kampung cisitu

  • Jalan di Cisitu

    Akses jalan menuju kampung cisitu sudah bagus, seperti yang terlihat ini.

  • Pemandangan

    Alam kampung cisitu yang masih bebas dari polusi tampak indah.

  • Masjid An-nuur

    Tampak poto masjid an-nuur cisitu yang megah.

  • Akses jalan

    Penampakan jalan yang menuju kampung cisitu.

  • Aula ADI

    Tampak poto aula ADI Albukhori kampung cisitu.

Terimakasih sudah singgah di blog kampung cisitu

Ucapan Malam Jumat

Ketemu lagi dengan kumpulan kata, artikel kali ini yang akan saya bagi adalah ucapan untuk malam jum'at.

Semoga saja kata-kata malam jum'at ini tentunya akan menghibur sahabat semua dikala suntuk.
Langsung ke TKP.


Berakit-rakit kita kehulu, berenang kita sampai ketepian… ayo segera kita ke penghulu, agar tiap malam gak kesepian.


Wanita sering tidak konsisten. Sering demo, teriak2 Anti Kekerasan. Pas ada maunya malah minta yang KERAS.


Kubuka bajumu dengan segenap birahi, kusibak bulu rambut tipismu, kuj1lat dan kugigit bij1mu, panas ya mas … jagung rebusnya, lagi dong….???? wkwkw


Rajin Pangkal Pandai, Hemat Pangkal Kaya, Enak Pangkal PAAHA.. sssttttt khusus yang udah nikah ya.. wkwkwk


Malam Jumat masuk rumah hantu, Pacaran : ada hantu meluk pacar, Jomblo : ada hantu , terpaksa peluk hantu


apalah artinya malam jumat, jika ranjang di kamar ini tak berpenghuni.


Brow pulang brow, ingat kan sekarang malam jumat..sunah rasul.


Sendirian malam jumat, ngeri. Sendirian malam minggu, nyeri..


aku berbisik pada istriku : mi, malam ini malam jumat lho...istriku menjawab : TERUSS GUA HARUS BILANG "WOWW" gitu?..


Ciyee yg makan nya lagi enak, maklum sebulan sekali mumpung tanggal muda *cekikikan*


Usahain sama temen tuh harus saling berbagi, berbagi pacar misalnya #dhuarrr


Usahain sama temen tuh harus saling berbagi, berbagi pacar misalnya #dhuarrr


Modus dan tulus itu beda tipis. Tapi efeknya besar. Modus efeknya sakit hati. Tulus efeknya sampai mati ~


percuma punya pacar kalo selingkuh aja gak berani, putusin


lebih baik punya pacar bawel daripada pendiam, iya diam-diam punya selingkuhan misalnya


mendung lagi aja, kamu nembak, gagal lagi aja, jadinya jomblo lagi aja


mantan yang baik kalo ngajak balikan pasti lapor RT minimal 2x24jam #ngokk


Lebih baik gak usah bangun daripada bangun cuma buat denger pacar bilang "kita udahan dulu ya"


lo ngeliat MANTAN jalan sama pacar barunya, teriakin aja "muka pacar kamu datar kayak papan tulis TK "


faktanya, daun muda lebih baik daripada berondong tua


Sekedar Saran buat yg idungnya pesek, kalo tidur usahain jangan tengkurep, ntar makin mlesek kedalem tuh idung


gue mah orangnya simpel. gak mau pacaran sebelum punya pacar. simpel kan? #Ndasmu


Selamat malam buat yg cinta sama pacar orang


Cinta aku ke kamuu itu sehidup semati, iya aku hidup kamuu mati *plaak*


jomblo terhormat: gak pacaran karena milih-milih || jomblo keramat: gak pacaran karena gak kepilih #paitpaitpait
Share:

Kisah Nabi Shaleh

Genealogi

Salleh bin Ubaid bin 'Ashif bin Masih bin 'Abid bin Hazir bin Samud bin Amir bin Irim bin Syam bin Nuh. Saleh merupakan anak tertua dan memiliki dua orang adik yang bernama Aanar dan Ashkol.

Kisah Shaleh

Tsamud adalah suku yang merupakan bagian dari bangsa Arab oleh ahli sejarah dan ada pula yang menggolongkan mereka ke dalam kaum Yahudi. Kaum ini tinggal di dataran bernama "Al Hijr" terletak antara Hijaz dan Syam yang dahulunya termasuk jajahan dan dikuasai oleh suku Aad yang telah binasa karena dilanda angin topan yang dikirim oleh Allah sebagai pembalasan atas pembangkangan dan pengingkaran mereka terhadap dakwah dan risalah Hud.

Kemakmuran dan kemewahan hidup serta kekayaan alam yang dahulu dimiliki dan dinikmati oleh suku Aad telah diwarisi oleh kaum Tsamud. Tanah-tanah yang subur yang memberikan hasil berlimpah ruah, binatang-binatang perahan dan ternak yang berkembang biak, kebun-kebun bunga yag indah, bangunan rumah-rumah yang didirikan di atas tanah yang rata dan dipahatnya dari gunung. Semuanya itu menjadikan mereka hidup tenteram, sejahtera, dan bahagia, merasa aman dari segala gangguan alam dan mengaku bahawa kemewahan hidup mereka akan kekal bagi mereka dan anak keturunan mereka.

Kaum Tsamud tidak mengenal Tuhan. Tuhan mereka adalah berhala-berhala yang mereka sembah dan puja, kepadanya mereka berkorban, tempat mereka meminta perlindungan dari segala bala dan musibah dan mengharapkan kebaikan serta kebahagiaan. Mereka tidak dapat melihat atau memikirkan lebih jauh dan apa yang dapat mereka jangkau dengan pancaindera.

Dakwah kepada kaum Tsamud

Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang tidak akan membiarkan hamba-hamba-Nya berada dalam kegelapan terus-menerus tanpa diutusnya pesuruh di sisi-Nya untuk memberi penerangan dan memimpin mereka keluar dari jalan yang sesat ke jalan yang benar. Demikian pula Allah tidak akan menurunkan azab dan seksaan kepada suatu umat sebelum mereka diperingatkan dan diberi petunjukkan oleh-Nya dengan perantara seorang yang dipilih untuk menjadi utusan dan rasul-Nya. Sunnatullah ini berlaku pula kepada kaum Tsamud, yang kepada mereka telah diutuskan Nabi Saleh seorang yang telah dipilih-Nya dari suku mereka sendiri, dari keluarga yang terpandang dan dihormati oleh kaumnya, terkenal tangkas, cerdik, pandai, rendah hati dan ramah-tamah dalam pergaulan.

Dikenalkan mereka oleh Nabi Saleh kepada Tuhan yang sepatutnya mereka sembah, Tuhan Allah Yang Maha Esa, yang telah mencipta mereka, menciptakan alam sekitar mereka, menciptakan tanah-tanah yang subur yang menghasilkan bahan-bahan keperluan hidup mereka, mencipta binatang-binatang yang memberi manfaat dan berguna bagi mereka dan dengan demikian memberi kepada mereka kenikmatan dan kemewahan hidup dan kebahagiaan lahir dan batin. Tuhan Yang Esa itulah yang harus mereka sembah dan bukan patung-patung yang mereka pahat sendiri dari batu-batu gunung yang tidak berkuasa memberi sesuatu kepada mereka atau melindungi mereka dari ketakutan dan bahaya.

Nabi Saleh memperingatkan mereka bahwa ia adalah seorang daripada mereka, terjalin antara dirinya dan mereka ikatan keluarga dan darah. Mereka adalah kaumnya dan sanak keluarganya dan dia adalah seketurunan dan sesuku dengan mereka. Ia mengharapkan kebaikan dan kebajikan bagi mereka dan sesekali tidak akan menjerumuskan mereka ke dalam hal-hal yang akan membawa kerugian, kesengsaraan dan kebinasaan bagi mereka. Ia menerangkan kepada mereka bahwa dia adalah pesuruh dan utusan Allah, dan apa yang diajarkan dan didakwahkan kepada mereka adalah amanat Allah yang harus dia sampaikan kepada mereka untuk kebaikan mereka semasa hidup dan sesudah mereka mati di akhirat kelak. Dia berharap yang kaumnya mempertimbangkan dan memikirkan bersungguh-sungguh apa yang dia serukan dan anjurkan agar mereka segera meninggalkan penyembahan kepada patung berhala itu dan percaya beriman kepada Allah Yang Maha Esa seraya bertaubat dan mohon keampunan kepada-Nya atas dosa dan perbuatan syirik yang selama ini telah mereka lakukan. Allah maha dekat kepada mereka dengan mendengarkan doa mereka dan memberi keampunan kepada yang bersalah apabila dimintanya.

Terperanjatlah kaum Saleh mendengar seruan dan dakwahnya yang bagi mereka merupakan hal yang baru yang tidak diduga akan datang dari saudara atau anak mereka sendiri. Maka serentak ditolaknya ajakan Nabi Saleh itu seraya berkata mereka kepadanya:"Wahai Saleh! Kami mengenalmu seorang yang pandai, tangkas dan cerdas, fikiranmu tajam dan pendapat serta semua pertimbanganmu selalu tepat. Pada dirimu kami melihat tanda-tanda kebajikan dan sifat-sifat yang terpuji. Kami mengharapkan dari engkau sebetulnya untuk memimpin kami menyelesaikan hal-hal yang rumit yang kami hadapi, memberi petunjuk dalam soal-soal yang gelap bagi kami dan menjadi ikutan dan kepercayaan kami di kala kami menghadapi krisis dan kesusahan. Akan tetapi segala harapan itu menjadi meleset dan kepercayaan kami kepadamu tergelincir hari ini dengan tingkah lakumu dan tindak tandukmu yang menyalahi adat-istiadat dan tatacara hidup kami. Apakah yang engkau serukan kepada kami? Engkau menghendaki agar kami meninggalkan persembahan kami dan nenek moyang kami, persembahan dan agama yang telah menjadi darah daging kami menjadi sebahagian hidup kami sejak kami dilahirkan dan tetap menjadi pegangan untuk selama-lamanya. Kami sesekali tidak akan meninggalkannya kerana seruanmu dan kami tidak akan mengikutimu yang sesat itu. Kami tidak mempercayai cakap-cakap kosongmu bahkan meragui kenabianmu. Kami tidak akan mendurhakai nenek moyang kami dengan meninggalkan persembahan mereka dan mengikuti jejakmu."

Nabi Saleh memperingatkan mereka agar jangan menentangnya dan agar mengikuti ajakannya beriman kepada Allah yang telah mengurniai mereka rezeki yang luas dan penghidupan yang sejahtera. Diceritakan kepada mereka kisah kaum-kaum yang mendapat seksaan dan azab dari Allah kerana menentang rasul-Nya dan mendustakan risalah-Nya. Hal yang serupa itu dapat terjadi ke atas mereka jika mereka tidak mahu menerima dakwahnya dan mendengar nasihatnya, yang diberikannya secara ikhlas dan jujur sebagai seorang anggota dari keluarga besar mereka dan yang tidak mengharapkan atau menuntut upah daripada mereka atas usahanya itu. Ia hanya menyampaikan amanat Allah yang ditugaskan kepadanya dan Allah-lah yang akan memberinya upah dan ganjaran untuk usahanya memberi pimpinan dan tuntutan kepada mereka.

Sekelompok kecil dari kaum Tsamud yang kebanyakannya terdiri dari orang-orang yang berkedudukan sosial lemah menerima dakwah Nabi Saleh dan beriman kepadanya sedangkan sebahagian yang terbesar terutamanya mereka yang tergolong orang-orang kaya dan berkedudukan tetap berkeras kepala dan menyombongkan diri menolak ajakan Nabi Saleh dan mengingkari kenabiannya dan berkata kepadanya:" Wahai Saleh! Kami kira bahawa engkau telah dirasuk syaitan dan terkena sihir. Engkau telah menjadi sinting dan menderita sakit gila. Akalmu sudah berubah dan fikiranmu sudah kacau sehingga engkau tidak sedar yang engkau telah mengeluarkan kata-kata yang tidak masuk akal dan mungkin engkau sendiri tidak memahaminya. Engkau mengaku bahwa engkau telah diutuskan oleh Tuhanmu sebagai nabi dan rasul-Nya. Apakah kelebihanmu daripada kami semua sehingga engkau dipilih menjadi rasul, padahal ada orang-orang di antara kami yang lebih patut dan lebih cekap untuk menjadi nabi atau rasul daripada engkau. Tujuanmu dengan bercakap kosong dan kata-katamu hanyalah untuk mengejar kedudukan dan ingin diangkat menjadi kepala dan pemimpin bagi kaummu. Jika engkau merasa bahwa engkau cerdas dan cergas dan mengaku bahwa engkau tidak mempunyai arah dan tujuan yang terselubung dalam dakwahmu itu maka hentikanlah usahamu menyiarkan agama barumu dengan mencerca penyembahan kami dan nenek moyangmu sendiri. Kami tidak akan mengikuti jalanmu dan meninggalkan jalan yang telah ditempuh oleh orang-orang tua kami lebih dahulu.

Nabi Saleh menjawab : " Aku telah berulang-ulang mengatakan kepadamu bahwa aku tidak mengharapkan sesuatu apapun daripadamu sebagai balasan atas usahaku memberi penerangan kepada kamu. Aku tidak mengharapkan upah atau mendambakan pangkat dan kedudukan bagi usahaku ini yang aku lakukan semata-mata atas perintah Allah dan daripada-Nya kelak aku harapkan balasan dan ganjaran untuk itu dan bagaimana aku dapat mengikutimu dan menterlantarkan tugas dan amanat Tuhan kepadaku, padahal aku talah memperoleh bukti-bukti yang nyata atas kebenaran dakwahku. Janganlah sesekali kamu harapkan bahawa aku akan melanggar perintah Tuhanku dan melalaikan kewajibanku kepada-Nya hanya semata-mata untuk melanjutkan penyembahan nenek moyang kami yang jahil itu. Siapakah yang akan melindungiku dari murka dan azab Tuhan jika aku berbuat demikian? Sesungguhnya kamu hanya akan merugikan dan membinasakan aku dengan seruanmu itu."

Setelah gagal dan berhasil menghentikan usaha dakwah Nabi Saleh dan dilihatnya ia bahkan makin giat menarik orang-orang mengikutnya dan berpihak kepadanya, para pemimpin dan pemuka kaum Tsamud berusaha hendak membendung arus dakwahnya yang makin lama makin mendapat perhatian terutama dari kalangan bawahan menengah dalam masyarakat. Mereka menentang Nabi Saleh dan untuk membuktikan kebenaran kenabiannya dengan suatu bukti mukjizat dalam bentuk benda atau kejadian luar biasa yang berada di luar kekuasaan manusia.

Mukjizat Saleh

Nabi Saleh sadar bahwa tentangan kaumnya yang menuntut bukti daripadanya berupa mukjizat itu adalah bertujuan hendak menghilangkan pengaruhnya dan mengikis habis kewibawaannya di mata kaumnya terutama para pengikutnya bila ia gagal memenuhi tentangan dan tuntutan mereka. Nabi Saleh membalas tentangan mereka dengan menuntut janji dengan mereka apabila dia berhasil mendatangkan mukjizat yang mereka minta bahwa mereka akan meninggalkan agama dan penyembahan mereka dan akan mengikuti Nabi Saleh dan beriman kepadanya.

Sesuai dengan permintaan dan petunjuk pemuka-pemuka kaum Tsamud berdoalah Nabi Saleh memohon kepada Allah agar memberinya suatu mukjizat untuk membuktikan kebenaran risalahnya dan sekaligus mematahkan perlawanan dan tentangan kaumnya yang masih berkeras kepala itu. Ia memohon dari Allah dengan kekuasaan-Nya menciptakan seekor unta betina dikeluarkannya dari perut sebuah batu karang besar yang terdapat di sisi sebuah bukit yang mereka tunjuk.

Maka sejurus kemudian dengan izin Allah Yang Maha Kuasa lagi Maha Pencipta terbelahlah batu karang yang ditunjuk itu dan keluar dari perutnya seekor unta betina.

Dengan menunjuk kepada binatang yang baru keluar dari perut batu besar itu berkatalah Nabi Saleh kepada mereka: " Inilah dia unta Allah, janganlah kamu ganggu dan biarkanlah dia mencari makanannya sendiri di atas bumi Allah, dia mempunyai giliran untuk mendapatkan air minum dan kamu mempunyai giliran untuk mendapatkan minuman bagimu dan bagi ternakanmu juga dan ketahuilah bahwa Allah akan menurunkan azab-Nya apabila kamu mengganggu binatang ini." Kemudian berkeliaranlah unta di ladang-ladang memakan rumput sesuka hatinya tanpa mendapat gangguan dan ketika giliran minumnya tiba pergilah unta itu ke sebuah perigi yang diberi nama perigi unta dan minumlah sepuas hatinya. Dan pada hari-hari giliran unta Nabi Saleh itu datang minum, tiada seekor binatang lain berani menghampirinya, hal mana menimbulkan rasa tidak senang pada pemilik-pemilik binatang itu yang makin hari makin merasakan bahwa adanya unta Nabi Saleh di tengah-tengah mereka itu merupakan gangguan laksana duri yang melintang di dalam kerongkong.

Dengan berhasilnya Nabi Saleh mendatangkan mukjizat yang mereka tuntut gagallah para pemuka kaum Tsamud dalam usahanya untuk menjatuhkan kehormatan dan menghilangkan pengaruh Nabi Saleh bahkan sebaliknya telah menambah tebal kepercayaan para pengikutnya dan menghilangkan banyak keraguan dari kaumnya. Maka dihasutlah oleh mereka pemilik-pemilik ternakan yang merasa jengkel dan tidak senang dengan adanya unta Nabi Saleh yang bermaharajalela di ladang dan kebun-kebun mereka serta ditakuti oleh binatang-binatang peliharaannya.

Unta Nabi Saleh dibunuh

Persekongkolan diadakan oleh orang-orang dari kaum Tsamud untuk mengatur rancangan pembunuhan unta Nabi Saleh dan selagi orang masih dibayangi oleh rasa takut dari azab yang diancam oleh Nabi Saleh apabila untanya diganggu di samping adanya dorongan keinginan yang kuat untuk melenyapkan binatang itu dari atas bumi mereka, muncullah tiba-tiba seorang janda bangsawan yang kaya raya yang akan menyerah dirinya kepada siapa yang dapat membunuh unta Saleh. Di samping janda itu ada seorang wanita lain yang mempunyai beberapa puteri cantik-cantik menawarkan akan menghadiahkan salah seorang dari puteri-puterinya kepada orang yang berhasil membunuh unta itu.

Dua macam hadiah yang menggiurkan dari kedua wanita itu di samping hasutan para pemuka Tsamud mengundang dua orang lelaki bernama Mushadda' bin Muharrij dan Gudar bin Salif berkemas-kemas akan melakukan pembunuhan bagi meraih hadiah yang dijanjikan di samping sanjungan dan pujian yang akan diterimanya dari para kafir suku Tsamud bila unta Nabi Saleh telah mati dibunuh.

Dengan bantuan tujuh orang lelaki bersembunyilah kumpulan itu di suatu tempat dimana biasanya dilalui oleh unta dalam perjalanannya ke perigi tempat ia minum dan begitu unta-unta yang tidak berdosa itu lalu segeralah dipanah betisnya oleh Musadda' yang disusul oleh Gudar dengan menikamkan pedangnya di perutnya.

Dengan perasaan megah dan bangga pergilah para pembunuh unta itu ke ibu kota menyampaikan berita matinya unta Nabi Saleh yang mendapat sambutan sorak-sorai dan teriakan gembira dari pihak musyrikin seakan-akan mereka kembali dari medan perang dengan membawa kemenangan yang gilang- gemilang. Berkata mereka kepada Nabi Saleh, " Wahai Saleh! Untamu telah mati dibunuh, cobalah datangkan akan apa yang engkau katakan dulu akan ancamannya bila unta itu diganggu, jika engkau betul-betul termasuk orang-orang yang terlalu benar dalam kata-katanya."

Nabi Saleh menjawab, "Aku telah peringatkan kamu, bahwa Allah akan menurunkan azab-Nya atas kamu jika kamu mengganggu unta itu. Maka dengan terbunuhnya unta itu maka tunggulah engkau akan tibanya masa azab yang Allah telah janjikan dan telah aku sampaikan kepada kamu. Kamu telah menentang Allah dan terimalah kelak akibat tentanganmu kepada-Nya. Janji Allah tidak akan meleset. Kamu boleh bersuka-ria dan bersenang-senang selama tiga hari ini kemudian terimalah ganjaranmu yang setimpal pada hari keempat. Demikianlah kehendak Allah dan takdir-Nya yang tidak dapat ditunda atau dihalang."

Ada kemungkinan menurut ahli tafsir bahwa Allah melalui rasul-Nya, Nabi Saleh memberi waktu tiga hari itu untuk memberi kesempatan, kalau-kalau mereka sadar akan dosanya dan bertaubat minta ampun serta beriman kepada Nabi Saleh kepada risalahnya.

Akan tetapi dalam kenyataannya tempoh tiga hari itu bahkan menjadi bahan ejekan kepada Nabi Saleh yang ditentangnya untuk mempercepat datangnya azab itu dan tidak usah ditangguhkan tiga hari lagi.

Turunnya azab Allah yang dijanjikan

Nabi Saleh memberitahu kaumnya bahwa azab Allah yang akan menimpa di atas mereka akan didahului dengan tanda-tanda, yaitu pada hari pertama bila mereka terbangun dari tidur, wajah mereka menjadi kuning dan akan berubah menjadi merah pada hari kedua dan hitam pada hari ketiga dan pada hari keempat turunlah azab Allah yang pedih.

Mendengar ancaman azab yang diberitahukan oleh Nabi Saleh kepada kaum kelompok sembilan orang yaitu kelompok pembunuh unta merancang melakukan pembunuhan ke atas diri Nabi Saleh mendahului tibanya azab yang diancamkan itu. Mereka mengadakan pertemuan rahasia dan bersumpah bersama akan melaksanakan rancangan pembunuhan itu di waktu malam, di saat orang masih tidur nyenyak untuk menghindari tuntutan balas darah oleh keluarga Nabi Saleh, jika diketahui identitas mereka sebagai pembunuhnya. Rancangan mereka ini dirahasiakan sehingga tidak diketahui dan didengar oleh siapapun kecuali kesembilan orang itu sendiri.

Ketika mereka datang ke tempat Nabi Saleh bagi melaksanakan rancangan jahatnya di malam yang gelap-gelita dan sunyi-senyap jatuhlah di atas kepala mereka batu-batu besar yang datang dari langit dan yang seketika merebahkan mereka di atas tanah dalam keadaan tidak bernyawa lagi. Demikianlah Allah telah melindungi rasul-Nya dari perbuatan jahat hamba-hamba-Nya yang kafir.

Satu hari sebelum hari turunnya azab yang telah ditentukan itu, dengan izin Allah berangkatlah Nabi Saleh bersama para mukminin pengikutnya menuju Ramlah, sebuah tempat di Palestina, meninggalkan Hijir dan penghuninya, kaum Tsamud habis binasa, ditimpa halilintar yang dahsyat beriringan dengan gempa bumi yang mengerikan.

Kisah Saleh dalam al-Quran

Kisah Nabi Saleh telah diceritakan dengan 72 ayat dalam 11 surah seperti pada surah Al-A'raf, ayat 73 hingga 79:

وَإِلَى ثَمُودَ أَخَاهُمْ
صَالِحًا قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ قَدْ
جَاءَتْكُمْ بَيِّنَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ هَذِهِ نَاقَةُ اللَّهِ لَكُمْ آيَةً
فَذَرُوهَا تَأْكُلْ فِي أَرْضِ اللَّهِ وَلا تَمَسُّوهَا بِسُوءٍ فَيَأْخُذَكُمْ
عَذَابٌ أَلِيمٌ (73)

وَاذْكُرُوا إِذْ جَعَلَكُمْ
خُلَفَاءَ مِنْ بَعْدِ عَادٍ وَبَوَّأَكُمْ فِي الأرْضِ تَتَّخِذُونَ مِنْ
سُهُولِهَا قُصُورًا وَتَنْحِتُونَ الْجِبَالَ بُيُوتًا فَاذْكُرُوا آلاءَ اللَّهِ
وَلا تَعْثَوْا فِي الأرْضِ مُفْسِدِينَ (74)

قَالَ الْمَلأ الَّذِينَ
اسْتَكْبَرُوا مِنْ قَوْمِهِ لِلَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا لِمَنْ آمَنَ مِنْهُمْ
أَتَعْلَمُونَ أَنَّ صَالِحًا مُرْسَلٌ مِنْ رَبِّهِ قَالُوا إِنَّا بِمَا أُرْسِلَ
بِهِ مُؤْمِنُونَ (75)

قَالَ الَّذِينَ
اسْتَكْبَرُوا إِنَّا بِالَّذِي آمَنْتُمْ بِهِ كَافِرُونَ (76)

فَعَقَرُوا النَّاقَةَ
وَعَتَوْا عَنْ أَمْرِ رَبِّهِمْ وَقَالُوا يَا صَالِحُ ائْتِنَا بِمَا تَعِدُنَا
إِنْ كُنْتَ مِنَ الْمُرْسَلِينَ (77)

فَأَخَذَتْهُمُ الرَّجْفَةُ
فَأَصْبَحُوا فِي دَارِهِمْ جَاثِمِينَ (78)

فَتَوَلَّى عَنْهُمْ وَقَالَ
يَا قَوْمِ لَقَدْ أَبْلَغْتُكُمْ رِسَالَةَ رَبِّي وَنَصَحْتُ لَكُمْ وَلَكِنْ لا
تُحِبُّونَ النَّاصِحِينَ (79)

73. Dan (Kami
telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka, Saleh. Ia berkata. "Hai
kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya.
Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata kepadamu dari Tuhanmu. Unta betina
Allah ini menjadi tanda bagimu, maka biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan
janganlah kamu mengganggunya, dengan gangguan apa pun, (yang karenanya) kamu
akan ditimpa siksaan yang pedih."

74. Dan ingatlah
olehmu di waktu Tuhan menjadikan kamu pengganti-pengganti (yang berkuasa)
sesudah kaum 'Aad dan memberikan tempat bagimu di bumi. Kamu dirikan
istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk
dijadikan rumah; maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu merajalela
di muka bumi membuat kerusakan.

75. Pemuka-pemuka
yang menyombongkan diri di antara kaumnya berkata kepada orang-orang yang
dianggap lemah yang telah beriman di antara mereka: "Tahukah kamu bahwa Saleh di
utus (menjadi rasul) oleh Tuhannya?". Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami
beriman kepada wahyu, yang Saleh diutus untuk menyampaikannya".

76. Orang-orang
yang menyombongkan diri berkata: "Sesungguhnya kami adalah orang yang tidak
percaya kepada apa yang kamu imani itu".

77. Kemudian
mereka sembelih unta betina itu, dan mereka berlaku angkuh terhadap perintah


Selain itu, dikisahkan juga pada surah Hud ayat 61 hingga ayat 68,

وَإِلَى ثَمُودَ أَخَاهُمْ
صَالِحًا قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ هُوَ
أَنْشَأَكُمْ مِنَ الأرْضِ وَاسْتَعْمَرَكُمْ فِيهَا فَاسْتَغْفِرُوهُ ثُمَّ
تُوبُوا إِلَيْهِ إِنَّ رَبِّي قَرِيبٌ مُجِيبٌ (61)

قَالُوا يَا صَالِحُ قَدْ
كُنْتَ فِينَا مَرْجُوًّا قَبْلَ هَذَا أَتَنْهَانَا أَنْ نَعْبُدَ مَا يَعْبُدُ
آبَاؤُنَا وَإِنَّنَا لَفِي شَكٍّ مِمَّا تَدْعُونَا إِلَيْهِ مُرِيبٍ (62)

قَالَ يَا قَوْمِ
أَرَأَيْتُمْ إِنْ كُنْتُ عَلَى بَيِّنَةٍ مِنْ رَبِّي وَآتَانِي مِنْهُ رَحْمَةً
فَمَنْ يَنْصُرُنِي مِنَ اللَّهِ إِنْ عَصَيْتُهُ فَمَا تَزِيدُونَنِي غَيْرَ
تَخْسِيرٍ (63)

وَيَا قَوْمِ هَذِهِ نَاقَةُ
اللَّهِ لَكُمْ آيَةً فَذَرُوهَا تَأْكُلْ فِي أَرْضِ اللَّهِ وَلا تَمَسُّوهَا
بِسُوءٍ فَيَأْخُذَكُمْ عَذَابٌ قَرِيبٌ (64)

فَعَقَرُوهَا فَقَالَ
تَمَتَّعُوا فِي دَارِكُمْ ثَلاثَةَ أَيَّامٍ ذَلِكَ وَعْدٌ غَيْرُ
مَكْذُوبٍ (65)

فَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا
نَجَّيْنَا صَالِحًا وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ بِرَحْمَةٍ مِنَّا وَمِنْ خِزْيِ
يَوْمِئِذٍ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ الْقَوِيُّ الْعَزِيزُ (66)

وَأَخَذَ الَّذِينَ ظَلَمُوا
الصَّيْحَةُ فَأَصْبَحُوا فِي دِيَارِهِمْ جَاثِمِينَ (67)

كَأَنْ لَمْ يَغْنَوْا
فِيهَا أَلا إِنَّ ثَمُودَ كَفَرُوا رَبَّهُمْ أَلا بُعْدًا لِثَمُودَ (68)

وَلَقَدْ جَاءَتْ رُسُلُنَا
إِبْرَاهِيمَ بِالْبُشْرَى قَالُوا سَلامًا قَالَ سَلامٌ فَمَا لَبِثَ أَنْ جَاءَ
بِعِجْلٍ حَنِيذٍ (69)

61. Dan kepada
Tsamud (Kami utus) saudara mereka Saleh. Saleh berkata: "Hai kaumku, sembahlah
Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu
dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah
ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku amat dekat
(rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)."

62. Kaum Tsamud
berkata: "Hai Saleh, sesungguhnya kamu sebelum ini adalah seorang di antara kami
yang kami harapkan, apakah kamu melarang kami untuk menyembah apa yang disembah
oleh bapak-bapak kami? dan sesungguhnya kami betul-betul dalam keraguan yang
menggelisahkan terhadap agama yang kamu serukan kepada kami."

63. Saleh
berkata: "Hai kaumku, bagaimana pikiranmu jika aku mempunyai bukti yang nyata
dari Tuhanku dan diberi-Nya aku rahmat (kenabian) dari-Nya, maka siapakah yang
akan menolong aku dari (azab) Allah jika aku mendurhakai-Nya. Sebab itu kamu
tidak menambah apa pun kepadaku selain daripada kerugian.

64. Hai kaumku,
inilah unta betina dari Allah, sebagai mukjizat (yang menunjukkan kebenaran)
untukmu, sebab itu biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu
mengganggunya dengan gangguan apa pun yang akan menyebabkan kamu ditimpa azab
yang dekat."

65. Mereka
membunuh unta itu, maka berkata Saleh: "Bersukarialah kamu sekalian di rumahmu
selama tiga hari, itu adalah janji yang tidak dapat didustakan."

66. Maka tatkala
datang azab Kami, Kami selamatkan Saleh beserta orang-orang yang beriman bersama
dia dengan rahmat dari Kami dan (Kami selamatkan) dari kehinaan di hari itu.
Sesungguhnya Tuhanmu Dia-lah Yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa.

67. Dan satu
suara keras yang mengguntur menimpa orang-orang yang lalim itu, lalu mereka mati
bergelimpangan di rumahnya.

68. Seolah-olah
mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Ingatlah, sesungguhnya kaum Tsamud
mengingkari Tuhan mereka. Ingatlah, kebinasaanlah bagi kaum Tsamud.

69. Dan
sesungguhnya utusan-utusan Kami (malaikat-malaikat) telah datang kepada Ibrahim
dengan membawa kabar gembira, mereka mengucapkan: "Salaman" (Selamat). Ibrahim
menjawab: "Salamun" (Selamatlah), maka tidak lama kemudian Ibrahim menyuguhkan
daging anak sapi yang dipanggang.


dan surah Al-Qamar ayat 23 hingga ayat 32.

كَذَّبَتْ ثَمُودُ
بِالنُّذُرِ (23)

فَقَالُوا أَبَشَرًا مِنَّا
وَاحِدًا نَتَّبِعُهُ إِنَّا إِذًا لَفِي ضَلالٍ وَسُعُرٍ (24)

أَؤُلْقِيَ الذِّكْرُ
عَلَيْهِ مِنْ بَيْنِنَا بَلْ هُوَ كَذَّابٌ أَشِرٌ (25)

سَيَعْلَمُونَ غَدًا مَنِ
الْكَذَّابُ الأشِرُ (26)

إِنَّا مُرْسِلُو النَّاقَةِ
فِتْنَةً لَهُمْ فَارْتَقِبْهُمْ وَاصْطَبِرْ (27)

وَنَبِّئْهُمْ أَنَّ
الْمَاءَ قِسْمَةٌ بَيْنَهُمْ كُلُّ شِرْبٍ مُحْتَضَرٌ (28)

فَنَادَوْا صَاحِبَهُمْ
فَتَعَاطَى فَعَقَرَ (29)

فَكَيْفَ كَانَ عَذَابِي
وَنُذُرِ (30)

إِنَّا أَرْسَلْنَا
عَلَيْهِمْ صَيْحَةً وَاحِدَةً فَكَانُوا كَهَشِيمِ الْمُحْتَظِرِ (31)

وَلَقَدْ يَسَّرْنَا
الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ (32)

23. Kaum Tsamud
pun telah mendustakan ancaman-ancaman (itu).

24. Maka mereka
berkata: "Bagaimana kita akan mengikuti saja seorang manusia (biasa) di antara
kita? Sesungguhnya kalau kita begitu benar-benar berada dalam keadaan sesat dan
gila",

25. Apakah wahyu
itu diturunkan kepadanya di antara kita? Sebenarnya dia adalah seorang yang amat
pendusta lagi sombong".

26. Kelak mereka
akan mengetahui siapakah yang sebenarnya amat pendusta lagi sombong.

27. Sesungguhnya
Kami akan mengirimkan unta betina sebagai cobaan bagi mereka, maka tunggulah
(tindakan) mereka dan bersabarlah.

28. Dan
beritakanlah kepada mereka bahwa sesungguhnya air itu terbagi antara mereka
(dengan unta betina itu); tiap-tiap giliran minum dihadiri (oleh yang punya
giliran).

29. Maka mereka
memanggil kawannya, lalu kawannya menangkap (unta itu) dan membunuhnya.

30. Alangkah
dahsyatnya azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku.

31. Sesungguhnya
Kami menimpakan atas mereka satu suara yang keras mengguntur, maka jadilah
mereka seperti rumput-rumput kering (yang dikumpulkan oleh) yang punya kandang
binatang.

32. Dan
sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Qur'an untuk pelajaran, maka adakah orang
yang mau mengambil pelajaran?


Pengajaran dari kisah Nabi Saleh

Pengajaran yang menonjol yang dapat dipetik dari kisah Nabi Saleh ini ialah bahwa dosa dan perbuatan mungkar yang dilakukan oleh sekelompok kecil warga masyarakat yang negatif dapat membinasakan masyarakat itu seluruhnya.

Lihatlah betapa kaum Tsamud menjadi binasa, hancur, bahkan tersapu bersih di atas bumi kerana dosa dan pelanggaran perintah Allah yang dilakukan oleh beberapa orang pembunuh unta Nabi Saleh. Di sinilah letaknya hikmah perintah Allah agar kita melakukan amar makruf, nahi mungkar. Ini kerana dengan melakukan tugas amar makruf nahi mungkar yang menjadi fardu kifayah itu, setidak-tidaknya kalau tidak berhasil mencegah kemungkaran yang terjadi di dalam masyarakat dan perlindungan kita, kita telah membebaskan diri dari dosa menyetujui atau merestui perbuatan mungkar itu.

Bersikap acuh tak acuh terhadap maksiat dan kemungkaran yang berlaku di depan mata dapat diertikan sebagai persetujuan dan penyekutuan terhadap perbuatan mungkar itu.

Semoga bermanfaat.

Share:

Kata bijak islam #2

Sahabat ini adalah yang kedua dari kata bijak islam, mudah-mudahan kata bijak yang pertama bisa cocok ya.

Berhentilah menghakimi masa lalu seseorang. Lebih baik berdirilah disampingnya, bantu dia memperindah masa depannya.

Tak ada kata terlambat untuk berubah, kesalahan apapun yang pernah kamu buat di masa lalu,
kamu bisa menjadi seseorang yang baru saat ini.

Setia adalah kesopanan yang hanya dimiliki oleh orang yang ingin membahagiakan masa depannya.

Meski pernah terluka, jangan pernah berhenti mencinta, layaknya balita yang baru belajar berjalan,
pasti awalnya akan ada luka yang sakit.

Tersenyumlah dalam situasi apapun, tanpa disadari senyum itu yang akan menguatkanmu.

Masa lalu sudah lewat, tak akan kembali lagi, masa depan itu belum terjadi jadi kita tak tahu apa yang terjadi dan akhirnya hanya berangan berharap sesuatu, tapi di masa kinilah, kita harus menentukan dan membuat keputusan terhadap diri kita.

Di balik kehebatan seorang laki-laki lihatlah dulu siapa wanita hebat di belakangnya. Wanita adalah tiang negara yang bijak.

Pertanyaan hidup yang paling penting dan mendesak adalah : Apa yang telah engkau lakukan untuk sesamamu?

Kebahagiaan sering datang kepada kita dalam bentuk kesakitan, kehilangan, dan kekecewaan, tapi dengan kesabaran, kita segera akan melihat bentuk aslinya. Insya Allah.

Ketika kamu mencintai seorang perempuan, itu ibarat seperti menyunting sekuntum mawar.
Kadangkala kamu mencium harum mawar tersebut, tapi kadangkala kamu terasa bisa duri mawar itu menusuk jari.

Puisi bukanlah pendapat yang dinyatakan. Ia adalah lagu yang muncul dari luka yang tak berdarah dan mulut yang tersenyum.

Karena sesungguhnya kebahagiaan bukanlah hasil, dia merupakan hadiah setelah berusaha.

Tak semua tangisan berarti duka. Terkadang, air mata adalah kebahagiaan yang tak mampu diungkapkan oleh lisan.

Saat kau mampu memaafkan dan tersenyum kepada orang yang menyakitimu, saat itulah kau memastikan bahwa dirimu lebih baik darinya.

Cara terbaik untuk menghukum orang yang berbuat salah kepada kita adalah berbuat baik dan bijak selalu pada nya.

Dibutuhkan kedewasaan untuk memahami pemikiran orang dewasa. Dan terkadang masalah adalah jalan untuk mendewasakan diri dan menjadikan diri lebih bijak.

Tak tampan tak jadi soal, karena pria memimpin bukan dengan ketampanan tapi dengan tanggung jawab,
kebijaksanaan dan suri tauladan.

Apa yang nampak mempesona hanyalah sebatas kulit yang akan sirna seiring pertambahan usia.

Banyak jalan menuju kesuksesan, tapi ingat banyak jalan juga menuju kegagalan. Yang pasti variabel tetap dari
kesuksesan adalah pengalaman kita gagal. Selamat bekerja!

Hari ini sebelum kamu mengatakan kata-kata yang tidak baik, Pikirkan tentang seseorang yang tidak dapat berbicara sama sekali.

Kenali terlebih dahulu sebelum menilai, karena yang tampak indah tak selalu indah dan yang tampak buruk tak selalu buruk.

Orang kuat menyadari betul kelemahannya, orang lemah tidak pernah menyadari kelebihannya.

Jika aku harus memilih ibu atau ayah, aku tidak akan memilih keduanya, karena mereka tidak untuk dipilih tapi untuk kubanggakan sebagaimana mereka membanggakan diriku yang lemah ini.

Kebesaran hati seseorang, dapat dilihat dari kemampuannya dalam memaafkan kesalahan dirinya pun orang lain.

Hidup itu bukan hanya membahagiakan diri sendiri, tapi bagilah kebahagiaan itu kepada orang di sekeliling kita
karena kebahagiaan itu akan bertambah ketika dibagi.

Jangan iri atas keberhasilan orang lain, karena kamu tidak mengetahui apa yang telah ia korbankan untuk mencapai keberhasilannya itu.

Seburuk-buruknya keadaanku, sejatuh-jatuhnya aku, selelah-lelahnya hidupku, setidaknya aku masih punya Dia, tempatku bersandar dan mengadu. Berharap jalanku selalu mendapat sinar-Nya.

Dewasa adalah ketika kita mampu bersikap lebih bijak dan tidak emosional dalam menghadapi suatu masalah.

Tidak masalah seberapa sering engkau jatuh, yang terpenting adalah seberapa cepat engkau bangkit.

Kalau dirasa cocok, ditunggu komentarnya.
Share:

12 KUNCI AWET MUDA⁣

Assalamualaiku, bagaimana kabarnya sahabat cisitu sehat ? semoga tetap semangat.
diartikel kali ini saya ingin berbagi artikel tentang kunci awet muda, ada 12 kunci awet muda, apa saja sih, langsung saja ulasan berikut ini.
1. TIDAK MEMBENCI⁣
Jangan sekali-kali membenci seseorang walaupun dia berbuat kesalahan kepadamu tetapi doakan dia untuk berubah dan menjadi baik⁣
2. TIDAK BERKELUH KESAH⁣
Jangan berkeluh kesah karena apa yang kita alami sebuah proses untuk kita menjadi lebih dewasa dalam banyak hal, sebaliknya perbanyaklah berdoa kepada Allah.⁣
3. HIDUP SEDERHANA⁣
Hidup sederhana walaupun punya kedudukan tinggi dan harta melimpah karena apa yang kita terima semuanya titipan ⁣
4. BERPRASANGKA BAIK⁣
Senantiasa berfikir positif meskipun kerap ditimpa musibah karena dari setiap persoalan kita dapat merasakan bahwa Allah tidak pernah memberi cobaan melebihi kekuatan kita⁣
5. SELALU TERSENYUM⁣
Senyumlah walaupun hati terluka karena hinaan orang dengan  satu pemahaman  kita mengampuni dia karena dia tidak tau apa yang dia perkatakan kepada kita .⁣
6. SELALU MEMBERI⁣
Gemar memberi dan berbagi walaupun kita tidak berlebih karena kita sesungguhnya bendahara Allah didunia ini .⁣
7. BERDOA TANPA SEPENGETAHUAN MEREKA⁣
Jangan lelah dan jemu jemu selalu mendoakan sahabat-sahabat kita untuk kebaikan mereka tanpa  sepengetahuannya.⁣
8. TIDAK DENGKI & IRI HATI⁣
Jangan iri dan dengki dengan kejayaan dan kesuksesan teman-teman anda, karena setiap orang yang menerima lebih akan diminta lebih dalam hidup ini , sehingga kita tidak perlu iri⁣
9. MUDAH MEMAAFKAN⁣
Jangan merasa malas dan susah dalam memaafkan kesalahan orang lain, karena terdapat kelegaan dan ketenangan dalam kita memaafkan⁣
10. HINDARI PERMUSUHAN⁣
Jangan menganggap orang yang berbeda pendapat sebagai lawan, karena sesungguhnya dia tetap saudara kita yang kita kasih dan sayangi⁣
11. BANYAK MEMBACA AL-QUR'AN⁣
Sebaik baik bacaan adalah Al-Qur'an. Beribu-ribu keutamaan dalam membaca Al-Qur'an. Setiap satu huruf ada 10 pahala dan disaksikan oleh malaikat. Rumah yang dibacakan Al-Qur'an akan terhindar dari syetan⁣
12. BANYAK MEMBACA SHOLAWAT⁣
Sholawat itu lebih ampuh dari pada segala mantra yang kita miliki. Tidak ada yang bisa mengalahkan keampuhannya daripada sholawat. Semakin banyak dibaca, semakin banyak kebaikannya.⁣

Semoga bermanfaat. 
Share:

Kisah nabi Hud #1

Genealogi

Hud bin Abdullah bin Ribah bin Khulud bin Ad bin Aus bin Irim bin Syam bin Nuh. Ia menikahi seorang wanita yang bernama Melka binti Madai bin Japeth (Yafas).

Biografi

Nabi Hud merupakan keturunan dari suku 'Aad, suku yang hidup di jazirah Arab, disuatu tempat bernama Al-Ahqaf yang terletak di utara Hadramaut antaraYaman dan Oman. Mereka adalah kaum penyembah berhala bernama Shamud, Shada, dan al-Haba. Mereka termasuk suku yang tertua sesudah kaum Nuh. Mereka dikaruniai oleh Allah tanah yang subur, dengan sumber-sumber air yang memudahkan mereka bercocok tanam. Sebagaimana dengan kaum Nabi Nuh, kaum Hud, yaitu suku 'Aad tidak mengenal Allah sebagai Tuhannya. Mereka membuat patung-patung yang diberi nama Shamud dan Alhattar dan itu yang disembah sebagai tuhan mereka yang menurut kepercayaannya dapat memberi kebahagiaan, kebaikan dan keuntungan serta dapat menolak kejahatan, kerugian dan segala musibah. Ajaran dan agama Nabi Idris a.s. dan Nabi Nuh a.s. sudah tidak dijalankan lagi.


Dakwah

Nabi Hud memulai dakwahnya dengan menarik perhatian kaumnya suku 'Aad kepada tanda-tanda wujudnya Allah yang berupa alam sekitar mereka dan bahwa Allah-lah yang menciptakan mereka semua dan mengaruniakan mereka dengan segala kenikmatan hidup. Dia-lah yang seharusnya mereka sembah dan bukan patung-patung yang mereka buat sendiri.

Diterangkan oleh Nabi Hud bahwa dia adalah pesuruh Allah yang diberi tugas untuk membawa mereka ke jalan yang benar, beriman kepada Allah yang menciptakan mereka serta menghidupkan dan mematikan mereka, memberi rezeki atau mencabutnya dari mereka. Ia tidak mengharapkan upah dan menuntut balas jasa atas usahanya memimpin dan menuntun mereka ke jalan yang benar. Ia hanya menjalankan perintah Allah dan memperingatkan mereka bahwa jika mereka tetap menutup telinga dan mata mereka, mengingatkan perihal kaum Nabi Nuh yang ditimpa azab Allah serta meminta mereka untuk berhenti dari menyembah berhala.

Bagi kaum 'Aad, seruan dan dakwah Nabi Hud itu merupakan sesuatu yang tidak pernah mereka dengar ataupun duga. Mereka melihat bahwa ajaran yang dibawa oleh Nabi Hud itu akan mengubah cara hidup mereka dan membongkar peraturan dan adat istiadat yang telah mereka kenal dan warisi dari nenek moyang mereka. Mereka tercengang dan merasa heran bahwa seorang dari suku mereka sendiri telah berani berusaha merombak tatacara hidup mereka dan menggantikan agama dan kepercayaan mereka dengan sesuatu yang baru yang mereka tidak kenal dan tidak dapat dimengerti dan diterima oleh akal fikiran mereka.


Pembalasan Allah atas kaum 'Aad

Pembalasan Tuhan terhadap kaum 'Aad yang kafir dan tetap membangkang itu diturunkan dalam dua tahap. Tahap pertama berupa kekeringan yang melanda ladang dan kebun mereka. Dalam keadaan demikian Nabi Hud masih berusaha meyakinkan mereka bahwa kekeringan itu adalah suatu permulaan siksaan dari Allah yang dijanjikan dan bahwa Allah masih memberi kesempatan kepada mereka untuk sadar akan kesesatan dan kekafiran mereka dan kembali beriman kepada Allah dengan meninggalkan persembahan mereka yang batil untuk kemudian bertaubat dan memohon ampun kepada Allah agar segera hujan turun kembali dan menghin dari mereka dari bahaya kelaparan yang mengancam. Akan tetapi mereka tetap belum mau percaya dan menganggap janji Nabi Hud itu adalah janji kosong. Mereka bahkan pergi menghadap berhala-berhala mereka memohon perlindungan dari musibah yang mereka hadapi.

Tentangan mereka terhadap janji Allah yang diwahyukan kepada Nabi Hud segera mendapat jawaban dengan datangnya pembalasan tahap kedua yang dimulai dengan terlihatnya gumpalan awan dan mega hitam yang tebal diatas mereka yang disambutnya dengan sorak-sorai gembira, karena mengira bahwa hujan akan segera turun membasahi ladang dan menyirami kebun mereka yang sedang mengalami kekeringan. Melihat sikap kaum 'Aad yang sedang bersuka ria itu berkatalah Nabi Hud dengan nada mengejek : Mega hitam itu bukanlah mega hitam dan awan rahmat bagi kamu tetapi mega yang akan membawa kehancuran kamu sebagai pembalasan Allah yang telah kujanjikan dan kamu ternanti-nanti untuk membuktikan kebenaran kata-kataku yang selalu kamu sangkal dan kamu dusta.

Sejurus kemudian menjadi kenyataanlah apa yang diramalkan oleh Nabi Hud itu bahwa bukan hujan yang turun dari awan yang tebal itu tetapi angin topan yang dahsyat dan kencang disertai bunyi gemuruh yang mencemaskan yang telah merusakkan bangunan rumah dari dasarnya, membawa berterbangan semua perabotan dan harta benda serta melempar jauh binatang-binatang ternak. Keadaan kaum 'Aad menjadi panik, mereka berlari kesana-sini, hilir-mudik mencari perlindungan.

Adapun Nabi Hud dan para sahabatnya yang beriman telah mendapat perlindungan Allah dari bencana yang menimpa kaumnya. Setelah keadaan cuaca kembali tenang dan tanah Al-Ahqaf sudah menjadi sunyi senyap dari kaum 'Aad pergilah Nabi Hud meninggalkan tempatnya berhijrah ke Hadramaut, dimana ia tinggal menghabiskan sisa hidupnya sampai iawafat dan dimakamkan di sana. Hingga sekarang makamnya yang terletak di atas sebuah bukit, di suatu tempat lebih kurang 50 km dari kota Siwun selalu dikunjungi para peziarah yang datang dari sekitar daerah itu, terutama pada bulanSyaaban.


Kisah Hud dalam Al-Qur'an

Kisah Nabi Hud diceritakan dalam 68 ayat dari 10 surah yang di antaranya adalah

وَإِلَى عَادٍ أَخَاهُمْ
هُودًا قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ إِنْ
أَنْتُمْ إِلا مُفْتَرُونَ

Dan kepada
kaum Ad (Kami utus) saudara mereka, Hud. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah
Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Kamu hanyalah
mengada-adakan saja. (Hud : 50)

يَا قَوْمِ لا أَسْأَلُكُمْ
عَلَيْهِ أَجْرًا إِنْ أَجْرِيَ إِلا عَلَى الَّذِي فَطَرَنِي أَفَلا
تَعْقِلُونَ

Hai kaumku,
aku tidak meminta upah kepadamu bagi seruanku ini, Upahku tidak lain hanyalah
dari Allah yang telah menciptakanku. Maka tidakkah kamu memikirkan
(nya)?" (Hud : 51)

وَيَا قَوْمِ اسْتَغْفِرُوا
رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا
وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَى قُوَّتِكُمْ وَلا تَتَوَلَّوْا مُجْرِمِينَ

Dan (dia
berkata): "Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah
kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan
menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan
berbuat dosa." (Hud : 52)

قَالُوا يَا هُودُ مَا
جِئْتَنَا بِبَيِّنَةٍ وَمَا نَحْنُ بِتَارِكِي آلِهَتِنَا عَنْ قَوْلِكَ وَمَا
نَحْنُ لَكَ بِمُؤْمِنِينَ

Kaum Ad
berkata: "Hai Hud, kamu tidak mendatangkan kepada kami suatu bukti yang nyata,
dan kami sekali-kali tidak akan meninggalkan sembahan-sembahan kami karena
perkataanmu, dan kami sekali-kali tidak akan mempercayai kamu. (Hud : 53)

إِنْ نَقُولُ إِلا
اعْتَرَاكَ بَعْضُ آلِهَتِنَا بِسُوءٍ قَالَ إِنِّي أُشْهِدُ اللَّهَ وَاشْهَدُوا
أَنِّي بَرِيءٌ مِمَّا تُشْرِكُونَ

Kami tidak
mengatakan melainkan bahwa sebagian sembahan kami telah menimpakan penyakit gila
atas dirimu." Hud menjawab: "Sesungguhnya aku jadikan Allah sebagai saksiku dan
saksikanlah olehmu sekalian bahwa sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang
kamu persekutukan, (Hud : 54)

مِن دُونِهِ فَكِيدُونِي
جَمِيعًا ثُمَّ لاَ تُنظِرُونِ

dari
selain-Nya, sebab itu jalankanlah tipu dayamu semuanya terhadapku dan janganlah
kamu memberi tangguh kepadaku. (Hud : 55)

إِنِّي تَوَكَّلْتُ عَلَى
اللَّهِ رَبِّي وَرَبِّكُمْ مَا مِنْ دَابَّةٍ إِلا هُوَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهَا
إِنَّ رَبِّي عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

Sesungguhnya
aku bertawakal kepada Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Tidak ada suatu binatang melata
pun melainkan Dia-lah yang memegang ubun-ubunnya. Sesungguhnya Tuhanku di atas
jalan yang lurus." (Hud : 56)

فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقَدْ
أَبْلَغْتُكُمْ مَا أُرْسِلْتُ بِهِ إِلَيْكُمْ وَيَسْتَخْلِفُ رَبِّي قَوْمًا
غَيْرَكُمْ وَلا تَضُرُّونَهُ شَيْئًا إِنَّ رَبِّي عَلَى كُلِّ شَيْءٍ
حَفِيظٌ

Jika kamu
berpaling, maka sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu apa (amanat) yang
aku diutus (untuk menyampaikan) nya kepadamu. Dan Tuhanku akan mengganti (kamu)
dengan kaum yang lain (dari) kamu; dan kamu tidak dapat membuat mudarat
kepada-Nya sedikit pun. Sesungguhnya Tuhanku adalah Maha Pemelihara segala
sesuatu. (Hud " 57)

وَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا
نَجَّيْنَا هُودًا وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ بِرَحْمَةٍ مِنَّا وَنَجَّيْنَاهُمْ
مِنْ عَذَابٍ غَلِيظٍ

Dan tatkala
datang azab Kami, Kami selamatkan Hud dan orang-orang yang beriman bersama dia
dengan rahmat dari Kami; dan Kami selamatkan (pula) mereka (di akhirat) dari
'azab yang berat. (Hud : 58)

وَتِلْكَ عَادٌ جَحَدُوا
بِآيَاتِ رَبِّهِمْ وَعَصَوْا رُسُلَهُ وَاتَّبَعُوا أَمْرَ كُلِّ جَبَّارٍ
عَنِيدٍ

Dan itulah
(kisah) kaum Ad yang mengingkari tanda-tanda kekuasaan Tuhan mereka, dan
mendurhakai rasul-rasul Allah dan mereka menuruti perintah semua penguasa yang
sewenang-wenang lagi menentang (kebenaran). (Hud : 59)

وَأُتْبِعُوا فِي هَذِهِ
الدُّنْيَا لَعْنَةً وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ أَلا إِنَّ عَادًا كَفَرُوا رَبَّهُمْ
أَلا بُعْدًا لِعَادٍ قَوْمِ هُودٍ

Dan mereka
selalu diikuti dengan kutukan di dunia ini dan (begitu pula) di hari kiamat.
Ingatlah, sesungguhnya kaum Ad itu kafir kepada Tuhan mereka. Ingatlah,
kebinasaanlah bagi kaum Ad (yaitu) kaum Hud itu. (Hud : 60)


Surat Al Mu’minuun ayat 31 sehingga ayat 41,

ثُمَّ أَنْشَأْنَا مِنْ
بَعْدِهِمْ قَرْنًا آخَرِينَ

Kemudian,
Kami jadikan sesudah mereka umat yang lain. 
(Al-Mu'minun : 31)

فَأَرْسَلْنَا فِيهِمْ
رَسُولا مِنْهُمْ أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ أَفَلا
تَتَّقُونَ

Lalu Kami
utus kepada mereka, seorang rasul dari kalangan mereka sendiri (yang berkata):
"Sembahlah Allah oleh kamu sekalian, sekali-kali tidak ada Tuhan selain
daripada-Nya. Maka mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya). 
(Al-Mu'minun : 32)

وَقَالَ الْمَلأ مِنْ
قَوْمِهِ الَّذِينَ كَفَرُوا وَكَذَّبُوا بِلِقَاءِ الآخِرَةِ وَأَتْرَفْنَاهُمْ
فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا مَا هَذَا إِلا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يَأْكُلُ مِمَّا
تَأْكُلُونَ مِنْهُ وَيَشْرَبُ مِمَّا تَشْرَبُونَ

Dan
berkatalah pemuka-pemuka yang kafir di antara kaumnya dan yang mendustakan akan
menemui hari akhirat (kelak) dan yang telah Kami mewahkan mereka dalam kehidupan
di dunia: "(Orang) ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, dia makan dari
apa yang kamu makan, dan meminum dari apa yang kamu minum. 
(Al-Mu'minun : 33)

وَلَئِنْ أَطَعْتُمْ بَشَرًا
مِثْلَكُمْ إِنَّكُمْ إِذًا لَخَاسِرُونَ

Dan
sesungguhnya jika kamu sekalian menaati manusia yang seperti kamu, niscaya bila
demikian, kamu benar-benar (menjadi) orang-orang yang merugi. 
(Al-Mu'minun : 34)

أَيَعِدُكُمْ أَنَّكُمْ
إِذَا مِتُّمْ وَكُنْتُمْ تُرَابًا وَعِظَامًا أَنَّكُمْ مُخْرَجُونَ

Apakah ia
menjanjikan kepada kamu sekalian, bahwa bila kamu telah mati dan telah menjadi
tanah dan tulang belulang, kamu sesungguhnya akan dikeluarkan (dari
kuburmu)?, 
(Al-Mu'minun : 35)

هَيْهَاتَ هَيْهَاتَ لِمَا
تُوعَدُونَ

jauh, jauh
sekali (dari kebenaran) apa yang diancamkan kepada kamu itu, 
(Al-Mu'minun : 36)

إِنْ هِيَ إِلا حَيَاتُنَا
الدُّنْيَا نَمُوتُ وَنَحْيَا وَمَا نَحْنُ بِمَبْعُوثِينَ

kehidupan itu
tidak lain hanyalah kehidupan kita di dunia ini, kita mati dan kita hidup dan
sekali-kali tidak akan dibangkitkan lagi, 
(Al-Mu'minun : 37)

إِنْ هُوَ إِلا رَجُلٌ
افْتَرَى عَلَى اللَّهِ كَذِبًا وَمَا نَحْنُ لَهُ بِمُؤْمِنِينَ

Ia tidak lain
hanyalah seorang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah, dan kami
sekali-kali tidak akan beriman kepadanya". 
(Al-Mu'minun : 38)

قَالَ رَبِّ انْصُرْنِي
بِمَا كَذَّبُونِ

Rasul itu
berdoa: "Ya Tuhanku, tolonglah aku karena mereka mendustakanku." 
(Al-Mu'minun : 39)

قَالَ عَمَّا قَلِيلٍ
لَيُصْبِحُنَّ نَادِمِينَ

Allah
berfirman: "Dalam sedikit waktu lagi pasti mereka akan menjadi orang-orang yang
menyesal." 
(Al-Mu'minun : 40)

فَأَخَذَتْهُمُ الصَّيْحَةُ
بِالْحَقِّ فَجَعَلْنَاهُمْ غُثَاءً فَبُعْدًا لِلْقَوْمِ الظَّالِمِينَ

Maka
dimusnahkanlah mereka oleh suara yang mengguntur dengan hak dan Kami jadikan
mereka (sebagai) sampah banjir maka kebinasaanlah bagi orang-orang yang lalim
itu. 
(Al-Mu'minun : 41)


Surat Al Ahqaaf ayat 21 sehingga ayat 26

وَاذْكُرْ أَخَا عَادٍ إِذْ
أَنْذَرَ قَوْمَهُ بِالأحْقَافِ وَقَدْ خَلَتِ النُّذُرُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ
وَمِنْ خَلْفِهِ أَلا تَعْبُدُوا إِلا اللَّهَ إِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ
يَوْمٍ عَظِيمٍ

Dan ingatlah
(Hud) saudara kaum Ad yaitu ketika dia memberi peringatan kepada kaumnya di Al
Ahqaaf dan sesungguhnya telah terdahulu beberapa orang pemberi peringatan
sebelumnya dan sesudahnya (dengan mengatakan): "Janganlah kamu menyembah selain
Allah, sesungguhnya aku khawatir kamu akan ditimpa azab hari yang besar". 
(Al-Ahqaf : 21).

Kabilah ini bertempat tinggal di bukit-bukit pasir yang disebut Ahqâf. Namun letak bukit pasir itu sendiri masih diperselisihkan. Di antara ahli sejarah ada yang mengatakan bahwa bukit itu terletak di antara Yaman dan Amman sampai Hadramaut dan Syahr yang terletak di sebelah tenggara semenanjung Arab. Namun sebagian arkeolog berpendapat bahwa bukit itu berada di sebelah timur Aqabah. Pendapat ini didasarkan pada tulisan nabthiyyah yang mereka temukan dalam reruntuhan candi yang ada di gunung Iram. Di sana ditemukan peninggalan-peninggalan Jahiliah kuno yang menguatkan anggapan bahwa lokasi itu adalah apa yang oleh al-Qur'ân disebut dengan kota Iram. Namun semua itu telah musnah sebelum Islam. Dan ketika Islam datang, yang tersisa di sana hanya sember mata air sebagai tempat persinggahan kafilah yang pergi ke Syam (Suriah).

قَالُوا أَجِئْتَنَا
لِتَأْفِكَنَا عَنْ آلِهَتِنَا فَأْتِنَا بِمَا تَعِدُنَا إِنْ كُنْتَ مِنَ
الصَّادِقِينَ

Mereka
menjawab: "Apakah kamu datang kepada kami untuk memalingkan kami dari
(menyembah) tuhan-tuhan kami? Maka datangkanlah kepada kami azab yang telah kamu
ancamkan kepada kami jika kamu termasuk orang-orang yang benar". 
(Al-Ahqaf : 22)

قَالَ إِنَّمَا الْعِلْمُ
عِنْدَ اللَّهِ وَأُبَلِّغُكُمْ مَا أُرْسِلْتُ بِهِ وَلَكِنِّي أَرَاكُمْ قَوْمًا
تَجْهَلُونَ

Ia berkata:
"Sesungguhnya pengetahuan (tentang itu) hanya pada sisi Allah dan aku (hanya)
menyampaikan kepadamu apa yang aku diutus dengan membawanya tetapi aku lihat
kamu adalah kaum yang bodoh". 
(Al-Ahqaf : 23)

فَلَمَّا رَأَوْهُ عَارِضًا
مُسْتَقْبِلَ أَوْدِيَتِهِمْ قَالُوا هَذَا عَارِضٌ مُمْطِرُنَا بَلْ هُوَ مَا
اسْتَعْجَلْتُمْ بِهِ رِيحٌ فِيهَا عَذَابٌ أَلِيمٌ

Maka tatkala
mereka melihat azab itu berupa awan yang menuju ke lembah-lembah mereka,
berkatalah mereka: "Inilah awan yang akan menurunkan hujan kepada kami".
(Bukan)! bahkan itulah azab yang kamu minta supaya datang dengan segera (yaitu)
angin yang mengandung azab yang pedih, 
(Al-Ahqaf : 24)

تُدَمِّرُ كُلَّ شَيْءٍ
بِأَمْرِ رَبِّهَا فَأَصْبَحُوا لا يُرَى إِلا مَسَاكِنُهُمْ كَذَلِكَ نَجْزِي
الْقَوْمَ الْمُجْرِمِينَ

yang
menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Tuhannya, maka jadilah mereka tidak
ada yang kelihatan lagi kecuali (bekas-bekas) tempat tinggal mereka. Demikianlah
Kami memberi balasan kepada kaum yang berdosa. (Al-Ahqaf : 
25)

وَلَقَدْ مَكَّنَّاهُمْ
فِيمَا إِنْ مَكَّنَّاكُمْ فِيهِ وَجَعَلْنَا لَهُمْ سَمْعًا وَأَبْصَارًا
وَأَفْئِدَةً فَمَا أَغْنَى عَنْهُمْ سَمْعُهُمْ وَلا أَبْصَارُهُمْ وَلا
أَفْئِدَتُهُمْ مِنْ شَيْءٍ إِذْ كَانُوا يَجْحَدُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَحَاقَ
بِهِمْ مَا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ

Dan
sesungguhnya Kami telah meneguhkan kedudukan mereka dalam hal-hal yang Kami
belum pernah meneguhkan kedudukanmu dalam hal itu dan Kami telah memberikan
kepada mereka pendengaran, penglihatan dan hati; tetapi pendengaran, penglihatan
dan hati mereka itu tidak berguna sedikit jua pun bagi mereka, karena mereka
selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan mereka telah diliputi oleh siksa yang
dahulu selalu mereka memperolok-olokkannya. 
(Al-Ahqaf : 26).


Surat Al Haaqqah ayat 6,7 dan 8.

وَأَمَّا عَادٌ فَأُهْلِكُوا
بِرِيحٍ صَرْصَرٍ عَاتِيَةٍ

Adapun kaum
Ad maka mereka telah dibinasakan dengan angin yang sangat dingin lagi amat
kencang, 
(Al-Haaqah : 6)

سَخَّرَهَا عَلَيْهِمْ
سَبْعَ لَيَالٍ وَثَمَانِيَةَ أَيَّامٍ حُسُومًا فَتَرَى الْقَوْمَ فِيهَا صَرْعَى
كَأَنَّهُمْ أَعْجَازُ نَخْلٍ خَاوِيَةٍ

yang Allah
menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus
menerus; maka kamu lihat kaum Ad pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan
mereka tunggul-tunggul pohon kurma yang telah kosong (lapuk). 
(Al-Haaqah : 7)

فَهَلْ تَرَى لَهُمْ مِنْ
بَاقِيَةٍ

Maka kamu
tidak melihat seorang pun yang tinggal di antara mereka. 
(Al-Haaqah : 8).


kisah Nabi Hud disurat-surat yang lain :

Kaum 'Aad membangun tanah mereka:


Surat Al-A'raf  7 : 69,

أَوَعَجِبْتُمْ أَنْ
جَاءَكُمْ ذِكْرٌ مِنْ رَبِّكُمْ عَلَى رَجُلٍ مِنْكُمْ لِيُنْذِرَكُمْ وَاذْكُرُوا
إِذْ جَعَلَكُمْ خُلَفَاءَ مِنْ بَعْدِ قَوْمِ نُوحٍ وَزَادَكُمْ فِي الْخَلْقِ
بَسْطَةً فَاذْكُرُوا آلاءَ اللَّهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Apakah kamu
(tidak percaya) dan heran bahwa datang kepadamu peringatan dari Tuhanmu yang
dibawa oleh seorang laki-laki di antaramu untuk memberi peringatan kepadamu? Dan
ingatlah oleh kamu sekalian di waktu Allah menjadikan kamu sebagai
pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah lenyapnya kaum Nuh, dan Tuhan telah
melebihkan kekuatan tubuh dan perawakanmu (daripada Kaum Nuh itu). Maka ingatlah
nikmat-nikmat Allah supaya kamu mendapat keberuntungan. (
Al-A'raf  : 69)

Next kisah Nabi Hud disini

Share:

Kata bijak islam #1

Nongol lagi nih untuk berbagi dengan sahabat semua, semoga tidak pernah bosan untuk selalu berkunjung ke sini.

Ini ada kata bijak versi islam bagian pertama, cekidot.


Walau bagaimanapun juga, sahabatmu merupakan orang yang telah berjasa membangunkanmu dari keterpurukan, menghiburmu saat senang maupun susah. Begitu berartinya ia, dikala engkau takkan bisa melihat wajahnya lagi.

Seorang ibu tidak pernah memintamu untuk meletakkan dunia di tangannya, namun tutur kata yang halus, perangai yang santun, prilaku yang bertanggung jawab dari seorang anak yaitu kebahagiaan bagi seorang Ibu.

Terkadang rasa kecewa yang mendalam disebabkan oleh harapan diri yang terlalu tinggi terhadap sesuatu.

Masa lalumu tak mungkin menghambatmu, karena ia sudah berlalu. Hatimu yang lemahlah, yang menghambatmu.

Jika kehidupan membuat diri menangis, ingat ada ribuan kenangan indah yang membuat kita tersenyum.

Waktu malam merupakan saat yang tepat untuk mengenang kembali peristiwa pada hari ini maupun masa lalu,
waktu yang tepat berkumpul bersama keluarga, waktu untuk belajar menjadi bijak dan istirahat dari kejenuhan.

Ketika kamu sedang senang,kamu nikmati musik nya,namun ketika kamu sedang sedih yang kamu resapi adalah syair nya. Karena sebuah lagu ialah kata dari hati yang enggan bicara.

Sejatinya, rasa sakit bukanlah sesuatu yang menjadikan seseorang lemah. Tapi untuk memberikan suatu kekuatan yang mendorong seseorang lepas dari keterpurukan. Percayalah.

Kita lahir dengan dua mata di depan wajah kita, kerana kita tidak boleh selalu melihat ke belakang.
Tapi pandanglah semua itu ke depan, pandanglah masa depan kita.

Ada hari dimana kita harus berhenti sejenak, menengok ke belakang lalu bersyukur.

Setiap jiwa yang dilahirkan telah tertanam dengan benih untuk mencapai keunggulan hidup. Tetapi benih tidak akan tumbuh seandainya tidak dibajai dengan keberanian.

Ya Allah...Terangilah jiwa kami dengan cahayaMu, bimbinglah langkah kami dengan petunjukMu dan Jagalah kami dari siksa api neraka. Aamiin.

Doa tanpa usaha dan perbuatan adalah sia-sia. Jadilah diri yang bijak.

Orang sombong biasa nya suka mengatakan yang berlebihan dan tak bijak, padahal itu semua tidak ada pada nya.

Apabila dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat kebaikan,maka jaminan bagi orang itu adalah tidak akan menemukan kemajuan walau selangkah sekalipun. Soekarno

Ketika kehidupan tidak kamu jalani dengan penuh kesungguhan, maka kamu akan menjalaninya dengan penuh kelemahan.

Selalu jujur, karena kebebasan milik mereka yang jujur dan bijak. Orang yang berbohong tak bisa bebas,
karena terperangkap kebohongannya.

Syukurilah kesulitan. Karena terkadang kesulitan mengantara kita pada hasil yang lebih baik dari apa yang kita bayangkan.

Pertahankanlah dia yang tetap bertahan bersamamu dalam kesulitan dan kekurangan.

Ingatlah, ketika kamu memutuskan berhenti untuk mencoba, saat itu juga kamu memutuskan untuk gagal.

Hidup bukan tentang mendapatkan apa yang kamu inginkan, tetapi tentang menghargai apa yang kamu miliki,
dan sabar menanti yang akan menghampiri.

Seorang teman yang bijak tak akan mengecilkan impian temannya yang lain. Tapi sebaliknya, dia akan membantu mewujudkan semua impian temannya itu.

Orang-orang yang paling berbahagia tidak selalu memiliki hal-hal terbaik, mereka hanya berusaha menjadikan yang terbaik dari setiap hal yang hadir dalam hidupnya.

Jangan terus-terus tenggelam dalam kesedihan. Senyumlah, senyum untuk menjemput kebahagiaan, jangan menunggu bahagia baru tersenyum.

Mulutmu harimaumu. Kata kata yang keluar dari mulutmu mencerminkan kualitas dirimu.

Tidak ada hidup yang bersih dari hambatan. Mengatasi hambatan itulah yang membuat kita disebut berhasil.

Kalau dirasa cocok, silahkan komen.
Share:

Nabi Nuh

Genealogi

Dalam periwayatan agama Islam, nabi Nuh merupakan nabi ketiga sesudahAdam, dan Idris. Ia termasuk dalam generasi kesepuluh umat manusia atau keturunan kesembilan dari Adam melalui nabi Syits. Bapak nabi Nuh bernama Lamik bin Mutawasylah bin Idris bin Yarid bin Mahlail bin Qainan bin Ainusyi bin Syits bin Adam.


Dakwah

Sebelum mendapat tugas kerasulan, nabi Nuh merupakan seorang yang tekun, gemar bersyukur, dan beriman kepada Allah. Sementara itu, sebagian besar umat manusia di zamannya merupakan orang-orang kafir yang menganggap kedudukan sang nabi tidak lebih terhormat dibanding diri mereka. Kaum kafir tersebut tidak mau memandang nabi Nuh sebagai sosok nabi oleh sebab mereka mempunyai lebih banyak harta maupun anak-anak, Menghadapi tantangan semacam ini, nabi Nuh tetap bertekun menyampaikan risalah Allah supaya kaumnya beriman kepada Allah serta supaya kaumnya meninggalkan penyembahan dewa-dewa, selain itu nabi Nuh memperingatkan adanya ancaman dari Allah bahwa akan ada malapetaka dahsyat apabila kaum tersebut tidak mau meninggalkan kebiasaan keji yang diwarisi dari para leluhur.

Kaum yang dihadapi nabi Nuh merupakan salah satu generasi manusia yang diberi umur panjang serta dilimpahi kemakmuran juga dianugerahi perawakan tubuh yang jauh lebih perkasa daripada generasi manusia pada zaman sekarang. Kemakmuran duniawi di generasi nabi Nuh menimbulkan sikap angkuh serta sikap sewenang-wenang memandang diri sebagai golongan terkuat dan berkuasa, yang kemudian berujung pada keengganan serta kecongkakan untuk mengakui Tuhan sebagai Yang Maha Kuasa maupun Yang lebih berwenang atas hidup mereka. Allah menyebut kaum Nuh sebagai kaum paling rusak di muka bumi.

Nabi Nuh sangat bertekun untuk mendakwahkan risalah Allah ke berbagai tempat di muka bumi. Baik siang dan malam, nabi Nuh berkeliling sambil berdakwah kepada agar kaumnya bersedia menuruti ajaran Allah yang disampaikan melalui dirinya. Tetapi kaum itu tidak menerima risalah-risalah tersebut, bahkan kaum itu menuduh nabi Nuh sebagai seorang pendusta. Hal ini membuat sang nabi berupaya dengan cara sembunyi-sembunyi untuk mengajak banyak orang menuruti risalah Allah. Walaupun demikian, kaum Nuh justru menuduh ia merasa iri terhadap kemewahan dan kekayaan mereka sehingga nabi Nuh dianggap membutuhkan harta benda mereka; akan tetapi nabi Nuh menegaskan bahwa ia sama sekali tidak menghendaki uang mereka sebagai upah sebab upahnya berasal dari Allah. Kaum kafir itu tetap berkeras melakukan tindakan keji, meski ada nabi yang berdakwah di tengah-tengah mereka.


Penolakan kaum Nuh

Perjuangan Nuh dalam menyampaikan risalah-risalah tidak disambut oleh kaumnya, akibat kaum itu hanya memperhitungkan derajat nabi namun tidak sedikitpun mau memperhatikan risalah-risalahnya. Kaum itu menilai nabi Nuh sebagai seorang yang menyimpang terhadap tradisi leluhur sehingga mereka menyebut ia sebagai orang sesat. Nabi Nuh membantah hal ini dengan pernyataan bahwa Allah yang telah mengutus ia sebagai seorang rasul supaya menyampaikan amanat-amanatNya sebagai nasihat-nasihat untuk mereka, bahwa nabi Nuh mengetahui ajaran Allah yang tidak diketahui oleh kaumnya. Akan tetapi, kaum Nuh merasa ragu dan heran bahwa ada seorang pemberi peringatan tentang ajaran Allah dari kalangan mereka sendiri, oleh sebab mereka telah menganggap sosok nabi Nuh setara dengan manusia biasa. Kaum itu mempertanyakan pula mengapakah bukan sesosok malaikat, melainkan seorang manusia yang Allah utus kepada umat manusia; orang-orang kafir menganggap nabi Nuh hanya sebagai orang biasa yang hendak menduduki kedudukan paling dihormati dalam masyarakat, lalu mereka enggan mengakui kenabiannya bahkan menuduh Nuh membuat-buat risalahnya. Sewaktu mendengar tuduhan bahwa ajarannya adalah hasil karangan, Nuh menyatakan apabila ia yang mengarang sendiri risalah-risalah tersebut; tentulah ia akan membiarkan kaumnya berbuat sesuka hati dan ia takkan berupaya keras sampai siang dan malam untuk mengajak mereka ke Jalan yang dikehendaki Allah.

Sekalipun telah menegaskan bahwa ia adalah orang yang diperintah oleh Allah, kaum Nuh mencari dalih untuk menentang risalah-risalah tersebut. Kaum itu menilai para pengikut nabi Nuh merupakan orang-orang bodoh yang didoktrin oleh ajakan Nuh, serta menuduh para pengikut sang nabi merupakan orang-orang lemah, miskin dan bukan dari kalangan terpandang di kaumnya. Golongan kaya raya di kaum Nuh menuduh bahwa tiada seorangpun yang mengikuti ajaran Nuh selain orang-orang tak berwibawa yang lekas terbujuk. Nabi Nuh membela para pengikutnya dengan menyatakan bahwa Allah tidak memandang kedudukan manusia, sebab Allah sendiri yang menentukan kadar karunia untuk seluruh manusia. Nabi Nuh tidak mengetahui mengapa para pengikutnya bukan berasal dari kalangan kaya ataupun kalangan terhormat, sebab hal ini merupakan perkara ghaib yang berada pada sisi Allah. Oleh karena merasa tidak sederajat dalam hal kedudukan duniawi, kaum Nuh menuntut sang nabi supaya mengusir orang-orang rendahan dari kalangan pengikutnya.Hal ini ditolak oleh Nuh sebab orang-orang tersebut bersedia ikut kepada dirinya karena memiliki keimanan kepada ajaran yang berasal dari Allah, sedangkan tindakan mengusir orang-orang yang beriman merupakan tindakan berdosa yang bertentangan dengan kewajiban seorang nabi, yakni mengabarkan risalah serta mengajak siapapun supaya menerima seruan Allah.

Risalah yang disampaikan nabi Nuh tidak lain merupakan Kehendak Allah sebagai bukti rahmat Allah, Yang Maha Pengasih untuk umat manusia; supaya umat manusia tidak ditimpa Malapetaka melainkan diselamatkan apabila bersedia untuk berserah diri kepada Kehendak Allah, sehingga Allah melindungi segala yang berserah dalam kuasa KehendakNya. Sebaliknya, jika manusia tersebut mengabaikan, meremehkan, bahkan sewenang-wenang melawan Kehendak Allah; maka Yang Maha Kuasa berhak menyingkirkan ataupun melenyapkan makhluk yang tidak pantas hidup di langit maupunbumiNya. Sikap penolakan kaum Nuh serupa keadaan Iblis yang diusir dari surga akibat Iblis secara terang-terangan berani melawan Kehendak Allah sewaktu Iblis diperintah bersujud terhadap Adam.

Nabi Nuh berjuang keras mengajak kaumnya bertobat serta beriman kepada Allah supaya Allah mengampuni dosa-dosa mereka, melimpahkan rahmat dan menghindarkan mereka menghadapi Malapetaka dahsyat. Namun orang-orang kafir tersebut mempertanyakan bahwa ajaran-ajaran yang disampaikan nabi Nuh tidak pernah ada dari leluhur mereka, sehingga mereka menuduh ajaran Nuh adalah sesat. Kaum Nuh menantangnya untuk seketika mendatangkan azab yang telah ia sebut-sebut; nabi Nuh menjawab bahwa Allah yang berhak menimpakan azab, bukan dirinya; sebab seorang nabi diperintah menyampaikan risalah beserta peringatan. Kegigihan nabi Nuh dalam berdakwah tidak berhenti meski telah didustakan berulang-ulang. Bahkan Nuh dituduh sebagai orang gila yang pergi kesana-kemari untuk mengajak orang lain turut menjadi gila. Kemudian kaumnya menyerukan ancaman rajam apabila ia tidak mau menghentikan dakwah tersebut. Nabi Nuh tidak lekas takut terhadap ancaman ini, dengan berbalik menantang mereka melaksanakan ancaman itu terhadap dirinya. Pada akhirnya kaumnya memutuskan berpaling terhadap nabi Nuh.

Selama bertahun-tahun berdakwah di berbagai tempat untuk mengabarkan berbagai risalah, nabi Nuh mendapati sebagian besar umat manusia pada zaman itu merupakan orang-orang yang berkeras diri dalam kekafiran. Mereka berusaha lari menghindar walaupun Nuh tetap mengejar sambil menyampaikan berbagai risalah, tatkala orang-orang itu telah mengingkar dan muak, mereka menutup kedua telinga dengan ujung jari agar tidak mendengar ajakan Nuh. Orang-orang kafir tersebut lebih memilih mempercayai ajaran dari kalangan terpandang menurut mereka daripada mempercayai risalah Allah melalui seorang nabi. Berbagai penentangan ini membuktikan keangkuhan serta keengganan kaum Nuh untuk merendah diri serta menerima pengajaran Allah; akibat kaum itu berlaku angkuh dan bersikap meninggikan diri supaya tidak disebut sederajat dengan orang-orang rendahan di mata mereka ataupun supaya tidak menjadi bawahan Nuh, seorang yang tidak lebih terhormat menurut kaum itu. Namun kaum Nuh secara tak sadar telah melawan Kehendak Allah, kaum itu juga tidak menghargai kedudukan Allah yang mengirimkan risalah melalui Nuh, bahkan kaum itu secara berani merendahkan kedudukan hamba Allah yakni nabi Nuh, yang pada akhirnya membuktikan bahwa kaum Nuh menolak diselamatkan oleh Allah. Penentangan ini serupa dengan Iblis sewaktu menolak kehendak Allah supaya bersujud terhadap Adam, dengan alasan bahwa Adam lebih rendah kedudukannya menurut Iblis.

Berbagai penolakan kaum kafir yang sewenang-wenang menentang risalahnya membuat nabi Nuh memikirkan cara lain, yakni berdakwah kepada generasi penerus dari kaum kafir tersebut. Walaupun demikian, terdapat tindakan keji diperbuat oleh generasi pada zamannya yakni mengadakan sumpah larangan menyembah kepada selain dewa-dewa mereka; larangan ini yang diwariskan secara turun-temurun sehingga kaum Nuh melarang seluruh keturunan mereka untuk menyembah Allah sampai selama-lamanya. Tindakan keji ini mengakibatkan dari generasi ke generasi pada zaman Nuh menolak mengakui Allah, yang berakibat banyak generasi hidup sesuka hati di muka bumi tanpa aturan dari Allah.

Keadaan ini mengecewakan Allah, sebab kehidupan di muka bumi telah rusak dan perilaku umat manusia menjadi tanpa kendali. Kesedihan juga dirasakan pula oleh nabi Nuh, sebab hal ini menjadikan perjuangan dakwahnya selama ini seakan berakhir sia-sia.


Pengaduan Nuh

Nabi Nuh mengalami duka cita mendalam terhadap kekafiran maupun sikap keras kepala kaumnya yang berlangsung turun-temurun meskipun ia telah berusaha sekuat tenaga selama bertahun-tahun untuk membimbing kaum itu supaya bertobat dan berserah diri kepada Allah. Nabi Nuh meratapi nasib kaumnya kemudian ia mengadu kepada Allah:

قَالَ نُوحٌ رَبِّ إِنَّهُمْ
عَصَوْنِي وَاتَّبَعُوا مَنْ لَمْ يَزِدْهُ مَالُهُ وَوَلَدُهُ إِلا
خَسَارًا

Nuh berkata:
"Ya Tuhanku, sesungguhnya mereka telah mendurhakai-ku, dan telah mengikuti
orang-orang yang harta dan anak-anaknya tidak menambah kepadanya melainkan
kerugian belaka, (Nuh : 21)

وَمَكَرُوا مَكْرًا
كُبَّارًا

dan melakukan
tipu-daya yang amat besar". (Nuh : 22)

وَقَالُوا لا تَذَرُنَّ
آلِهَتَكُمْ وَلا تَذَرُنَّ وَدًّا وَلا سُوَاعًا وَلا يَغُوثَ وَيَعُوقَ
وَنَسْرًا

Dan mereka
berkata: "Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu
dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) wadd, dan jangan
pula suwaa', yaghuts, ya'uq dan nasr". (Nuh : 23)

وَقَدْ أَضَلُّوا كَثِيرًا
وَلا تَزِدِ الظَّالِمِينَ إِلا ضَلالا

Dan
sesudahnya mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia); dan janganlah Engkau
tambahkan bagi orang-orang yang lalim itu selain kesesatan. (Nuh : 24)

مِمَّا خَطِيئَاتِهِمْ
أُغْرِقُوا فَأُدْخِلُوا نَارًا فَلَمْ يَجِدُوا لَهُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ
أَنْصَارًا

Disebabkan
kesalahan-kesalahan mereka, mereka ditenggelamkan lalu dimasukkan ke neraka,
maka mereka tidak mendapat penolong-penolong bagi mereka selain dari
Allah. (Nuh : 25)

Dalam kepedihan kalbu, nabi Nuh memohon Allah supaya tidak meluputkan seorang pun dari generasi-generasi kafir itu bertahan hidup di muka bumi, melainkan melenyapkan seluruh orang kafir itu; sebab orang-orang kafir itu telah berani menantang azab Ilahi yang diancamkan kepada mereka. bahkan generasi-generasi tersebut akan seterusnya menjadi makhluk-makhluk yang rusak di muka bumi; sehingga Allah Yang Maha Kuasa dapat mengganti umat tak berkenan bagiNya dengan umat yang lebih baik. Pengaduan ini dikabulkan oleh Allah.


Bahtera Nuh

Allah memerintahkan nabi Nuh mendirikan sebuah bahtera sebagai tempat perlindungan menghadapi air bah yang akan menenggelamkan seisi bumi serta melenyapkan segala makhluk di muka bumi. Nabi Nuh juga diperintahkan supaya berhenti meratapi perilaku keji kaumnya. Ketika Nabi Nuh bersama para pengikutnya sedang mendirikan bahtera, banyak orang dari pemimpin kaumnya yang menertawakan dan mencela: "Dahulu ia mengaku sebagai seorang nabi, sekarang ia hanya seorang tukang kayu yang sinting" maka nabi Nuh menjawab, "Jika sekarang kalian mencela kami, kelak kami akan membalas celaan kalian itu sebagaimana sekarang kalian mencela."

Setelah bahtera selesai dibangun, Allah memerintahkan nabi Nuh menempatkan berbagai jenis hewan secara berpasang-pasang ke dalam bahtera tersebut supaya menyelamatkan keberlangsungan hewan-hewan tersebut di muka bumi. Selain itu, Allah memerintahkan seluruh penghuni bahtera memuja-muji seraya berdoa kepada Allah selama berada dalam bahtera tersebut. Orang-orang yang turut dalam bahtera, hanyalah Nuh dan para pengikutnya yang berjumlah sedikit, namun mereka inilah para leluhur ras manusia sebagai golongan pewaris kuasa, yang kemudian menjadi berbangsa-bangsa di muka bumi.


Bencana banjir bah

Badai yang sangat lebat disertai luapan air dari dalam tanah selama berhari-hari menyebabkan permukaan bumi hilang tersapu air dan melenyapkan segala makhluk hidup terkecuali para penghuni dalam bahtera Nuh. Air bah bahkan menutupi seluruh permukaan bumi; baik bukit maupun pegunungan tidak luput tenggelam terhadap terjangan ombak yang menjulang tinggi.

Ketika air hampir menenggelamkan seluruh permukaan bumi, Nuh mendapati salah satu putranya, Kan'an, sedang mencari perlindungan terhadap air bah dengan berlindung ke sebuah puncak gunung. Kan'an sejak semula tidak percaya terhadap ajaran sang ayah, dan Kan'an justru memilih ikut dengan generasi-generasi pembangkang yang dibinasakan. Didasari rasa sayang terhadap sang anak, Nuh memanggil-manggil anak itu supaya masuk kedalam bahtera, namun anak itu justru berlari menghindar lalu anak itu turut ditumpas bersama kaum kafir tersebut. Nabi Nuh hendak meminta pengampunan untuk anaknya, namun Allah menegur supaya nabi tidak melakukan hal ini.

Setelah air bah surut, Allah menempatkan bahtera Nuh berlabuh di bukit Judi, kemudian nabi Nuh beserta seisi makhluk hidup penghuni bahtera diselamatkan supaya meneruskan keberlangsungan makhluk hidup di muka bumi. Allah juga memberkahi nabi Nuh beserta keturunan dari orang-orang yang menghuni bahtera tersebut. Allah menjadikan kejadian ini sebagai pelajaran untuk seluruh umat manusia, sebab umat manusia mengalami hal serupa, sebagian besar manusia memandang diri mereka dan agama mereka sendiri sebagai kebenaran sejati, sehingga sulit menerima cara pandang dan kebenaran menurut Allah; maka sebagian besar manusia akan berada dalam kesesatan kemudian tenggelam dalam neraka, sementara itu hanya orang-orang tertentu yang sanggup memandang sebagaimana cara pandang Allah sehingga mengorbankan pandangan diri sendiri supaya berkenan untuk Allah dan layak sebagai penghunisurga.

Setelah kejadian banjir bah, Nuh masih hidup selama 300 tahun bahkan masih sempat mendidik nabi Ibrahim serta mewariskan risalah Allah kepadanya.


Semoga bermanfaat.

Share:

Komentar

Popular Posts

Label

Blog Archive

Recent Posts

Recent Posts Widget

Data Lengkap

Data Lengkap
Kampung Cisitu The Best