya tidak dapat membaca:' Lalu ia mengambil dan
mendekap saya yang kedua kalinya, kemudian ia melepaskan saya, lalu ia berkata,
'Bacalah!' Maka, saya berkata, 'Sungguh saya tidak bisa membaca' Lalu ia
mengambil dan mendekap saya yang ketiga kalinya, kemudian ia melepaskan saya.
Lalu ia membacakan, "Iqra' bismi rabbikalladzi khalaq. Khalaqal insaana
min'alaq.
Iqra' warabbukal akram. Alladzii 'allama bil qalam. 'Allamal insaana
maa lam ya'lam. 'Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Dia
telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang
Paling Pemurah. Yang mengajar manusia dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Lalu Rasulullah saw. pulang dengan
membawa ayat itu dengan perasaan hati yang goncang (dalam satu riwayat: dengan
tubuh gemetar). Lalu, beliau masuk menemui Khadijah binti Khuwailid, lantas
beliau bersabda, 'Selimutilah saya, selimutilah saya!'
Maka, mereka menyelimuti
beliau sehingga keterkejutan beliau hilang. Beliau bersabda dan menceritakan
kisah itu kepada Khadijah, 'Sungguh saya takut atas diriku.' Lalu Khadijah
berkata kepada beliau, 'Jangan takut (bergembiralah, maka) demi Allah, Allah
tidak akan menyusahkan engkau selamanya.
(Maka demi Allah), sesungguhnya engkau
suka menyambung persaudaraan (dan berkata benar), menanggung beban dan berusaha
membantu orang yang tidak punya, memuliakan tamu, dan menolong penegak
kebenaran.' Kemudian Khadijah membawa beliau pergi kepada Waraqah bin Naufal bin
Asad bin Abdul Uzza (bin Qushai, dan dia adalah) anak paman Khadijah.
Ia
(Waraqah) adalah seorang yang memeluk agama Nasrani pada zaman jahiliah. Ia
dapat menulis tulisan Ibrani, dan ia menulis Injil dengan bahasa Ibrani (dalam
satu riwayat: kitab berbahasa Arab. dan dia menulis Injil dengan bahasa Arab)
akan apa yang dikehendaki Allah untuk ditulisnya. Ia seorang yang sudah sangat
tua dan tunanetra. Khadijah berkata, Wahai putra pamanku, dengarkanlah putra
saudaramu!'
Lalu Waraqah berkata kepada beliau, Wahai putra saudaraku, apakah
yang engkau lihat?' Lantas Rasulullah saw: menceritakan kepadanya tentang apa
yang beliau lihat. Lalu Waraqah berkata kepada beliau, 'Ini adalah wahyu yang
diturunkan Allah kepada Musa! Wahai sekiranya saya masih muda, sekiranya saya
masih hidup ketika kaummu mengusirmu....
Lalu Rasulullah saw. bertanya, 'Apakah
mereka akan mengusir saya?' Waraqah menjawab, 'Ya, belum pernah datang seorang
laki-laki yang (membawa seperti apa yang engkau bawa kecuali ia ditolak (dalam
satu riwayat: disakiti / diganggu). Jika saya masih menjumpai masamu, maka saya
akan menolongmu dengan pertolongan yang tangguh.' Tidak lama kemudian Waraqah
meninggal dan wahyu pun bersela, [sehingga Nabi saw. bersedih hati karenanya -
menurut riwayat yang sampai kepada kami - dengan kesedihan yang amat dalam yang karenanya
berkali-kali beliau pergi ke puncak-puncak gunung untuk menjatuhkan diri dari
sana.
Maka, setiap kali beliau sudah sampai di puncak dan hendak menjatuhkan
dirinya, Malaikat Jibril menampakkan diri kepada beliau seraya berkata, 'Wahai
Muhammad, sesungguhnya engkau adalah Rasul Allah yang sebenarnya.' Dengan
demikian, tenanglah hatinya dan mantaplah jiwanya. Kemudian beliau kembali
pulang. Apabila dalam masa yang lama tidak turun wahyu, maka beliau pergi ke
gunung seperti itu lagi. Kemudian setelah sampai di puncak, maka Malaikat Jibril
menampakkan diri kepada beliau seraya berkata seperti yang dikatakannya pada
peristiwa yang lalu]. [Namus (yang di sini diterjemahkan dengan Malaikat
Jibril) ialah yang mengetahui rahasia sesuatu yang tidak diketahui oleh orang
lain.

Ibnu Abbas r.a. berkata, "Rasulullah saw. adalah orang yang paling suka berderma
[dalam kebaikan 2/228], dan paling berdermanya beliau adalah pada bulan Ramadhan
ketika Jibril menjumpai beliau. Ia menjumpai beliau pada setiap malam dari Ramadhan [sampai habis bulan itu], lalu Jibril bertadarus
Al-Qur'an dengan beliau. Sungguh Rasulullah saw. adalah [ketika bertemu Jibril] lebih dermawan dalam kebaikan daripada angin yang dilepas.

Semoga bermanfaat

Share:

Jumlah Nabi 124.000, Jumlah Rasul 313

 

Melengkapi keyakinan dan iman kepada Rasul Allah, bahwa jumlah Nabi dan Rasul yang diketahui umat Islam ada perbedaan, satu kalangan hanya meyakini 25 Nabi dan Rasul, satu kalangan meyakini ada 124.000 Nabi dan 313 Rasul. Satu kesepahaman bahwa Nabi dan Rasul yang pertama adalah Nabi Adam AS, dan Nabi dan Rasul yang terakhir adalah Nabi Muhammad SAW.

Nabi seorang laki-laki yang diutus Allah SWT dan mendapatkan wahyu, tidak wajib menyampaikan kepada umatnya, sedang Rasul laki-laki yang diutus Allah SWT, diberi wahyu, dan wajib menyampaikan risalah kepada umatnya. Seorang Rasul otomatis seorang Nabi. Tidak ada satu umatpun di dunia ini yang tidak diutus kepada mereka seorang Nabi. Sifat Wajib Rasul ada 4 (Shidiq, Amanah, Tabligh, Fathonah), sifat mustahilnya ada 4, sifat jaiz/bolehnya ada 1.

Bagi seorang muslim wajib mengetahui 25 Nabi dan Rasul karena ke-25 itu tersebut di dalam Al Qur’an,
namun jumlah Nabi tidak hanya 25 melainkan 124.000 Nabi, jumlah Rasul juga tidak hanya 25 tapi sebanyak 313 ada juga yang meriwayatkan 315. Kita sering mendengar atau mendapatkan kisah selain 25 Nabi dan Rasul itu, seperti Nabi SYITS AS putra Nabi Adam AS, Nabi KHIDIR AS seorang guru Nabi Musa AS,
Nabi SAMUEL AS yang mengkhabarkan kedatangan pemimpin Bani Israel yaitu Thalut untuk melawan Jalut,
Nabi UZAIR AS yang dimatikan selama 100 tahun kemudian dihidupkan lagi oleh ALLAH SWT, dan Nabi-Nabi yang lain.

Namun bagi seorang muslim Sunni hanya diwajibkan mengetahui 25 Nabi dan Rasul karena nama-namanya tersebut dalam Al Qur’an yang artinya dalam kisah mereka penuh hikmah yang seharusnya seorang muslim mengetahuinya untuk pengajaran. Walaupun begitu mengetahui kisah Nabi dan rasul yang lain adalah baik agar nampak kebesaran Allah dalam membimbing hamba-hambaNya. Nabi dan rasul adalah cahaya ilahi penerang kegelapan bagi hambaNya di dunia ini.
Nama – nama 25 Nabi dan Rasul yang wajib diketahui :

  1. Nabi Adam a.s.
  2. Nabi Idris a.s.
  3. Nabi Nuh a.s.
  4. Nabi Hud a.s.
  5. Nabi Saleh a.s.
  6. Nabi Ibrahim a.s.
  7. Nabi Luth a.s.
  8. Nabi Ismail a.s.
  9. Nabi Ishaq a.s.
  10. Nabi Ya’qub a.s.
  11. Nabi Yusuf a.s.
  12. Nabi Ayub a.s.
  13. Nabi Zulkifli a.s.
  14. Nabi Syu’aib a.s.
  15. Nabi Musa a.s.
  16. Nabi Harun a.s.
  17. Nabi Daud a.s.
  18. Nabi Sulaiman a.s.
  19. Nabi Ilyas a.s.
  20. Nabi Ilyasa a.s.
  21. Nabi Yunus a.s.
  22. Nabi Zakaria a.s.
  23. Nabi Yahya a.s.
  24. Nabi Isa a.s.
  25. Nabi Muhammad SAW
Semoga bermanfaat.

Untuk mengetahui ke 313 Nabi dan Rasul yang termasuk 25 Nabi dan Rasul bisa dibaca disini
Share:

Istri-istri Rasul

Assalamualaikum senantiasa selalu sehat dalam menjalani hidup didunia.

Pastinya sahabat cisitu tau dengan Rasululloh? dan tentu juga kalau tau beliau tau juga istri-itrinya.

Artikel kali ini saya hanya ingin mengingatkan saja tentang istri-istri beliau.

1. KHADIJAH
Tahun Kelahiran : 68 SH
Tahun Wafat : 3 H
Panjang Usia : 65 Tahun
Usia Saat Menikah : 40 Tahun
Tahun Pernikahan : 28 SH
Usia Rumah Tangga : 25 Tahun
Usia Saat Nabi Wafat : Wafat Sebelum Nabi

2. SAUDAH
Tahun Kelahiran : tidak diketahui
Tahun Wafat : 54 H
Panjang Usia : tidak diketahui
Usia Saat Menikah : tidak diketahui
Tahun Pernikahan : 3 SH
Usia Rumah Tangga : 14 Tahun
Usia Saat Nabi Wafat : tidak diketahui

3. AISYAH
Tahun Kelahiran : 7 SH
Tahun Wafat : 58 H
Panjang Usia : 65 Tahun
Usia Saat Menikah : 9 Tahun
Tahun Pernikahan : 2 H
Usia Rumah Tangga : 9 Tahun
Usia Saat Nabi Wafat : 18 Tahun

4. HAFSHAH
Tahun Kelahiran : 18 SH
Tahun Wafat : 45 H
Panjang Usia : 63 Tahun
Usia Saat Menikah : 9 Tahun
Tahun Pernikahan : 3 H
Usia Rumah Tangga : 8 Tahun
Usia Saat Nabi Wafat : 29 Tahun

5. ZAINAB BINTI KHUZAIMAH
Tahun Kelahiran : 26 SH
Tahun Wafat : 4 H
Panjang Usia : 30 Tahun
Usia Saat Menikah : 29 Tahun
Tahun Pernikahan : 3 H
Usia Rumah Tangga : 8 Tahun
Usia Saat Nabi Wafat : Wafat Sebelum Nabi

6. UMMU SALAMAH
Tahun Kelahiran : 24 SH
Tahun Wafat : 61 H
Panjang Usia : 85 Tahun
Usia Saat Menikah : 28 Tahun
Tahun Pernikahan : 4 H
Usia Rumah Tangga : 7 Tahun
Usia Saat Nabi Wafat : 35 Tahun

7. ZAINAB BINTI JAHSY
Tahun Kelahiran : 32 SH
Tahun Wafat : 21 H
Panjang Usia : 53 Tahun
Usia Saat Menikah : 38 Tahun
Tahun Pernikahan : 5 H
Usia Rumah Tangga : 6 Tahun
Usia Saat Nabi Wafat : 43 Tahun

8. JUAIRIYAH
Tahun Kelahiran : 14 SH
Tahun Wafat : 56 H
Panjang Usia : 70 Tahun
Usia Saat Menikah : 19 Tahun
Tahun Pernikahan : 5 H
Usia Rumah Tangga : 6 Tahun
Usia Saat Nabi Wafat : 43 Tahun

9. SHAFIYAH
Tahun Kelahiran : 9 SH
Tahun Wafat : 50 H
Panjang Usia : 59 Tahun
Usia Saat Menikah : 16 Tahun
Tahun Pernikahan : 7 H
Usia Rumah Tangga : 4 Tahun
Usia Saat Nabi Wafat : 20 Tahun

10. UMMU HABIBAH
Tahun Kelahiran : 25 SH
Tahun Wafat : 44 H
Panjang Usia : 69 Tahun
Usia Saat Menikah : 32 Tahun
Tahun Pernikahan : 7 H
Usia Rumah Tangga : 4 Tahun
Usia Saat Nabi Wafat : 36 Tahun

11. MAIMUNAH
Tahun Kelahiran : 29 SH
Tahun Wafat : 51 H
Panjang Usia : 80 Tahun
Usia Saat Menikah : 36 Tahun
Tahun Pernikahan : 7 H
Usia Rumah Tangga : 4 Tahun
Usia Saat Nabi Wafat : 40 Tahun

Semoga bermanfaat
Share:

Imam Hanafi

Assalamualaikum, jumpa lagi dengan kampung cisitu blog semoga sahabat semua tidak akan pernah bosan untuk selalu berkunjung ke blog ini, masih dalam bulan Ramadhan dimana artikel kali ini masih seputar sejarah ahli hadist.

Setelah yang kemarin (baca disini) mengulas sejarah Imam Malik, kali ini sejarah Imam Hanafi.

Sejarah Singkat Imam Hanafi
Imam Abu Hanifah An-Nu’man bin Tsabit al-Kufiy merupakan orang yang faqih di negeri Irak, salah satu imam dari kaum muslimin, pemimpin orang-orang alim, salah seorang yang mulia dari kalangan ulama dan salah satu imam dari empat imam yang memiliki madzhab. Di kalangan umat Islam, beliau lebih dikenal dengan nama Imam Hanafi.

Nasab dan Kelahirannya bin Tsabit bin Zuthi (ada yang mengatakan Zutha) At-Taimi Al-Kufi. Beliau adalah Abu Hanifah An-Nu’man Taimillah bin Tsa’labah. Beliau berasal dari keturunan bangsa persi. Beliau dilahirkan pada tahun 80 H pada masa shigharus shahabah dan para ulama berselisih pendapat tentang tempat kelahiran Abu Hanifah, menurut penuturan anaknya Hamad bin Abu Hadifah bahwa Zuthi berasal dari kota Kabul dan dia terlahir dalam keadaan Islam. Adapula yang mengatakan dari Anbar, yang lainnya mengatakan dari Turmudz dan yang lainnya lagi mengatakan dari Babilonia.
Share:

Imam Malik

Assalamualaikum, selamat berbuka saum dihari ke 10 Ramadhan, artikel kali ini saya ingin menulis seputar sejarah beberapa ahli hadist. 

Sejarah Imam Malik
Dalam sebuah kunjungan ke kota Madinah, Khalifah Bani Abbasiyyah, Harun Al Rasyid (penguasa saat itu), tertarik mengikuti ceramah al muwatta' (himpunan hadits) yang diadakan Imam Malik. Untuk hal ini, khalifah mengutus orang memanggil Imam.

Namun Imam Malik memberikan nasihat kepada Khalifah Harun, ''Rasyid, leluhur Anda selalu melindungi pelajaran hadits. Mereka amat menghormatinya. Bila sebagai khalifah Anda tidak menghormatinya, tak seorang pun akan menaruh hormat lagi. Manusia yang mencari ilmu, sementara ilmu tidak akan mencari manusia.''

Sedianya, khalifah ingin agar para jamaah meninggalkan ruangan tempat ceramah itu diadakan. Namun, permintaan itu tak dikabulkan Imam Malik. ''Saya tidak dapat mengorbankan kepentingan umum hanya untuk kepentingan seorang pribadi.''Sang khalifah pun akhirnya mengikuti ceramah bersama dua putranya dan duduk berdampingan dengan rakyat kecil.
Imam Malik yang bernama lengkap Abu Abdullah Malik bin Anas bin Malik bin Abi Amir bin Amr bin Haris bin Gaiman bin Kutail bin Amr bin Haris al Asbahi, lahir di Madinah pada tahun 712 M dan wafat tahun 796 M. Berasal dari keluarga Arab terhormat, berstatus sosial tinggi, baik sebelum maupun sesudah datangnya Islam.

Tanah asal leluhurnya adalah Yaman, namun setelah nenek moyangnya menganut Islam, mereka pindah ke Madinah. Kakeknya, Abu Amir, adalah anggota keluarga pertama yang memeluk agama Islam pada tahun 2 H. Saat itu, Madinah adalah kota ilmu yang sangat terkenal.

Kakek dan ayahnya termasuk kelompok ulama hadits terpandang di Madinah. Karenanya, sejak kecil Imam Malik tak berniat meninggalkan Madinah untuk mencari ilmu. Ia merasa Madinah adalah kota dengan sumber ilmu yang berlimpah lewat kehadiran ulama-ulama besarnya.

Kendati demikian, dalam mencari ilmu Imam Malik rela mengorbankan apa saja. Menurut satu riwayat, sang imam sampai harus menjual tiang rumahnya hanya untuk membayar biaya pendidikannya. Menurutnya, tak layak seorang yang mencapai derajat intelektual tertinggi sebelum berhasil mengatasi kemiskinan.

Kemiskinan, katanya, adalah ujian hakiki seorang manusia.
Karena keluarganya ulama ahli hadits, maka Imam Malik pun menekuni pelajaran hadits kepada ayah dan paman-pamannya. Kendati demikian, ia pernah berguru pada ulama-ulama terkenal seperti Nafi' bin Abi Nuaim, Ibnu Syihab az Zuhri, Abul Zinad, Hasyim bin Urwa, Yahya bin Said al Anshari, dan Muhammad bin Munkadir.

Gurunya yang lain adalah Abdurrahman bin Hurmuz, tabi'in ahli hadits, fikih, fatwa dan ilmu berdebat; juga Imam Jafar Shadiq dan Rabi Rayi.

Dalam usia muda, Imam Malik telah menguasai banyak ilmu. Kecintaannya kepada ilmu menjadikan hampir seluruh hidupnya diabdikan dalam dunia pendidikan. Tidak kurang empat khalifah, mulai dari Al Mansur, Al Mahdi, Hadi Harun, dan Al Ma'mun, pernah jadi murid Imam Malik. Ulama besar, Imam Abu Hanifah dan Imam Syafi'i pun pernah menimba ilmu dari Imam Malik.

Belum lagi ilmuwan dan para ahli lainnya. Menurut sebuah riwayat disebutkan murid terkenal Imam Malik mencapai 1.300 orang. Ciri pengajaran Imam Malik adalah disiplin, ketentraman, dan rasa hormat murid kepada gurunya. Prinsip ini dijunjung tinggi olehnya sehingga tak segan-segan ia menegur keras murid-muridnya yang melanggar prinsip tersebut. Pernah suatu kali Khalifah Mansur membahas sebuah hadits dengan nada agak keras. Sang imam marah dan berkata, ''Jangan melengking bila sedang membahas hadits Nabi.''

Ketegasan sikap Imam Malik bukan sekali saja. Berulangkali, manakala dihadapkan pada keinginan penguasa yang tak sejalan dengan aqidah Islamiyah, Imam Malik menentang tanpa takut risiko yang dihadapinya. Salah satunya dengan Ja'far, gubernur Madinah.

Suatu ketika, gubernur yang masih keponakan Khalifah Abbasiyah, Al Mansur, meminta seluruh penduduk Madinah melakukan bai'at (janji setia) kepada khalifah. Namun, Imam Malik yang saat itu baru berusia 25 tahun merasa tak mungkin penduduk Madinah melakukan bai'at kepada khalifah yang mereka tak sukai.

Ia pun mengingatkan gubernur tentang tak berlakunya bai'at tanpa keikhlasan seperti tidak sahnya perceraian paksa. Ja'far meminta Imam Malik tak menyebarluaskan pandangannya tersebut, tapi ditolaknya. Gubernur Ja'far merasa terhina sekali. Ia pun memerintahkan pengawalnya menghukum dera Imam Malik sebanyak 70 kali. Dalam kondisi berlumuran darah, sang imam diarak keliling Madinah dengan untanya. Dengan hal itu, Ja'far seakan mengingatkan orang banyak, ulama yang mereka hormati tak dapat menghalangi kehendak sang penguasa.

Namun, ternyata Khalifah Mansur tidak berkenan dengan kelakuan keponakannya itu. Mendengar kabar penyiksaan itu, khalifah segera mengirim utusan untuk menghukum keponakannya dan memerintahkan untuk meminta maaf kepada sang imam. Untuk menebus kesalahan itu, khalifah meminta Imam Malik bermukim di ibukota Baghdad dan menjadi salah seorang penasihatnya. Khalifah mengirimkan uang 3.000 dinar untuk keperluan perjalanan sang imam. Namun, undangan itu pun ditolaknya. Imam Malik lebih suka tidak meninggalkan kota Madinah. Hingga akhir hayatnya, ia tak pernah pergi keluar Madinah kecuali untuk berhaji.

Pengendalian diri dan kesabaran Imam Malik membuat ia ternama di seantero dunia Islam. Pernah semua orang panik lari ketika segerombolan Kharijis bersenjatakan pedang memasuki masjid Kuffah. Tetapi, Imam Malik yang sedang shalat tanpa cemas tidak beranjak dari tempatnya. Mencium tangan khalifah apabila menghadap di baliurang sudah menjadi adat kebiasaan, namun Imam Malik tidak pernah tunduk pada penghinaan seperti itu. Sebaliknya, ia sangat hormat pada para cendekiawan, sehingga pernah ia menawarkan tempat duduknya sendiri kepada Imam Abu Hanifah yang mengunjunginya. 

Dari Al Muwatta' Hingga Madzhab Maliki
Al Muwatta' adalah kitab fikih berdasarkan himpunan hadits-hadits pilihan. Santri mana yang tak kenal kitab yang satu ini. Ia menjadi rujukan penting, khususnya di kalangan pesantren dan ulama kontemporer. Karya terbesar Imam Malik ini dinilai memiliki banyak keistimewaan. Ia disusun berdasarkan klasifikasi fikih dengan memperinci kaidah fikih yang diambil dari hadits dan fatwa sahabat.

Menurut beberapa riwayat, sesungguhnya Al Muwatta' tak akan lahir bila Imam Malik tidak 'dipaksa' Khalifah Mansur. Setelah penolakan untuk ke Baghdad, Khalifah Al Mansur meminta Imam Malik mengumpulkan hadits dan membukukannya. Awalnya, Imam Malik enggan melakukan itu. Namun, karena dipandang tak ada salahnya melakukan hal tersebut, akhirnya lahirlah Al Muwatta'. Ditulis di masa Al Mansur (754-775 M) dan baru selesai di masa Al Mahdi (775-785 M).

Dunia Islam mengakui Al Muwatta' sebagai karya pilihan yang tak ada duanya. Menurut Syah Walilullah, kitab ini merupakan himpunan hadits paling shahih dan terpilih. Imam Malik memang menekankan betul terujinya para perawi. Semula, kitab ini memuat 10 ribu hadits. Namun, lewat penelitian ulang, Imam Malik hanya memasukkan 1.720 hadits. Kitab ini telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa dengan 16 edisi yang berlainan. Selain Al Muwatta', Imam Malik juga menyusun kitab Al Mudawwanah al Kubra, yang berisi fatwa-fatwa dan jawaban Imam Malik atas berbagai persoalan.

Imam Malik tak hanya meninggalkan warisan buku. Ia juga mewariskan mazhab fikih di kalangan Islam Sunni, yang disebut sebagai Mazhab Maliki. Selain fatwa-fatwa Imam Malik dan Al Muwatta', kitab-kitab seperti Al Mudawwanah al Kubra, Bidayatul Mujtahid wa Nihaayatul Muqtashid (karya Ibnu Rusyd), Matan ar Risalah fi al Fiqh al Maliki (karya Abu Muhammad Abdullah bin Zaid), Asl al Madarik Syarh Irsyad al Masalik fi Fiqh al Imam Malik (karya Shihabuddin al Baghdadi), dan Bulgah as Salik li Aqrab al Masalik (karya Syeikh Ahmad as Sawi), menjadi rujukan utama mazhab Maliki.

Di samping sangat konsisten memegang teguh hadits, mazhab ini juga dikenal amat mengedepankan aspek kemaslahatan dalam menetapkan hukum. Secara berurutan, sumber hukum yang dikembangkan dalam Mazhab Maliki adalah Al-Qur'an, Sunnah Rasulullah SAW, amalan sahabat, tradisi masyarakat Madinah (amal ahli al Madinah), qiyas (analogi), dan al maslahah al mursalah (kemaslahatan yang tidak didukung atau dilarang oleh dalil tertentu).

Mazhab Maliki pernah menjadi mazhab resmi di Mekah, Madinah, Irak, Mesir, Aljazair, Tunisia, Andalusia (kini Spanyol), Marokko, dan Sudan. Kecuali di tiga negara yang disebut terakhir, jumlah pengikut mazhab Maliki kini menyusut. Mayoritas penduduk Mekah dan Madinah saat ini mengikuti Mazhab Hanbali. Di Iran dan Mesir, jumlah pengikut Mazhab Maliki juga tidak banyak. Hanya Marokko saat ini satu-satunya negara yang secara resmi menganut Mazhab Maliki.

Dari berbagai sumber
Semoga bermanfaat.
Share:

Sejarah Singkat Kecamatan Caringin - Sukabumi

Assalamualaikum salam jumpa kembali dengan Kampung Cisitu, kurang dari 30 hari lagi kita akan menuju ke PEMILU 2019.

Kali ini saya tertarik dengan artikel yang ditulis oleh Kang Dida di akun facebook - nya, dimana bercerita tentang sejarah Kecamatan Caringin.

Kalau begitu kita langsung saja, ini dia informasinya.

SEJARAH KECAMATAN CARINGIN KABUPATEN SUKABUMI

A. Sejarah Singkat.
Kecamatan Caringin adalah salah satu hasil pemekaran dari Kecamatan Cibadak pada tahun 2001
sesuai Perda No.1 Tahun 2001 Tentang Pemekaran Wilayah Kecamatan.

Kecamatan Caringin diresmikan tanggal 24 Juni 2001 oleh Bupati Sukabumi yang saat itu dijabat oleh Drs.H.MAMAN SULAEMAN. Kecamatan Caringin berada di kabupaten Sukabumi yang berbatasan dengan :
- di sebelah Utara Kabupaten Bogor  yang di batasi dengan Gunung Gede,
- di sebelah Barat Kecamatan Nagrak (Kab. Sukabumi),
- di sebelah Selatan Kecamatan Cibadak dan Kecamatan Cicantayan (Kab. Sukabumi),
- di sebelah Timur Kecamatan Kadudampit dan Kecamatan Cisaat (Kab. Sukabumi).

Kecamatan Caringin mengayomi sembilan (9) desa diantaranya : 
1. Desa Talaga
2. Desa Mekarjaya
3. Desa Cijengkol
4. Desa Caringin Kulon
5. Desa Caringin Wetan
6. Desa Cikembang
7. Desa Seuseupan
8. Desa Sukamulya
9. Desa Pasir Datar Indah

Adapun sejarah penamaan Caringin dipakai nama Kecamatan, berawal dari adanya sebuah pohon caringin yang berada di pusat kota Caringin yaitu persisnya berada di pinggir jalan Kabupaten dan berdekatan dengan terminal Caringin.

Kemudian atas usul para tokoh masyarakat dan tim Pemekaran Kecamatan Caringin maka disepakati nama Kecamatan hasil pemecahan dari Kecamatan Cibadak tersebut dengan nama Kecamatan Caringin.

Pengambilan nama Caringin di pakai sebuah nama Kecamatan karena Caringin (Pohon Beringin) memiliki filosofis yang baik dan mendalam, dalam bahasa Sunda Caringin adalah jenis pohon yang besar dan rindang sehingga cocok untuk dipakai berteduh baik disaat panas maupun hujan.

Pohon Caringin dalam bahasa Indonesia disebut pohon Beringin dalam ilmu pertanian Beringin (Ficus benjamina dan beberapa jenis (genus) Ficus lain dari suku ara-araan atau Moraceae), yang disebut juga waringin.

Adapun filosofi pohon beringin yang jadi lambang Pancasila Sila ke tiga, persatuan Indonesia, ternyata memberikan ajaran yang patut kita teladani sebagai berikut :

1. Mudah Beradaptasi
2. Kokoh dan Kuat
3. Berada di Atas Hendaknya Mengayomi Bawahan
4. Berada di Tengah Sebagai Penopang
5. Berada di Bawah Hendaknya Bersinergi Mendukung yang di Atas
6. Walaupun Dihindari Tetap Memberi Manfaat

B. Potensi Kecamatan Caringin Dan Iklim.
Kecamatan Caringin Mempunyai Potensi di bidang Pertanian, Perkebunan (terpusat di Desa Pasir Datar Indah), dan Perikanan.

Kecamatan Caringin mempunyai iklim tropik dengan tipe iklim B (Oldeman) dengan curah hujan rata-rata tahunan sebesar 2.805 mm dan hari hujan 144 hari. Suhu udara berkisar antara 20 - 30 derajat C dengan kelembaban udara 85 - 89 persen.

Curah hujan antara 3.000 - 4.000 mm/tahun terdapat di daerah utara, sedangkan curah hujan antara 2.000 - 3.000 mm/tahun.

C. Camat yang pernah bertugas di Caringin.
Kecamatan Caringin dari sejak berdirinya telah dipimpin oleh beberapa camat diantaranya :
1. Drs.H.Heri Sukarno
2. Wawan Gunawan,S.IP
3. Agung Gunawan, S.Sos,M.Si
4. Drs.Lucky Gautama Rizal
5. Drs.H.Agus Taufik
6. Hj.Lina Evelyn Marlina, S.IP,M.Si
7. Boyke Martadinata,SSTP,SH,MH
8. Syarifuddun Rahmat, AP

Itulah sejarah singkat Kecamatan Caringin semoga bermanfaat.
Share:

HALAL BUAT KAMI, HARAM BUAT TUAN

Assalamualaikum, salam jumpa semoga selalu diberikan kesehatan, pada artikel kali ini saya tertarik dengan sebuah obrolan dengan tema HALAL BUAT KAMI, HARAM BUAT TUAN

Ulama Abu Abdurrahman Abdullah bin al-Mubarak al Hanzhali al Marwazi ulama terkenal di makkah yang menceritakan riwayat ini.

Suatu ketika, setelah selesai menjalani salah satu ritual haji, ia beristirahat dan tertidur. Dalam tidurnya ia bermimpi melihat dua malaikat yang turun dari langit. Ia mendengar percakapan mereka :
“Berapa banyak yang datang tahun ini?” tanya malaikat kepada malaikat lainnya.
“Tujuh ratus ribu,” jawab malaikat lainnya.
“Berapa banyak mereka yang ibadah hajinya diterima?”
“Tidak satupun”

Percakapan ini membuat Abdullah gemetar.
“Apa?” ia menangis dalam mimpinya.
“Semua orang-orang ini telah datang dari belahan bumi yang jauh, dengan kesulitan yang besar dan keletihan di sepanjang perjalanan, berkelana menyusuri padang pasir yang luas, dan semua usaha mereka menjadi sia-sia?” Sambil gemetar, ia melanjutkan mendengar cerita kedua malaikat itu.

“Namun ada seseorang, yang meskipun tidak datang menunaikan ibadah haji, tetapi ibadah hajinya diterima dan seluruh dosanya telah diampuni. Berkat dia seluruh haji mereka diterima oleh Allah.” “Kok bisa”
“Itu Kehendak Allah”
“Siapa orang tersebut?”
“Sa’id bin Muhafah tukang sol sepatu di kota Damsyiq (damaskus sekarang)”

Mendengar ucapan itu, ulama itu langsung terbangun, Sepulang haji, ia tidak langsung pulang kerumah, tapi langsung menuju kota Damaskus, Siria. Sampai disana ia langsung mencari tukang sol sepatu yang disebut Malaikat dalam mimpinya. Hampir semua tukang sol sepatu ditanya, apa memang ada tukang sol sepatu yang namanya Sa’id bin Muhafah.

“Ada, di tepi kota” Jawab salah seorang sol sepatu sambil menunjukkan arahnya.
Sesampai disana ulama itu menemukan tukang sepatu yang berpakaian lusuh,
“Benarkah anda bernama Sa’id bin Muhafah?” tanya Ulama itu
“Betul, siapa tuan?”
“Aku Abdullah bin Mubarak”
Said pun terharu, "bapak adalah ulama terkenal, ada apa mendatangi saya?”
Sejenak Ulama itu kebingungan, dari mana ia memulai pertanyaanya, akhirnya iapun menceritakan perihal mimpinya.
“Saya ingin tahu, adakah sesuatu yang telah anda perbuat, sehingga anda berhak mendapatkan pahala haji mabrur?”
“Wah saya sendiri tidak tahu!”
“Coba ceritakan bagaimana kehidupan anda selama ini.

Maka Sa’id bin Muhafah bercerita.
“Setiap tahun, setiap musim haji, aku selalu mendengar : Labbaika Allahumma labbaika. Labbaika la syarika laka labbaika. Innal hamda wanni’mata laka wal mulka. laa syarika laka.

Ya Allah, aku datang karena panggilanMu. Tiada sekutu bagiMu. Segala ni’mat dan puji adalah kepunyaanMu dan kekuasaanMu. Tiada sekutu bagiMu. Setiap kali aku mendengar itu, aku selalu menangis Ya allah aku rindu Mekah. Ya Allah aku rindu melihat kabah. Ijinkan aku datang ….. Ijinkan aku datang ya Allah....

Oleh karena itu, sejak puluhan tahun yang lalu setiap hari saya menyisihkan uang dari hasil kerja saya, sebagai tukang sol sepatu. Sedikit demi sedikit saya kumpulkan. Akhirnya pada tahun ini, saya punya 350 dirham, cukup untuk saya berhaji.

“Saya sudah siap berhaji”
“Tapi anda batal berangkat haji”
“Benar”
“Apa yang terjadi?”
“Istri saya hamil, dan sering ngidam. Waktu saya hendak berangkat saat itu dia ngidam berat”
“Suami ku, engkau mencium bau masakan yang nikmat ini?
“ya sayang” “Cobalah kau cari, siapa yang masak
sehingga baunya nikmat begini. Mintalah sedikit untukku”

"Ustadz, sayapun mencari sumber bau masakan itu. Ternyata berasal dari gubug yang hampir runtuh.
Disitu ada seorang janda dan enam anaknya. Saya bilang padanya bahwa istri saya ingin masakan yang ia masak, meskipun sedikit. Janda itu diam saja memandang saya, sehingga saya mengulangi perkataan saya.

Akhirnya dengan perlahan ia mengatakan :
“tidak boleh tuan”
“Dijual berapapun akan saya beli”
“Makanan itu tidak dijual, tuan” katanya sambil berlinang mata.

Akhirnya saya tanya kenapa? Sambil menangis, janda itu berkata “daging ini halal untuk kami dan haram untuk tuan” katanya.

Dalam hati saya: Bagaimana ada makanan yang halal untuk dia, tetapi haram untuk saya, padahal kita sama-sama muslim?

Karena itu saya mendesaknya lagi “Kenapa?” “Sudah beberapa hari ini kami tidak makan. Dirumah tidak ada makanan. Hari ini kami melihat keledai mati, lalu kami ambil sebagian dagingnya untuk dimasak.

“Bagi kami daging ini adalah halal, karena andai kami tak memakannya kami akan mati kelaparan.
Namun bagi Tuan, daging ini haram".

Mendengar ucapan tersebut spontan saya menangis, lalu saya pulang. Saya ceritakan kejadian itu pada istriku, diapun menangis, kami akhirnya memasak makanan dan mendatangi rumah janda itu. “Ini masakan untuk mu” Uang peruntukan Haji sebesar 350 dirham pun saya berikan pada mereka.
”Pakailah uang ini untuk mu sekeluarga.
Gunakan untuk usaha, agar engkau tidak kelaparan lagi”

Ya Allah……… disinilah Hajiku .... Ya Allah……… disinilah Mekahku.

Mendengar cerita tersebut Abdullah bin Mubarak tak bisa menahan air mata.

( buat yg akan naik haji .... atau yg sdh berhaji.... )

Saudaraku ..................Ingat ... Ada dua yang tidak kekal dalam diri manusia ! Yakni :
Masa Muda dan Kekuatan Fisiknya.
Jangan Lupa ... Ada dua juga yang akan bermanfaat bagi semua orang !
Yakni : Budi Pekerti yang luhur serta Jiwa yang ikhlas memaafkan.

Perhatikan .. Ada dua pula yang akan mengangkat derajat kemulian manusia !
Yakni : Rendah hati dan suka meringankan beban hidup orang lain.
Dan ada dua yang akan menolak datangnya bencana !
Yakni : Sedekah serta menjalin hubungan silaturrahim.
Semoga kita menjadi orang orang yang dimuliakan Allah swt aamiin..

Dari berbagai sumber
Share:

Kemeriahan HUT RI 72

Salam jumpa kembali, kali ini blog kampung cisitu menulis artikel seputar memeriahkan kemerdekaan RI ke 72.

Memeriahkan acara kemerdekaan di lakukan oleh warga kampung cisitu, meriah, selain itu perlombaan-perlombaan juga diadakan baik anak-anak maupun ibu-ibu.

Pengunjung juga bisa menonton perlombaan yang dilaksanakan oleh warga kampung cisitu, berikut video yang dapat di tonton di bawah ini :



Yang ini lokasinya di Kp. Cipeundeuy Rt. 03/01

Yang ini lokasi di kp. Cisitu Rt. 16/06
Share:

Pramuka SDIT Nabawi Unbdrus Caringin

Kata "Pramuka" merupakan singkatan dari Praja Muda Karana, yang memiliki arti Jiwa Muda yang Suka Berkarya. Pramuka merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka, yang meliputi :
  • Pramuka Siaga (7-10 tahun),
  • Pramuka Penggalang (11-15 tahun),
  • Pramuka Penegak (16-20 tahun) dan
  • Pramuka Pandega (21-25 tahun).
Sejarah Pramuka dunia pertama kali dipelopori oleh Lord Baden Powell atau nama lengkapnya Robert Sthepenson Smyth Baden Powell of Giwell, seorang warga negara Inggris yang pernah menjadi tentara.

Sejak kecil Baden Powell dikenal sebagai anak yang mencintai kegiatan luar ruangan (outdoor). Ia sering bermain di hutan kecil, di samping sekolahnya.

Kemah pertama kepanduan yang dipimpin Baden Powell, terjadi pada tanggal 1 Agustus 1907 yang bertempat di Brownsea Island, Inggris. Karena itulah, Tanggal 1 Agustus pun ditetapkan sebagai Hari Kepanduan Dunia.

Di Indonesia, sejarah Pramuka Indonesia dianggap lahir pada tahun 1961. Hal ini mengacu pada Keputusan Presiden RI No. 112 Tahun 1961 tanggal 5 April 1961, tentang Panitia Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka dan dipertegas lagi dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238 tahun 1961.

Secara resmi Gerakan Pramuka diperkenalkan kepada khalayak pada tanggal 14 Agustus 1961 sesaat setelah Presiden Republik Indonesia memberikan anugrah Panji Gerakan Pramuka melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 448 Tahun 1961. Sejak itulah maka tanggal 14 Agustus dijadikan sebagai Hari Ulang Tahun Gerakan Pramuka dan hingga saat ini diperingati setiap tahunnya.

Lambang Gerakan Pramuka adalah gambar silhouette Tunas Kelapa yang diciptakan oleh bapak Sunardjo, seorang pensiunan Departemen Pertanian. Arti dari lambang pramuka adalah sebagai berikut : 

- Buah Nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal dan istilah cikal bakal di Indonesia berarti: penduduk asli yang pertama, yang menurunkan generasi baru. Dengan kata lain lambang buah Nyiur yang tumbuh itu mengkiaskan, bahwa tiap Pramuka merupakan inti bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia. 

Buah Nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan yang bagaimanapun juga, yang menggambarkan bahwa setiap Pramuka adalah seorang yang rokhaniah dan jasmaniah sehat, kuat dan ulet serta besar tekadnya dalam menghadapi segala tantangan dalam hidup dan dalam menempuh segala ujian dan kesukaran untuk mengabdi tanah air dan bangsa Indonesia. 

Nyiur dapat tumbuh di mana saja, yang membuktikan besarnya daya-upayanya dalam menyesuaikan dirinya dengan keadaan sekelilingnya, artinya tiap Pramuka dapat menyesuaikan diri dalam masyarakat dimana ia berada dan dalam keadaan yang bagaimanapun juga.

Nyiur bertumbuh menjulan lurus ke atas dan merupakan salah satu pohon yang tertinggi di Indonesia. Ini mencerminkan bahwa tiap Pramuka mempunyai cita-cita yang tinggi dan lurus yakni yang mulia dan jujur dan ia tetap tegak tidak mudah diombang-ambingkan oleh sesuatu.

Akar Nyiur yang bertumbuh kuat dan erat di dalam tanah melambangkan bahwa tekad dan keyakinan tiap Pramuka mempunyai dan berpegang kepada dasar-dasar dan landasan-landasan yang baik, benar, kuat, dan nyata, ialah tekat dan keyakinan yang dipakai olehnya untuk memperkuat diri guna mencapai cita-citanya.

Nyiur adalah pohon serbaguna, dari ujung hingga akarnya. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa tiap Pramuka adalah manusia yang berguna dan membaktikan diri dan kegunaannya kepada kepentingan tanah air, bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta kepada umat manusia.

Hari minggu s.d senin (13/14-08-2017) di lapangan kecamatan Caringin diadakan hari pramuka se kecamatan Caringin, tanpa kecuali SDIT Nabawi Undrus pun mengirimkan 2 group pramukanya.
dibawah ini poto-poto pramuka SDIT Nabawi Undrus Caringin, yang diambil dari account fb Sditnabawi Sukabumi




Untuk melihat poto lengkapnya klik disini

Share:

Komentar

Popular Posts

Label

Blog Archive

Recent Posts

Recent Posts Widget

Data Lengkap

Data Lengkap
Kampung Cisitu The Best