kampung cisitu

  • Jalan di Cisitu

    Akses jalan menuju kampung cisitu sudah bagus, seperti yang terlihat ini.

  • Pemandangan

    Alam kampung cisitu yang masih bebas dari polusi tampak indah.

  • Masjid An-nuur

    Tampak poto masjid an-nuur cisitu yang megah.

  • Akses jalan

    Penampakan jalan yang menuju kampung cisitu.

  • Aula ADI

    Tampak poto aula ADI Albukhori kampung cisitu.

Terimakasih sudah singgah di blog kampung cisitu

Hadist-hadist tentang Ramadhan #3

Assalamualaikum, jumpa lagi dengan kampungcisitu blog, melanjutkan artikel seputar Hadist Ramadhan (Bagian #1 dan Bagian #2),
semoga saja artikel-artikel seputar Ramadhan bermanfaat.

Hadits ke-21
Menurut riwayat Hakim: "Barangsiapa yang berbuka pada saat puasa Ramadhan karena lupa, maka tak ada qodlo dan kafarat baginya." Hadits Shahih. 

Hadits ke-22
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda : "Barangsiapa yang terpaksa muntah maka tak ada qodlo baginya dan barangsiapa sengaja muntah maka wajib qodlo atasnya." Riwayat Imam Lima. Dinilai cacat oleh Ahmad dan dinilai kuat oleh Daruquthni.

Hadits ke-23
Dari Jabir Ibnu Abdullah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam keluar pada tahun penaklukan kota Mekah di bulan Ramadhan. Beliau berpuasa, hingga ketika sampai di kampung Kura' al-Ghomam orang-orang ikut berpuasa. Kemudian beliau meminta sekendi air, lalu mengangkatnya, sehingga orang-orang melihatnya dan beliau meminumnya. Kemudian seseorang bertanya kepada beliau bahwa sebagian orang telah berpuasa. Beliau bersabda : "Mereka itu durhaka, mereka itu durhaka."

Hadits ke-24
Dalam suatu lafadz hadits shahih ada seseorang berkata pada beliau : Orang-orang merasa berat berpuasa dan sesungguhnya mereka menunggu apa yang baginda perbuat. Lalu setelah Ashar beliau meminta sekendi air dan meminumnya. Riwayat Muslim.

Hadits ke-25
Dari Hamzah Ibnu Amar al-Islamy Radliyallaahu 'anhu bahwa dia berkata : Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku kuat berpuasa dalam perjalanan, apakah aku berdosa? Maka Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda : "Ia adalah keringanan dari Allah, barangsiapa yang mengambil keringanan itu maka hal itu baik dan barangsiapa senang untuk berpuasa, maka ia tidak berdosa." Riwayat Muslim dan asalnya dalam shahih Bukhari-Muslim dari hadits 'Aisyah bahwa Hamzah Ibnu Amar bertanya.

Hadits ke-26
Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu berkata : Orang tua lanjut usia diberi keringanan untuk tidak berpuasa dan memberi makan setiap hari untuk seorang miskin, dan tidak ada qodlo baginya. Hadits shahih diriwayatkan oleh Daruquthni dan Hakim. 

Hadits ke-27
Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu berkata : Ada seorang laki-laki menghadap Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, lalu berkata : Wahai Rasulullah, aku telah celaka. Beliau bertanya : "Apa yang mencelakakanmu?" Ia menjawab : Aku telah mencampuri istriku pada saat bulan Ramadhan. Beliau bertanya : "Apakah engkau mempunyai sesuatu untuk memerdekakan budak?" ia menjawab: Tidak. Beliau bertanya : "Apakah engkau mampu berpuasa dua bulan berturut-turut?" Ia menjawab : Tidak. Lalu ia duduk, kemudian Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memberinya sekeranjang kurma seraya bersabda: "Bersedekahlah dengan ini." Ia berkat a: "Apakah kepada orang yang lebih fakir daripada kami? Padahal antara dua batu hitam di Madinah tidak ada sebuah keluarga pun yang lebih memerlukannya daripada kami. Maka tertawalah Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam sampai terlihat gigi siungnya, kemudian bersabda : "Pergilah dan berilah makan keluargamu dengan kurma itu." Riwayat Imam Tujuh dan lafadznya menurut riwayat Muslim. 

Hadits ke-28
Dari 'Aisyah dan Ummu Salamah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah memasuki waktu pagi dalam keadaan junub karena bersetubuh. Kemudian beliau mandi dan berpuasa. Muttafaq Alaihi. Muslim menambahkan dalam hadits Ummu Salamah: Dan beliau tidak mengqodlo' puasa. 

Hadits ke-29
Dari 'Aisyah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda : "Barangsiapa meninggal dan ia masih menanggung kewajiban puasa, maka walinya berpuasa untuknya." Muttafaq Alaihi.

Hadits ke-30
Dari Abu Qotadah al-Anshory Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam perna ditanya mengenai puasa hari Arafah, lalu beliau menjawab : "Ia menghapus dosa-dosa tahun lalu dan yang akan datang." Beliau juga ditanya tentang puasa hari Asyura, lalu beliau menjawab : "Ia menghapus dosa-dosa tahun yang lalu." Dan ketika ditanya tentang puasa hari Senin, beliau menjawab : "Ia adalah hari kelahiranku, hari aku diutus, dan hari diturunkan al-Qur'an padaku." Riwayat Muslim

Salam sambut Ramadhan 1440 H.
Share:

Hadist-hadist tentang Ramadhan #2

Assalamualaikum, jumpa lagi dengan kampungcisitu blog, melanjutkan artikel yang kemarin seputar bulan Ramadhan,
semoga saja artikel-artikel seputar Ramadhan bermanfaat.

Hadits ke-11
Dari Anas Ibnu Malik Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda : "Makan sahurlah kalian, karena sesungguhnya dalam makan sahur itu ada berkahnya." Muttafaq Alaihi.

Hadits ke-12
Dari Sulaiman Ibnu Amir Al-Dlobby bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda : "Apabila seseorang di antara kamu berbuka, hendaknya ia berbuka dengan kurma, jika tidak mendapatkannya, hendaknya ia berbuka dengan air karena air itu suci." Riwayat Imam Lima. Hadits shahih menurut Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, dan Hakim.

Hadits ke-13
Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang puasa wishol (puasa bersambung tanpa makan). Lalu ada seorang dari kaum muslimin bertanya : Tetapi baginda sendiri puasa wishol, wahai Rasulullah? Beliau menjawab : "Siapa di antara kamu yang seperti aku, aku bermalam dan Tuhanku memberi makan dan minum." Karena mereka menolak untuk berhenti puasa wishol, maka beliau berpuasa wishol bersama mereka sehari, kemudian sehari. Lalu mereka melihat bulan sabit, maka bersabdalah beliau : "Seandainya bulan sabit tertunda aku akan tambahkan puasa wishol untukmu, sebagai pelajaran bagi mereka menolak untuk berhenti." Muttafaq Alaihi.

Hadits ke-14
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda : "Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dusta dan mengerjakannya serta berlaku bodoh, maka tidak ada keperluan bagi Allah untuk meninggalkan makanan dan minumannya." Riwayat Bukhari dan Abu Dawud. Lafadznya menurut riwayat Abu Dawud.

Hadits ke-15
'Aisyah Radliyallaahu 'anhu berkata : Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah mencium sewaktu berpuasa dan mencumbu sewaku berpuasa, akan tetapi beliau adalah orang yang paling kuat menahan nafsunya di antara kamu. Muttafaq Alaihi dan lafadznya menurut Muslim. Dalam suatu riwayat ditambahkan : Pada bulan Ramadhan.

Hadits ke-16
Dari Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah berbekam dalam keadaan ihram dan pernah berbekam sewaktu berpuasa. Riwayat Bukhari.

Hadits ke-17
Dari Syaddad Ibnu Aus bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah melewati seseorang yang sedang berbekam pada bulan Ramadhan di Baqi', lalu beliau bersabda : "Batallah puasa orang yang membekam dan dibekam." Riwayat Imam Lima kecuali Tirmidzi. Hadits shahih menurut Ahmad, Ibnu Khuzaimah, dan Ibnu Hibban.

Hadits ke-18
Anas Ibnu Malik Radliyallaahu 'anhu berkata : Pertama kali pembekaman bagi orang yang puasa itu dimakruhkan adalah ketika Ja'far Ibnu Abu Thalib berbekam sewaktu berpuasa. Lalu Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melewatinya dan beliau bersabda : "Batallah dua orang ini." Setelah itu Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memberikan keringanan untuk berbekam bagi orang yang berpuasa. Dan Anas pernah berbekam ketika berpuasa. Riwayat Daruquthni dan ia menguatkannya.

Hadits ke-19
Dari 'Aisyah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memakai celak mata pada bulan Ramadhan sewaktu beliau berpuasa. Riwayat Ibnu Majah dengan sanad yang lemah. Tirmidzi berkata: Dalam bab ini tidak ada hadits yang shahih.

Hadits ke-20
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda : "Barangsiapa lupa bahwa ia sedang berpuasa, lalu ia makan dan minum, hendaknya ia meneruskan puasanya, karena sesungguhnya ia telah diberi makan dan minum oleh Allah." Muttafaq Alaihi

Selamat sambut Ramadhan 1440 H.
Share:

BPD Sukamulya akan segera berakhir

Assalamualaikum, jumpa lagi dengan kampungcisitu blog yang menghadirkan imformasi akurat.

Artikel kali ini bersumber dari Kantor Desa Sukamulya dimana memberitahukan bahwa Badan Permusyawaratan Desa (BPD) akan berakhir masa jabatannya pada bulan Oktober 2019.

Dari imformasi yang beredar Pemerintah Desa Sukamulya menyebar pemberitahuan kepada masyarakat yang mau menjadi Anggota BPD dengan 2 ketentuan persyaratan :

1. PERSYARATAN UMUM
  • Bertaqwa Kepada Tuhan YME
  • Memegang teguh pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (MKRI) dan
  • Bhineka Tunggal Ika
  • Berusia 20 (dua puluh) tahun atau sudah/pernah menikah
  • Pendidikan paling rendah tamat sekolah menengah pertama atau sederajat
  • Bukan Perangkat Desa
  • Bersedia dicalonkan menjadi anggota BPD
  • Wakil penduduk desa yang yang dipilih secara demokratis


2. PERSYARATAN KHUSUS
  • Photo copy ijazah, Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK)
  • Photo ukuran 3x4 dan 4x6 masing-masing 2 (dua) lembar
  • Surat Keterangan Berkelakuan Baik dari Kepolisian (POLRES)
  • Surat Keterangan Sehat dari Dokter
  • Surat keterang bebas Narkoba dari Badan Narkotik Nasional (BNN)
  • Surat keterangan tidak terlibat organisasi terlarang, tersangka hukum dari pengadilan

Bagi warga Sukamulya yang berminat silahkan hubungi Kantor Desa Sukamulya.
Semoga bermanfaat.
Share:

Hadist-hadist tentang Ramadhan #1

Assalamualaikum, jumpa lagi dengan kampungcisitu blog, tidak kurang dari 11 hari lagi kita akan sampai di bulan Ramadhan, berkaitan dengan Ramadhan saya tuliskan hadist yang saya angkat dari Bulughul Maram Min Adilatil Ahkam yang berkaitan dengan Ramadhan.

Hadits ke-1
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda : "Janganlah engkau mendahului Ramadhan dengan berpuasa sehari atau dua hari, kecuali bagi orang yang terbiasa berpuasa, maka bolehlah ia berpuasa." Muttafaq Alaihi.

Hadits ke-2
Ammar Ibnu Yasir Radliyallaahu 'anhu berkata : Barangsiapa berpuasa pada hari yang meragukan, maka ia telah durhaka kepada Abdul Qasim (Muhammad) Shallallaahu 'alaihi wa Sallam Hadits mu'allaq riwayat Bukhari, Imam Lima menilainya maushul, sedang Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban menilainya hadits shahih.

Hadits ke-3
Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu berkata : Aku mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda : "Apabila engkau sekalian melihatnya (bulan) berpuasalah, dan apabila engkau sekalian melihatnya (bulan) berbukalah, dan jika awan menutupi kalian maka perkirakanlah." Muttafaq Alaihi. Menurut riwayat Muslim : "Jika awan menutupi kalian maka perkirakanlah tiga puluh hari." Menurut riwayat Bukhari : "Maka sempurnakanlah hitungannya menjadi tigapuluh hari."

Hadits ke-4
Menurut riwayatnya dari hadits Abu Hurairah : "Maka sempurnakanlah hitungan bulan Sya'ban 30 hari."

Hadits ke-5
Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu berkata : Orang-orang melihat bulan sabit, lalu aku beritahukan kepada Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bahwa aku benar-benar telah melihatnya. Lalu beliau berpuasa dan menyuruh orang-orang agar berpuasa. Riwayat Abu Dawud. Hadits shahih menurut Hakim dan Ibnu Hibban.

Hadits ke-6
Dari Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu bahwa ada seorang Arab Badui menghadap Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, lalu berkata : Sungguh aku telah melihat bulan sabit (tanggal satu). Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bertanya : "Apakah engkau bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah?" Ia berkata : Ya. Beliau bertanya: "Apakah engkau bersaksi bahwa Muhammad itu utusan Allah." Ia menjawab : Ya. Beliau bersabda: "Umumkanlah pada orang-orang wahai Bilal, agar besok mereka berpuasa." Riwayat Imam Lima. Hadits shahih menurut Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban, sesang Nasa'i menilainya mursal.

Hadits ke-7
Dari Hafshah Ummul Mukminin bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda : "Barangsiapa tidak berniat puasa sebelum fajar, maka tidak ada puasa baginya." Riwayat Imam Lima. Tirmidzi dan Nasa'i lebih cenderung menilainya hadits mauquf. Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban menilainya shahih secara marfu'. Menurut riwayat Daruquthni : "Tidak ada puasa bagi orang yang tidak meniatkan puasa wajib semenjak malam."

Hadits ke-8
'Aisyah Radliyallaahu 'anhu berkata : Suatu hari Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam masuk ke rumahku, lalu beliau bertanya : "Apakah ada sesuatu padamu?" Aku menjawab: Tidak ada. Beliau bersabda : "Kalau begitu aku berpuasa." Pada hari lain beliau mendatangi kami dan kami katakan : Kami diberi hadiah makanan hais (terbuat dari kurma, samin, dan susu kering). Beliau bersabda : "Tunjukkan padaku, sungguh tadi pagi aku berpuasa." Lalu beliau makan. Riwayat Muslim.

Hadits ke-9
Dari Sahal Ibnu Sa'ad Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda : "Orang-orang akan tetap dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka." Muttafaq Alaihi.

Hadits ke-10
Menurut riwayat Tirmidzi dari hadits Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Allah 'Azza wa Jalla berfirman : Hamba-hamba-Ku yang paling Aku cintai adalah mereka yang paling menyegerakan berbuka."

Semoga bermanfaat.
Share:

Hadist-hadist seputar Shaum

 Assalamualaikum, tidak lebih dari 14 hari lagi kita akan sampai ke bulan penuh Rahmat dan Ampunan yaitu Ramadhan.


Berkaitan dengan bulan Ramadhan saya menulis beberapa hadist seputar Shaum.

Hadits ke-1
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Janganlah engkau mendahului Ramadhan dengan berpuasa sehari atau dua hari, kecuali bagi orang yang terbiasa berpuasa, maka bolehlah ia berpuasa." Muttafaq Alaihi.

Hadits ke-2
Ammar Ibnu Yasir Radliyallaahu 'anhu berkata: Barangsiapa berpuasa pada hari yang meragukan, maka ia telah durhaka kepada Abdul Qasim (Muhammad) Shallallaahu 'alaihi wa Sallam Hadits mu'allaq riwayat Bukhari, Imam Lima menilainya maushul, sedang Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban menilainya hadits shahih.

Hadits ke-3
Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila engkau sekalian melihatnya (bulan) berpuasalah, dan apabila engkau sekalian melihatnya (bulan) berbukalah, dan jika awan menutupi kalian maka perkirakanlah." Muttafaq Alaihi. Menurut riwayat Muslim: "Jika awan menutupi kalian maka perkirakanlah tiga puluh hari." Menurut riwayat Bukhari: "Maka sempurnakanlah hitungannya menjadi tigapuluh hari.

Hadits ke-4
Menurut riwayatnya dari hadits Abu Hurairah: "Maka sempurnakanlah hitungan bulan Sya'ban 30 hari."

Hadits ke-5
Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu berkata: Orang-orang melihat bulan sabit, lalu aku beritahukan kepada Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bahwa aku benar-benar telah melihatnya. Lalu beliau berpuasa dan menyuruh orang-orang agar berpuasa. Riwayat Abu Dawud. Hadits shahih menurut Hakim dan Ibnu Hibban.

Hadits ke-6
Dari Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu bahwa ada seorang Arab Badui menghadap Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, lalu berkata: Sungguh aku telah melihat bulan sabit (tanggal satu). Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bertanya: "Apakah engkau bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah?" Ia berkata: Ya. Beliau bertanya: "Apakah engkau bersaksi bahwa Muhammad itu utusan Allah." Ia menjawab: Ya. Beliau bersabda: "Umumkanlah pada orang-orang wahai Bilal, agar besok mereka berpuasa." Riwayat Imam Lima. Hadits shahih menurut Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban, sesang Nasa'i menilainya mursal.

Hadits ke-7
Dari Hafshah Ummul Mukminin bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa tidak berniat puasa sebelum fajar, maka tidak ada puasa baginya." Riwayat Imam Lima. Tirmidzi dan Nasa'i lebih cenderung menilainya hadits mauquf. Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban menilainya shahih secara marfu'. Menurut riwayat Daruquthni: "Tidak ada puasa bagi orang yang tidak meniatkan puasa wajib semenjak malam."

Hadits ke-8
'Aisyah Radliyallaahu 'anhu berkata: Suatu hari Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam masuk ke rumahku, lalu beliau bertanya: "Apakah ada sesuatu padamu?" Aku menjawab: Tidak ada. Beliau bersabda: "Kalau begitu aku berpuasa." Pada hari lain beliau mendatangi kami dan kami katakan: Kami diberi hadiah makanan hais (terbuat dari kurma, samin, dan susu kering). Beliau bersabda: "Tunjukkan padaku, sungguh tadi pagi aku berpuasa." Lalu beliau makan. Riwayat Muslim.

Hadits ke-9
Dari Sahal Ibnu Sa'ad Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Orang-orang akan tetap dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka." Muttafaq Alaihi.

Hadits ke-10
Menurut riwayat Tirmidzi dari hadits Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Allah 'Azza wa Jalla berfirman: Hamba-hamba-Ku yang paling Aku cintai adalah mereka yang paling menyegerakan berbuka."

Semoga bermanfaat.
Share:

Akhir dari PEMILU

Assalamualaikum, jumpa lagi dengan kampungcisitu blog.

PEMILU 17 April 2019 sudah berakhir dan ditiap TPS pun ada yang sudah beres perhitungan dan ada yang masih perhitungan.

Di TPS 5 MI CISITU hasil pantauan cisitu online, perhitungan keseluruhan sampai pukul kurang lebih 00:00 ( jam 12 malam) dengan perolehan hasil untuk PILPRES adalah :

Jokowi - Amin = 41
Prabowo - Sandi = 153

Hasil pantauan cisitu online di situs KPU sampai jam 09:15 menit adalah :

(01) Ir. H. JOKO WIDODO - Prof. Dr. (H.C) KH.MA'RUF AMIN (54.18%)
Perolehan Suara : 6.796.473

(02) H. PRABOWO SUBIANTO - H. SANDIAGASALAHUDIN UNO (45.82%)
Perolehan Suara : 5.747.796

semoga bermanfaat.
Share:

SEJARAH TAHUN HIJRIYAH

Assalamualaikum, jumpa lagi di artikel berikut semoga artikel ini dapat bermanfaat.

Tahun Hijriyah adalah kalender Islam yang didasarkan atas peredaran bulan (qamariyah). Maka tidaklah salah apabila ada yang menyebutnya tahun Qamariyah.

Tahun Hijriyah dihitung dari hijrahnya Nabi Muhammad sallahu ‘alaihi wa sallam. sebagai tahun pertama. Penetapan tahun hijriyah dilakukan pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khatthab, tepatnya pada tahun keempat ia berkuasa, yakni hari Kamis, 8 Rabi’ul Awal tahun 17 Hijriyah.

Sebelum penetapan tahun Hijriyah, dari masa ke masa dihitung berdasarkan peristiwa-peristiwa penting.
Seperti penamaan Tahun Azan sebagai tahun pertama, karena pada saat itulah disyariatkan azan.
Atau penamaan Tahun Wada yang artinya "perpisahan" sebagai tahun kesepuluh.
Sebab, pada masa itulah, Nabi Muhammad  sallahu ‘alaihi wa sallam, melaksanakan haji wada’ yang merupakan haji terakhir.

Tahun Hijriyah terdiri dari 12 (dua belas) bulan dengan jumlah hari 30 dan 29 yang silih berganti setiap bulan. Penetapan bulan sebanyak 12 ini, sesuai dengan firman Allah SWT, ”Sesungguhnya bilangan bulan disisi Allah ada dua belas, dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi.

Di antara bulan-bulan itu, ada empat bulan yang dihormati (Zulqaidah, Zulhijjah, Muharram dan Rajab). Itulah ketetapan agama yang lurus.
Maka janganlah kamu menganiaya diri (maksudnya mengerjakan perbuatan yang melanggar kehormatan bulan-bulan itu dengan mengadakan peperangan) pada bulan-bulan itu.
Perangilah kaum Musyrik itu semuanya sebagaimana mereka memerangimu semuanya. Dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” (Q.S. At Taubah : 36).

Islam mengikuti tarikh Hijriah yang dihitung sejak Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah (622). Perhitungan hari dan bulan Hijriah didasarkan pada peredaran bulan, Tarikh Hijriah mempunyai 12 bulan, berikut nama bulan Hijriah :

Nama bulan Hijriah (Qomariyah) dalam Islam :
  1. Muharam (Muharram)
  2. Safar (Safar)
  3. Rabiulawal (Rabi’al-Awwal)
  4. Rabiulakhir (Rabi’al-Akhir)
  5. Jumadilawal (Jumada al-Awwal)
  6. Jumadilakhir (Jumada al-Akhir)
  7. Rajab (Rajab)
  8. Syakban (Sya’ban)
  9. Ramadan (Ramadan)
  10. Syawal (Syawwal)
  11. Zulkaidah (Zu al-Qa’dah)
  12. Zulhijah (Zu al-Hijjah)

1. MUHARAM
Pada bulan ini larangan perang terhadap kaum Kafir Quraisy dicabut. Bagi kaum Syiah, Muharam merupakan bulan ratapan atas kematian Husein bin Ali (10 Muharam 61)

2. SHAFAR
Safar (safar) adalah bulan ke-2 dalam bulam Kamariah yang berarti “kosong” atau “kuning”. Pada masa lalu, para pria Arab pergi ke luar rumah mereka untuk berperang, berdagang dan bertualang setiap bulan Safar tiba. Rumah-rumah pun menjadi kosong.

3. RABI’UL AWAL
Rabiulawal (Rabi’al-Awwal) adalah bulan ke-3 dalam bulan Kamariah. Pada tanggal 12 Rabiulawal dirayakan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW (Maulid). Peringatan ini dirayakan di seluruh dunia, meskipun caranya berbeda-beda menurut budaya lokal.

4. RABI’UL AKHIR
Bulan ke-4 dinamai Rabiulakhir (Ar.: Rabi’ al-Akhir), yang berarti “menetap terakhir”, karena pada masa lalu pria Arab menetap dirumah untuk terakhir kalinya.

5. JUMADIL AWAL
Jumadilawal (Jumada al-Awwal) adalah bulan ke-5 dalam bulan Kamariah yang berarti “kemarau pertama”

6. JUMADIL AKHIR
Jumadilakhir (jumada al-Akhir) adalah bulan ke6 dalam bulan Kamariah yang berarti “kemarau terakhir”

7. ROJAB
Rajab (Rajab) adalah bulan ke-7 dalam bulan Kamariah yang berarti “mulia”. Menurut sejrahnya, bulan Rajab dimuliakan orang Arab dengan menyembelih anak unta pertama dari induknya. Pada bulan ini dilarang berperang dan pintu Ka’bah dibuka.

8. SYA’BAN
Syakban (Sya’ban) adalah bulan ke-8 dalam bulan Kamariah yang berarti “berserak-serak”. Menurut sejarahnya, orang Arab bertebaran pergi ke lembah dan oase untuk mencari air pada bulan ini.

9. ROMADHON
Bulan ke-9 dalam tarikh Hijrah dinamai Ramadan, yang secara etimologis berarti “terik” atau “terbakar” karena pada bulan ini cuaca sangat terik dan panas di Semenanjung Arabia. Pada masa Islam, bulan Ramadan merupakan bulan ibadah puasa.

10. SYAWAL
Pada masa Islam, bulan Syawal berarti “peningkatan kebajikan setelah melewati masa latihan pengendalian diri selama sebulan penuh dengan puasa Ramadan”. Pada awal bulan Syawal, kaum muslim merayakan Hari Raya Idul Fitri atau perayaan yang menandai kemenangan melawan hawa nafsu.

11. ZULQAIDAH
Zulkaidah (Zu al-Qa’dah), bulan ke-11 dalam bulan Kamariah, yang berarti “yang empunya duduk”.
Pada bulan ini orang Arab biasanya duduk-duduk saja di rumah

12. ZULHIJJAH
Bulan ke-12 disebut Zulhijah (Ar.: Zu al-Hijjah) yang berarti “yang empunya haji”. Dahulu pada bulan ini kebiasaan untuk melakukan ibadah haji ke Mekah (Ka’bah). Dalam agama Islam, ibadah haji masih tetap dilaksanakan pada bulan Zulhijah menurut contoh Nabi Muhammad SAW, yakni pada tanggal 8, 9 dan 10 Zulhijah.

Semoga bermanfaat.
Share:

Komentar

Popular Posts

Label

Blog Archive

Recent Posts

Recent Posts Widget

Data Lengkap

Data Lengkap
Kampung Cisitu The Best