Topik COVID-19 nampaknya tidak akan habis untuk dibicarakan terutama karena virus ini semakin hari semakin cepat bermutasi. Dari sekian banyak mutasi tersebut terdapat 2 varian yang cukup menggemparkan yakni Delta dan Omicron. Kedua varian ini terbilang mengkhawatirkan akibat tingkat penularan dan keparahan yang ditimbulkan jika terpapar varian tersebut.
Selain Delta dan Omicron, sebenarnya masih banyak varian lain yang muncul di berbagai negara. Beberapa negara melakukan lock down agar virus-virus tersebut tidak berpindah ke satu negara dan lainnya dan agar penekanan penyebaran COVID-19 dapat dilakukan.
Memiliki Banyak Mutasi
Varian baru Omicron dikatakan sebagai varian yang memiliki paling banyak strain dan mutasi melebihi dari semua jumlah varian yang mendominasi di Indonesia pada saat ini. Ilmuwan mengatakan bahwa varian tersebut memiliki jumlah mutasi yang luar biasa tinggi dengan lebih dari 30 protein lonjakan kunci. Itulah mengapa Omicron dinilai lebih cepat menular dan menyebabkan melemahnya sistem kekebalan pada tubuh.
WHO menyatakan bahwa ada berbagai nama baru untuk varian virus corona yang telah terdeteksi di sejumlah negara. Penamaan semacam ini dilakukan setelah melalui berbagai pertimbangan. Berikut beberapa varian virus corona yang ada di beberapa negara di dunia :
1. Varian Alpha : Varian virus corona Alpha yang merupakan varian virus corona yang pertama kali muncul di Inggris pada Desember 2020.
2. Varian Beta : Virus corona varian Beta pertama kali ditemukan di Teluk Nelson Mendela. Varian ini dua kali lebih infeksius dibandingkan virus COVID-19 yang muncul pertama kali.
3. Varian Gamma : Varian Gamma adalah varian yang ditemukan di Brasil. Varian ini awalnya mengakibatkan ledakan wabah di Brasil hingga memicu kenaikan jumlah pasien dan angka kematian yang drastis. Para peneliti di Harvard University, Amerika Serikat mendapatkan fakta tingkat kematian akibat varian Gamma lebih tinggi dibandingkan dengan varian awalnya.
4. Varian Delta : Varian Delta pertama kali ditemukan di India yang diduga menyebabkan peningkatan kasus pada gelombang kedua pandemi di India sejak Februari 2021. Varian ini telah ditemukan di lebih dari 74 negara. Pada 3 Mei 2021, varian ini juga telah masuk ke Indonesia.
Penularan dan penyebaran varian Delta mencapai 40% lebih cepat dibandingkan varian Alpha. Selain itu, varian ini dapat menimbulkan komplikasi yang lebih parah pada pasien lansia dan pasien dengan penyakit penyerta seperti diabetes dan hipertensi.
5. Varian Epsilon : Varian Epsilon merupakan varian COVID-19 yang muncul dari negara bagian California di Amerika Serikat pada Juli 2020. Munculnya varian ini diikuti dengan bertambahnya kasus positif COVID-19 di Amerika Serikat. Di seluruh dunia, sebanyak 46 negara melaporkan kasus positif akibat terjangkitnya varian ini. Namun, tingkat penularannya tidak begitu tinggi seperti di Amerika Serikat. Indonesia tidak melaporkan munculnya varian ini di dalam negeri.
6. Varian Zeta : Varian virus corona ini lebih dahulu terdeteksi di Rio de Janeiro, Brasil. Sebelumnya, varian ini sudah menyebar dan terdeteksi lebih dulu di Inggris. Varian virus corona Zeta dianggap tidak menyebabkan kekhawatiran dari segi penyebarannya.
7. Varian Eta : Varian Eta adalah varian yang baru didapatkan dan diidentifikasi di Inggris. Menurut para ilmuwan, varian ini memiliki beberapa mutasi pada gen. Meski demikian, sejauh ini tak ada yang bisa membuktikan bahwa virus corona varian Eta ini lebih menular hingga menyebabkan keparahan pada penderitanya.
8. Varian Theta : Virus varian ini dideteksi ada di Filipina. Varian ini belum cukup memiliki bukti bahwa akan berdampak pada kesehatan masyarakat seperti kebanyakan varian lainnya. Namun, varian ini memiliki kemungkinan besar lebih cepat dalam tingkat penularannya.
9. Varian Lota : Varian yang ditemukan di New York, Amerika Serikat pada bulan November belum diketahui apakah dapat menular atau tidak. Varian virus ini dikabarkan belum tersebar luas baik di New York maupun negara-negara lainnya.
10. Varian Kappa : Varian virus Kappa merupakan varian baru yang memiliki mutasi ganda dari negara India. Dilaporkan bahwa ada sebanyak lebih dari 2,7 juta kasus infeksi yang telah terjadi. Varian ini juga diduga dapat menyebabkan berkurangnya efektivitas pada vaksin.
11. Varian Lambda : Varian virus ini pertama kali ditemukan di Peru. Selain Peru, sejauh ini varian Lambda telah terdeteksi pula di Chile, Argentina, dan Ekuador. Varian baru ini sangat menular dibandingkan dengan virus aslinya.
Pencegahan Penularan Virus Corona
Mutasi virus corona terus berlangsung dan pencegahan penularan masih dengan cara yang sama yakni menjalankan protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan dengan benar dan teratur menggunakan sabun dan air mengalir atau hand rub berbasis alkohol, serta menjaga jarak minimal 1,5 meter dengan orang lain. Hindari juga menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang kotor, menerapkan etika batuk dan bersin yang benar, menjauhi kerumunan untuk mencegah penyebaran yang lebih luas, dan lakukan vaksinasi untuk melindungi tubuh dari virus corona.
Mematuhi protokol kesehatan tidak hanya berguna untuk melindungi diri tapi juga melindungi orang lain bahkan keluarga kita. Apabila Anda atau keluarga terdekat terindikasi mengalami gejala COVID-19, pastikan segera dengan memeriksakan diri dengan melakukan tes COVID-19. Anda dapat melakukan tes dengan memesan melalui aplikasi MySiloam atau klik di sini. Untuk kenyamanan Anda, Siloam Hospitals juga menyediakan layanan home care tes COVID-19 yang dapat melayani di rumah. Hubungi Siloam at Home di nomor kontak 0811 1950 181 untuk informasi lebih lanjut.
Sumber dari siloam hospitals