- Menggigil
- Sakit kepala tak tertahankan
- Ruam atau bintik-bintik merah di sekujur tubuh
- Kelelahan
- Mual dan muntah
Akses jalan menuju kampung cisitu sudah bagus, seperti yang terlihat ini.
Alam kampung cisitu yang masih bebas dari polusi tampak indah.
Tampak poto masjid an-nuur cisitu yang megah.
Penampakan jalan yang menuju kampung cisitu.
Tampak poto aula ADI Albukhori kampung cisitu.
Pengertian Diabetes
Diabetes (diabetes melitus) adalah penyakit jangka panjang yang ditandai dengan kadar gula darah di atas normal. Jenis utama penyakit ini adalah diabetes tipe 1 dan tipe 2.
Penderita Diabetes di Indonesia
Indonesia termasuk 10 negara terbesar penderita diabetes. Pada tahun 2013, penderita diabetes di Indonesia diperkirakan berjumlah sekitar 8,5 juta orang dengan rentang usia 20-79 tahun (dikutip dari Federasi Diabetes Internasional). Tetapi kurang dari 50% dari mereka yang menyadarinya.
Apa Saja Gejala Diabetes?
Sangatlah penting bagi semua orang untuk mengetahui gejala awal diabetes. Tidak hanya bagi Anda yang berisiko tinggi, tetapi juga bagi Anda yang merasa sehat-sehat saja dan tidak memiliki riwayat atau potensi mengidap diabetes.
Diabetes tipe 1 dapat berkembang dengan cepat dalam beberapa minggu, bahkan beberapa hari saja. Sedangkan banyak penderita diabetes tipe 2 yang tidak menyadari bahwa mereka telah mengidap diabetes selama bertahun-tahun karena gejalanya cenderung tidak spesifik.
Beberapa gejala diabetes tipe 1 dan tipe 2 meliputi :
Sering merasa haus.
Sering buang air kecil, terutama di malam hari.
Rasa lapar yang ekstrem.
Turunnya berat badan tanpa sebab yang jelas.
Terdapat keton dalam air seni. Keton adalah produk sampingan dari metabolisme otot dan lemak yang terjadi ketika produksi insulin tidak cukup.
Kelelahan.
Pandangan yang kabur.
Berkurangnya massa otot.Luka yang lama sembuh.
Tekanan darah yang tinggi.Sering mengalami infeksi, misalnya pada gusi, kulit, vagina, atau saluran kemih.
Pengaruh Hormon Insulin dan Diabetes
Semua sel dalam tubuh manusia membutuhkan zat gula agar dapat bekerja dengan normal. Kadar zat gula dalam darah biasanya dikendalikan oleh hormon insulin yang diproduksi oleh pankreas, yaitu organ yang terletak di belakang lambung.
Zat gula dapat masuk ke dalam sel-sel tubuh dengan bantuan hormon insulin yang memindahkan glukosa saat makanan dicerna dan masuk ke aliran darah. Glukosa itulah yang kemudian diolah untuk menghasilkan energi di dalam tubuh.
Tetapi organ pankreas di dalam tubuh penderita diabetes tidak mampu memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh. Tanpa insulin, sel-sel tubuh tidak dapat menyerap dan mengolah glukosa menjadi energi.
Sekilas Tentang Diabetes Tipe 1
Penderita jenis diabetes ini sangat bergantung kepada insulin karena sistem kekebalan tubuh penderitanya akan menyerang dan menghancurkan sel-sel pankreas yang memproduksi insulin. Hal ini memicu peningkatan kadar glukosa sehingga terjadi kerusakan pada organ-organ tubuh.
Penderita diabetes tipe 1 biasanya adalah orang-orang yang berusia di bawah 40 tahun dan umumnya muncul pada masa remaja atau anak-anak. Maka dari itu diabetes jenis ini juga disebut sebagai diabetes anak-anak.
Diabetes tipe 1 jarang terjadi jika dibandingkan dengan diabetes tipe 2. Hanya sekitar dua orang yang menderita diabetes tipe 1 di antara seluruh 10 penderita diabetes.
Selain harus menerima suntikan insulin tiap hari, penderita diabetes tipe 1 juga disarankan untuk menjaga kadar glukosa dalam darah agar tetap seimbang. Misalnya dengan pola makan sehat dan tes darah secara rutin.
Sekilas Tentang Diabetes Tipe 2
Ini adalah jenis diabetes yang lebih umum terjadi. Sekitar 80% pengidap diabetes di Indonesia menderita diabetes tipe ini.
Diabetes tipe 2 disebabkan oleh kurangnya produksi insulin di dalam tubuh atau sel-sel tubuh yang menjadi kurang sensitif terhadap insulin. Kekurangpekaan sel-sel tubuh ini dikenal dengan istilah resistansi terhadap insulin.
Gejala pada penderita diabetes tipe ini mungkin dapat dikendalikan dengan pola makan sehat dan memantau kadar glukosa dalam darah. Tetapi berwaspadalah karena penyakit ini akan terus berkembang dalam tubuh dan lambat laun Anda akan membutuhkan pengobatan (biasanya dalam bentuk tablet).
Diabetes tipe 2 sering dihubungkan dengan obesitas. Makin tinggi indeks massa tubuh maka risiko diabetes tipe ini juga akan makin tinggi. Diabetes akibat obesitas umumnya menyerang para manula.
Risiko Diabetes Kehamilan
Diabetes juga kerap menyerang ibu-ibu hamil karena ada sebagian wanita yang memiliki kadar glukosa dalam darah yang sangat tinggi selama masa kehamilan sehingga tubuh mereka tidak dapat memproduksi cukup insulin untuk menyerapnya. Diabetes yang dikenal sebagai diabetes kehamilan ini dapat terjadi pada sekitar dua orang di antara 100 wanita yang hamil.
Penderita diabetes tipe 1 yang hamil juga akan memiliki risiko tinggi karena dapat berdampak pada ibu serta janin. Karena itulah sangat penting bagi penderita diabetes yang sedang hamil untuk menjaga keseimbangan kadar glukosa dalam darah.
Ibu-ibu yang sedang hamil sebaiknya lebih cermat saat memantau kadar glukosa dalam darah pada trimester kedua (minggu 14-26) karena diabetes kehamilan umumnya berkembang selama masa ini dan akan hilang setelah Anda melahirkan. Tetapi risiko terkena diabetes tipe 2 bagi wanita yang pernah mengalami diabetes kehamilan adalah tiga kali lebih tinggi dibandingkan populasi umum.
Cari tahu informasi mengenai kedua jenis diabetes selengkapnya melalui kedua tautan di bawah ini.
Diabetes tipe 1
Diabetes tipe 2
Pengertian Prediabetes
Prediabetes adalah istilah untuk tahap penanda awal dari penyakit diabetes tipe 2 ketika level gula darah mulai melebihi batas normal, namun belum terlalu tinggi untuk dapat dikategorikan sebagai penyakit diabetes tipe 2. Kondisi prediabetes meliputi Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) dan Gula Darah Puasa Terganggu (GDPT).
Penderita prediabetes memiliki risiko lebih besar terhadap diabetes type 2, namun kondisi ini juga bisa dijadikan sebagai pengingat atau titik balik untuk segera melakukan perubahan pola hidup ke arah yang lebih baik. Mengobati prediabetes dapat membantu penderita mengurangi risiko berkembangnya menjadi diabetes type 2 dan penyakit lain, seperti penyakit jantung, pembuluh darah, ginjal, saraf, dan mata.
Penyebab Prediabetes
Penyebab pasti prediabetes belum diketahui. Namun, faktor genetik dan riwayat keluarga berperan penting terhadap terjadinya prediabates.
Prediabetes terkait dengan kemampuan tubuh mengolah glukosa di dalam tubuh. Glukosa yang masuk ke tubuh melalui makanan, khususnya yang mengandung karbohidrat, diolah menjadi sumber energi bagi sel tubuh dengan bantuan hormon insulin.
Insulin membantu menjaga jumlah gula agar tetap normal sehingga tidak terjadi penumpukan gula di dalam aliran darah.
Prediabates terjadi ketika proses pengolahan glukosa tidak berjalan dengan baik, seperti saat kelenjar pankreas tidak mengeluarkan jumlah hormon insulin yang cukup atau pada kondisi resistensi insulin.
Gejala Prediabetes
Beberapa gejala umum diabetes tipe 2 juga menjadi pertanda prediabetes yang perlu diwaspadai, seperti 3P atau poliuria (sering kencing), polidipsia (sering haus), dan polifagia (sering makan). Kelelahan dan pandangan menjadi buram juga dapat dikeluhkan. Gejala prediabetes juga dapat tidak terlihat pada penderita, atau sebaliknya, dapat berupa area kulit yang berwarna kegelapan pada buku-buku jari, siku, ketiak, leher, atau lutut.
Beberapa kriteria fisik ini perlu diwaspadai karena berisiko menyebabkan kondisi prediabetes pada diri seseorang. Lakukan pemeriksaan glukosa darah jika Anda memiliki faktor risiko tertentu, seperti tekanan darah tinggi, sejarah diabetes tipe 2 di dalam keluarga, kelebihan berat badan, jarang berolahraga, serta berusia di atas 45 tahun. Perempuan yang mengalami diabetes kehamilan atau melahirkan bayi yang beratnya melebihi 4,1 kilogram juga patut melakukan pemeriksaan kadar gula darah untuk mengetahui risiko yang bisa dialaminya. Beberapa kondisi lain, seperti ukuran pinggang, kebiasaan tidur, sindrom ovarium polikistik, level kolesterol HDL atau trigliserida yang tinggi, serta sebagian etnis tertentu juga memiliki risiko mengidap prediabetes.
Pada kondisi tekanan darah tinggi yang terjadi bersamaan dengan obesitas, gula darah tinggi, serta kadar lemak darah dan kolesterol yang abnormal, risiko resistensi insulin mungkin terjadi pada pengidapnya. Kondisi yang terjadi bersamaan ini juga dikenal dengan kondisi sindrom metabolik.
Diagnosis Prediabetes
Selain dari keluhan-keluhan pasien, dokter biasanya akan menyarankan pemeriksaan kadar gula darah. Jenis tes kadar gula darah dapat direkomendasikan oleh dokter sesuai dengan kebutuhan dan kondisi kesehatan pasien. Tes tersebut dapat meliputi :
Tes gula darah sewaktu. Tes ini dilakukan tanpa puasa ataupun tanpa pemberian gula pada pasien.Tes gula darah puasa. Tes ini dilakukan setelah pasien berpuasa setidaknya 8 jam atau semalaman. Batasan yang mengindikasikan prediabetes berada di antara 100-125 mg/dL atau 5,6-6,9 mmol/L.TTGO atau Tes Toleransi Glukosa Oral. Tes ini dilakukan dengan cara mengambil sampel darah sesudah pasien berpuasa selama delapan jam atau semalaman penuh. Pasien kemudian diminta untuk mengonsumsi larutan gula sebelum sampel darah diambil kembali dua jam kemudian. Kadar gula darah dapat dikatakan normal jika hasil tes darah kurang dari 140 mg/dL atau 7,8 mmol/L. Sementara batasan yang mengindikasikan prediabetes adalah level gula darah berada di antara 140-199 mg/dL atau 7,8-11 mmol/L.
Selain pemindaian glukosa, dokter juga dapat menyarankan Anda untuk melakukan beberapa tes guna mendapatkan diagnosis, salah satunya adalah tes glycated hemoglobin atau A1C. Tes darah ini akan mengukur besar persentase gula darah yang menempel pada protein pembawa oksigen, hemoglobin, hingga tiga bulan terakhir. Hasil tes A1C pada kisaran angka 5,7-6,4 persen mengindikasikan bahwa seseorang mengidap prediabetes. Bagaimanapun juga tes ini tidak dapat dilakukan pada perempuan yang sedang hamil atau orang yang memiliki kelainan pada kadar hemoglobin.
Penderita prediabetes dapat melakukan tes darah, pemeriksaan kolesterol total, kolesterol LDL dan HDL, trigliserida, atau A1C paling tidak satu kali dalam setahun atau lebih dari sekali jika memiliki faktor risiko tambahan lainnya.
Pencegahan Prediabetes
Pola hidup yang sehat merupakan salah satu cara menjaga kadar gula tetap normal dan menjauhkan prediabetes dari kehidupan Anda. Memulai kebiasaan makan yang sehat dengan cara memilih menggunakan bahan makanan yang rendah kalori dan tinggi serat, seperti sayur-sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian utuh dapat menjadi langkah awal yang baik.
Cobalah lakukan kegiatan fisik intensitas sedang minimal lima hari dalam seminggu, masing-masing sesi dilakukan selama 30-60 menit.
Mulailah dengan memperbanyak berjalan kaki, berenang, atau bersepeda. Anda sebaiknya juga menambahkan latihan kekuatan, seperti latihan beban, dua kali dalam seminggu.
Selain membuat tubuh menjadi lebih aktif, aktivitas fisik juga dapat membantu mengurangi berat badan bila Anda kelebihan berat badan.
Perubahan pola hidup ini tidak hanya menjauhkan dan mencegah prediabetes, namun dapat mencegah perkembangan diabetes tipe 2, dan bahkan berguna pula bagi yang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit ini.
Beberapa pengobatan juga dapat direkomendasikan oleh dokter untuk membantu pasien yang berisiko tinggi terkena diabetes. Walaupun tidak sepenuhnya mencegah prediabetes maupun diabetes, obat-obatan diabetes sebaiknya dikonsumsi sesuai dengan anjuran dokter. Obat-obatan penjaga tekanan darah tinggi dan kolesterol juga sebaiknya digunakan sesuai dengan kebutuhan. Pengobatan alternatif, seperti suplemen diet atau terapi yang menggunakan zat tertentu (chromium, magnesium, ginseng, dst) sebaiknya dilakukan hanya setelah melalui konsultasi dengan dokter Anda.
Jadikan kebiasaan pola hidup sehat yang telah terbangun sebagai pengingat diri Anda sendiri terhadap bahaya prediabetes dan diabetes, serta mencegah komplikasi-komplikasi berat yang dapat ditimbulkan penyakit ini.
Semoga bermanfaat.
Pengertian Diare
Diare ditandai dengan encernya tinja yang dikeluarkan atau buang air besar (BAB) dengan frekuensi yang lebih sering dibandingkan dengan biasanya. Pada umumnya, diare terjadi akibat konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi.
Penderita diare di Indonesia
Diare merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar di dalam masyarakat Indonesia. Pada tahun 2003, diare akibat kontaminasi bakteri merenggut sekitar 100.000 nyawa dan menjadi salah satu alasan utama perawatan inap di rumah sakit Indonesia.
Proporsi kematian akibat diare di Indonesia adalah sekitar 3,5%. Ini membuat diare menduduki peringkat ke 13 dalam penyebab kematian semua umur. Tetapi untuk bayi berumur antara 29 hari hingga 11 bulan, diare merupakan penyebab kematian pertama dengan persentase sebesar 31,4%. Sedangkan untuk balita berumur 1-4 tahun, 25% meninggal akibat diare yang berujung kepada dehidrasi.
Diare bisa berdampak fatal apabila penderita mengalami dehidrasi akibat kehilangan banyak cairan dari tubuh. Maka dari itu, walaupun umum, diare tidak seharusnya dianggap enteng.
Gejala diare pada orang dewasa dan anak-anak
Gejala diare tergantung kepada penyebab dan siapa yang mengalaminya, yakni orang dewasa atau anak-anak. Penderita diare ada yang hanya mengalami sakit perut singkat dengan tinja yang sedikit encer atau ada juga yang mengalami kram perut dengan tinja yang sangat encer. Pada kasus diare parah, kemungkinan penderitanya juga akan mengalami demam dan kram perut hebat.
Faktor penyebab diare secara umum
Penyebab diare pada orang dewasa dan anak-anak umumnya adalah infeksi usus. Infeksi usus sendiri terjadi karena mengonsumsi makanan atau minuman yang kotor dan terkontaminasi. Mikroorganisme yang sering menyebabkan infeksi usus adalah bakteri, parasit, dan virus seperti norovirus dan rotavirus.
Diare juga bisa timbul akibat faktor-faktor berikut ini:
Efek samping obat-obatan tertentuGelisahKonsumsi alkohol dan kopi yang berlebihan
Cara-cara dalam mendiagnosis diare
Dalam mendiagnosis diare, dokter biasanya akan mencari tahu penyebabnya.
Di antaranya adalah dengan meneliti sampel tinja, melakukan pemeriksaan rektum, atau bahkan pemeriksaan darah. Seputar pengobatan diare. Jika parah, diare bisa berujung pada dehidrasi. Dehidrasi memiliki konsekuensi yang fatal dan berpotensi merenggut nyawa penderitanya terutama jika terjadi pada anak-anak.
Hal ini karena ketahanan tubuh anak-anak terhadap dehidrasi jauh lebih kecil dibandingkan dengan pada orang dewasa. Maka dari itu orang tua disarankan untuk mewaspadai tanda-tanda dehidrasi pada anak dan penderita disarankan untuk meminum banyak cairan saat diare masih berlangsung.
Oralit bisa diminum untuk menghindari dehidrasi, tetapi konsultasikanlah pemakaiannya terlebih dahulu dengan dokter atau apoteker, terutama jika Anda menderita penyakit tertentu, seperti penyakit jantung.
Obat anti-diare biasanya tidak terlalu dibutuhkan, kecuali bagi mereka yang memiliki aktivitas padat atau yang ingin bepergian jarak jauh. Salah satu obat anti-diare yang efektif dan cepat dalam menghentikan diare adalah loperamide. Namun loperamide tidak boleh diberikan kepada anak-anak.
Sebagian besar penderita diare sembuh setelah beberapa hari tanpa melakukan pengobatan. Pada orang-orang dewasa, diare biasanya sembuh setelah dua hingga empat hari, sedangkan pada anak-anak, diare biasanya berlangsung lebih lama, yakni antara lima hingga tujuh hari.
Saatnya memeriksakan diri ke dokter
Jika anak mengalami diare yang parah, berkelanjutan, atau jika dia mulai menunjukkan tanda-tanda dehidrasi, segera bawalah anak ke dokter. Diare sebanyak enam kali atau lebih dalam jangka waktu 24 jam pada anak juga sebaiknya dikonsultasikan kepada dokter.
Begitu juga dengan diare yang membuat kondisi tubuh Anda menurun drastis, harus dikonsultasikan kepada dokter, terlebih jika ada darah atau nanah pada tinja Anda. Pemeriksaan tinja di laboratorium mungkin diperlukan untuk penelitian lebih jauh. Diare yang berlangsung lebih dari beberapa minggu pada orang dewasa bisa diakibatkan oleh sindrom iritasi usus, kanker usus, dan penyakit Crohn.
Cara untuk mencegah diare
Diare bukan saja berdampak pada si penderita, tapi juga berpotensi menyebar, terutama kepada anggota keluarganya. Oleh sebab itu diare sebaiknya dicegah mulai dari aspek kontak pertama hingga penyebarannya.
Berikut adalah langkah-langkah pencegahan terkena diare akibat kontaminasi :
Jika mengalami diare, Anda boleh mengambil langkah-langkah seperti berikut ini untuk mencegah diare menyebar kepada orang-orang di sekitar Anda :
Jika tinggal satu rumah, pastikan penderita menghindari penggunaan handuk atau peralatan makan yang sama dengan anggota rumah lainnya
Membersihkan toilet dengan disinfektan setiap setelah buang air besar
Tetap berada di rumah setidaknya 48 jam setelah periode diare yang terakhir
Mencuci tangan sehabis dari toilet atau sebelum makan dan menyiapkan makanan
Gejala Diare
Gejala diare tergantung kepada penyebab dan siapa yang mengalaminya. Ada yang hanya mengalami sakit perut singkat dengan tinja yang sedikit encer atau ada juga yang mengalami kram perut dengan tinja yang sangat encer. Biasanya diare jangka panjang membuat si penderita kerap merasa ingin buang air besar. Beberapa gejala diare lainnya adalah hilang nafsu makan, sakit kepala, dan mual yang disertai muntah.
Waktu yang tepat untuk berkonsultasi ke dokter
Jika bayi mengalami diare selama enam kali atau lebih dalam satu hari, sebaiknya segera memeriksakannya ke dokter. Anak-anak sebaiknya diperiksakan ke dokter jika diare yang dialami juga disertai muntah, darah pada tinja, menceret-menceret yang parah, buang air besar hingga enam kali atau lebih dalam jangka 24 jam, dan diare berlangsung lebih dari dua minggu. Diare pada anak-anak umumnya pulih dalam 5-7 hari.
Sedangkan untuk orang dewasa, pemeriksaan dokter harus segera dilakukan jika mereka mengalami :
Diare disertai muntah-muntah
Diare dengan darah pada tinja
Pendarahan pada anus
Menceret-menceret yang parah sehingga berisiko dehidrasi
Diare selama lebih dari satu minggu (pada umumnya diare pulih dalam 2-4 hari)
Diare pada malam hari hingga mengganggu tidur
Penurunan berat badan secara drastis
Baru saja mengkonsumsi antibiotik
Diare setelah menjalani perawatan di rumah sakit
Dehidrasi sebagai dampak dari diare
Diare yang parah atau yang berkelanjutan dapat menyebabkan dehidrasi. Dehidrasi tidak boleh dianggap enteng karena dapat berakibat kepada kematian.
Pada anak-anak, gejala dehidrasi bisa meliputi rewel atau cepat mengantuk dan kondisi tubuh yang semakin menurun. Selain itu jarang buang air kecil, kaki dan tangan yang terasa dingin, serta kulit pucat dan berbintik, bisa mengindikasikan dehidrasi juga. Orang tua disarankan untuk mewaspadai gejala-gejala dehidrasi pada anak mereka.
Sedangkan pada orang dewasa, gejala dehidrasi meliputi hilangnya nafsu makan, mual dan pusing, kelelahan atau kurang tenaga, serta pening ketika berdiri. Selain itu jantung berdebar, kram otot, mata cekung, serta lidah kering bisa mengindikasikan terjadinya dehidrasi.
Penyebab Diare
Umumnya tinja yang encer ketika diare disebabkan oleh cairan yang berlebihan disekresi oleh usus atau sebaliknya, yaitu ketika usus tidak bisa menyerap cairan.
Mengenai diare jangka pendek
Pada umumnya, diare merupakan gejala infeksi usus atau gastroenteritis yang terjadi akibat mengkonsumsi makanan atau minuman yang kotor. Organisme penyebabnya antara lain :
Bakteri, seperti campylobacter, Clostridum difficile, Escherichia coli, salmonella, serta shigella.
Semua bakteri ini menyebabkan keracunan makanan.Virus, seperti rotavirus dan norovirus
Parasit, seperti giardia intestinalis
Kendati begitu beberapa hal lainnya bisa menjadi penyebab diare jangka pendek. Diantaranya adalah alergi makanan, gelisah, terlalu banyak minum kopi atau alkohol, kerusakan pada lapisan usus akibat radioterapi, serta radang usus buntu.
Diare akibat efek samping obat
Beberapa obat memiliki efek samping yang dapat menyebabkan diare. Obat-obatan tersebut diantaranya adalah:
Statin atau obat penurun kolesterolBeberapa obat yang digunakan dalam kemoterapiObat pencaharAntibiotikObat antasida yang mengandung magnesiumSelective serotonin reuptake inhibitor (SSRI)Obat anti inflamasi non steroid (AINS)
Informasi yang terdapat pada kemasan obat biasanya akan menyatakan apakah diare menjadi salah satu efek samping dari pemakaian obat tersebut.
Mengenai diare jangka panjang
Pada diare jangka panjang, ada beberapa hal yang bisa menjadi faktor penyebab. Kadang-kadang diare seperti ini terjadi setelah seseorang melakukan gastrectomy atau operasi untuk menghilangkan bagian perut sebagai pengobatan kanker perut. Selain itu, diare ini juga bisa muncul setelah seseorang melakukan bedah briatrik atau operasi penurunan berat badan yang dilakukan untuk menangani obesitas.
Penyebab diare jangka panjang yang lebih umum adalah :
Sindrom iritasi usus atau terganggunya fungsi normal usus
Penyakit coeliac atau penyakit yang menyebabkan tubuh menolak protein gluren
Penyakit Crohn atau radang pada lapisan sistem pencernaan
Kolitis ulseratif atau suatu kondisi yang memengaruhi usus besar
Kolitis mikroskopik atau sejenis penyakit radang usus yang menyebabkan diare encer
Fibrosis kistik atau penyakit turunan yang memengaruhi paru-paru dan sistem pencernaan
Kanker usus
Radang pankreas kronis
Diagnosis Diare
Diare umumnya pulih dalam satu minggu tanpa perlu mengunjungi dokter. Jika harus mengunjungi dokter, berikut ini adalah seputar hal-hal awal yang biasanya dilakukan dokter.
Mencari tahu penyebab diare
Agar penyebab diare bisa diketahui, dokter akan menanyakan :
Seberapa sering mengalami diare
Seperti apa kotoran Anda
Apakah Anda memiliki gejala lainnya seperti demam
Apakah Anda makan di sembarang tempat
Apakah Anda melakukan kontak dengan penderita diare
Apakah Anda sedang mengkonsumsi obat dan jika ada perubahan baru-baru ini
Berapa banyak kopi atau alkohol yang Anda konsumsi
Apakah baru-baru ini Anda mengalami stres atau sering gelisah
Sampel tinja untuk menganalisis bakteri penyebab diare
Analisis bakteri dan parasit pada tinja akan dilakukan di laboratorium jika Anda :
Memiliki gejala lain, seperti adanya darah atau nanah pada kotoran
Mengalami diare berkepanjangan selama lebih lebih dari seminggu
Memiliki gejala yang memengaruhi seluruh tubuh Anda, seperti demam dan dehidrasi
Baru saja dirawat di rumah sakit atau mengonsumsi antibiotik
Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya karena Anda mengidap HIV
Mendiagnosis penyebab diare dengan pemeriksaan rektum
Dokter akan menyarankan Anda untuk menjalani Pemeriksaan Colok Dubur jika penyebab diare Anda tidak diketahui atau Anda berusia lebih dari 50 tahun.
Dokter melakukan pemeriksaan ini dengan cara memasukkan jari yang telah dilindungi sarung tangan ke dalam lubang dubur Anda. Tujuannya adalah untuk mendiagnosis adanya kelainan serta kondisi yang memengaruhi lubang dubur dan usus besar Anda.
Diagnosis diare dengan tes darah
Pemeriksaan darah biasanya disarankan oleh dokter jika diare diduga terjadi akibat penyakit tertentu seperti penyakit inflamasi usus.
Diagnosis diare dengan pemeriksaan lebih lanjut
Anda biasanya akan dirujuk ke rumah sakit setempat jika dokter tidak dapat menemukan apa penyebab dari diare Anda. Berikutnya Anda mungkin akan menjalani :
Sigmoidos
copy atau prosedur pemeriksaan dengan cara memasukan sebuah pipa fleksibel berukuran tipis yang memiliki kamera dan lampu kecil pada ujungnya, ke dalam lubang dubur untuk melihat kondisi usus Anda.
Colonoscopy yaitu prosedur yang sama, namun dengan menggunakan sebuah pipa yang lebih besar untuk memeriksa seluruh usus Anda.
Pengobatan Diare
Pada anak-anak, gejala diare biasanya akan hilang dalam waktu lima hingga tujuh hari atau di bawah dua minggu. Sedangkan pada orang dewasa, diare biasanya sembuh dalam dua hingga empat hari. Sistem kekebalan tubuh manusialah yang akan melawan infeksi penyebab diare secara alami. Walau demikian, diare bisa berlangsung lebih lama tergantung penyebabnya. Misalnya :
Diare yang disebabkan oleh bakteri campylobacter dan salmonella biasa berlangsung selama 2-7 hari
Diare yang disebabkan norovirus biasa berlangsung sekitar 2 hari
Diare yang disebabkan rotavirus biasa berlangsung 3-8 hari
Diare yang disebabkan giardasis biasa berlangsung beberapa minggu
Meski diare bisa sembuh dengan sendirinya, Anda dapat meringankan gejalanya dengan mengikuti beberapa saran. Saran ini juga berlaku bagi penderita diare yang sedang hamil atau menyusui.
Meningkatkan konsumsi cairan
Mengganti kehilangan cairan dan elektrolit/ion adalah salah satu kunci penting dalam penanganan diare. Hal ini diperlukan untuk menghindari maupun menangani dehidrasi. Anda atau anak Anda disarankan untuk minum beberapa teguk cairan sesering mungkin meski mengalami gejala muntah. Sedikit cairan lebih baik daripada tidak sama sekali. Hindarilah jus buah dan minuman bersoda karena dapat memperparah kondisi diare, terutama pada anak.
Jika anak Anda menunjukkan tanda dehidrasi seperti jarang buang air kecil, kulit pucat atau berbintik, kondisi tubuh yang menurun drastis, kaki dan tangan yang terasa dingin, serta rewel dan lekas mengantuk, Anda disarankan untuk segera mengunjungi dokter.
Faktor-faktor di bawah ini membuat seorang anak lebih berisiko mengalami dehidrasi :
Mengalami lebih dari enam kali diare dalam satu hari
Muntah lebih dari dua kali dalam sehari
Berhenti menyusu secara tiba-tiba
Berumur kurang dari satu tahun, terutama jika berumurdi bawah enam bulan
Berumur kurang dari dua tahun dengan berat badan di bawah rata-rata saat lahir
Tetap berikan bayi Anda susu atau makan secara normal meski mereka mengalami diare. Ketika menyusui, tingkatkan asupan cairan untuk tubuh Anda agar persediaan ASI selalu terjaga.
Pemberian cairan oralit bisa diberikan pada bayi jika mereka mengalami dehidrasi. Namun ada baiknya Anda berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter sebelum memberikan cairan tersebut.
Mengatasi diare dengan cairan oralit
Bagi mereka yang rentan dehidrasi, biasanya dokter akan menyarankan penggunaan oralit.
Penderita diare yang disarankan minum oralit adalah mereka yang memiliki masalah kesehatan yang serius seperti penyakit jantung, yang lemah, dan yang berusia enam puluh tahun atau lebih.
Oralit terdiri dari campuran air dengan gula dan garam. Cairan ini berfungsi untuk menggantikan karbohidrat, elektrolit/ion, dan mineral penting lainnya yang hilang dalam tubuh agar tidak terjadi dehidrasi. Oralit bisa dibeli di apotik-apotik tanpa menggunakan resep.
Jika anak Anda mengalami diare dan memiliki risiko dehidrasi, biasanya dokter akan menyarankan Anda memberi mereka oralit. Anda bisa melihat petunjuk atau takaran pemberian oralit yang tertera pada kemasannya. Takaran yang diberikan biasanya tergantung pada ukuran dan berat badan anak. Namun rekomendasi umum untuk pemberian oralit pada anak adalah satu sachet untuk setiap kali setelah ke toilet.
Perhatikan bahwa oralit sendiri tidak bisa menyembuhkan diare atau menanggulangi penyebabnya tetapi hanya berguna untuk mencegah dan memulihkan dehidrasi.
Makanan saat mengalami diare
Jika mengalami diare, pastikan Anda makan makanan padat setelah mampu untuk makan. Hal tersebut juga disarankan oleh para pakar kesehatan. Sebaiknya porsi makan Anda jangan terlalu besar dan hindari makanan yang terlalu berat, pedas, serta berlemak.
Jangan berikan makanan padat pada anak Anda jika mereka mengalami dehidrasi. Berikan mereka cukup cairan dan pastikan tanda-tanda dehdrasi berhenti. Setelah itu baru Anda bisa memberi mereka makan seperti biasanya. Jika anak Anda menolak untuk makan, berikan terus cairan sampai selera makan mereka kembali.
Mengatasi diare dengan obat-obatan
Obat-obatan anti diare untuk mengurangi gejala dan mempersingkat diare
Ada beberapa jenis obat anti diare, dan umumnya obat anti diare mampu mengurangi gejala, serta mempersingkat lamanya diare sebanyak satu hari. Obat anti diare yang paling sering digunakan adalah loperamide. Obat ini terbukti efektif dan memilki efek samping yang sedikit. Loperamide mampu menjadikan kotoran Anda lebih padat dan mengurangi frekuensi buang air besar Anda.
Selain loperamide, obat yang sama efektifnya adalah racecadotril. Obat ini mampu mengurangi jumlah cairan yang dihasilkan oleh usus kecil. Umumnya obat anti diare dilarang untuk diberikan pada anak-anak. Namun racecadotril bisa diberikan pada anak usia di atas 3 tahun dengan dicampur oralit dan dengan dosis yang tepat.
Sejumlah obat anti diare bisa dibeli di apotik tanpa menggunakan resep dari dokter. Anda disarankan untuk membaca petunjuk pada kemasan agar tahu takaran dosis yang tepat dan tahu apakah obat tersebut cocok untuk Anda. Obat anti diare sebetulnya tidak diperlukan, kecuali Anda terdesak dengan aktivitas penting.
Jangan minum obat anti diare jika Anda sedang mengalami demam tinggi atau terdapat darah dan nanah pada tinja Anda. Segera periksakan diri ke dokter.
Obat-obatan pereda rasa sakit
Meski obat pereda rasa sakit tidak akan mengobati diare, namun Anda boleh minum paracetamol atau ibuprofen jika diare Anda disertai sakit kepala dan demam. Penggunaan ibuprofen dilarang bagi penderita asma dan bagi mereka yang memiliki penyakit lever atau ginjal.
Anak-anak boleh mengkonsumsi parasetamol atau ibuprofen jika diperlukan. Untuk mengetahui apakah obat tersebut cocok untuk anak Anda, periksalah petunjuk pemakaian obat pada kemasannya. Aspirin tidak cocok untuk diberikan pada anak-anak di bawah 16 tahun.
Penggunaan antibiotik untuk diare
Antibiotik biasanya dianjurkan jika penyebab diare telah diketahui sebagai bakteri atau jika gejala diare yang terjadi sangat parah. Penderita diare disarankan untuk tidak mengkonsumsi antibiotik jika penyebabnya tidak diketahui pasti.
Selain karena antibiotik bisa menimbulkan efek samping buruk, antibiotik juga tidak berpengaruh jika diarenya disebabkan oleh virus. Jika terlalu sering digunakan untuk penyakit yang ringan, efek positif antibiotik akan berkurang ketika nantinya digunakan untuk mengobati kondisi yang lebih serius. Antibiotik juga disarankan bagi mereka yang memiliki kekebalan tubuh yang lemah dan rentan terhadap infeksi.
Penanganan oleh rumah sakit
Jika Anda atau anak Anda mengalami dehidrasi serius akibat diare, perawatan di rumah sakit akan dibutuhkan.
Pencegahan Diare
Pada dasarnya, pencegahan diare tergantung pada kedisiplinan seseorang dalam menjaga kebersihan makanan dan minuman. Perhatian khusus diperlukan dalam mengelola makanan dan minuman dari cara memasak sampai pada proses penyimpanan. Dengan demikian, kita dapat menghindari berkembangnya mikoorganisme seperti bakteri yang menyebabkan diare. Kesimpulannya, semakin tinggi standar kebersihan Anda, semakin kecil risiko Anda terkena diare.
Berikut adalah langkah-langkah pencegahan terkena diare akibat kontaminasi :
Mencuci tangan dengan sabun dan air hangat seperti sebelum makan, setelah memegang daging mentah, setelah menggunakan toilet, dan setelah bermain dengan binatang piaraan
Jagalah kebersihan kuku Anda terutama jika memiliki kuku yang panjang
Menjauhi makanan dan minuman yang kebersihannya diragukanTidak minum air keran
Menjaga kebersihan dapur dan kamar mandi
Memisahkan makanan yang mentah dari yang matang
Makan makanan yang dimasak dari bahan-bahan yang segar
Menyimpan makanan di kulkas dan tidak membiarkan makanan tertinggal di bawah paparan sinar matahari atau suhu ruangan.Buang makanan dan minuman yang sudah kedaluarsa
Untuk mencegah penyebaran diare dari penderita kepada orang-orang di sekitarnya, Anda bisa melakukan hal-hal berikut :
Bersihkan selalu toilet dengan obat pembasmi kuman setelah digunakan
Selalu cuci tangan sebelum makan atau menyiapkan makanan
Jangan beraktivitas dahulu sampai setidaknya dua hari setelah diare yang terakhir
Jika tinggal satu rumah, pastikan Anda menghindari penggunaan handuk atau peralatan makan yang sama dengan anggota keluarga di rumah
Hindarilah penggunaan kolam renang selama dua minggu setelah diare yang terakhir, jika penyebab diare berasal dari parasit cryptosporidium.
Masih banyak yang belum menyadari bagaimana diare bisa berakibat fatal terutama bagi anak-anak di Indonesia. Kebersihan diri dan makanan perlu diperhatikan demi mencegah terkena diare.
Semoga bermanfaat.
Cilok adalah makanan ringan yang berbentuk seperti bakso yang mudah ditemukan diberbagai sekolahan atau pedagang kaki lima pinggir jalan. Banyak pedagang cilok nakal yang memperdagangkan ciloknya dengan penambahan bahan bahan yang tidak layak untuk dikonsumsi.
Bahan dasar untuk pembuatan cilok :
1. Formalin
Bahaya makan cilok biasanya karena ada penambahan formalin didalamnya yang tujuannya agar jika dagangan cilok tidak banyak yang laku ketika dijual,
Pedagang dapat menjualnya kembali dihari hari berikutnya. Formalin dapat mengganggu kesehatan organ internal jika di konsumsi dalam jumlah berlebihan. Cilok yang menggunakan formalin cenderung dijauhi lalat atau serangga lainnya.
Untuk membuktikan cilok memakai formalin atau tidak anda bisa melihat apakah cikol dikerubungi lalat atau tidak, Jika tidak maka cilok tersebut mengandung formalin.
2. Bahan pewarna
Bahaya makan Cilok dapat juga dikarenakan didalam pembutannya memakai bahan pewarna buatan yang biasanya digunakan untuk mewarnai pakaian. Cilok yang mengandung zat pewarna buatan akan senantiasa terlihat bersih dan cemelang.
Kondisi ini berguna untuk menarik perhatian para pelanggan termasuk anak-anak agar segera membelinya dan mengkonsumsinya.
3. Saus buatan sendiri
Pedagang cilok kerab membuat sausnya dengan bahan bahan yang sudah tidak terpakai dan tanpa dicuci terlebih dahulu. Saus dapat diolah dengan menggunakan cabe kering, Tomat busuk. Ubi jalar, Jagung bekas dan sebagainya.
Bahan-bahan tersebut lebih sering dalam keadaan yang telah membusuk lalu mereka manfaatkan kembali menjadi saus yang berwarna orange cerah, Dimana warna yang didapat adalah dari warna buatan. Bahaya makan cilok yang sering menimpa anak-anak berupa perut mual dan terserang diare adalah karena pemakaian sausnya yang tidak steril.
4. Ikan
Bahaya makan cilok bisa juga dikarenakan pemakaian bahan dasar Ikan yang dipakai kebanyakan adalah jenis ikan yang sudah tidak bagus lagi atau telah jadi bangkai,
Namun ketika dipakainya formalin dan borak maka aroma tidak sedapnya akan hilang.
5. Borak
Pemakaian borak pada cilok lebih kepada tujuan untuk kekenyalan cilok, Cilok yang tersa kenyal lebih disukai anak-anak karena memiliki sensasi yang mengenyal ketika sedang dikunyah. Bahaya makan cilok paling sering diakibatkan karena adanya bahan borak didalam pembuatan cilok itu sendiri yaitu berupa keracunan, Muntah, Mual atau kepala pusing.
Semoga bermanfaat.