kampung cisitu

  • Pemandangan Situ Zen

    Pemandangan pada masanya, dimana kampung cisitu memiliki tempat wisata seindah ini.

  • Jalan di Kampung Cisitu

    Kampung cisitu terus berbenah, termasuk akses menuju kampung cisitu di perbaharui.

  • Masjid An-nuur

    Foto masjid an-nuur cisitu yang megah.

  • Langit Cisitu

    Pemandangan alam cisitu disaat cuaca cerah.

  • Logo

    Logo terbaru untuk blog dan media sosial.

Terimakasih sudah singgah di blog kampung cisitu

Keutamaan Lailatul Qadar

Assalamualaikum, Ramadhan sudah memasuki 10 hari akhir, dimana di 10 hari akhir ada yang istimewa yaitu Lailatul Qodar.

Keutamaan Lailatul Qadar
Allah berfirman, "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam kemuliaan. Dan, tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar." (al-Qadr: 1-5)

Ibnu 'Uyainah berkata, "Apa yang disebutkan di dalam AI-Qur'an dengan kata 'Maa adraaka' 'apakah yang telah memberitahukan kepadamu' sesungguhnya telah diberitahukan oleh Allah. Apa yang disebutkan dengan kata kata 'Maa yudriika' 'apakah yang akan memberitahukan kepadamu', maka Allah belum memberitahukannya."

Mencari Lailatul Qadar pada Malam yang Ganjil dalam Sepuluh Malam Terakhir
Dalam hal ini terdapat riwayat Ubadah.
Aisyah r.a. berkata, "Rasulullah ber'itikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, dan beliau bersabda, 'Carilah malam qadar pada malam ganjil dari sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan."

Ibnu Abbas r.a. mengatakan bahwa Nabi saw bersabda, "Carilah Lailatul Qadar pada malam sepuluh yang terakhir dari (bulan) Ramadhan. Lailatul Qadar itu pada sembilan hari yang masih tersisa, tujuh yang masih tersisa, dan lima yang masih tersisa."

Ibnu Abbas berkata, "Carilah pada tanggal dua puluh empat." 

Dihilangkannya Pengetahuan tentang Tanggal Lailatul Qadar karena Adanya Orang yang Bertengkar
Ubadah ibnush-Shamit berkata, "Nabi keluar untuk memberitahukan kepada kami mengenai waktu tibanya Lailatul Qadar. Kemudian ada dua orang lelaki dari kaum muslimin yang berdebat. Beliau bersabda, '(Sesungguhnya aku 1/18) keluar untuk memberitahukan kepadamu tentang waktu datangnya Lailatul Qadar, tiba-tiba si Fulan dan si Fulan berbantah-bantahan. Lalu, diangkatlah pengetahuan tentang waktu Lailatul Qadar itu, namun hal itu lebih baik untukmu. Maka dari itu, carilah dia (Lailatul Qadar) pada malam kesembilan, ketujuh, dan kelima.' (Dalam satu riwayat: Carilah ia pada malam ketujuh, kesembilan, dan kelima)."

Amalan pada Sepuluh Hari Terakhir dalam Bulan Ramadhan
Aisyah r.a. berkata, "Nabi apabila telah masuk sepuluh malam (yang akhir dari bulan Ramadhan) beliau mengikat sarung beliau, menghidupkan malam, dan membangunkan istri beliau."

Semoga bermanfaat.
Share:

Tips Mudik Lebaran Malam Hari Menggunakan Sepeda Motor

Assalamualaikum, Hari raya Idul Fitri atau Lebaran sangat dinanti umat muslim untuk berkumpul bersama keluarga di kampung halaman, apalagi bagi para perantau menjadi tradisi yang tak boleh dilewatkan, seberapa jauh pun kampung halaman akan ditempuh, tentu dengan rencana mudik lebaran dari jauh-jauh hari.

Mudik juga tak hanya bisa dilakukan dengan menggunakan transportasi umum, seperti bus, hingga kereta api. Beberapa orang tentu ingin mudik dengan memilih kendaraan pribadi agar lebih cepat sampai, seperti naik sepeda motor.

Namun, jika ingin mudik naik sepeda motor Anda harus mengetahui beberapa tips yang harus dilakukan agar selama perjalanan selalu nyaman dan aman. Apalagi jika Anda memilih perjalanan pada malam hari untuk menghindari macet dan panas di jalan raya, tentu harus mempersiapkan diri dengan ekstra.

Selain menggunakan jaket hangat, masker, hingga sarung tangan, ada beberapa tips mudik lebaran jika berkendara saat malam hari yang harus Anda ketahui.

Tips nyaman mudik lebaran menggunakan kendaraan bermotor saat malam hari.

1. Cek Kondisi Kendaraan

2. Cek Kondisi Tubuh

3. Ajak Teman

4. Bawa Barang Secukupnya

5. Hindari Jalanan Sepi

6. Istirahat di Posko Mudik

7. Hindari Konsumsi Obat-obatan

8. Atur Jarak Pandang

Imfo lengkapnya baca disini
Share:

Empat Titik Rawan Kemacetan di Sukabumi Jelang Arus Mudik Lebaran

Assalamualaikum, sahabat cisitu, tinggal menghitung hari kita akan sampai ke hari kemenangan, pada saat-saat inilah jalanan mulai dipadati pemudik yang pulang kampung.

Artikel kali ini saya imformasikan dimana Satlantas Polres Sukabumi lakukan pemetaan dalam menghadapi lonjakan jumlah kendaraan jelang arus mudik lebaran, yang diprediksi akan terjadi mulai pekan depan. Lintasan utama Bogor-Sukabumi akan menjadi jalan alternatif untuk mengurangi kepadatan kendaraan pemudik.

Kasat Lantas Polres Sukabumi, AKP Galih Bayu Raditya menerangkan terdapat empat titik rawan kemacetan yang harus diwaspadai para pengguna kendaraan saat menggunakan jalur Sukabumi, baik dari arah Bandung maupun dari arah Jakarta.

"Dari keempat titik rawan kemacetan arus mudik mendatang, tiga titik diantaranya berada di sekitar kawasan perbelanjaan pasar semi modern, antara lain mulai dari Pasar Cicurug, Parungkuda dan Pasar Cibadak. Satu lokasi lainnya yang masuk sebagai titik rawan kemacetan adalah Jalan Raya Simpang Tiga Cibadak-Palabuhanratu," ujar Galih.

Selain keempat titik tadi, kata Galih masih ada beberapa lokasi yang juga rawan kemacetan arus kendaraan, yakni di setiap lintasan yang berada di sekitar lokasi pabrik di sepanjang Jalur Utara. Namun titik tersebut lebih bersifat kondisional, terutama setelah diberlakukannya hari libur bagi seluruh karyawan pabrik.

Selanjutnya baca disini
Share:

Faktor yang Mempengaruhi Kecepatan Internet

Assalamualaikum, Pernahkah kamu terpikir, apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan dari sebuah koneksi Internet?
Sering kali menemukan kasus Internet lambat, padahal sudah menggunakan paket yang paling mahal, atau bahkan tidak mendapatkan sinyal.

Nah, kali ini saya tulis apa saja faktor penting yang mempengaruhi kecepatan dari sebuah Internet. Apa saja faktor-faktornya? Berikut ulasannya.

Lokasi 
Ini menjadi faktor paling penting dari semua faktor yang akan dibahas berikutnya. Lokasi merupakan alasan utama mengenai cepat atau lambatnya sebuah  Koneksi Internet. Semakin bagus lokasi, maka semakin baik pula transmisi data yang terjadi.
Sebagai contoh :
Speedy Pada awal 2014, Telkom Speedy sudah mulai menggulirkan pemakaian Fiber Optik untuk Koneksi Internetnya, tapi belum semua wilayah terjangkau, sehingga pelanggan yang lokasinya belum terjangkau tidak akan bisa menikmati koneksi internet yang cepat. Oleh karena itu, Faktor lokasi sangat mempengaruhi dalam koneksi sebuah internet.

Sinyal
Hampir sama pembahasannya, Sinyal tentu juga tergantung Lokasi, semakin bagus lokasi, terutama dekat dengan BTS Provider tersebut, maka semakin bagus pula koneksi internet yang didapat.
Sebagai contoh :
BoltSuper 4G Provider ini hanya tersedia di kawasan JaBoDeTaBek, dan menjanjikan kecepatan up to 72Mbps. Tapi pada kenyataannya, tidak semua wilayah (JaBoDeTaBek) mendapatkan kecepatan yang dijanj ikan. Hal ini bisa jadi karena pembagian menara  BTS yang belum merata.

Provider Penyedia Internet (ISP)
Ini krusial. Dari semua yang sudah dibahas sebelumnya, ISP selalu menjadi faktor penting dalam jalannya sebuah Internet, tentu dengan memilih ISP yang pas dan tepat dengan kondisi lokasi serta penerimaan transmisi sinyal akan menjadi hal yang disarankan. Sebagai contoh: FastNet.
FastNet menyediakan Jasa Internet yang terbilang cukup baik dan stabil, hanya saja jangkauannya belum terlalu luas, sehingga rumah, kantor atau bahkan gedung yang membutuhkan Jasa dari FastNet ini terbilang rumit, dikarenakan instalasinya yang belum sampai.

SOLUSI MENGATASI INTERNET YANG LAMBAT?

Jika ditanya apa solusinya, tentu jawabannya akan relatif dan beragam. Sumber asumsikan kita sedang menggunakan Modem  Eksternal. Dalam kasus tersebut, Modem  Eksternal adalah perangkat yang membutuhkan sinyal kuat dan stabil untuk mendapatkan koneksi Internet yang prima.
Nah, jika lokasi kamu tidak terlalu mendukung untuk mendapatkan sinyal yang bagus (padahal sudah pakai paket yang mahal), cobalah untuk mengakalinya, misal : menggunakan Antena YAGI.

Antena Yagi terbukti dapat meningkatkan sinyal yang rendah menjadi kuat, alat ini bisa dibeli dengan kisaran harga  Rp 150.000,- s/d Rp 300.000,-.
Sedangkan untuk pengguna Internet kabel,  Permasalahan mengenai lokasi adalah hal yang sulit. Jika lokasi tidak terlalu mendukung, cobalah untuk mencari tau, kira-kira alternatif apa yang bisa digunakan, entah itu menggunakan modem eksternal atau mulai beralih ke provider lain.

Dari berbagai sumber.
Semoga bermanfaat.
Share:

Tanda Kiamat Yang Sudah Terjadi Di Sekeliling Kita

Assalamualaikum, bagaimana kabarnya? semoga tetap semangat dalam menjalankan ibadah ramadhan ini.

Tanda-tanda kiamat kecil terbagi menjadi dua :
Pertama : kejadian sudah muncul dan sudah selesai, seperti diutusnya Rasulullah saw., terbunuhnya Utsman bin ‘Affan, terjadinya fitnah besar antara dua kelompok orang beriman dll.

Kedua : kejadiannya sudah muncul tetapi belum selesai bahkan semakin bertambah,  seperti tersia­siakannya amanah, terangkatnya ilmu, merebaknya perzinahan dan pembunuhan, banyaknya wanita dan lainnya.

Di antara tanda-­tanda kiamat kecil adalah :

1. Diutusnya Rasulullah SAW. Dari Jabir ra berkata : “Adalah Rasulullah saw. jika seperti panglima perang, beliau bersabda: ‘(Hati­hatilah) dengan pagi dan sore kalian’, beliau melanjutkan :  ‘Aku diutus dan hari Kiamat seperti ini,’ Rasulullah saw mengibaratkan seperti dua jarinya antara telunjuk dan jari tengah,” (HR Muslim).

2. Disia­siakannya amanat. Dari Jabir ra. berkata, tatkala Nabi SAW berada dalam suatu majelis sedang berbicara dengan sahabat, maka datanglah orang Arab Badui dan berkata : “Kapan terjadi Kiamat?” Rasulullah SAW terus melanjutkan pembicaraannya. Sebagian sahabat berkata :  “Rasulullah SAW mendengar apa yang ditanyakan tetapi tidak menyukai apa yang ditanyakannya.” Berkata sebagian yang lain :  “Rasul SAW tidak mendengar.” Setelah Rasulullah SAW menyelesaikan perkataannya, beliau bertanya : “Mana  untuk anak­anaknya. Cara mendidiknya adalah yang bertanya tentang Kiamat?” Berkata lelaki Badui itu :  “Saya wahai Rasulullah SAW.” Rasul SAW berkata : “Jika amanah disia­siakan, maka tunggulah Kiamat.” Bertanya : “Bagaimana menyia­nyiakannya?” Rasul SAW  menjawab : “Jika urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah Kiamat,” (HR Bukhari).

3. Penggembala menjadi kaya. Rasulullah SAW ditanya oleh Jibril tentang tanda­tanda qiyamat, lalu beliau menjawab : “Seorang budak melahirkan majikannya, dan engkau melihat orang­orang yang tidak beralas kaki, telanjang dan miskin penggembala binatang berlomba­lomba saling tinggi dalam bangunan,” (HR Muslim).

4. Sungai Efrat berubah menjadi emas. Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda : “Tidak akan terjadi Kiamat sampai sungai Eufrat menghasilkan gunung emas, manusia berebutan tentangnya. Dan setiap seratus 100 terbunuh yang mengalami karies atau gigi berlubang, sebagian 99 orang. Dan setiap orang dari mereka berkata : ‘Barangkali akulah yang selamat’,” (Muttafaqun ‘alaihi).

5. Baitul Maqdis dikuasai umat Islam. “Ada enam dari tanda­tanda Kiamat : kematianku (Rasul SAW), dibukanya Baitul Maqdis, seorang lelaki diberi 1000 dinar, tapi dia membencinya, fitnah yang panasnya masuk pada setiap rumah muslim, kematian menjemput manusia seperti kematian pada kambing dan khianatnya bangsa Romawi, sampai 80 poin, dan setiap poin 12.000,” (HR Ahmad dan At­Tabrani dari Muadz).

6. Banyak terjadi pembunuhan. Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda : “Tiadakah akan terjadi kiamat, sehingga banyak terjadi haraj.” Sahabat bertanya : “Apa itu haraj ya Rasulullah?”
Rasul SAW menjawab :  “Haraj adalah pembunuhan, pembunuhan,” (HR Muslim).

7. Munculnya kaum Khawarij. Dari Ali ra. berkata, saya mendengar Rasulullah SAW bersabda : “Akan keluar di akhir zaman kelompok orang yang masih muda, bodoh, mereka mengatakan sesuatu dari firman Allah. Keimanan mereka hanya sampai ditenggorokan mereka. Mereka keluar dari agama seperti anak panah keluar dari busurnya. Dimana saja kamu jumpai, maka bunuhlah mereka. Siapa yang membunuhnya 

8. Banyak Polisi dan pembela kezhaliman. “Di akhir zaman banyak polisi dipagi hari melakukan sesuatu yang dimurkai Allah, dan di sore hari melakukan sesuatu yang dibenci Allah. Hati­-hatilah engkau jangan sampai menjadi teman mereka,” (HR At­Tabrani).

9. Perang antara Yahudi dan umat Islam. Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda : “Tidak akan terjadi kiamat sehingga kaum muslimin berperang dengan Yahudi. Maka kaum muslimin membunuh mereka sampai ada seorang Yahudi bersembunyi dibelakang batu­batuan dan pohon­pohonan. Dan berkatalah batu dan pohon : “Wahai muslim wahai hamba Allah ini Yahudi di belakangku, kemari dan bunuhlah ia kecuali pohon Ghorqod karena ia adalah pohon Yahudi,” (HR Muslim)

10. Dominannya fitnah. Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda : “Tidak akan terjadi Kiamat, sampai dominannya fitnah, banyaknya dusta dan berdekatannya pasar,” (HR Ahmad).

11. Sedikitnya ilmunya, merebaknya perzinahan, banyaknya kaum wanita. Dari Anas bin Malik ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda : “Sesungguhnya di antara tanda­tanda qiamat adalah ilmu diangkat, banyaknya kebodohan, banyaknya perzinahan, banyaknya orang yang minum khomr, sedikit kaum lelaki dan banyak kaum wanita, sampai pada 50 wanita hanya ada satu lelaki,” (HR Bukhari).

12. Bermewah­mewah dalam membangun masjid. Dari Anas ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda : “Diantara tanda Kiamat adalah bahwa manusia saling membanggakan dalam keindahan masjid,” (HR Ahmad, An­Nasa’i dan Ibnu Hibban).

13. Menyebarnya riba dan harta haram. Dari Abu Hurairah ra. berkata, Rasulullah SAW Bersabda : “Akan datang pada manusia suatu waktu, setiap orang tanpa kecuali akan makan riba, orang yang tidak makan langsung, pasti terkena debu­debunya,” (HR Abu Dawud, Ibnu Majah dan Al­Baihaqi). Dari Abu Hurairah ra. berkata, Rasulullah SAW Bersabda : “Akan datang pada manusia suatu saat dimana, seseorang tidak peduli dari mana hartanya didapat, apakah dari yang halal atau yang haram?“
(HR Ahmad dan Bukhari).

Semoga bermanfaat
Share:

Tentang Shaum

Assalamualaikum, jumpa lagi di artikel yang berbeda, semoga dalam melaksanakan shaum Ramadhan kita selalu dalam kesabaran dan kekuatan yang diberikan oleh Allah.

Artikel kali ini saya ingin tulis seputar Hadist Shaum.

1. Keutamaan bulan Ramadan
Hadis riwayat Abu Hurairah ra. Bahwa Rasulullah saw. bersabda : Apabila tiba bulan Ramadhan, maka dibukalah pintu-pintu surga, ditutuplah pintu neraka dan setan-setan dibelenggu. (Shahih Muslim No.1793)

2. Wajib saum Ramadan jika melihat hilal awal Ramadan dan berhenti saum jika melihat hilal awal Syawal.
Jika tertutup awan, maka hitunglah 30 hari. Hadis riwayat Ibnu Umar ra.: Dari Nabi saw. bahwa beliau menyebut-nyebut tentang bulan Ramadan sambil mengangkat kedua tangannya dan bersabda : Janganlah engkau memulai puasa sebelum engkau melihat hilal awal bulan Ramadan dan janganlah berhenti puasa sebelum engkau melihat hilal awal bulan Syawal. Apabila tertutup awan, maka hitunglah (30 hari). (Shahih Muslim No.1795)
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah saw. bersabda : Apabila engkau melihat hilal (awal bulan Ramadan), maka hendaklah engkau memulai puasa. Apabila engkau melihat hilal (awal bulan Syawal), maka hendaklah engkau berhenti puasa. Dan apabila tertutup awan, maka hendaklah engkau berpuasa selama 30 hari. (Shahih Muslim No.1808)

3. Larangan saum satu atau dua hari sebelum bulan Ramadhan
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah saw. bersabda : Janganlah engkau saum satu atau dua hari sebelum Ramadan, kecuali bagi seorang yang biasa saum, maka baginya silakan berpuasa. (Shahih Muslim No.1812)

4. Bulan yang berjumlah 29 hari
Hadis riwayat Ummu Salamah ra.: Bahwa Rasulullah saw. pernah bersumpah tidak akan menemui sebagian istri-istrinya selama sebulan. Dan setelah 29 hari berlalu, beliau datang menemui mereka. Kemudian beliau ditanya: Wahai Nabi! Baginda bersumpah tidak akan menemui kami selama satu bulan. Mendengar itu, beliau bersabda : Sesungguhnya bulan itu berjumlah 29 hari. (Shahih Muslim No.1816)

5. Arti pernyataan Nabi saw. bahwa dua bulan yang terdapat hari raya, jumlah harinya tidak berkurang
Hadis riwayat Abu Bakrah ra.: Dari Nabi saw., beliau bersabda : Dua bulan yang terdapat hari raya, harinya tidak berkurang; hari raya Ramadan dan bulan Zulhijah. (Shahih Muslim No.1822)

6. Waktu saum dimulai sejak terbitnya fajar dan seseorang dibolehkan makan dan lainnya sampai terbit fajar, sifat fajar yang berkaitan dengan masuknya waktu saum serta masuknya waktu salat subuh dan sebagainya
Hadis riwayat Adi bin Hatim ra.: Ketika turun ayat : Sehingga nyata bagimu benang yang putih dari benang yang hitam, yaitu fajar.
Maka Adi bin Hatim berkata kepada Rasulullah saw : Wahai Rasulullah, sungguh saya meletakkan benang berwarna putih dan benang berwarna hitam di bawah bantalku, sehingga aku dapat mengenali antara waktu malam dan waktu siang hari.
Rasulullah saw. bersabda : Sesungguhnya bantalmu itu sangat lebar. Sesungguhnya yang dimaksud adalah hitamnya (gelapnya) malam dan putihnya (terangnya) siang pada saat fajar. (Shahih Muslim No.1824)

Hadis riwayat Sahal bin Saad ra., ia berkata: 
Ketika turun ayat : Makan dan minumlah hingga nyata bagimu benang yang putih dari benang yang hitam. Beliau berkata: Seorang lelaki mengambil seutas benang yang berwarna putih dan seutas benang berwarna hitam. Lalu ia makan sampai kedua benang tersebut kelihatan jelas olehnya, sampai akhirnya Allah menurunkan ayat kelanjutannya Pada waktu fajar, sehingga persoalannya menjadi jelas. (Shahih Muslim No.1825)

Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra.: Dari Rasulullah saw. bahwa beliau bersabda bahwa ketika Bilal mengumandangkan azan pada malam hari, maka makan dan minumlah kalian sampai engkau mendengar azan yang dikumandangkan oleh Ibnu Ummu Maktum. (Shahih Muslim No.1827)

Hadis riwayat Ibnu Masud ra., ia berkata : Rasulullah saw. bersabda : Janganlah sekali-kali azan Bilal itu mencegah salah seorang di antara kalian untuk makan sahur, karena Bilal mengumandangkan azan atau memanggil pada malam hari adalah untuk mengingatkan orang yang sedang salat qiyam (akan dekatnya waktu fajar) dan untuk membangunkan orang yang masih tidur. Selanjutnya beliau bersabda: Janganlah engkau hiraukan ucapan seseorang bahwa fajar itu begini begini sambil membenahi letak tangannya kemudian mengangkatnya ke atas, sesungguhnya fajar yang dimaksud ialah begini, sambil merenggangkan celah di antara kedua jarinya. (Shahih Muslim No.1830)

7. Keutamaan sahur, sunat mengakhirkan makan sahur dan menyegerakan berbuka
Hadis riwayat Anas ra., ia berkata : Rasulullah saw. bersabda: Makan sahurlah kalian, karena pada makan sahur itu terdapat keberkahan. (Shahih Muslim No.1835)

Hadis riwayat Zaid bin Tsabit ra., ia berkata : Kami pernah makan sahur bersama Rasulullah saw. Kemudian kami melaksanakan salat. Kemudian saya bertanya: Berapa lamakah waktu antara keduanya (antara makan sahur dengan salat)? Rasulullah saw. menjawab: Selama bacaan lima puluh ayat. (Shahih Muslim No.1837)

Hadis riwayat Sahal bin Saad ra. : Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Orang-orang itu senantiasa dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka. (Shahih Muslim No.1838)

8. Keterangan waktu berakhirnya puasa dan berlalunya waktu siang
Hadis riwayat Umar ra., ia berkata : Rasulullah saw. bersabda: Ketika malam datang, siang pergi dan matahari pun terbenam, maka saat itulah orang yang berpuasa mulai berbuka. (Shahih Muslim No.1841)

Hadis riwayat Abdullah bin Abu Aufa ra., ia berkata : Kami pernah bepergian bersama Rasulullah saw. di bulan Ramadan. Ketika matahari terbenam, beliau bersabda : Wahai fulan, singgahlah dan siapkanlah hidangan buat kami! Orang yang disuruh berkata: Wahai Rasulullah, bukankah sebaiknya baginda tangguhkan sebentar? Rasulullah saw. bersabda: Singgahlah dan siapkan hidangan buat kami! Kemudian ia singgah dan menyiapkan hidangan, lalu ia memberikannya kepada beliau. Nabi saw. meminumnya, kemudian bersabda sambil memberikan isyarat kedua tangannya: Jika matahari sudah terbenam di arah sana dan malam sudah datang dari arah sana, maka orang yang berpuasa boleh berbuka. (Shahih Muslim No.1842)

9. Larangan saum wishal (sambung)
Hadis riwayat Ibnu Umar ra. : Bahwa Nabi saw. melarang puasa sambung (terus-menerus tanpa berbuka). Para sahabat bertanya : Bukankah baginda sendiri melakukan puasa wishal? Nabi saw. menjawab: Sesungguhnya aku tidak seperti kalian. Aku diberi makan dan minum. (Shahih Muslim No.1844)

Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah saw. melarang puasa sambung. Kemudian salah seorang sahabat bertanya: Wahai Rasulullah, bukankah baginda sendiri melakukan puasa wishal? Beliau bersabda: Siapa di antara kalian yang seperti aku? Sesungguhnya di malam hari aku diberi makan dan minum oleh Tuhanku. Ketika mereka enggan menghentikan puasa sambung, beliau sengaja membiarkannya sehari sampai beberapa hari. Kemudian pada hari berikutnya, mereka melihat bulan (tanda masuk bulan Ramadan). Rasulullah saw. lantas bersabda: Kalau bulan itu tertunda datangnya, niscaya akan aku tambah lagi berpuasa sambung buat kalian sebagai pelajaran bagi mereka, karena mereka enggan berhenti puasa sambung. (Shahih Muslim No.1846)

Hadis riwayat Anas ra., ia berkata : Rasulullah saw. pernah mengerjakan salat di bulan Ramadan. Kemudian aku datang ikut salat di samping beliau. Kemudian datang lagi orang lain dan ikut pula mengerjakan di sampingku dan seterusnya, sampai kira-kira sebanyak sepuluh orang. Ketika Rasulullah saw. merasa akan keberadaan kami di belakangnya, beliau meringankan salat kemudian pulang ke rumah untuk melanjutkan salat yang masih tersisa. Pagi harinya aku tanyakan hal itu kepada beliau: Apakah semalam engkau sengaja memberikan pelajaran kepada kami? Beliau menjawab: Betul, itulah alasan yang membuat aku melakukan seperti itu. Anas berkata: Kemudian Rasulullah saw. melakukan puasa sambung. Hal itu terjadi di akhir bulan Ramadan. Mengetahui hal itu maka ada beberapa orang sahabat yang ikut berpuasa sambung. Rasulullah saw. kemudian bersabda: Apakah mereka mau ikut berpuasa sambung bersamaku? Sesungguhnya kalian tidak seperti aku. Demi Allah, seandainya bulan ini dipanjangkan untukku, niscaya aku akan terus berpuasa biar hal itu menjadi pelajaran bagi mereka yang keras kepala. (Shahih Muslim No.1848)

10. Boleh ciuman dalam keadaan saum dengan syarat tidak membangkitkan nafsu
Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata : Adalah Rasulullah saw. mencium salah seorang istri beliau dan beliau sedang berpuasa lalu istrinya tersenyum. (Shahih Muslim No.1851)

Hadis riwayat Umar bin Abu Salamah ra. : Bahwa ia bertanya kepada Rasulullah saw.: Bolehkah orang yang sedang berpuasa itu berciuman (dengan istrinya)? Rasulullah saw. menjawab: Tanyakan saja kepada Ummu Salamah. Kemudian ia (Ummu Salamah) memberitahukan kepadanya bahwa Rasulullah saw. melakukannya. Umar bin Abu Salamah lalu berkata: Wahai Rasulullah, bukankah Allah telah mengampuni dosa baginda yang lalu dan yang akan datang? Rasulullah saw. bersabda padanya: Demi Allah, sesungguhnya aku adalah orang yang paling takwa kepada Allah dari kalian. (Shahih Muslim No.1863)

11. Sah saum orang yang masih junub pada waktu fajar
Hadis riwayat Aisyah ra. dan Ummu Salamah ra. berkata : Rasulullah saw. pernah bangun pagi hari dalam keadaan junub bukan karena mimpi kemudian beliau terus berpuasa. (Shahih Muslim No.1864)

12. Diharamkan bersetubuh di siang hari bulan Ramadan bagi yang saum dan wajib membayar kifarat yang sangat berat
Keterangan bahwa kifarat tersebut harus dilaksanakan bagi yang mampu atau tidak mampu dan bagi yang tidak mampu tanggungan kifarat tersebut ditunggu sampai mampu
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata : Seorang lelaki datang menemui Nabi saw. dan berkata: Celaka saya, wahai Rasulullah. Beliau bertanya: Apa yang membuat engkau celaka? Lelaki itu menjawab: Saya telah bersetubuh dengan istri saya di siang hari bulan Ramadan. Beliau bertanya: Apakah engkau mempunyai sesuatu untuk memerdekakan seorang budak? Ia menjawab: Tidak punya. Beliau bertanya: Mampukah engkau berpuasa selama dua bulan berturut-turut? Ia menjawab: Tidak mampu. Beliau bertanya lagi: Apakah engkau mempunyai sesuatu untuk memberi makan enam puluh orang miskin? Ia menjawab: Tidak punya. Kemudian ia duduk menunggu sebentar. Lalu Rasulullah saw. memberikan sekeranjang kurma kepadanya sambil bersabda: Sedekahkanlah ini. Lelaki tadi bertanya: Tentunya aku harus menyedekahkannya kepada orang yang paling miskin di antara kita, sedangkan di daerah ini, tidak ada keluarga yang paling memerlukannya selain dari kami. Maka Rasulullah saw. pun tertawa sampai kelihatan salah satu bagian giginya. Kemudian beliau bersabda: Pulanglah dan berikan makan keluargamu. (Shahih Muslim No.1870)

Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata : Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah saw. dan berkata: Celaka aku. Rasulullah saw. bertanya: Kenapa? Lelaki tadi menjawab: Aku telah menggauli istriku pada siang hari bulan Ramadan. Rasulullah saw. bersabda: Bersedekahlah untuk itu, bersedekahlah. Tetapi laki-laki tadi berkata: Aku tidak memiliki apa-apa. Lalu beliau menyuruhnya duduk sejenak. Kemudian beliau memberikan kepadanya dua keranjang makanan dan menyuruhnya untuk menyedekahkannya. (Shahih Muslim No.1873)

13. Boleh saum atau berbuka di siang hari bulan Ramadan bagi yang bepergian bukan untuk maksiat apabila jarak perjalanan minimal kira-kira 45 km, dan bagi orang yang mampu lebih baik berpuasa dan bagi yang keberatan boleh tidak puasa
Hadis riwayat Ibnu Abbas ra. : Bahwa Rasulullah saw. bepergian pada tahun penaklukan kota Mekah di bulan Ramadan. Beliau tetap berpuasa hingga tiba di daerah Kadid, beliau tidak berpuasa. Dan para sahabat Rasulullah saw. selalu mengikuti kejadian demi kejadian karena perintahnya. (Shahih Muslim No.1875)

Hadis riwayat Jabir bin Abdullah ra., ia berkata : Adalah Rasulullah saw. pada suatu perjalanan melihat seorang laki-laki dikerumuni orang banyak sehingga ia hampir-hampir tidak dapat dikenali. Kemudian beliau bertanya: Ada apa dengannya? Para sahabat menjawab: Dia sedang berpuasa. Rasulullah saw. bersabda: Bukan termasuk kebaikan kalian berpuasa dalam perjalanan. (Shahih Muslim No.1879)

Hadis riwayat Anas Bin Malik ra. : Anas ra. pernah ditanya tentang berpuasa pada bulan Ramadan dalam perjalanan? Dia menjawab: Kami pernah bepergian bersama Rasulullah saw. pada bulan Ramadan, yang berpuasa tidak mencela yang tidak puasa dan yang tidak puasa juga tidak mencela yang berpuasa. (Shahih Muslim No.1884)

14. Pahala orang yang tidak saum dalam perjalanan jika ia menangani suatu pekerjaan
Hadis riwayat Anas ra., ia berkata : Kami pernah bersama Rasulullah saw. dalam suatu perjalanan. Di antara kami ada yang tetap berpusa dan ada pula yang tidak puasa. Kami singgah di sebuah tempat saat hari sedang panas sekali. Di antara kami yang paling banyak mendapat naungan ialah orang-orang yang berpakaian lengkap, sementara orang-orang yang tidak berpakaian lengkap mereka melindungi kepalanya dari teriknya matahari dengan menutupkan tangannya ke atas. Maka orang-orang yang berpuasa berjatuhan (karena lemah) dan mereka yang tidak puasa masih dapat tegak berdiri. Mereka kemudian mendirikan tenda-tenda dan memberikan minum unta-unta. Lalu Rasulullah saw. bersabda: Orang-orang yang berbuka hari ini pergi membawa pahala. (Shahih Muslim No.1886)

15. Memilih saum atau tidak dalam bepergian
Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata : Hamzah bin Amru Al-Aslami bertanya kepada Rasulullah saw. tentang puasa dalam perjalanan, maka beliau menjawab: Jika engkau mau, berpuasalah dan jika engkau tidak mau, maka boleh tidak puasa. (Shahih Muslim No.1889)

Hadis riwayat Abu Darda ra., ia berkata : Kami pernah bepergian bersama Rasulullah saw. di bulan Ramadan pada hari yang sangat panas, sehingga sampai sebagian kami terpaksa harus menutupkan tangan pada kepalanya, karena teriknya matahari. Kami semua tidak ada yang berpuasa kecuali Rasulullah saw. dan Abdullah bin Rawahah. (Shahih Muslim No.1892)

16. Sunat berbuka bagi orang yang beribadah haji pada hari Arafah di Arafah
Hadis riwayat Ummul Fadhel binti Harits ra. : Bahwa beberapa orang berdebat di dekatnya pada hari Arafah tentang puasa Rasulullah saw. Sebagian mereka ada yang mengatakan bahwa pada hari itu beliau berpuasa, sebagian mengatakan bahwa pada hari itu beliau tidak berpuasa.<br />Kemudian aku mengirimkan segelas susu kepada beliau yang wukuf dekat untanya di Arafah. Ternyata beliau meminumnya (beliau tidak puasa). (Shahih Muslim No.1894)

Hadis riwayat Ummul Fadhel ra., ia berkata : Beberapa orang sahabat Rasulullah saw. merasa ragu akan hukum puasa hari Arafah, sedangkan kami di sana bersama Rasulullah saw. Maka aku mengirimkan secangkir susu kepada beliau, sewaktu beliau berada di Arafah lalu beliau meminumnya (tidak puasa). (Shahih Muslim No.1895)

17. Puasa pada hari Asyura'
Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata : Adalah kaum Quraisy pada zaman Jahiliyah selalu berpuasa pada hari Asyura' dan Rasulullah saw. juga berpuasa pada hari itu. Ketika beliau hijrah ke Madinah, beliau tetap berpuasa pada hari itu dan menyuruh para sahabat untuk berpuasa pada hari itu.<br />Namun ketika diwajibkan puasa bulan Ramadan, beliau bersabda : Barang siapa yang ingin berpuasa, maka berpuasalah dan barang siapa yang tidak ingin berpuasa, maka ia boleh meninggalkannya. (Shahih Muslim No.1897)

Hadis riwayat Abdullah Ibnu Umar ra. : Bahwa orang-orang Jahiliyah dahulu selalu berpuasa pada hari Asyura'. Dan bahwa Rasulullah saw. dan kaum muslimin juga berpuasa pada hari itu sebelum diwajibkan puasa bulan Ramadan. Rasulullah saw. bersabda : Sesungguhnya hari Asyura' adalah hari-hari Allah, maka barang siapa yang ingin berpuasa, maka berpuasalah pada hari itu dan barang siapa yang tidak ingin, maka ia boleh meninggalkannya. (Shahih Muslim No.1901)

Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra. : Dari Abdurrahman bin Yazid, ia berkata: Asy`ats bin Qais datang menjumpai Abdullah, ketika ia sedang makan siang, ia (Abdullah) berkata : Wahai Abu Muhammad, mari kita makan siang. Ia (Asy`ats) berkata : Bukankah hari ini adalah hari Asyura'? Ia (Abdullah) bertanya : Apakah engkau mengetahui apa hari Asyura' itu? Ia (Asy`ats) menjawab: Hari apa itu.
Kemudian ia (Abdullah) menjelaskan : Hari itu adalah hari yang dahulu Rasulullah saw. selalu berpuasa sebelum diwajibkan puasa bulan Ramadan dan ketika puasa bulan Ramadan diwajibkan, puasa hari Asyura' itu ditinggalkan. (Shahih Muslim No.1905)

Hadis riwayat Muawiyah bin Abu Sufyan ra. : Dari Humaid bin Abdurrahman bahwa ia mendengar Muawiyah bin Abu Sufyan berpidato di Madinah pada hari Asyura' ketika ia berkunjung ke kota tersebut. Ia bertanya : Di manakah ulama-ulama kalian, wahai penduduk Madinah? Aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda tentang hari ini.<br />Hari ini adalah hari Asyura' dan Allah tidak mewajibkan kalian melaksanakan puasa pada hari ini, tetapi aku berpuasa. Maka barang siapa di antara kalian ingin berpuasa, maka berpuasalah dan barang siapa di antara kalian ingin berbuka, maka silakan tidak puasa. (Shahih Muslim No.1909)

Hadis riwayat Ibnu Abbas ra., ia berkata : Ketika Rasulullah saw. tiba di Madinah, beliau menjumpai orang-orang Yahudi melaksanakan puasa hari Asyura'. Ketika ditanyakan tentang hal itu, mereka menjawab : Hari ini adalah hari kemenangan yang telah diberikan Allah kepada Nabi Musa as. dan Bani Israel atas Firaun.
Karena itulah pada hari ini kami berpuasa sebagai penghormatan padanya. Mendengar jawaban itu Rasulullah saw. bersabda : Kami lebih berhak atas Musa dari kalian, maka beliau menyuruh para sahabat untuk berpuasa. (Shahih Muslim No.1910)

Hadis riwayat Abu Musa ra., ia berkata : Has.ri Asyura' adalah hari yang dimuliakan orang-orang Yahudi dan dijadikannya sebagai hari raya. Kemudian Rasulullah saw. bersabda: Berpuasalah kalian pada hari Asyura' tersebut. (Shahih Muslim No.1912)

Hadis riwayat Ibnu Abbas ra. : Ibnu Abbas ra. pernah ditanya tentang puasa pada hari Asyura', dia menjawab : Aku tidak pernah melihat Rasulullah saw. berpuasa sehari untuk mencari keutamaan hari itu atas hari-hari yang lain selain pada hari ini.<br />Begitu pula (saya tidak pernah melihat beliau) berpuasa sebulan penuh kecuali pada bulan ini, bulan Ramadan. (Shahih Muslim No.1914)


Download Button
Share:

Imam Hanafi

Assalamualaikum, jumpa lagi dengan kampung cisitu blog semoga sahabat semua tidak akan pernah bosan untuk selalu berkunjung ke blog ini, masih dalam bulan Ramadhan dimana artikel kali ini masih seputar sejarah ahli hadist.

Setelah yang kemarin (baca disini) mengulas sejarah Imam Malik, kali ini sejarah Imam Hanafi.

Sejarah Singkat Imam Hanafi
Imam Abu Hanifah An-Nu’man bin Tsabit al-Kufiy merupakan orang yang faqih di negeri Irak, salah satu imam dari kaum muslimin, pemimpin orang-orang alim, salah seorang yang mulia dari kalangan ulama dan salah satu imam dari empat imam yang memiliki madzhab. Di kalangan umat Islam, beliau lebih dikenal dengan nama Imam Hanafi.

Nasab dan Kelahirannya bin Tsabit bin Zuthi (ada yang mengatakan Zutha) At-Taimi Al-Kufi. Beliau adalah Abu Hanifah An-Nu’man Taimillah bin Tsa’labah. Beliau berasal dari keturunan bangsa persi. Beliau dilahirkan pada tahun 80 H pada masa shigharus shahabah dan para ulama berselisih pendapat tentang tempat kelahiran Abu Hanifah, menurut penuturan anaknya Hamad bin Abu Hadifah bahwa Zuthi berasal dari kota Kabul dan dia terlahir dalam keadaan Islam. Adapula yang mengatakan dari Anbar, yang lainnya mengatakan dari Turmudz dan yang lainnya lagi mengatakan dari Babilonia.
Share:

Popular Posts

Label

Blog Archive

Recent Posts

Recent Posts Widget

Data Lengkap

Data Lengkap
Kampung Cisitu The Best