kampung cisitu

  • Pemandangan Situ Zen

    Pemandangan pada masanya, dimana kampung cisitu memiliki tempat wisata seindah ini.

  • Jalan di Kampung Cisitu

    Kampung cisitu terus berbenah, termasuk akses menuju kampung cisitu di perbaharui.

  • Masjid An-nuur

    Foto masjid an-nuur cisitu yang megah.

  • Langit Cisitu

    Pemandangan alam cisitu disaat cuaca cerah.

  • Logo

    Logo terbaru untuk blog dan media sosial.

Terimakasih sudah singgah di blog kampung cisitu

Kisah Nabi ayub

Genealogi : Ayyub adalah putra dari Aish (Eswa) bin Ishaq bin Ibrahim. Sebagaimana disebutkan dalam kisah Yaqub, Aish adalah saudara kembar Yaqub, jadi Ayyub masih keponakan Yaqub dan sepupu Yusuf. Dalam situs web Tayibah.com dijabarkan bahwa silsilah Ayyub adalah sebagai berikut, Ayyub bin Amus bin Tawih bin Rum bin Ais (Eswa) bin Ishaq bin Ibrahim.

Sumber lain mengatakan bahwa silsilah Ayyub adalah sebagai berikut, Ayyub bin Amwas bin Zarih dari keturunanIbrahim.

Riwayat :  Ayyub adalah salah seorang manusia pilihan dari sejumlah manusia pilihan yang mulia. Allah telah menceritakan dalam kitab-Nya dan memujinya dengan berbagai sifat yang terpuji secara umum dan sifat sabar atas ujian secara khusus. Allah telah mengujinya dengan anaknya, keluarganya dan hartanya, kemudian dengan tubuhnya. Allah telah mengujinya dengan ujian yang tidak pernah ditimpakan kepada siapa pun, tetapi ia tetap sabar dalam menunaikan perintah Allah dan terus-menerus bertaubat kepada-Nya.

Setelah Nabi Ayub menderita penyakit kronis dalam jangka waktu yang cukup lama, di mana sahabat dan keluarganyatelah melupakannya, maka ia menyeru Rabbnya,

وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَى
رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ

dan (ingatlah
kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: "(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah
ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua
penyayang". 
(Al-Anbiya’: 83)

Dikatakan kepadanya,

ارْكُضْ بِرِجْلِكَ هَذَا
مُغْتَسَلٌ بَارِدٌ وَشَرَابٌ

(Allah
berfirman): "Hantamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk
minum. 
(Shod: 42)

Nabi Ayyub AS menghantamkan kakinya, maka memancarlah mata air yang dingin karena hantaman kakinya tersebut. Dikatakan kepadanya, "Minumlah darinya serta mandilah." Nabi Ayyub AS melakukannya, maka Allah Ta’ala menghilangkan penyakit yang menimpa bathinnya dan lahirnya.

Kemudian Allah mengembalikan kepadanya; keluarganya, hartanya, sejumlah ni’mat serta kebaikan yang dikaruniakan kepadanya dalam jumlah yang banyak. Dengan kesabarannya itu maka ia merupakan suri teladan bagi orang-orang yang sabar, penghibur bagi orang-orang yang mendapat ujian atau ditimpa musibah serta pelajaran berharga bagi orang-orang yang mau mengambil pelajaran.

Ketika Ayyub sakit, maka ia menemukan kepingan uang milik istrinya yang diperoleh dari hasil pekerjaannya melakukan sesuatu, sehingga ia bersumpah akan mencambuknya seratus kali cambukan. Kemudian Allah meringankannya dari Nabi Ayyub dan istrinya, seraya dikatakan kepadanya :

وَخُذْ بِيَدِكَ ضِغْثًا
فَاضْرِبْ بِهِ وَلا تَحْنَثْ إِنَّا وَجَدْنَاهُ صَابِرًا نِعْمَ الْعَبْدُ
إِنَّهُ أَوَّابٌ

Dan ambillah
dengan tanganmu seikat (rumput), maka pukullah dengan itu dan janganlah kamu
melanggar sumpah. Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayub) seorang yang sabar. Dialah
sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya). 
(Shod: 44)

Dalam ayat di atas terdapat dalil bahwa kifarat sumpah tidak disyari’atkan kepada seseorang sebelum syari’at kita, serta kedudukan sumpah di hadapan mereka adalah sama dengan nazdar, yang mesti dipenuhi.

Juga dalam ayat tersebut terdapat dalil, bahwa bagi orang yang tidak mungkin dilaksanakan hukuman had atasnya karena kondisinya yang lemah atau alasan lainnya, hendaklah diberlakukan kepadanya hukuman yang disebut dengan hukuman tersebut, karena tujuan dari pemberlakuan hukuman itu ialah pemberian rasa jera, bukan perusakkan atau penghancuran.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Anas bin Malik dari Nabi Muhammad, dia bersabda, “Sesungguhnya Nabi Allah Ayub AS diuji dengan musibah tersebut selama delapan belas tahun, di mana keluarga dekat serta keluarga yang jauh telah menolaknya dan mengusirnya kecuali dua orang laki-laki dari saudara-saudaranya, di mana keduanya telah memberinya makan dan mengunjunginya. Kemudian pada suatu hari salah seorang dari kedua saudaranya itu berkata kepada saudaranya yang satu, ‘Demi Allah, perlu diketahui, bahwa Ayub telah melakukan suatu dosa yang belum pernah dilakukan siapa pun di dunia ini.’ Sahabatnya itu bertanya, ‘Dosa apakah itu?.’ Saudaranya tadi berkata, ‘Selama delapan belas tahun Allah tidak merahmatinya, sehingga menyembuhkannya dari penyakit yang dideritanya.’ Ketika keduanya mengunjungi Ayyub AS maka salah seorang dari kedua saudaranya itu tidak dapat menahan kesabarannya, sehingga ia menyampaikan pembicaraan tersebut kepadanya. Ayyub AS menjawab, ‘Aku tidak mengetahui apa yang kamu berdua bicarakan, kecuali Allah Ta’ala telah memberitahukan; bahwa aku diperintah untuk mendatangi dua orang laki-laki yang berselisih supaya keduanya mengingat Allah. Sedang aku akan kembali ke rumahku dan menutup diri dari keduanya, karena merasa benci mengingat Allah, kecuali dalam kebanaran.’”

Nabi Muhammad bersabda, “Ketika Ayyub AS pergi menunaikan hajatnya maka istrinya memegang tangannya hingga selesai. Suatu hari istrinya datang terlambat dan Ayyub AS menerima wahyu, ‘Hantamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan minum.’ (Shad: 42) Ketika istrinya datang dan bermaksud menemuinya, maka ia melayangkan pandangannya dalam keadaan tertegun, dan Ayyub AS menyambutnya dalam rupa di mana Allah telah menyembuhkan penyakit yang dideritanya, dan rupanya sangat tampan seperti semula. Ketika istrinya melihatnya, seraya bertanya, ‘Semoga Allah memberkatimu, apakah engkau melihat nabi Allah yang sedang diuji? Demi Allah, bahwa aku melihatnya mirip denganmu saat ia sehat.’ Ayyub AS menjawab, ‘Sesungguhnya aku ini adalah dia.’ Ketika itu di hadapannya terdapat dua buah gundukan yaitu gundukan gandum dan jewawut. Kemudian Allah mengirim dua buah awan, di mana ketika salah satunya menaungi gundukan gandum, maka tercurah padanya emas hingga penuh, sedangkan pada gundukan jewawut tercurah mata uang hingga penuh.” (HR. Abu Ya’la, 3617, yang dishahihkan al-Hakim (2/581-582) dan Ibnu Hibban (2091) serta al-Albani dalam kitab Shahîh-nya no. 17).

Semoga bermanfaat.
Share:

Zaman yang Paling Ditakuti Nabi Muhammad Kini Sedang Berlangsung

Untuk renungan bersama mengenai keadaan akhir zaman dan tanda tanda kiamat Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Bahwasanya Rasulullah SAW bersabda “Jika ada seseorang berkata, banyak orang telah rusak, maka orang yang berkata itu sendiri yang paling rusak di antara mereka” (HR Muslim).

Ahli Ibadah yang Jahil Dan Ulama Yang Fasik : Anas radhiyallahu anhu berkata, Rasulullah SAW bersabda “Akan ada pada akhir zaman rahib yang jahil dan ulama yang fasik” (HR Ibnu Ady)

Menjual Agama Karena Dunia : Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Dia berkata, Rasulullah SAW bersabda “Akan keluar pada akhir zaman orang orang yang mencari keuntungan dunia dengan menjual agama. Mereka berpakaian di depan orang lain dengan pakaian yang dibuat dari kulit kambing (berpura pura zuhud dari dunia) untuk mendapatkan simpati masyarakat, dan kata mereka lebih manis dari gula.Padahal hati mereka adalah hati serigala. Allah SWT ber.rman kepada mereka “Apakah kamu tertipu dengan kelembutanKu? Ataukah kamu terlalu berani berbohong kepadaKu? Demi kebesaranKu, Aku bersumpah akan menurunkan suatu. tanah yang akan terjadi di kalangan mereka sendiri, sehingga orang yang alim (cendikiawan) pun akan menjadi bingung “(HR Tirmidzi)

Pendusta dan Pengkhianat : Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Dia berkata, Rasulullah SAW bersabda “Akan datang kepada manusia tahun tahun yang penuh dengan tipuan. Pada waktu itu si pendusta dikatakan benar dan orang yang benar dikatakan dusta. Pengkhianat akan disuruh memegang amanah dan orang yang amanah dikatakan pengkhianat. Dan yang berkesempatan berbicara (mencoba memperbaiki) hanyalah golongan “Ruwaibidhah”. Sahabat bertanya “Apakah Ruwaibidhah itu wahai Rasulullah?” Nabi SAW menjawab “Orang kerdil, hina, dan tidak mengetahui bagaimana mengurus orang yang banyak” (HR Ibnu Majah)

Kefasikan Merajalela : Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda “Bersegeralah kamu beramal sebelum menemui .tnah (ujian berat) seumpama malam yang sangat gelap. Seseorang yang masih beriman di waktu pagi, kemudian pada waktu petang dia sudah menjadi kafir, atau seseorang yang masih beriman di waktu sore, kemudian pada keesokan harinya dia sudah menjadi kafir. Dia telah menjual agamanya dengan sedikit harta benda dunia “(HR Muslim)

Penindasan Terhadap Umat Islam : Dari Tsauban radhiyallahu anhu. Dia berkata, Rasulullah SAW bersabda “Hampir tiba suatu zaman di mana bangsa bangsa dari seluruh dunia akan datang mengerumuni kamu bagaikan orang-orang yang kelaparan mengerumuni bekas hidangan mereka” Maka salah seorang sahabat bertanya “Apakah karena kami sedikit pada hari itu?” Nabi SAW menjawab “Bahkan kamu pada hari itu terlalu banyak, tetapi kamu umpama buih di waktu banjir, dan Allah akan mencabut rasa gentar terhadap kamu dari hati musuh musuh kamu, dan Allah akan melemparkan ke dalam hati kamu penyakit ‘wahan’. Seorang sahabat bertanya “Apakah ‘wahan’ itu, wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab “Cinta dunia dan takut mati” (HR Abu Daud)

Islam Hanya Tinggal Nama : Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu. Dia mengatakan, telah bersabda Rasulullah SAW “Telah hampir tiba suatu zaman, di mana tidak ada lagi dari Islam kecuali hanya namanya, dan tidak ada lagi dari Al Quran kecuali hanya tulisannya. Masjid masjid mereka indah, tetapi kosong dari hidayah. Ulama mereka adalah sejahatjahat makhluk yang ada di bawah langit. Dari merekalah keluar tanah, dan kepada mereka jua .tnah itu akan kembali “(HR AlBaihaqi)

Budaya Yahudi Dan Nasrani : Dari Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu anhu. Dia mengatakan, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda “Kamu akan mengikuti jejak umat - umat sebelum kamu, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, sehingga jikalau mereka masuk ke lubang biawak sekalipun kamu akan mengikuti mereka” Sahabat bertanya “Ya Rasulullah! Apakah Yahudi dan Nasrani yang Tuan maksudkan? “Nabi SAW menjawab” Siapa lagi? “(HR Muslim)

Ulama Tidak Dipedulikan : Dari Sahl bin Saad as Sa ‘idi radhiyallahu anhu. Dia berkata, Rasulullah SAW bersabda “Ya Allah! Janganlah Engkau menemukan aku dan mudah mudahan kamu juga tidak bertemu dengan suatu zaman di mana para ulama sudah tidak diikuti lagi, dan orang yang penyantun sudah tidak dihiraukan lagi. Hati mereka seperti hati orang Ajam, lidah mereka seperti lidah orang Arab “(HR Ahmad)

Ulama Agama Semakin Berkurang : Dari Abdullah bin Amr bin ‘Ash radhiyallahu anhu. Dia berkata, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda “Sesungguhnya Allah SWT tidak akan mencabut (menghilangkan) ilmu dengan sekaligus dari manusia. Tetapi Allah SWT menghilangkan ilmu agama dengan mematikan para ulama. Apabila telah ditiadakan para ulama, orang banyak akan memilih orang orang jahil sebagai pemimpinnya. Ketika pemimpin yang jahil itu ditanyakan, mereka akan berfatwa tanpa ilmu pengetahuan. Mereka sesat dan menyesatkan orang lain” (HR Muslim)

Golongan Anti Hadits : Dari Miqdam bin Ma’dikariba radhiyallahu anhu. Dia mengatakan, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda “Hampir tiba suatu zaman di mana seorang pria yang sedang duduk bersandar di atas kursi kemegahannya, lalu disampaikan kepadanya sebuah hadis dari hadisku maka dia berkata” Pegangan kami dan kamu hanyalah kitab Allah saja. Apa yang dihalalkan oleh Al Quran kami halalkan. Dan apa yang ia haramkan kami haramkan “(Kemudian Nabi SAW melanjutkan sabdanya)” Padahal apa yang dilarang Rasulullah SAW itu samalah hukumnya dengan apa yang diharamkan Allah SWT” (HR Abu Daud dan Ibnu Majah)

Berbangga bangga Dengan Masjid : Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu. Bahwasanya Rasulullah SAW bersabda “Tidak terjadi hari Kiamat hingga umatku bermegahmegah dengan bangunan masjid” (HR Abu Daud).

Tak Ada Imam Untuk Sholat Berjamaah : Dari Salamah binti al Hurr radhiyallahu anhu. Dia berkata, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda “Akan datang suatu zaman, pada waktu itu orang banyak berdiri tegak beberapa lama, karena mereka tidak mendapatkan orang yang dapat mengimami mereka shalat” (HR Ibnu Majah)

Penyakit Umat Islam Masa Kini : Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu. Katanya, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda “Umatku akan ditimpa penyakit Penyakit yang pernah menimpa umat umat terdahulu” Sahabat bertanya “Apakah penyakit penyakit umat umat terdahulu itu?” Nabi SAW menjawab “Penyakit penyakit itu adalah :

  1. Terlalu sombong,
  2. Terlalu mewah,
  3. Mengumpulkan harta sebanyak mungkin,
  4. Tipu menipu dalam merebut harta benda dunia,
  5. Saling memarahi,
  6. Dengki mendengki sehingga menjadi zalim menzalimi “(HR Hakim)

Perangkap Riba : Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu. Dia berkata, Rasulullah SAW bersabda “Akan tiba suatu zaman, tidak ada seorang pun kecuali dia terlibat dalam memakan harta riba. Kalau dia tidak memakannya secara langsung, dia akan terkena debunya “(HR Ibnu Majah)

Manusia Tak Peduli Tentang Sumber Pendapatannya : Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu. Dia berkata, bersabda Rasulullah saw, “Akan datang suatu zaman seseorang tidak mempedulikan dari mana dia mendapatkan harta, apakah dari sumber yang halal atau pun haram” (Riwayat Muslim)

Banyaknya Sumber Mineral : Dari Ibnu Umar radhiyallahu anhu. Dia mengatakan “Pada suatu saat dibawa ke hadapan Rasulullah SAW sepotong emas. Dan emas itu adalah emas zakat yang pertama sekali dikutip. Emas itu telah dibawa oleh Bani Sulaim dari tambang (galian) mereka. Maka sahabat berkata “Wahai Rasulullah! Emas ini adalah hasil tambang kita “Lalu Nabi SAW menjawab” Nanti kamu akan menemukan banyak galian - galian, dan yang akan mengelolanya adalah orangorang yang jahat “(HR Baihaqi)

Merebaknya Khamar : Dari Abu Malik Al Asy’ari radhiyallahu anhu. Katanya Rasulullah SAW bersabda “Sesungguhnya akan ada sebagian dari umatku yang meminum khamar dan mereka menamakannya dengan nama yang lain. Sambil diiringi dengan alunan musik dan suara biduanita. Allah SWT akan menenggelamkan mereka ke dalam bumi dan Allah SWT akan mengubah mereka menjadi kera atau babi “(HR Ibnu Majah)

Maraknya Perzinaan : Dari Anas radhiyallahu anhu. Dia berkata “Aku akan menceritakan kepada kamu sebuah Hadis yang tidak ada orang lain yang akan menceritakannya setelah aku. Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda “Di antara tanda kiamat adalah sedikit ilmu, banyak ketidaktahuan, banyak perzinaan, banyak kaum perempuan dan sedikit kaum pria, sehingga nanti orang akan mengurus lima puluh orang perempuan” (HR Bukhari Muslim).

Berpakaian Tapi Telanjang : Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu. Dia berkata, Rasulullah SAW bersabda “Ada dua golongan yang akan menjadi penghuni neraka, keduanya belum pernah aku melihat mereka. Pertama, golongan (penguasa) yang memiliki cambuk bagaikan ekor sapi yang digunakan untuk memukul orang. Kedua, perempuan yang berpakaian tapi telanjang, lenggang lenggok sewaktu berjalan, mengayun ayunkan bahu. Kepala mereka bagaikan punuk (belakang unta). Kedua golongan ini tidak akan masuk surga, bahkan tidak akan dapat mencium bau harumnya. Sesungguhnya keharuman surga itu akan menghirup dari jarak perjalanan yang sangat jauh” (HR Muslim)

Perilaku Manusia Masa Kini : Dari Aisyah radhiyallahu anhu. Dia berkata “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda” Tidak akan terjadi hari kiamat sehingga seorang anak menjadi alasan kemarahan (bagi orang tuanya), hujan akan menjadi panas, akan bertambah banyak orang yang tercela dan akan berkurang orang yang baik, anak anak menjadi berani melawan orang tua, dan orang yang jahat berani melawan orang orang baik” (HR Thabrani)

Anak Menjadi Majikan atau Tuan Ibunya : Dari Umar bin al Khattab radhiyallahu anhu. (Dalam sebuah hadis yang panjang), kemudian Jibril bertanya kepada Rasulullah SAW “Maka kabarkan kepadaku tentang hari kiamat?” Lalu Nabi SAW menjawab, “Orang yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya” Maka Jibril berkata “Kalau begitu coba kabarkan kepadaku tandatandanya “maka Nabi SAW menjawab” Bahwa hamba akan melahirkan tuannya dan engkau melihat orang berjalan tanpa sepatu dan orang yang bertelanjang lagi miskin yang hanya menggembala kambing itu berlomba lomba untuk membuat bangunan” (Riwayat Muslim)

Peperangan Demi peperangan : Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, katanya Rasulullah SAW bersabda “Hari kiamat tidak akan terjadi sehingga harta benda berlimpah dan timbul banyak .tnah dan sering terjadi” al Harj “. Sahabat bertanya “Apakah al Harj itu wahai Rasulullah?” Nabi SAW menjawab “Perang, perang, perang” Beliau mengucapkannya tiga kali. (HR Ibnu Majah)

Perang Di Sekitar Sungai Eufrat (Irak) Karena Berebut Kekayaan : Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda “Tidak terjadi hari kiamat sehingga Sungai Eufrat (Sungai Efrat, Irak) menjadi surut airnya sehingga tampak sebuah gunung dari emas. Banyak orang yang tewas karena merebutnya. Maka terbunuhlah sembilan puluh sembilan dari seratus orang yang berperang. Dan masing masing yang terlibat berkata “Mudahmudahan akulah orang yang selamat itu” Di dalam riwayat lain disebutkan “Sudah dekat suatu masa di mana Sungai Furat akan menjadi surut airnya lalu tampak perbendaharaan dari emas, maka siapa saja yang hadir di situ janganlah dia mengambil sesuatu pun dari harta tersebut” (HR Bukhari Muslim)
[Ada sebagian pihak yang menyatakan bahwa kata emas di dalam Hadis ini sebenarnya minyak] 

Waktu Terasa Pendek : Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu. Dia berkata, Rasulullah SAW bersabda “Tidak akan terjadi kiamat sehingga waktu terasa pendek, maka setahun dirasakan seperti sebulan, sebulan dirasakan seperti seminggu, seminggu dirasakan seperti sehari, sehari dirasakan seperti satu jam dan satu jam dirasakan seperti satu kilatan api” (HR Tirmidzi)

Hilangnya Sifat Amanah : Dari Huzaifah bin Al Yaman radhiyallahu anhu. Katanya, “Kemudian jadilah orang berjual beli, maka hampir saja tidak ada seorang pun yang suka menunaikan amanah, sehingga dikatakan orang bahwasanya di kalangan Bani Fulan (di desa tertentu) itu ada seorang yang sangat baik memegang amanah, sangat terpercaya dan publik mengatakan “Alangkah tekunnya dia dalam bekerja, alangkah indahnya pekerjaannya, alangkah cerdik otaknya. Padahal di dalam hatinya sudah tidak ada lagi keimanan sekali pun hanya seberat timbangan biji sawi.” (HR Bukhari & Muslim).

Islam Akan Pudar Secara Perlahan : Dari Huzaifah bin al Yaman radhiyallahu anhu. Dia berkata, Rasulullah SAW bersabda “Islam akan lenyap seperti hilangnya pola pada pakaian, sehingga orang tidak mengerti apakah yang dimaksudkan dengan puasa, apakah yang dimaksud dengan shalat, apakah yang dimaksud dengan nusuk (ibadah), dan apakah yang dimaksudkan dengan sedekah. Al Quran akan hilang semuanya pada suatu malam, maka tidak ada yang tertinggal di permukaan bumi ini darinya walaupun hanya satu ayat. Sesungguhnya yang ada hanya beberapa kelompok manusia, di antaranya orang tua, pria dan perempuan. Mereka hanya dapat berkata, Kami sempat menemui nenek moyang kami mengucapkan kalimat LAILAHAILLALLAH, lalu kami pun mengucapkannya juga ” (HR Ibnu Majah)

Kapan Akan Terjadi Kehancuran? : Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu. Dia mengatakan “Pada suatu hari ketika Nabi SAW sedang berada dalam suatu acara dan berbicara dengan orang yang hadir, tiba tiba datang seorang A’rabi (Arab Badui) lalu dia bertanya kepada Rasulullah SAW” Kapan akan terjadi hari Kiamat? “Nabi SAW terus saja berbicara. Sebagian yang hadir berkata “Beliau (Nabi SAW) mendengar apa yang ditanyakan, tetapi pertanyaan itu tidak disenanginya” Sementara yang lain mengatakan “Sesungguhnya ia tidak mendengar pertanyaan itu” Sehingga ketika Nabi SAW selesai berbicara, beliau bersabda “Di mana orang yang bertanya tentang hari kiamat tadi? “Lalu Arab Badui itu menyahut” Ya! Saya wahai Rasulullah “Maka Nabi SAW bersabda” Apabila amanah telah disia siakan maka tunggulah hari Kiamat “Arab Badui itu bertanya pula,” Apa yang dimaksud dengan menyia - nyiakan amanah itu? “Nabi SAW menjawab” Bila urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kedatangan hari Kiamat “(HR Bukhari)

Kebinasaan Umat Islam : Dari Ummul Mukminin, Zainab binti Jahsy (istri Rasulullah SAW), beliau berkata, “(Pada suatu hari) Rasulullah SAW masuk ke dalam rumahnya dengan keadaan cemas sambil bersabda, LAILAHAILLALLAH, celaka (binasa) bagi bangsa Arab dari kejahatan (malapetaka) yang sudah hampir menimpa mereka. Pada hari ini telah terbuka dari dinding Yakjud dan Makjud seperti ini “, dan Baginda menemukan ujung jari dan ujung jari yang sebelahnya (jari telunjuk) yang dengan itu mengisyaratkan seperti bulatan. Saya (Zainab binti Jahsy) lalu bertanya “Ya Rasulullah! Apakah kami akan binasa sedangkan di kalangan kami masih ada orang orang yang saleh? “Lalu Nabi SAW bersabda” Ya, jikalau kejahatan sudah terlalu banyak” (Riwayat Bukhari & Muslim)

Penyebab Kebinasaan Seseorang : Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu. Dia berkata, Rasulullah SAW bersabda “Akan datang suatu zaman di mana orang yang beriman tidak akan dapat menyelamatkan imannya, kecuali ketika dia lari membawanya dari puncak bukit ke puncak bukit yang lain, dan dari suatu gua ke gua yang lain. Maka ketika zaman itu telah tiba, segala sumber pendapatan tidak dapat diperoleh kecuali dengan melakukan sesuatu yang menyebabkan kemurkaan Allah SWT. Bila ini telah terjadi, maka kebinasaan seseorang adalah karena memenuhi kehendak istri dan anak anaknya. Kalau dia tidak memiliki istri dan anak, maka kecelakaan menimpanya karena memenuhi kehendak orang tuanya. Dan jikalau orang tuanya sudah tidak ada lagi, maka kecelakaan menimpanya karena mengikuti kehendak keluarganya atau karena mengikuti kehendak tetangganya “Sahabat bertanya” Wahai Rasulullah SAW, apakah maksud perkataan engkau itu? “Nabi SAW menjawab” Mereka akan menghinanya dengan kesempitan hidupnya. Maka ketika itu sesungguhnya dia telah menceburkan dirinya ke jurang jurang kebinasaan yang akan menghancurkan dirinya” (HR Baihaqi)

Perselisihan yang Banyak : Dari Abi Nijih ‘Irbadh bin Sariyah radhiyallahu anhu. Dia berkata “Telah menyarankan kami Rasulullah SAW akan satu nasihat yang menggetarkan hati kami dan meneteskan air kami ketika mendengarnya, lalu kami berkata, Ya Rasulullah! Seolah olah ini adalah nasihat yang terakhir sekali maka berikanlah pesanan kepada kami “Beliau pun bersabda” Aku berwasiat akan kamu supaya selalu bertakwa kepada Allah dan mendengar serta taat (kepada pemimpin) sekali pun yang memimpin kamu itu hanya seorang hamba. Sesungguhnya orang yang panjang umurnya dari kamu pasti dia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka hendaklah kamu berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah para khulafa Ar Rasyidin Al Mahdiyin (Khalifah khalifah yang mengetahui kebenaran dan mendapat pimpinan ke jalan yang benar) dan gigitlah sunah sunah itu dengan gigi geraham dan jauhilah hal hal yang baru (bid’ah ) yang diada adakan, karena sesungguhnya setiap bid’ah itu adalah sesat” (Riwayat Abu Daud dan Tirmizi)

Golongan yang Selamat : Dari ‘Auf bin Malik radhiyallahu anhu. Dia berkata, Rasulullah SAW bersabda “Umat Yahudi telah terpecah belah menjadi tujuh puluh satu golongan, maka hanya satu golongan saja yang masuk surge dan yang tujuh puluh akan masuk neraka. Umat Nasrani terpecah belah menjadi tujuh puluh dua golongan, maka tujuh puluh satu golongan masuk neraka dan hanya satu golongan saja yang masuk surga. Demi Tuhan yang diriku di dalam kekuasaanNya, umatku akan terpecah belah menjadi tujuh puluh tiga golongan, hanya satu golongan saja yang masuk surga dan tujuh puluh dua akan masuk neraka. Sahabat bertanya “Golongan mana yang aman?” Nabi SAW menjawab “Mereka adalah jamaah” (HR Ibnu Majah)

Islam Menjadi Asing : Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu. Dia berkata, Bersabda Rasulullah SAW “Islam mulai berkembang dalam keadaan asing. Dan ia akan kembali asing pula. Maka beruntunglah orang orang yang asing” (HR Muslim)

Orang yang Beriman Laksana Memegang Bara Api : Anas radhiyallahu anhu. Berkata Rasulullah SAW bersabda “Akan datang pada manusia suatu zaman di mana orang yang berpegang teguh di antara mereka kepada agamanya laksana orang yang memegang bara api.” (HR Tarmizi)

Kesusahan Itu Lebih Baik Dari Kesenangan : Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu “Bahwasanya kami sedang duduk bersama Rasulullah SAW di dalam masjid. Tiba tiba datang Mus’ab bin Umair radhiyallahu anhu. Dan tidak ada di badannya kecuali hanya selembar selendang yang ditambal dengan kulit. Tatkala Rasulullah SAW melihat kepadanya. Baginda menangis dan meneteskan air mata karena mengenangkan kemewahan Mus’ab ketika berada di Mekah dahulu (karena sangat dimanjakan oleh ibunya), dan karena memandang nasib Mus’ab sekarang (ketika berada di Madinah sebagai seorang Muhajirin yang meninggalkan segala harta benda dan kekayaan di Mekah).
Kemudian NabiMuhammad SAW bersabda “Bagaimana keadaan kamu pada suatu hari nanti, pergi pada waktu pagi dengan satu pakaian, dan pergi pada malam hari dengan pakaian yang lain pula. Dan ketika diberikan satu hidangan, ditempatkan pula satu hidangan yang lain. Dan kamu menutupi (menghias) rumah kamu sebagaimana kamu memasang kelambu Ka’bah? “Maka jawab sahabat” Wahai Rasulullah, tentunya keadaan kami pada waktu itu lebih baik dari kondisi kami pada hari ini. Kami akan memberikan perhatian penuh kepada masalah ibadah saja dan tidak bersusah payah lagi untuk mencari rezeki “Lalu Nabi SAW bersabda” Tidak! Kondisi kamu hari ini adalah lebih baik dari keadaan kamu pada hari itu” (HR Tirmidzi)

Golongan yang Selalu Menang : Dari Mughirah bin Syu’bah radhiyallahu anhu. Dia berkata, Rasulullah SAW bersabda “Selalu di antara umatku ada golongan yang selalu menang (dalam perjuangan mereka), sehingga sampailah pada suatu waktu yang dikehendaki Allah SWT. Mereka senantiasa menang.” (HR Bukhari).

Sumber : islamidia
Share:

Jika kematian datang, siapa yang lebih dahulu ?

Jika istrimu meninggal lebih dulu.

Kau telusuri akun sosial media istrimu, Kau baca keluh kesah atau cerita keseharian yang ia tulis disana Sambil membayangkan yang hari itu ia alami, Kau pikirkan status-status sindiran darinya Tanpa bisa bertanya lagi itu  itujukan untukmu atau orang lain.

Kau buka aplikasi belanja miliknya, Melihat rentetan barang yang memenuhi keranjangnya Berharap kau diberi kesempatan lagi untuk bisa membelikan barang impiannya.

Kau akan termenung sendirian Tak ada lagi ocehan rutin dari mulutnya Tak ada lagi makanan dengan rasa yang sama sesuai racikan tangan miliknya Air mata jatuh dipelupuk matamu Kau kehilangan separuh jiwamu Kehilangan sebagian dari hidupmu.

Berpikir : Andai tahu akan sesingkat ini Mati-matian bahagiakan dirinya Sebelum ia dijemput sang Ilahi


Jika Suamimu meninggal lebih dulu.

Kau pandangi galeri foto di telepon selulermu Mungkin tak banyak foto dirinya disana Karena di tiap tempat dan waktu. Dialah fotografernya.

Kau lihat handuk miliknya Takkan lagi ada yang meminta ambilkan handuk setiap kali ia mandi Takkan lagi ada keluhmu tentang handuk basah yang tak tepat tempat.

Kau pandangi wajah anak-anakmu Ada bagian wajah ayahnya yang melekat disana Entah itu tatapan matanya atau gelak tawanya. Terkadang kebiasaannya pun menurun pada buah hatinya.

Semoga bermanfaat.

Share:

Hamil itu bukan perlombaan

Hamil itu bukan ajang pembuktian siapa yang paling subur atau siapa yang paling jantan? Hamil itu bukan berarti kamu sudah menjadi manusia hebat #membuat manusia baru. Jangan karena kehamilan kemudian takabur, lalu meremehkan yang belum juga hamil.

Dia tuh lambat lah buktinya belum hamil² juga, padahal sudah lama nikah'nya loh, apa kurang beramal kali tuh?Yang baru nikah aja udah hamil tuh? Mungkin dia banyak dosa'nya kali yah, makanya belum hamil² juga! Dan masih banyak lagi kata-kata yang memerihkan, menusuk, menyakitkan hati, tentunya banyak manusia yang seperti ini disekitar kita.

#Astaghfirullah Asal muasal'nya tercipta'nya manusia itu dari Allah, bukan dari manusia…

Manusia itu hanya perantara, ketika Allah sudah ridho menitipkan hambaNya dan umat Rasulullah didalam rahim seorang manusia, maka "Kun Fayakun" jadi maka jadilah. Kalau Allah berkehendak mudah saja bagi Allah, tapi kalau belum, yakini saja bahwa Allah selalu punya rencana terindah untuk setiap HambaNya, jauh lebih indah dari omongan manusia yang tidak pernah ada habis'nya.

#Hargai sesama manusia… Apalagi kita bagi sesama wanita, jangan hanya mulut dan lisan digunakan untuk menyakiti, membandingkan-bandingkan orang, Kita berbeda, kita tak sama. Bahkan buah yang satu pohon'pun saja tak selalu sama matang'nya.

Jangan sekali-kali meremehkan mereka yang belum hamil, karna kalian tidak tahu seberapa kuat perjuangan ikhtiar dan doa'nya, dalam luka yang mereka rasakan, sudah berapa kali bagi yang keguguran, sehingga harus lebih sabar lagi menunggu kehadiran sang buah hati.

Jadi tolong jangan ada lagi perkataan yang menyakiti hati, dan hinaan yang mematahkan semangat bagi mereka yang sedang berusaha dan berjuang, berilah support dan semangat, gantilah itu semua'nya dengan doa yang terbaik, untuk pasangan pejuang garis dua.

Semoga bermanfaat.

Share:

Ketika usia 40 tahun

Allah SWT menyebutkan dalam Al-Qur'an bahwa usia 40 tahun adalah usia di mana manusia mencapai puncak kehidupannya baik dari segi fisik, intelektual, emosi maupun spiritualnya. Di usia 40 tahu, manusia meninggalkan usia mudanya dan melangkah ke usia dewasa yang sebenar-benarnya.

Dalam riwayat lain, Nabi bersabda, ''Barang siapa umurnya sudah melebihi empat puluh tahun sedang  kebaikannya tidak lebih banyak dari kejelekannya, hendaklah ia mempersiapkan keberangkatannya ke neraka.

Ketika menjelang usia 40 tahun, Nabi saw Muhammad kerap melakukan uzlah (menyendiri). Pernah mendengar istilah “Life Begins at 40”? Istilah ini bermakna, proses pendewasaan dalam kehidupan seseorang baru akan dimulai pada saat kita berusia 40 tahun. Realitanya, saat ini banyak anak muda menyia-nyiakan hidupnya dengan hanya bersenang-senang.

Rasulullah SAW bersabda, "Tak akan bergeser kedua kaki manusia pada hari kiamat sampai selesai ditanya tentang empat perkara, yaitu tentang umurnya, dihabiskan untuk apa; tentang masa mudanya, dipergunakan untuk apa; tentang hartanya, darimana diperoleh dan untuk apa dibelanjakan; dan tentang ilmunya,

Dalam sebuah hadis disebutkan: "Allah tidak lagi memberi alasan bagi siapa yang telah dipanjangkan umurnya hingga 50 tahun." Al-Khattabi berkata: "Maknanya, orang yang Allah panjangkan umurnya hingga 50 tahun, tidak diterima lagi keuzuran/alasan, karena usia 50 tahun merupakan usia yang dekat dengan kematian.

Al-Hafidh Ibnu Katsir mengatakan: "Di dalam sebuah hadits dijelaskan bahwa mereka kelak akan berdiri selama tujuh puluh tahun dalam keadaan tidak berbicara sedikitpun. Ada yang mengatakan mereka berdiri selama tiga ratus tahun.

Amal Ibadah diusia lanjut yaitu : Memperbanyak baca Al-Qur'an. Berakhlakul karimah. Membaca istighfar. Membaca shalawat Nabi. arti usia senja adalah usia 50 tahun ke atas.

Semoga bermanfaat.

Share:

Abu Lubabah RA

Setelah beberapa hari berlalu sejak Nabi SAW dan pasukannya meninggalkan Madinah menuju Tabuk, Abu Lubabah beserta tiga (atau dua, dalam riwayat lainnya) temannya menyadari kesalahannya. Mereka menyesal, tetapi tidak mungkin untuk mengejar atau menyusul pasukan tersebut.
Abu Lubabah berkata, "Kita di sini berada di naungan pohon yang sejuk, hidup tentram bersama istri-istri kita, sedangkan Rasulullah beserta kaum muslimin sedang berjihad…sungguh, celakalah kita…."

Tak habis-habisnya mereka menyesal, mereka yakin bahwa bahaya akan menimpa karena ketertinggalannya ini. Untuk mengekspresikan penyesalannya ini, Abu Lubabah berkata kepada kawannya, "Marilah kita mengikatkan diri ke tiang masjid, kita tidak akan melepaskan diri kecuali jika Rasulullah sendiri yang melepaskannya…!!"

Teman-temannya, Aus bin Khudzam, Tsa'labah bin Wadiah dan Mirdas (atau tanpa Mirdas, pada riwayat dua orang temannya) menyetujui usulan ini. Mereka tetap terikat pada tiang tersebut sampai Nabi SAW pulang, kecuali ketika mereka akan melaksanakan shalat. Ketika Nabi SAW pulang dari Tabuk dan masuk ke Masjid, beliau berkata, "Siapakah yang diikat di tiang-tiang masjid itu?"

"Abu Lubabah dan teman-temannya yang tidak menyertai engkau berjihad, ya Rasulullah," Kata seorang sahabat, "Mereka berjanji tidak akan melepaskan diri, kecuali jika tuan yang melepaskannya…!!"

Nabi SAW bersabda, "Aku tidak akan melepaskan mereka kecuali jika mendapat perintah dari Allah…!!"

Dalam riwayat lain disebutkan, bahwa Nabi SAW bersabda tentang mereka, "Aku tidak akan melepaskannya sampai saatnya ada pertempuran lagi…!!" Suatu hari menjelang subuh, ketika itu Nabi SAW sedang berada di rumah Ummu Salamah, tiba-tiba beliau tertawa kecil. Ummu Salamah heran dengan sikap beliau ini dan berkata, "Apa yang engkau tertawakan, Ya Rasulullah?"

"Abu Lubabah dan teman-temannya diterima taubatnya…!!" Kata Nabi SAW.

Saat itu Nabi SAW memang menerima wahyu, Surah Taubah ayat 102,
وَآخَرُونَ اعْتَرَفُوا
بِذُنُوبِهِمْ خَلَطُوا عَمَلا صَالِحًا وَآخَرَ سَيِّئًا عَسَى اللَّهُ أَنْ
يَتُوبَ عَلَيْهِمْ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Dan (ada
pula) orang-orang lain yang mengakui dosa-dosa mereka, mereka mencampur baurkan
pekerjaan yang baik dengan pekerjaan lain yang buruk. Mudah-mudahan Allah
menerima tobat mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.

yang menegaskan diterimanya taubat mereka yang berdosa karena ketertinggalannya menyertai jihad bersama Nabi SAW. Ummu Salamah berkata, "Bolehkah aku memberitahukan kepada Abu Lubabah, ya Rasulullah..?" "Terserah engkau saja..!!" Kata Nabi SAW

Ummu Salamah berdiri di depan pintu atau jendela kamarnya yang memang menghadap masjid dan berkata, "Hai Abu Lubabah, bergembiralah karena telah diampuni dosamu, telah diterima taubatmu…!!"

Mereka bergembira, begitu juga dengan para sahabat yang telah berkumpul di masjid untuk shalat shubuh. Mereka ini ingin melepaskan ikatan Abu Lubabah dan teman-temannya, tetapi Abu Lubabah berkata, "Tunggulah sampai datang Rasulullah dan melepaskan sendiri ikatanku…!!" Nabi SAW masuk masjid dan melepaskan sendiri ikatan-ikatan mereka. Pagi harinya, Abu Lubabah dan tiga temannya menghadap Nabi SAW sambil membawa harta yang dipunyainya. Ia berkata, "Ya Rasulullah, inilah harta benda kami, shadaqahkanlah atas nama kami, dan tolong mintakan ampunan bagi kami…."

Nabi SAW bersabda, "Aku tidak diperintahkan untuk menerima harta sedikitpun (berkaitan dengan penerimaan taubat ini)…!!" Tetapi tak lama berselang, Nabi SAW memperoleh wahyu, Surah Taubah ayat 103, yang memerintahkan agar beliau untuk menerima shadaqah dari Abu Lubabah dan teman-temannya, dan mendoakan mereka. Beliau melaksanakan perintah ayat tersebut, dan itu membuat Abu Lubabah dan teman-temannya menjadi lebih gembira dan tentram hatinya.

Riwayat lain menyebutkan, peristiwa Abu Lubabah mengikatkan diri di tiang Masjid Nabi bukan berkaitan dengan Perang Tabuk, tetapi dengan Perang Bani Quraizhah.

Setelah berakhirnya Perang Khandaq (parit) atau Perang Ahzab karena pasukan kaum kafir Quraisy dan sekutu-sekutunya diporak-porandakan oleh angin dan badai di waktu subuh, Nabi SAW dan kaum muslimin segera kembali ke Madinah. Angin dan badai tersebut sebenarnya adalah pasukan malaikat yang dikirim Allah untuk membantu kaum muslimin, dan di waktu dhuhur, Jibril yang menjadi pimpinan pasukan malaikat menemui Nabi SAW sambil berkata, “Wahai Muhammad, mengapa engkau meletakkan senjata sedangkan kami belum meletakkan senjata. Serulah mereka untuk menuju Bani Quraizhah, dan kami akan berada di depanmu. Akan aku guncangkan benteng mereka dan aku susupkan ketakutan di hari mereka…!!” Bani Quraizhah adalah kaum Yahudi di Madinah yang terikat perjanjian damai dan kerjasama dengan Nabi SAW dalam Piagam Madinah.

Tetapi ketika terjadi pengepungan Madinah oleh pasukan kafir Quraisy dan sekutunya, mereka justru berpihak kepada pasukan musuh dan memasok kebutuhan makanannya. Mereka juga berencana menyerang penampungan kaum wanita dengan mengirim seorang mata-mata terlebih dahulu. Untung saja, berkat keberanian bibi Rasulullah SAW, Shafiyyah binti Abdul Muthalib, mereka membatalkan rencananya itu. Shafiyah berhasil membunuh mata-mata tersebut dan menggelindingkan mayatnya ke arah pasukan Bani Quraizhah yang siap menyerang, karena itu mereka beranggapan bahwa ada pasukan muslim yang menjaga para kaum wanitanya, padahal tidak ada.

Segera saja Nabi SAW memerintahkan Bilal untuk menyerukan panggilan jihad, “Siapa saja yang tunduk dan patuh, janganlah melaksanakan shalat ashar kecuali di Bani Quraizhah!!”

Dalam kondisi baru tiba (pulang) setelah mempertahankan diri dari pengepungan kaum kafir Quraisy dan sekutunya selama satu bulan, ternyata tidak mudah untuk mengumpulkan seluruh pasukan. Karena itu Nabi SAW memerintahkan agar mereka yang telah siap, walau dalam kelompok yang kecil, agar segera berangkat. Kelompok demi kelompok akhirnya berkumpul di tempat Bani Quraizhah ketika telah menjelang waktu isya’, dan pada saat itulah mereka melaksanakan shalat ashar sesuai perintah Nabi SAW.

Kaum muslimin melakukan pengepungan selama beberapa hari lamanya, dan akhirnya pemimpin Bani Quraizhah, Ka’b bin Asad mengirim utusan kepada Nabi SAW sebagai tanda menyerah. Tetapi mereka juga meminta Nabi SAW mengirim Abu Lubabah untuk melakukan pembicaraan dan mendengar pendapatnya. Abu Lubabah memang sekutu terbaik kaum Yahudi Bani Quraizhah sebelum Islam datang, bahkan saat itu harta kekayaan dan anak Abu Lubabah ada yang masih tinggal (tertinggal) di wilayah kaum Yahudi tersebut. Dan ternyata, dalam situasi yang seperti itu Nabi SAW memenuhi permintaan mereka.

Ketika Abu Lubabah memasuki benteng dan perkampungan Bani Quraizhah, mereka mengelu-elukan dirinya, para wanita dan anak-anak menangis di hadapannya. Hal itu membuat Abu Lubabah terharu dan merasa kasihan. Ka’b berkata, “Wahai Abu Lubabah, apakah kami harus tunduk kepada keputusan Muhammad??”

“Begitulah!!” Kata Abu Lubabah, tanpa sadar ia memberi isyarat dengan tangannya yang diletakkan di lehernya, isyarat bahwa mereka akan dihukum mati. Mungkin karena suasana yang dilihatnya atau rasa kedekatannya selama ini yang membuat ia bersikap seperti itu. Tetapi seketika itu ia menyadari apa yang dilakukannya, yang sama artinya bahwa ia telah mengkhianati Allah dan Rasul-Nya. Tanpa bicara apa-apa lagi ia berlari keluar, bukannya kembali menghadap Nabi SAW, tetapi menuju masjid Nabawi dan mengikatkan dirinya di tiang masjid sembari bersumpah tidak akan pernah memasuki Bani Quraizhah, dan juga tidak akan melepaskan ikatannya kecuali Nabi SAW sendiri yang melepaskannya.

Rasulullah SAW menunggu-nunggu kedatangan Abu Lubabah, karena tidak datang juga, beliau mengirimkan seorang utusan lainnya. Setelah mendengar tentang apa yang dilakukannya, beliau bersabda, “Andaikata ia datang kepadaku, tentu aku akan memaafkannya. Tetapi karena ia telah berbuat seperti itu (yakni dengan diikuti sumpah), maka aku tidak bisa melepaskannya kecuali jika ia benar-benar bertaubat kepada Allah!!” Selanjutnya sama dengan kisah di atas.

Kita ambil hikmahnya dari kisah diatas.
Share:

Karena Meringan-Ringankan Shalat

 

Ada seorang saleh yang menguburkan jenazah saudara perempuannya. Setelah pulang kembali, ia menyadari kalau dompet uangnya telah hilang. Mungkin jatuh ketika ia memakamkan saudaranya itu. Karena itu ia segera kembali ke pemakaman dan menggali kembali. Tetapi belum sempat ia menemukan dompetnya kembali, ia melihat nyala api di kubur saudaranya tersebut. Ia ketakutan dan segera menutupnya kembali. Ia menangis melihat keadaan kubur saudaranya itu.

Saudaranya itu memang tidak tinggal bersamanya, tetapi bersama ibunya. Segera ia menuju rumah ibunya, dan masih dengan menangis ia berkata, “Wahai ibu, beritahukan kepadaku, bagaimana amalan saudaraku itu?”

Sang ibu berkata, “Ada apa gerangan sehingga engkau bertanya seperti itu?”

“Wahai ibu, aku melihat kuburnya menyala api!!” Kata sang anak, kemudian ia menceritakan secara lengkap pengalamannya.

Sang ibu ikut menangis mendengar cerita tersebut, dan berkata, “Saudaramu itu biasa meringan-ringankan (menggampangkan) shalat dan mengakhirkannya, hingga waktunya hampir habis!!”

Sebagian ulama menyatakan bahwa tidak mengapa shalat menjelang akhir waktu, asal belum masuk kepada waktu shalat selanjutnya, dan tidak ada maksud untuk menyepelekan shalat tersebut, benar-benar karena situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan. Hanya saja ia akan kehilangan keutamaan shalat pada awal waktunya. Nabi SAW bersabda, “Amal perbuatan yang paling disukai Allah adalah shalat pada awal waktunya.” Beliau juga bersabda, “Kelebihan (shalat) pada awal waktunya dibanding pada akhir waktunya adalah seperti keutamaan akhirat atas dunia.”

Pada riwayat lainnya, Nabi SAW bersabda, “Barang siapa shalat pada awal waktunya, maka naiklah shalatnya itu ke langit dengan diliputi cahaya hingga sampai di Arsy, lalu ia (shalat itu) membacakan istighfar untuk orang yang melakukan shalat itu hingga hari kiamat, sambil berkata : Semoga Allah memeliharamu, sebagaimana engkau memelihara aku. Jika seseorang itu shalat tidak pada waktunya (ghairi waqtiha, menunda-nunda hingga masuk pada waktu shalat selanjutnya), maka shalat itu akan naik ke langit diliputi kegelapan. Dan bila sampai ke langit, ia dilipat bagaikan baju yang rusak, lalu dilemparkan ke wajah orang yang melakukannya itu…!”

Dalam hadits yang lain, Nabi SAW bersabda. “Barang siapa yang menghimpun antara dua waktu shalat tanpa udzur atau karena meringan-ringankan (menggampangkan, menyepelekan), maka ia telah memasuki pintu dosa besar.”

Semoga kita tidak termasuk.

Share:

Popular Posts

Label

Blog Archive

Recent Posts

Recent Posts Widget

Data Lengkap

Data Lengkap
Kampung Cisitu The Best